Professional Documents
Culture Documents
Di sebelah kiri bawah terdapat PADI dan KAPAS yang melambangkan sila
kelima, Keadilan So sial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Padi dan kapas digunakan karena merupakan kebutuhan dasar setiap manusia,
yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran
yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang
bertuliskan " BHINNEKA TUNGGAL IKA " yang ditulis dengan huruf latin, yang
merupakan semboyan negara Indonesia. Kata Bhineka berarti beraneka ragam
atau berbeda-beda, Kata Tunggal berarti satu, dan Kata Ika berarti itu. Perkataan
bhinneka tunggal ika merupakan kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti "
berbeda-beda tetapi tetap satu jua ". Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma
karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa
Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan,
bahasa, serta agama.
2. Mohammad Hatta
3. Sayuti Melik
4. Ahmad Soebardjo
5. Sutan Syahrir
pada bulan Juli 1944. Sekutu kemudian menyerang Ambon, Makasar, Manado,
Tarakan, Balikpapan, dan Surabaya.
Menghadapi situasi yang kritis itu, maka pada tanggal 1 Maret 1945 pemerintah
pendudukan Jepang di Jawa yang dipimpin oleh Panglima tentara ke-16 Letnan
Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai
atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Tujuan pembentukan badan tersebut adalah menyelidiki dan mengumpulkan bahanbahan penting tentang ekonomi, politik dan tata pemerintahan sebagai persiapan
untuk kemerdekaan Indonesia.
Walaupun dalam penyusunan keanggotaan berlangsung lama karena terjadi tawar
menawar antara pihak Indonesia dan Jepang, namun akhirnya BPUPKI berhasil
dilantik 28 Mei 1945 bertepatan dengan hari kelahiran Kaisar Jepang, yaitu Kaisar
Hirohito. Adapun keanggotaan yang terbentuk berjumlah 67 orang dengan ketua Dr.
K.R.T. Radjiman Widiodiningrat dan R. Suroso dan seorang Jepang sebagai
wakilnya Ichi Bangase ditambah 7 anggota Jepang yang tidak memiliki suara. Ir.
Soekarno yang pada waktu itu juga dicalonkan menjadi ketua, menolak
pencalonannya karena ingin memperoleh kebebasan yang lebih besar dalam
perdebatan, karena biasanya peranan ketua sebagai moderator atau pihak yang
menegahi dalam memberi keputusan tidak mutlak.
Pada tanggal 28 Mei 1945 dilangsungkanlah upacara peresmian BPUPKI bertempat
di Gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon Jakarta, dihadiri oleh Panglima Tentara
Jepang Wilayah Ketujuh Jenderal Itagaki dan Panglima Tentara Keenam Belas di
Jawa Letnan Jenderal Nagano. BPUPKI mulai melaksanakan tugasnya dengan
melakukan persidangan untuk merumuskan undang-undang dasar bagi Indonesia
kelak. Hal utama yang dibahas adalah dasar negara bagi negara Indonesia
merdeka.
Selama masa tugasnya BPUPKI hanya mengadakan sidang dua kali. Sidang
pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 di gedung Chou Sang In
di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal dengan sebutan Gedung
Pancasila. Pada sidang pertama, Dr. KRT. Rajiman Widyodiningrat selaku ketua
dalam pidato pembukaannya menyampaikan masalah pokok menyangkut dasar
negara Indonesia yang ingin dibentuk pada tanggal 29 Mei 1945.
Ada tiga orang yang memberikan pandangannya mengenai dasar negara Indonesia
yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Supomo dan Ir. Soekarno.
Orang pertama yang memberikan pandangannya adalah Mr. Muhammad Yamin.
Dalam pidato singkatnya, ia mengemukakan lima asas yaitu:
a. peri kebangsaan
b.
c.
d.
e.
peri ke Tuhanan
kesejahteraan rakyat
peri kemanusiaan
peri kerakyatan
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo dalam pidatonya mengusulkan pula
lima asas yaitu:
a. persatuan
b. mufakat dan demokrasi
c. keadilan social
d. kekeluargaan
e. musyawarah
Pada sidang hari ketiga tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima dasar
negara Indonesia merdeka yaitu:
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme dan peri kemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan social
e. Ketuhanan yang Maha Esa.
Kelima asas dari Ir. Soekarno itu disebut Pancasila yang menurut beliau dapat
diperas menjadi Tri Sila atau Tiga Sila yaitu:
a. Sosionasionalisme
b. Sosiodemokrasi
c. Ketuhanan yang berkebudayaan
Bahkan menurut Ir. Soekarno Trisila tersebut di atas masih dapat diperas menjadi
Eka sila yaitu sila Gotong Royong.
Meskipun sudah ada tiga usulan tentang dasar negara, namun sampai 1 Juni 1945
sidang BPUPKI belum berhasil mencapai kata sepakat tentang dasar negara. Maka
diputuskan untuk membentuk panitia khusus yang diserahi tugas untuk membahas
dan merumuskan kembali usulan dari anggota, baik lisan maupun tertulis dari hasil
sidang pertama. Panitia khusus ini yang dikenal dengan Panitia 9 atau panitia kecil
yang terdiri dari:
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)
3. KH. Wachid Hasyim (anggota)
4. Abdoel Kahar Muzakar (anggota)
5. A.A. Maramis (anggota)
6. Abikoesno Tjokrosoeyoso (anggota)
7. H. Agus Salim (anggota)
8. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
9. Mr. Muhammad Yamin (anggota).
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan pertemuan. Hasil dari
pertemuan tersebut, direkomondasikan Rumusan Dasar Negara yang dikenal
dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisi
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Coba Anda perhatikan rumusan piagam Jakarta point pertama, konsep inilah yang
pada akhirnya mengalami perubahan karena adanya kritik bahwa bangsa Indonesia
majemuk dalam beragama. Di sisi lain konsep tersebut saat ini sedang gencargencarnya untuk diusahakan kembali yaitu upaya untuk menjalankan syariat Islam
Kejadian ini merupakan momentum yang sangat penting karena disinilah masa
depan bangsa dan negara dibentuk.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI atau Dokurtsu Junbi Cosakai dibubarkan
oleh Jepang karena dianggap terlalu cepat mewujudkan kehendak Indonesia
merdeka dan mereka menolak adanya keterlibatan pemimpin pendudukan Jepang
dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal itu pula dibentuk PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai, dengan anggota
berjumlah 21 orang terdiri dari 12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang
dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari
Maluku, 1 orang dari Tionghoa.
pekerjaan
BPUPKI
dan
mempersiapkan
b.
1)
2)
3)
4)
c.
1)
2)
3)
Sidang III PPKI tanggal 22 Agustus 1945 menghasilkan keputusan sebagai berikut:
Dibentuknya Komite Nasional
Dibentuknya Partai Nasional Indonesia
Dibentuknya tentara kebangsaan
Tanggal 22 Agustus 1945 PPKI menyelesaikan tugasnya, tetapi PPKI baru dibubarkan pada
tanggal 29 Agustus 1945 bersamaan dengan pelantikan anggota Komite Nasional Indonesia.