Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang
dapat menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Nyamuk penularnya ( Aedes Aegypti ) yang
tersebar luas sehingga penularannya dapat terjadi di semua tempat. Karena banyaknya
kasus demam berdarah yang terjadi negara Indonesia, maka Indonesia berencana
meluncurkan hari demam berdarah se-ASEAN (ASEAN Dengue Day) yang disepakati setiap
tanggal 15 Juni. Tujuan dari peluncuran ASEAN Dengue Day ini adalah meningkatkan
komitmen nasional dan antarnegara anggota ASEAN pada upaya pengendalian demam
berdarah, baik pencegahan, penanggulangan, hingga tata laksana sehingga angka kejadian
dan kematian akibat DBD bisa ditekan. Kasus DBD di Kaltim, tahun 2007 mencapai 5.244
kasus meninggal dunia 102 orang. Tahun 2008 sebanyak 5.777 kasus meninggal 105 orang
dan tahun 2009 sebanyak 5.244 kasus meninggal sebanyak 68 orang. Terbanyak
penderitanya adalah di Samarinda, Balikpapan dan Kukar dengan angka kematian sebesar
1,9 persen. Berdasarkan dana Dinkes Samarinda tahun 2009 terdapat 1.138 kasus dengan
angka kejadian 26/10.000 penduduk. Sedangkan di Indonesia, Dengan jumlah kematian
sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus demam
berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia bekerja sama dengan negara-negara
anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD. Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD
di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus. Menurut Rita, potensi penyebaran DBD di
antara negara-negara anggota ASEAN cukup tinggi mengingat banyak wisatawan keluar
masuk dari satu negara ke negara lain.
Bila pada kasus anak dengan DHF ini lambat penanganannya, maka akan dapat
terjadi
komplikasi
seperti
efusi
pleura
karena
adanya
kebocoran
lambung
akibat
An. W dengan diagnose medis DHF sehingga penulisan dalam makalah ini mengambil judul
Asuhan Keperawatan Pada Klien An. W dengan Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ).
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1
Tujuan umum
Memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penyakit DHF serta agar dapat
Tujuan Khusus
Diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan DHF,
b.
c.
d.
e.
f.
1.3
1.3.1
Manfaat Penulisan
1.3.2
1.4
Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun dengan urutan :
Bab 1 Pendahuluan
Terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, dan Sistematika Penulisan
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Terdiri dari Pengertian, Etiologi, Patofisiologi.
Bab 3 Tinjauan Kasus
Terdiri dari uraian asuhan keperawatan yang berisi pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1 Pengertian
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk
lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara
efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Suriadi &
Yuliani, 2001).
Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili
Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang
dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai
tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. (Saroso, 2007)
2.1.2 Etiologi
DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah
diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup B dari arthropedi borne
viruses ( Arbovirus ), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi oleh salah satu serotype
menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan, tetapi tidak ada
perlindungan terhadap serotipr lain. Virus dengue ini terutama ditularkan melalui vector
nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes albopictus,
aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain kurang berperan. Jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh Indonesia kecuali di ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut.
Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur hingga dewasa memerlukan waktu
sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta
memilih dari manusia untuk memotong telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak dapat
menghisap darah, melainkan hidup Dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur nyamuk Aedes
Aegypti betina sekitar 2 minggu. ( Hadinegoro, 1999 )
2.1.3 Patofisiologi
Virus dengue masuk pertama kali ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk,
terinfeksi oleh virus dengue untuk pertama kalinya atau mendapat infeksi berulang virus
dengue lainnya. Saat virus masuk kedalam peredaran darah melalui gigitan nyamuk, terjadi
infeksi virus dengue yang akan merangsang endotoxin,selanjutnya merangsang zat pyrogen
dan endogen, mengakibatkan interleukin 1, menggeser set point dari titik normal, sehingga
terjadi menggigil, demam, dan terjadi hipertermia mendadak. Dari hipertermi akan
meningkatkan stress, merangsang keluarnya histamine, menyebabkan peningkatan HCI,
mengiritasi lambung, terjadi mual dan penurunan nafsu makan, masukan yang tidak
adekuat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yaitu kurang dari kebutuhan
tubuh.
2.1.4 Pemeriksaan penunjang
a. Darah
Pada demam dengue terdapat leucopenia pada hari ke 2 atau ke 3 pada DBD dijumpai
trombositopenia dan hemokonsentrasi
b. Air Seni
Mungkin ditemukan albuminuria ringan
Bila anak diduga atau sudah didiagnosa medis DHF, maka hal yang harus dilakukan adalah :
a.
Tirah baring
b.
Beri makanan yang lunak. Apabila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum
banyak 1, - 2 liter dalam 24 jam ( susu, air, dengan gula atau sirup ). Atau air tawar yang
ditambahkan dengan garam saja.
c.
d.
Pemberian cairan intravena pada anak tanpa renjatan dilakukan bila anak terus menerus
muntah, sehingga tidak mungkin diberi makanan peroral atau didapatkan nilai hematokrit
yang terus meningkat ( >40vol% ). Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat
dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5 % dalam 1/3 larutan NaCl
0,9% dengan jumlah tetesan 16 x/ menit.
2.1.7 Prognosis
Kasus DBD di Kaltim, tahun 2007 mencapai 5.244 kasus meninggal dunia 102 orang.
Tahun 2008 sebanyak 5.777 kasus meninggal 105 orang dan tahun 2009 sebanyak 5.244
kasus meninggal sebanyak 68 orang. Terbanyak penderitanya adalah di Samarinda,
Balikpapan dan Kukar dengan angka kematian sebesar 1,9 persen. Berdasarkan dana Dinkes
Samarinda tahun 2009 terdapat 1.138 kasus dengan angka kejadian 26/10.000 penduduk.
Sedangkan di Indonesia, Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010,
Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu,
Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit
DBD. Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000
kasus.
2.1.8 Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu
nyamuk
Aedes
Aegypti.
Pengendalian
nyamuk
tersebut
dapat
dilakukan
dengan
Lingkungan
Metode
lingkungan
pemberantasan
sarang
untuk
mengendalikan
nyamuk,
nyamuk
pengelolaan
tersebut
sampah
padat,
antara
lain
dengan
modifikasi
tempat
Biologis
Pengendalian biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( ikan cupang )
c.
Kimiawi
Pengendalian kimiawi antara lain :
1)
2)
Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas
bunga, kolam, dan lain-lain.
1.2
1.2.1
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam melakukan
pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat
diketahui kebutuhan klien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan
membantu menentukan status kesehatan dan pola pertahanan klien serta memudahkan
dalam perumusan diagnosa keperawatan. ( Doenges : 2000 ).
Tahap pengkajian adalah sebagai berikut :
a.
b.
1)
2)
3)
4)
Tanggal anak masuk rumah sakit, diagnose medis, dan segala sumber informasi yang
diperoleh.
c.
Keluhan utama, yaitu alas an yang paling menonjol pada pasien dengan DHF untuk
datang ke rumah sakit
d.
Riwayat kesehatan
1)
2)
3)
Palpasi, adalah jenis pemeriksaan fisik dengan meraba klien. Auskultasi, adalah dengan cara
mendengarkan menggunakan stetoskop ( auskultasi dinding abdomen untuk mengetahu
bising usus )
e.
Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya
komplikasi dapat dihindari
f.
Riwayat gizi
Status gii anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi
baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang
menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun.
Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi,
maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi
kurang.
g.
Pola kebiasaan
1)
Nutrisi dan metabolism : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, dan nafsu
makan menurun.
2)
3)
Eliminasi urine perlu dikaji apakah sering buang air kecil, sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada
DHF grade IV sering terjadi hematuria
4)
Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri
otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
5)
Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung
kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk.
h.
Pemeriksaan laboratorium
2)
Trambositopenia (100.000/ml)
3)
Leukopenia
4)
5)
6)
7)
8)
1.2.2
Diagnosa Keperawatan
b.
c.
d.
e.
a.
Konvulsi
Kulit kemerahan
Kejang
Takikardi
Takipnea
b.
Kulit kering
Peningkatan hematokrit
Haus
Kelemahan
c.
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Kerapuhan kapiler
Diare
Kurang makanan
Kurang informasi
Kesalahan konsepsi
Kesalahan informasi
d.
Perilaku hiperbola
Pengungkapan masalah
1.2.3
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat
pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk
mencapai tujuan tersebut. ( Perry Potter, 2005 )
a.
Menetapkan
prioritas
bukan
semata-mata
memberikan
nomor
pada
diagnose
Merumuskan tujuan dan criteria hasil, pedoman penulisan criteria hasil berdasarkan
SMART
Nanda ( 2009 ) dan Doenges ( 2000 ), menyatakan bahwa rencana tindakan keperawatan
yang dapat disusun untuk setiap diagnose adalah :
a.
Tujuan
: Mempertahankan suhu tubuh normal dengan criteria hasil suhu tubuh 35,5 0-37,00c
Kriteria hasil
: Suhu tubuh antara 36 370 c, membrane mukosa basah, nyeri otot hilang
Rencana
1)
Rasional
2)
Rasional
3)
Rasional
b.
Tujuan
: Kebutuhan cairan terpenuhi dengan criteria hasil mata tidak cekung, membrane
mukosa tetap lembab, turgor kulit baik
Kriteria hasil
: Turgor kulit baik, kulit tidak kering, membrane mukosa tetap lembab
Rencana
1)
Rasional
2)
Rasional
3)
c.
Tujuan
: Kebutuhan nutrisi adekuat dengan criteria hasil berat badan stabil atau meningkat
Rencana
1)
Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas
intake nutrisi
Rasional
2)
Rasional
4)
Rasional
5)
Rasional
d.
Tujuan
: Perfusi jaringan perifer adekuat dengan criteria hasil tanda-tanda vital stabil, nadi
8-100x/menit, pernapasan 15-25 x/menit, suhu tubuh aksila 35,5-37,0 c, tekanan
darah 95-1a20/50-70 mmHg
Rencana
1)
Rasional
2)
Nilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas seperti dingin, nyeri,
pembengkakan kaki
Rasional
e.
Tujuan
1)
Rasional
2)
resep
Rasional
3)
Rasional
1.2.4
dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. (Perry &
Potter, 2005 )
a)
b)
1.2.5
Evaluasi Keperawatan
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap
tindakan keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan. Evaluasi terjadi kapan
saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada hasil klien. Perawat
mengevaluasi apakah perilaku klien mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam
diagnose keperawatan. ( Perry Potter, 2005 )
Pada saat akan melakukan pendokumentasian, menggunakan SOAP, yaitu :
S
O
: Perencanaan merupakan pengembangan rencana untuk yang akan datang dari intervensi
Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang
dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. ( Perry
Potter, 2005 )
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Kasus
An. W berumur 3 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 20 September 2012. Ibu klien
mengatakan anaknya
muntah dan tidak adanya nafsu makan selama 3 hari. Ibu klien mengatakan bahwa sudah
lama mengalami demam tetapi ia hanya menganggap demam biasa.
3.1
Pengkajian
3.1.1
Identitas klien
An. W ( laki-laki ) berumur 3 tahun beragama islam dengan beralamatkan Jl. Siaga,
Samarinda , masuk rumah sakit pada tanggal 20 september 2012. Klien mulai dikaji pada
tanggal 21 September 2012 dan di diagnose medis DHF.
3.1.2
Nama ibu dari An. W adalah Ny. A berusia 56 tahun. Pendidikan terkhir ibu klien adalah
SLTP. Sehari-hari ibu klien bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ny. A sendiri beragama
islam dan bertempat tinggal di Jl. Siaga, Samarinda.
3.1.3
a.
Keluhan utama
Anak saya demam tanpa sebab sus
b.
Sebelumnya klien belum pernah masuk rumah sakit rawat inap. Klien demam kira-kira
selama 3 hari mulai tanggal 17 September 2012, paginya klien di kompres dan sudah tidak
panas lagi pada siang hari. Namun ternyata sore hari badan klien demam kembali. Ibu klien
langsung membawa ke rumah sakit karena khawatir dengan keadaan anknya.
c.
1)
Prenatal Care
Pemeriksaan kehamilan rutin di bidan praktek, selama hamil tidak ada keluhan atau
penyakit yang ibu alami. Ibu klien tidak pernah terpapar dengan radiasi. Berat badan selama
kehamilan 62 kg.
2)
Natal
Ibu melahirkan di bidan praktek. Jenis persalinan normal. Tidak ada komplikasi
selama/setelah persalinan
3)
Post natal
Kondisi bayi saat lahir tidak ada cacat. Klien lahir dengan BB : 18 Kg, PB : 101 Cm.
Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti sekarang.
4)
5)
Riwayat imunisasi
Klien mendapatkan imunisasi polio pada umur 1 bulan dan reaksinya adalah demam.
Imunisasi terakhir pada umur 3 bulan dengan mendapatkan imunisasi DPT.
6)
A.
a.
B.
: 16 kg
b.
BB sebelum sakit : 18 kg
c.
PB
: 101 cm
Berguling
: 6 bulan
b.
Merangkak
: 9 bulan
c.
Duduk
: 10 bulan
d.
Mengeluarkan suara
: 1 tahun
C.
Riwayat nutrisi
a.
Pemberian asi
Klien menyusui setelah lahir, klien mendapatkan asi langsung dari ibu. Lama pemberian
asi 1 tahun
b.
c.
d.
Riwayat psikososial
Klien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan seorang adiknya. Klien tidur
bersama dengan sang adik. Sehari hari klien bermain dengan adiknya karena klien tidak
mempunyai kegiatan khusus.
e.
Riwayat spiritual
Anggota keluarga klien rajin dalam beribadah
f.
1)
Nutrisi
Sebelum sakit klien suka makan. Sehari klien makan 3 kali dengan lauk apapun. Tetapi
saat sakit, klien hanya makan 1 2 kali yaitu sebanyak 3 4 sendok makan dari porsi makan
yang disediakan. Ibu klien mengatakan anak saya tidak nafsu makan .
2)
Cairan
Sebelum sakit klien minum susu setiap pagi jika ada dan minum air putih. Klien dalam
sehari minum 5 7 gelas perhari. Pada saat sakit klien hanya minum air putih saja dengan
takaran 2 gelas / 400 cc per hari dan diberi tambahan cairan infuse RL 28 tetes/menit.
3)
A.
Eliminasi
BAB
Sebelum sakit klien BAB 2 kali / hari dengan konsistensi lunak. Saat di rumah sakit klien
ada BAB 1 kali / hari dengan konsistensi lunak. Klien pergi ke toilet tanpa bantuan dan tanpa
pengawasan ibu klien.
B.
BAK
Sebelum sakit klien BAK 3 4 kali / hari dan saat sakit klien BAK 500 cc perhari, klien
tidak ada masalah dengan BAK.
C.
Istirahat Tidur
Sebelum sakit klien jarang tidur siang. Klien tidur malam mulai jam 21.00 06.00 WITA.
Klien tidak mengalami kesulitan tidur.
D.
Olahraga
Klien tidak mempunyai jadwal olahraga yang rutin. Klien biasanya hanya bermain sepak
bola hamper setiap hari dengan teman temannya.
E.
Personal Hygene
Klien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi, dan pasta gigi. Saat sakit klien
tidak dapat mandi sendiri dan hanya di seka oleh ibu klien dengan bantuan perawat
sebanyak 1 kali sehari. Rambut klien terlihat bersih karena ibu klien rajin menyisir rambut
klien.
F.
G.
Rekreasi
Klien hanya berkunjung ketempat keluarga terdekat. Dalam keluarga klien tidak ada
program khusus dalam rekreasi baik sebelum sakit maupun saat sakit.
g.
Pemeriksaan fisik
1)
Keadaan umum
KU
Nadi
: 126x/menit
Suhu
: 380 C
Pernafasan
3)
: 28x/menit
Antropometri
A.
BB
: 16 Kg
B.
TB
C.
Lingkar kepala
D.
: 16 cm
E.
Lingkar dada
: 51 cm
F.
Lingkar perut
: 52 cm
4)
Sistem pernapasan
: 101 cm
: 39 cm
Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada tumor teraba, gerakan dada saat bernafas
simetris.
5)
Kardiovaskuler
6)
Sistem pencernaan
Kemampuan menelan klien baik, tidak ada kembung, mukosa bibir kering.
7)
Sistem indra
Mata
Hidung
Telinga
Sistem syaraf
Tingkat kesadaran komposmentis
Gerakan tubuh lemah
Fungsi sensorik klien baik pada sentuhan benda tajam dan benda dingin dengan
menolaknya
9)
Sistem integemen
Rambut
Kulit
Kuku
Terapi
Amoxsan : 3 x 500 mg
Sanmol : 3 x sendok
Vometa ; 3 x sendok
IVFD RL : 28 Tetes / menit
3.1.4
Klasifikasi Data
Tabel 3.1
Data Subyektif
badan anak saya panas
anak
saya
minumnya
kurang
Data Obyektif
1.
Suhu tubuh 380 c
2.
3.
sekali
1.
2.
3.
2.
3.
4.
No Data
1
DS : Badan anak saya
Etiologi
Bakteri
Masalah
Peningkatan suhu
dan
tubuh
kadang
Masuk
kedalam
kejang- kejang
saluran
saya tidak tahu anak
saya
1.
Ibu klien banyak bertanya
DO : 1). Konvulsi
Pencernaan
sakit apa
2.
Ibu klien terlihat binggung saat
2).
Peningkatan
suhu
dilakukan tindakan
tubuh diatas kisaran
normal
3.1.5
Mengeluarkan
endotoin
3). Takikardia
Analisis Data
4). Takipnea
Interleukin I
Prostaklandin
Endotoxin
Menggigil
Demam
2
Tubuh
kehausan,
digigit nyamuk
lemah
2).
badannya
sekali,
yang
telah
cairan
dia
gelisah
Virus
Membran
masuk
ke
mukosa
kering
Terbentuknya
kompleks antibody
Aktivasi
system
Defisit
sel
trombosit
Pelepasan histamine
volume
3.1.6
1.
Diagnosa keperawatan
DS : Badan anak saya hangat, kulitnya merah-merah, dan kadang kejang- kejang
DO : 1). Konvulsi
2). Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
3). Takikardia
4). Takipnea
2.
DS : anak saya tidak mau makan karena tidak ada nafsu, perutnya sakit,BAB terus, ada
sariawan
DO : 1) Berat badan 20 % dibawah berat badan ideal
2). Stretorea
3). Bising usus hiperaktif
4). Tonus otot menurun
4.
DS : Bagaimana keadaan anak saya sus, sakitnya parah atau tidak, saya takut sekali jika anak
saya kenapa-kenapa
DO : 1). Ketikakuratan mengikuti perintah
2). Ketidakakuratan performa uji
3.1.7
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Keperawatan
Rasional
Peningkatan
Klien akan
Ukur
suhu
dapat
tanda
melaporka
( suhu )
tubuh
berhubungan
dengan
tandavital
Suhu
41,10c,
menunjukkan
suhu
proses
peningkatan
tubuh
penyakit
laju
normal
akut
metabolism
dalam
waktu 1 x
Berikan
24
kompres
jam
dengan
38,90c-
hangat
infeksi
Kompres hangat
criteria
akan
hasil :
perpindahan
1.
Badan
hangat
2.
Kulit
panas konduksi
Tingkatkan
Untuk mengganti
intake cairan
cairan
tubuh
yang
hilang
normal
3.
Tidak
terjadi
Observasi
Defisit volume
terjadi
tanda-tanda
cairan
kejang
vital
paling
akibat evaporasi
Penurunan
berhubungan
sedikit setiap
sirkulasi
darah
dengan
tiga jam
kehilangan
peningkatan
cairan aktif
kehilangan
cairan
Observasi
mengakibatkan
dan
cata
hipotensi
intake
dan
takikardia
dan
output
Klien akan
Menunjukkan
dapat
status
melaporka
sirkulasi,
terjadinya/perbai
volume
Kebutuhan
kebutuhan
Timbang
kan perpindahan
nutrisi kurang
cairan
berat badan
cairan,
dari
terpenuhi
kebutuhan
dalam
Monitor
tubuh
waktu 2 x
pemberian
dan
respon terhadap
terapi
berhubungan
24
dengan
cairan
Mengukur
dengan
melalui
keadekuatan
ketidakmamp
criteria
intravena
uan
hasil :
setiap jam
untuk
mencerna
1.
makanan
jam
Volume
penggantian
cairan
sesuai
cairan
Timbang
fungsi ginjal
adekuat
berat badan
Mempertahanka
setiap
n keseimbangan
2.
hari
Kekuatan
atau
sesuai
tubuh
indikasi
cairan/elektrolit
kembali
Memberikan
normal
informasi
3.
Klien
tenang
Ciptakan
tentang
lingkungan
kebutuhan
yang
diet/keefektifan
nyaman
terapi
Berikan
Lingkungan yang
nyaman
menurunkan
stress dan lebih
kondusif
untuk
makan
makanan
yang disertai
dengan
Klien akan
suplemen
dapat
nutrisi untuk
melaporka
meningkatka
nutrisi
terpenuhi
kualitas
intake nutrisi
Memberikan
masukan nutrisi
yang
adekuat
yang diperlukan
tubuh
dalam
waktu 2
Anjurkan
kepada
x 24 jam
orang
dengan
untuk
criteria
memberikan
hasil :
makanan
1.
Nutrisi
tua
dengan
adekuat
teknik
BAB
kecil
normal
sering
porsi
tapi
meningkatkan
masukan
2.
Tidak
ada
secara
bertahap
sariawan
Anjurkan
kebersihan
oral
Mulut
yang
Timbang
bersih
dapat
berat badan
meningkatkan
Defisiensi
setiap
nafsu makan
pengetahuan
pada
waktu
berhuibungan
yang
sama
dengan
dan
tidak
familiar
skala
dengan
sama
hari
dengan
Mengawasi
penurunan berat
badan
yang
sumber
informasi
Tentukan
kemampuan
dan
Adanya
kemauan
keinginan
untuk belajar
belajar
untuk
memudahkan
penerimaan
Jelaskan
informasi
rasional
pengobatan,
Dapat
dosis,
meningkatkan
efek
samping dan
kerjasama
pentingnya
dengan
minum obat
obat
sesuai resep
mencegah
terapi
dan
penghentian
pada
obat
dan
atau
interkasi
Beri
obat
yang
pendidikan
merugikan
kesehatan
mengenai
penyakit
Dapat
DHF
meningkatkan
pengetahuan
pasien dan dapat
mengurangi
kecemasan
Klien akan
dapat
melaporka
n
mengerti
dan
memaham
i
proses
penyakit
dan
pengobata
n
dalam
waktu 1 x
45
menit
dengan
criteria
hasil :
1.
Ibu klien
tenang,
tidak
cemas
2.
Informasi
adekuat
3.1.8
Implementasi Keperawatan
Hari/Tanggal
Selasa,
21
DX
Implementasi
Keperawatan
Mengukur tanda-
Hasil
Suhu
september
tubuh 37,5
2012
08.00
Memberikan
09.00
kompres hangat
Badan
Meningkatkan
10.00
intake cairan
klien
Panas
Cairan
II
Selasa,
21
Mengobservasi
september
tanda-tanda
2012
11.00
tiga jam
12.50
vital
tubuh
yang
hilang
tidak
adekuat
Suhu
tubuh 37,5 c
Mengobservasi
dan catat intake dan
08.30
output
dan
Menimbang
12.05
Intake
output
tidak adekuat
berat badan
Berat
badan klien 16
Menonitor
12.10
pemberian
melalui
kg
cairan
intravena
setiap jam
Cairan
tubuh
klien
tidak adekuat
Nafsu
Memberikan
makanan
13.00
disertai
yang
dengan
suplemen
nutrisi
makan
belum ada
Klien
makan
untuk meningkatkan
yang
disediakan
14.00
Ibu klien
Menganjurkan
kepada
untuk
III
orang
tua
menerapkan
saran perawat
memberikan
makanan
dengan
klien
21
sering
secara
Tidak
terjadi
september
bertahap
2012
peningkatan
Menimbang
berat badan
08.30
berat
badan
setiap
Berat
11.30
hari
pada
waktu
klien 16 kg
yang
12.00
sama
dan
skala
yang
dengan
sama
badan
Berat
badan klien 16
kg
12.30
Menimbang
12.45
Klien
berat
badan
setiap
terlihat
hari
atau
sesuai
Tenang
indikasi
IV
Klien
Menganjurkan
istirahat
sebelum
makan
3-4
sendok
makan
Selasa,
21
Mmberikan
september
kebersihan
2012
terutama
09.45
makan
09.55
mulut
Klien
terlihat tenang
sebelum
Menciptakan
lingkungan
yang
nyaman
Mengkolaborasi
dengan tim ahli gizi
Klien
diberi
vometa
sendok
makan
klien
masih
mual
setelah
minum obat
10.05
Ibu klien
mau
I
kemampuan
22
kemauan
september
untuk
belajar
Menententukan
Rabu,
dan
dan
untuk
belajar
Keluarga
klien mengerti
tentang
rasional
2012
pengobatan
08.00
Menjelaskan
09.00
rasional pengobatan,
II
Ibu klien
dapat
dan
10.00
pentingnya
menjelaskan
dan
resep
mengulang
mengenai
Rabu,
22
Memberi
september
pendidikan
2012
kesehatan mengenai
11.00
penyakit DHF
penyakit DHF
Suhu
tubuh
12.50
klien
37,0 c
III
Badan
Mengukur tanda-
12.05
klien
masih
hangat
Intake
Memberikan
Rabu,
22
cairan
kompres hangat
adekuat
september
Meningkatkan
2012
08.30
intake cairan
Suhu
tubuh klien 37
12.00
c
Mengobservasi
12.45
tanda-tanda
tiga jam
23
Mengobservasi
September
2012
II
08.00
x/menit
Intake dan
output
tidak
adekuat,
minum
3-4
gelas perhari
tetes / menit
Menonitor
10.00
pemberian
melalui
cairan
intravena
setiap jam
September
116
IV RL 28
09.00
Kamis,
Nadi
vital
tidak
23
Menimbang
berat
badan
setiap
Berat
badan klien 17
kg
Nafsu
makan
klien
2012
III
11.00
hari
atau
sesuai
belum ada
indikasi
12.50
Mmberikan
kebersihan
terutama
mulut
Klien
mual
sebelum
makan
12.05
Mengkolaborasi
dengan tim ahli gizi
Kamis,
September
23
12.00
36,5 c
2012
08.30
Suhu tubuh
Badan
sudah
Memberikan
kompres hangat
3.Meningkatkan intake cairan
tidak
panas lagi
Intake
cairan
terpenuhi
12.45
Suhu tubuh
Mengobservasi
tanda-tanda
vital
Intake dan
output
sesuai indikasi
dan
normal 36,5 c
Mengobservasi
adekuat,
catat
minum
intake
klien
-6
gelas / hari
output
IV RL 20
tetes/menit
Intake
dan
Berat
badan 18 kg
Menimbang
berat
badan
setiap
Nafsu
hari
atau
sesuai
makan kembali
normal
indikasi
Memberikan
kebersihan
terutama
mutut
sebelum
makan
Mengkolaborasi
dengan tim ahli gizi
3.1.9
Klien tidak
mual
atau
muntah
saat
diberikan
vometa 1/2
Evaluasi keperawatan
2)
3)
2)
3)
2)
3)
2)
3)
2)
3)
2)
3)
DX 3
S : anak saya sudah mau makan sus
O : Klien menghabiskan porsi makan yang disediakan
Klien tidak ada muntah
Berat badan klien 18 kg
A : Nutrisi terpenuhi/ adekuat
P : Pertahankan intervensi
BAB 4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
a.
Pada pengkajian yang penulis lakukan didapatkan data yang menunjukkan gejala DHF,
adanya demam tinggi, badan lemas, mukosa bibir kering disertai sedikit minum dan tidak
nafsu makan. Terjadi penurunan berat badan hingga 2 kg. Klien di diagnose medis DHF
akibat terinfeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
b.
Pada diagnose keperawatan yang penyusun dapatkan pada An. W ada 4 diagnosa yaitu :
Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism, defisit volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
untuk
mencerna
makanan,
defisiensi
d.
kebutuhan tubuh tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah menimbang berat
badan, memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam, menimbang berat badan
setiap hari atau sesuai indikasi, menciptakan lingkungan yang nyaman, memberikan
makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi,
menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi
sering secara bertahap, menganjurkan kebersihan oral, menimbang berat badan setiap hari
pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama. Diagnosa defisiensi pengetahuan
tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah menentukan kemampuan dan
kemauan untuk belajar, menjelaskan rasional pengobatan, dosis, efek samping dan
pentingnya minum obat sesuai resep, dan tidak lupa memberikan pendidikan kesehatan
mengenai penyakit DHF.
e.
Pada tahap akhir, yaitu evaluasi disimpulkan bahwa 4 diagnosa yang ada telah diatasi
semua selama tiga hari perawatan pada An. W yaitu diagnose
Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism, ditandai dengan suhu tubuh
kembali normal 36,5 C. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
ditandai dengan tidak muntah lagi dan minum 5-6 gelas/hari. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan ditandai
dengan berat badan kembali normal 18 kg,tidak ada muntah, dan menghabiskan porsi
makan yang disediakan. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan
sumber informasi ditandai dengan dapat melakukan tindakan mandiri, mengerti tentang
penyakit anaknya.
4.2
Saran
a.
b.
c.
Hendaknya profesi keperawatan dapat menjamin kompetensi profesi perawat melalui uji
kompetensi yang dilakukan pada setiap perawat sehingga perawat terampil dalam
memberikan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA