Professional Documents
Culture Documents
DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama
yaitu demam tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali dan tanda kegagalan
sirkulasi sampai timbul renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari
kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian.
(Soegeng Soegijanto, 2002)
b.
c.
DHF (Dengue Haemorragic Fever) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegipty.
(DR. Nursalam, 2005)
d.
Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi dan biasanya memburuk
setelah 2 hari pertama. (Arif Mansjoer, 2000).
e.
Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepti dan Aedes
albopictus. (Soegeng Soegijanto, 2002)
FUNGSI DARAH
Fungsi darah terdiri atas :
1)
a)
b)
c)
Mengambil zat-zat makanan dari usus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh
jaringan/otot tubuh.
d)
2)
Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh
BAGIAN-BAGIAN DARAH
Jika darah dilihat begitu saja maka ia merupakan zat cair yang warnanya
merah, tetapi apabila dilihat dibawah mikroskop maka nyatakah bahwa dalam darah
terdapat benda-benda kecil bundar yang disebut sel-sel darah, sedang cairan
berwarna kekuning-kuningan disebut plasma.
Jadi nyatalah bahwa darah terdiri dari dua bagian yaitu :
1)
Sel-sel darah
a)
b)
c)
2)
Plasma darah
:
91%
in
al
0,9%
n organik
(natrium
klorida,
natrium
bikarbonat,
garam
fosfat,
amino).
Eritrosit 9sel darah merah) kalau kita periksa dan lihat dibawah miskroskop
maka nyatalah bahwa eritrosit dapat diterangkan sebagai berikut : Bentuknya seperti
cakram/bikonkaf dan tidak mempunyai inti, ukuran diam eter kira-kira 7,7 unit (0,007
mm) tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta dalam 1 mm 3 (4 juta) warna
kuning
kemerah-merahan,
karean
didalam
mengandung
zat
yang
disebut
hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika didalamnya banyak mengandung
oksigen, fungsinya mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan
tubuh dan mengikat karbon dioksida (CO 2) dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan
melalui paru-paru.
Leukosit (sel darah putih), bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan eritrosit
apabila kita lihat dibawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat
berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantara kaki palsu (pseudopodia)
mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti
selnya, warnanya bening (tidak berwarna, banyaknya dalam 1 mm 3 darah kira-kira
6.000 9.000. Funsginya : sebagai serdadu tubuh yaitu membunuh dan memakan
bibit penyakit/bakteri yang masuk kedalam jaringan RES (sistem retikuloendotelial)
tempat pembiakannya di dalam limpe dan kelenjar limpe ; sebagai pengakut yaitu
mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpe terus kepembuluh
darah. Sel leukosit disamping beredar dipembuluh darah juga terdapat diseluruh
jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya
kuman/infeksi maka jumlah leukosit yang ada didalam daerah akan lebih banyak dari
biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal didalam kelenjar
limpe, sekarang beredar didalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan
penyakit tersebut jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10.000/mm 3 disebut
leukostosis dan kurang dari 6.000/mm 3 disebut leukopenia.
Macam-macam leukosit, meliputi :
a)
Agranulosit
(1) Limfosit
(2) Monosit
b)
Granulosit
peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyak kurang dari normal, maka
kalau ada luka darah tidak cepat membeku sehingga timbul perdarahan terus
menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Tetapi jika kurang dari
200.000 disebut trombositopenia. Didalam plasma darah terdapat suatu zat yang
turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca 2t dan fibrinogen.
Fbrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka.
Plasma darah merupakan bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5%
dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang
membentuk sel darah merah, sel darah putih dan sel pembeku darah juga sebagai
media transportasi bahan organik dan anorganik dan suatu organ atau jaringan.
Hampir 90% dari plasma terdiri dari air, disamping itu terdapat pula zat-zat yang larut
didalamnya. Untuk mendapatkan plasma darah jika harus mencampurkan dulu
sedikit sitras natrikus kedalam darahm, supaya darah tidak membeku sesudah itu
dipasang suatu alat dan dibiarkan beberapa lama, maka akan kelihatan beberapa
sel-sel darah turun atau mengendap dan bagian diatasnya tinggal cairan bening
yaitu plasma darah yang didalamnya terdapat serum darah.
Kalau darah yang keluar dari tubuh kita dibiarkan membeku maka bagian
bawah bekuan tadi terdapat cairan yang juga warnanya bening, yang disebut serum
darah. Jadi serum merupakan plasma tanpa fibrinogen yang didapat dengan
membekukan darah.
Zat-zat dalam plasma darah :
a)
b)
Garam-garam mineral (kalsium, kalium, natrium dan lain-lain) yang berguna dalam
metabolisme dan juga mengadakan osmotik.
c)
d)
e)
f)
Antibodi/antitoksin.
Darah terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah, plasma darah sebagian besar
terdiri dari air dan zat-zat yang larut didalamnya (misalnya zat makanan, hormon,
antibodi dan lain-lain) sel-sel leukosit merupakan pertahanan tubuh terhadap
serangan penyakit.
( Syarifuddin, 2006)
3. Etiologi
Penyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorragic fever
(DHF) adalah virus dengue. Di Indonesia virus tersebut saat ini telah diisolasi
menjadi 4 serompe virus dengue yang termasuk dalam grup B. Dari arthopedi borne
virus (arbovirus) yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3
merupakan serotipe yang menjadi penyebab terbanyak. Di Thailand dilaporkan
bahwa serotipe DEN-2 adalah dominan sementara di Indonesia yang terutama
deominan adalah DEN-3 tapi akhir-akhir ini adalah kecenderungan dominan DEN-2.
( Nursalam, 2005)
4. Patofisiologi
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah
viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit), hiperemi
tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah
bening, pembesaran hati
(peningkatan
hematokrit
32%)
menunjukkan
atau
pemberian
cairan
intravena,
peningkatan
jumlah
trombosit
b.
Manifestasi perdarahan, termasuk paling tidak uji tourniguet positif dan bentuk lain
perdarahan/perdarahan
spontan
(Patechia,
purpura,
ekimosis,
epistaksis,
Pembesaran hati.
d.
Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan nadi
yang menurun (20 mmHg atau kurang) tekanan darah yang menurun (tekanan
sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) dan kulit yang teraba dingin dan
lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki penderita gelisah serta timbul
sianosis disekitar mulut.
( Nursalam, 2005).
derajat I
Adanya
demam
tanpa
perdarahan
spontan,
manifestasi
derajat II
penyempitan tekanan nadi (< 20 mmHg) atau hipotensi dengan disertai akral yang
dingin dan gelisah.
derajat IV
Adanya syok yang berat dengan nadi tak teraba dan tekanan
Berdasarkan
kenyataan
dimasyarakat
penatalaksanaan
kasus
Dengue
b.
c.
d.
Obat penenang
Pada beberapa kasus obat penenang dibutuhkan terutama pada kasus yang
sangat gelisah. Obat yang hipatoksik sebaiknya dihindari, chloral hidrat oral atau
rektal dianjurkan dengan dosis 12,5-50 mm/kg (tetapi jangan lebih 1 jam) digunakan
sebagai satu macam obat hipnotik.
e.
Terapi oksigen
f.
Transfusi darah.
g.
Kelainan ginjal
Dalam keadaan syok, harus yakin benar bahwa penggantian volume
intravaskuler telah benar-benar terpenuhi dengan baik. Apabila diuresis belum
mencukup 2 ml/kg BB/jam sedangkan cairan yang diberikan sudah sesuai
kebutuhan, maka selanjutnya furosemid 1 mg/BB dapat diberikan pemantauan tetap
dilakukan untuk jumlah diuresis, kadar ureum dan kreatinin. Tetapi apabila diuresis
tetap belum mencukupi, pada umumnya syok juga belum dapat dikoreksi dengan
baik maka pemasangan Centrol Venous Pressure (CVP) perlu dilakukan untuk
pedoman pemberian cairan selanjutnya.
h.
Monitoring
Tanda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi secara teratur
untuk menilai hasil pengobatan.
i.
1)
2)
3)
4)
Hematokrit stabil.
5)
6)
7)
8)
1.
B. Konsep Keperawatan
Pengkajian
a. Pengumpulan Data
hun
1. Biodata
Biodata terdiri dari identitas klien, orang tua dan saudara kandung. Identitas klien
meliputi : nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, nomor register dan diagnosa medik. Identitas orang tua
meliputi : alamat, usia, jenis kelamin, pendidikan agama, pekerjaan, alamat.
Sedangkan identitas saudara kandung meliputi nama dan usia.
2. Keluhan utama
Keluhan utama meliputi alasan klien di bawah ke rumah sakit seperti demam, nyeri
otot, mual,muntah, nyeri kepala, perut dan sendi disertai perdarahan.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien menderita nyeri kepala, nyeri perut disertai mual dan muntah.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami klien seperti demam, tidak ada riwayat alergi, tidak
ada ketergantungan terhadap makanan/ minuman dan obat-obatan.
c.
4. Riwayat imunisasi
Riwayat imunisasi meliputi kelengkapan imunisasi seperti BCG, DPT, Polio, Campak
dan Hepatitis.
5. Riwayat tumbuh kembang meliputi :
a. Pertumbuhan fisik terdiri dari:
Berat badan
BBL
3 - 12 bulan
: 2500 gr 4000 gr
: umur (bulan) + 9
2
: umur (tahun) x 2 + 8
Tinggi Badan
4 tahun
: 50 cm
Umur 1 tahun
: 75 cm
1 tahun
: 1,5 x TB lahir
: 2 x TB lahir
: 1,5 x TB setahun
9 tahun
: 2,1 x TB lahir
Berguling
: 3-6 bulan
Duduk
: 6-9 bulan
Merangkak
: 9-10 bulan
Berdiri
: 9-12 bulan
Jalan
: 12-18 bulan
Senyum pertama kali dengan orang lain : 2-3 bulan
Bicara
: 2-3 tahun
Berpakaian tanpa dibantu : 3-4 tahun
Pemberian makanan tambahan terdiri atas usia pertama kali diberikan jenis dan
cara pemberian.
d.
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutris saat : usia 0 6 bulan, 6 12
bulan dan saat ini.
7. Riwayat psikososial
Bagaimana kehidupan sosial dan lingkungannya, apakah keadaan tempat tinggalnya
memenuhi syarat kesehatan.
8. Riwayat spiritual
Apakah
anggota
keluarga
rajin
beribadah dan
sering
mengikuti kegiatan
keagamaan.
9. Reaksi hospitalisasi
a. Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi
Stress
Kecemasan meningkat: kurang informasi tentang prosedur dan pengobatan anak
serta dampaknya terhadap masa depan anak.
Takut dan cemas : seriusnya penyakit dan tipe dari prosedur medis.
b. Reaksi anak terhadap hospitalisasi
Perpisahan : berpisah dengan teman sebaya.
Kehilangan kontrol : - Kelemahan fisik
- Takut mati
Reaksi perlukaan dan rasa sakit :
Nutrisi terdiri dari frekuensi makan, waktu makan, makanan yang dikonsumsi, porsi
makan, makanan yang disukai, nafsu makan. Jumlah yang dapat dihabiskan dan
cara makan klien sebelum sakit dan saat sakit.
c.
Istirahat, tidur terdiri dari waktu tidur malam dan siang, apakah mudah terbangun,
kesulitan tidur, bagaimana pola tidur, ada perubahan atau tidak sebelum sakit dan
saat sakit.
d.
Personal hygiene terdiri dari mandi, sikat gigi, kebersihan kuku, genetalia, dan
penampilan umum klien sebelum sakit dan saat sakit.
c.
Antropometri :
LLA
: 14cm
LK
: 40 cm
LD
: 54 cm
LP
: 52 cm
d. Sistem pernafasan
Tidak terdapat batuk, pernafasan cuping hidung, batuk dada normal (Normal Chest),
tidak ada retraksi, dan tidak ada suara nafas tambahan.
e. Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, bibir pucat dan kering, arteri karotis tidak teraba, vena
jugularis tidak tampak, tidak ada pembesaran jantung, suara jantung S1, S2 kesan
murni.
f. Sistem pencernaan
Bibir kering sering merasa mual dan muntah terdapat nyeri tekan pada daerah
epigastrium.
g. Sistem indera
Hidung : penciuman baik, tidak ada secret dan tidak terdapat perdarahan pada
hidung.
Sistem moskuloskeletal
Akral dingin,serta terjadi nyeri otot,serta tulang.
j.
Sistem integumen
1.
Adanya petechia pada kulit, turgir kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan
lembab.
2. Kuku sianosis/tidak
3. Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam, mata anemia, hidung
kadang mengalami perdarahan (epistaksis), pada grade II, III, IV mulut di dapatkan
bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi,dan nyeri tekan. Sementara
tenggorokan mengalamin hiperemi pharing dan terjadi perdarahan telinga.
k.
Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid dan limpa tidak ada.
l.
Sistem perkemihan
Odema palpebra tidak ada, distensi kandung kemih tidak ada.
m. Sistem reproduksi
Keadaan labia minora dan mayora bersih dan tidak ada bau serta pertumbuhan
dada belum ada dan perubahan suara.
n. Sistem immune
Tidak ada alergi terhadap cuaca, bulu binatang dan zat kimia.
o. Pemeriksaan tingkat perkembangan
Dengan menggunakan DDST 0-6 tahun meliputi :
- Motorik kasar, aspek yang berhubungan dengan pergerakan
-
2.
Adapun diagnosa keperawatan yang sering dijumpai pada pasien dengan Dengue
Hemorhagic Fever
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue.
b.
c.
d.
g.
3. Rencana Keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan infeksi virus dengue.
Tujuan keperawatan :
Peningkatan suhu tubuh dapat teratasi, dengan criteria :
-
RASIONAL
1. Untuk mengidentifikasi pola demam
pasien.
2.
3.
Kompres
mengembalikan
4.
hangat
dapat
suhu
normal
4.
5.
Pakaian
yang
tipis
menyerap
tubuh
akibat
dari
pada
tentang
keluarga
6.
kooperatif
dalam
memberikan
tindakan keperawatan.
7.
b.
Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan (defisit volume cairan)
tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan output cairan.
Tujuan intervensi :
Volume cairan tubuh seimbang, dengan criteria :
dengan
penyimpangan
cepat
dari
keadaan
normalnya.
2. Kaji input dan output cairan.
2.
3.
3. Observasi adanya tanda-tanda syok.
4. Anjurkan klien untuk banyak minum.
4.
Agar
dapat
segera
dilakukan
menambah
volume
cairan
5.
5.
cairan
untuk
memenuhi
c.
RASIONAL
1.
Memudahkan
untuk
intervensi
selanjutnya
2.
3.
4.
memudahkan
organ
proses penyembuhan.
5.
Kolaborasi
pemberian
obat
reborantia.
d.
RASIONAL
1.
Memantau kondisi klien selama
masa
perawatan
terutama
saat
3.
3. Monitor tanda-tanda perdarahan
4.
4.
tim
perawatan
untuk
segera
5.
Cek
hemoglobin,
trombosit
RASIONAL
1.
dalam
memenuhi
kebutuhannya.
2.
pemenuhan
tanpa
kebutuhan
mengalami
sehari-hari
ketergantungan
Dengan
penjelasan,
pasien
terutama
terhadap
4.
Libatkan
keluarga
f.
INTERVENSI
Monitor tanda-tanda
penurunan
1.
RASIONAL
Penurunan
jumlah
trombosit
tanda-tanda
adanya
menimbulkan
tanda
klinis
2.
pasien
dan
dapat
membantu
Dengan
jumlah
trombosit yang
4.
4.
Anjurkan
klien
untuk
menyebabkan
banyak perdarahan.
istirahat.
5.
Beri
terjadinya
penjelasan
pada
pasien/ (nyata)
terjadinya
akan
perdarahan
membantu
pasien
penanganan
sedini
1.
RASIONAL
Mengetahui kecemasan orang tua
klien dan memudahkan menentukan
intervensi selanjutnya.
2.
Jelaskan
prosedur
perawatan anaknya.
pengobatan
2.
3.
3.
bertanya
tentang
anaknya.
banyak
4.
Beri
penjelasan
tindakan
yang
tiap
akan
meningkatkan
4.
dan
prosedur/ tentang
dilakukan perawatan
penjelasan
penyakit,
tentang
menjelaskan
kemungkinan
pemberian
intensif
jika
oleh
pasien
memang
untuk
C. Implementasi
Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah
direncanakan sebelumnya.
D. Evaluasi
Evaluasi keperawatan DHF adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan dalam memenuhi kebutuhan pasien penderita DHF.
Diagnosa yang akan di evaluasi diantaranya yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Reaksi hospitalisasi berhubungan dengan Lingkungan baru dan jauh dari orang
terdekat
1.
Implementasi
Fase implementasi dari proses keperawatan mengikuti rumusan dari rencana
keperawatan. Implementasi mengacu pada pelaksanaan intervensi keperawatan
yang sudah disusun. Perawat memikul tanggung jawab untuk implementasi tetapi
melibatkan pasien dan keluarga serta anggota tim keparawatan dan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai kebutuhan.
2.
Evaluasi
1. Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh dengan kriteria :
a. Suhu tubuh normal (36 - 37 C).
b. Pasien bebas dari demam.
2. Nyeri teratsi dengan kriteria :
a. Rasa nyaman terpenuhi.
b. Nyeri berkurang atau hilang.
3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria : Pasien mampu menghabiskan porsi
makan yang diberikan / dibutuhkan.
4. Tidak terjadi perdarahan intra abdomen dengan kriteria :
a. Tidak ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
b. Jumlah trombosit meningkat.
5. Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi dengan kriteria : klien / keluarga
mengetahui tentang proses penyakit, diet dan perawatannya.
6. Klien mengetahui tentang proses penyakit diet dan perawatannya dengan kriteria :
Klien dan keluarga mengetahui tentang proses penyakit.
7. Klien mampu beraktifitas dengan kriteria :
a.
b.