You are on page 1of 16

Laporan Kerja Praktek

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,


Pabrik Tuban
Periode 1 Juli 2013 31 Juli 2013

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sejarah Semen


Kata semen berasal dari bahasa latin Cementum yang artinya bahan pengikat.
Definisi secara umum adalah bahan perekat yang dapat mengikat bahan-bahan padat menjadi
satu kesatuan yang kuat.
Semen adalah hidraulic binder (perekat hidrolis), yang berarti bahwa senyawa yang
terkandung di dalamnya dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat baru yang bersifat
perekat terhadap bebatuan. Penyusun semen terdiri dari persenyawaan antara kalsium oksida
dengan silika, alumina, dan besi oksida. Sifat dan spesifkasi semen dapat dijelaskan di sini
dengan acuan pada komposisi kimia, fase mineral, dan sifat kimianya.
Pada abad 18 dan 19 para ahli fisika dan kimia membuat semen yang bermutu lebih
baik. Pada tahun 1824 seorang tukang batu Inggris bernama Joseph Aspidin, berhasil membuat
semen dengan mengkalsinasi batu kapur argilaceo yang dicampur dengan tanah liat. Semen ini
dinamakan Portland karena bangunan yang dihasilkan oleh semen ini mempunyai kesamaan
warna dengan batuan di pulau Portland, Inggris.
Pabrik semen Portland yang pertama berdiri di Inggris tahun 1825 oleh James Frost di
swancombe, kemudian di Belgia dan di Jerman tahun 1855, Sedangkan di USA mulai
diproduksi tahun 1871 dan juga di negara-negara lainnya.
II.1.1 Definisi Semen
Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara mengiling terak
atau clinker yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis yang digiling bersama-sama
dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa gypsum dan boleh
ditambah dengan bahan tambahan lain (SNI No. 15-2049-2004).
Definisi secara umum Semen Portland adalah hydroulis binder yang di buat dengan
menggiling halus Clinker Semen Portland dengan menambahkan 4-5 % Gypsum (CaSO 4 .
H2O). Binder adalah material yang mempunyai sifatsifat adhesive dan cohensive (cement
ticus). Ada dua macam binder, yaitu :

Bab II Tinjauan Pustaka

III-2
Laporan Kerja Praktek
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Pabrik Tuban
Periode 1 Juli 2013 31 Juli 2013

a.

In Organic (Mineral) Binder


1. Non Hydraulic Binder
Contoh :
-

Lime : CaCO3
Gypsum : CaSO4 . 2H2O

2. Hydraulic Binder
Contoh :
-

Portland cement
Blended cement

b. Organic Binder (adhesive)


Mengeras dengan penguapan pelarut (solvent) air atau dengan polimerisasi dan
kondensasi. Contoh: Natural resin dan protein syntetic resin (plastik).
II.1.2 Modulus Semen
Modulus semen adalah bilangan yang menunjukkan ratio kuantitatif dari senyawasenyawa antara lain:
A. Hidraulic Modulus (HM)
yaitu perbandingan dari persentase CaO dengan total faktor hydraulic yang terdiri dari
jumlah oksida silica, alumina dan besi.
Harga hydraulic modulus semen berkisar antara 1,7-2,3.
HM=

CaO
SiO2 + Al2 O3+ Fe 2 O3

Jika HM <1,7 menyebabkan :


Kuat awal tekan semen rendah. Kuat tekan semen mempengaruhi mutu dari semen. Jika
kekuatan awal tekan semen rendah maka kualitas semen kurang baik. Hal ini disebabkan
komposisi senyawa utama dalam bahan baku tidak sebanding yaitu presentase CaO lebih kecil
dibandingkan senyawa lain (SiO2, Al2O3 dan Fe2O3) sehingga semn mudah retak.
Jika HM>2,3 menyebabkan:
a. Kuat tekan awal semakin tinggi.
Semen yang mempunyai kuat tekan awal tinggi berarti semen tersebut mempunyai
kekuatan penyokong dalam waktu lama.
b. Membutuhkan banyak panas dalam pembakaran di kiln.
Bab II Tinjauan Pustaka

Laporan Kerja Praktek


PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Pabrik Tuban
Periode 1 Juli 2013 31 Juli 2013

Harga hydrulic modulus yang besar disebabkan karena presentase CaO besar. Kelebihan
CaO ini menyebabkan pembakaran umpan kiln membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga
dibutuhkan panas yang banyak.
B. Lime Saturation Factor (LSF)
Lime Saturation Factor (LSF) yaitu perbandingan persen CaO yang ada dalam raw mill
dengan CaO yang dibutuhkan untuk mengikat oksida-oksida lain.
LSF=

100 CaO
2,8 SiO2 +1,18 Al 2 O3 +0,65 Fe2 O3

Harga LSF biasanya 89-98.


Jika LSF < 89 menyebabkan:
a.
b.
c.
d.
e.

Terak mudah dibakar


Kadar free lime rendah
Liquid fase berlebihan sehingga cenderung membentuk ring dan coating ashing.
Potensial C3S rendah, C2S tinggi.
Panas hidrasi semakin rendah.

Jika LSF > 98 menyebabkan:


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Terak sulit dibakar


Kadar free lime tinggi.
Temperatur burning zone tinggi.
Potensial kadar C3S tinggi.
Panas hidrasi tinggi.
Dipakai apabila menggunakan batubara dengan kadar tinggi.

c. Silika Rasio (SR)


Silika Rasio yaitu bilangan yang menyatakan perbandingan antara oksida silika dengan
alumina dari besi.
SR=

SiO 2
Al 2 O3 +Fe2 O3

Harga SR biasanya 1,9-2,3.


Silika ratio ini merupakan indikator tingkat kesulitan pembakaran raw material. Semakin
tinggi nilai Silika Rasio menunjukkan semakin sulit material untuk dibakar. Silika Rasio yang

Bab II Tinjauan Pustaka

Laporan Kerja Praktek


PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Pabrik Tuban
Periode 1 Juli 2013 31 Juli 2013

tinggi akan menurunkan liquid fase serta meningkatkan burnability dan temperatur
pembakaran.
Jika Silika Rasio > 3,2 menyebabkan:
a. Material semakin sulit dibakar
b. C2S banyak terbentuk dan C3S sedikit.
c. Cenderung menghasilkan semen yang mempunyai ekspansi tinggi karena kadar free
lime tinggi.
d. Lebih sulit membentuk coating sehingga panas hidrasi kalor tinggi yang menyebabkan
umur bricks menjadi lebiih pendek.
Jika Silika Rasio < 1,9 menyebabkan:
a. Material mudah dibakar karena panas yang dibutuhkan relatif kecil.
b. Temperatur klinkerisasi rendah.
c. Cenderung membentuk ring coating dalam kiln.
D. Alumina Ratio (AR)
Alumina Ratio (AR) yaitu bilangan yang menyatakan perbandingan antara oksida alumina
dengan oksida besi.
AR=

Al 2 O3
Fe 2 O3

Harga alumina ratio berkisar antara 1,5-2,5.


Jika AR>2,5 menyebabkan:
a. Material sukar dibakar.
b. Menghasilkan semen dengan setting time yang pendek dan kekuatan tekan awal yang
tinggi.
c. Kadar C3A tinggi dan menurunkan kadar C4AF dalam semen.

Bab II Tinjauan Pustaka

Laporan Kerja Praktek


PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Pabrik Tuban
Periode 1 Juli 2013 31 Juli 2013

Jika AR < 1,5 menyebabkan:


a. Liquid fase berdensitas tinggi dengan viskositas rendah.
b. Temperatur klinkerisasi rendah.
c. Matreial sukar dibakar.
(Sumber: Diktat Teknologi Semen PT. Semen Gresik (Persero), 1995)
II.1.3 Komposisi Semen
Semen tersusun dari 4 senyawa utama yaitu oksida kapur (CaO), oksida silika (SiO 2),
oksida besi (Fe2O3), dan oksida aluina (Al2O3). Kandungan dari keempat oksida utama tersebut
kurang lebih 90% dari berat semen dan biasanya disebut Mayor Oxide, sedangkan 10%
sisanya disebut Minor Okside.
(Sumber: G.T.Austin, 1996)
Keempat oksida tersebut dibakar dengan perbandingan tertentu akan menghasilkan
senyawa-senyawa penyusun semen yaitu:
A. Tricalsium Silikat (3CaO.SiO2 atau C3S)
C3S terbentuk pada suhu diatas 1250 oC dan mempunyai sifat:
-

mempercepat pengerasan semen

mempengaruhi pengikatan kekuatan awal, terutama memberi kekuatan awal sebelum


28 hari.

menimbulkan panas hidarsi 500J/gram

kandungan C3S pada semen portland anatara 35-55%.

B. Dikalsium Silikat (2CaO. SiO2 atau C2S)


C2S terbentuk pada suhu 800-900oC dan mempunyai sifat:
-

panas hidrasi berlangsung lambat

memberi kekuatan penyokong selama 1 hari

panas yang dilepas selama proses hidrasi 250 J/gram

Kandungan C2S pada semen portland antara 15-35%

C. Tricalsium Aluminat (3CaO.Al2O3 atau C3A)


Bab II Tinjauan Pustaka

Laporan Kerja Praktek


PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Pabrik Tuban
Periode 1 Juli 2013 31 Juli 2013

C3A terbentuk pada suhu 900-1100oC dan mempunyai sifat:


-

panas hidrasi 850 J/gram

memberikan pengaruh terhadap kecepatan pengerasan semen

kandungan C3A pada semen portland 7-15%

D. Tetracalsium Aluminate Ferrite (4CaO. Al2O3.Fe2O3 atau C4AF)


C4AF terbentuk pada suhu 900-1200oC dan mempunyai sifat:
-

kurang berpengaruh pada kekuatan semen

panas hidrasi 420 J/gram

memberikan pengaruh warna pada semen

kandungan C4AF pada semen portland antara 5-10%

Keempat senyawa ini berpengaruh terhadap sifat-sifat semen portland. Umumnya semen
portland mengandung komposisi:
-

C3S dan C2S 75%: meberikan sifat semen dalam hal kekuatan tekan semen

C4AF dan C3A 25%: memberikan sedikit pengaruh terhadap sifat semen. Untuk C 4AF
memberikan pengaruh terhdap warna semen, sedangkan C3A memberikan pengaruh
terhadap kecepatan pengerasan semen.
(Sumber: G. T Austin, 1996)

II.1.4 Bahan Baku Utama Dalam Pembuatan Semen


A.

Batu kapur (CaCO3)


Batu kapur merupakan sumber penghasil CaCO3 terbesar. Kadar CaCO3 pada batu kapur

dalam keadaan murni adalah sekitar 95 %.


Berdasarkan kandungan CaCO3 nya batu kapur dibedakan menjadi:
1. Batu kapur kadar tinggi (High Grade)
Batu kapur ini mengandung CaCO3 lebih dari 93 % dan MgO maksimal 2%, sifatnya
rapuh.
2. Batu kapur kadar menengah (Medium Grade)
Kadar CaCO3 88 92 %, MgO maksimal 2%, bersifat rapuh dan kurang keras.
3. Batu kapur kadar rendah (Low Grade)
Kadar CaCO3 85 87 % dan mengandung MgCO3 tinggi.
Tabel II. 1 Komposisi Batu Kapur pada Pembuatan Semen Portland
% CaO

% SiO2

% Al2O3

% Fe2O3

% MgO

%
Alkali

% SO3

% Cl

% H2O

Bab II Tinjauan Pustaka

Laporan Kerja Praktek


PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Pabrik Tuban
Periode 1 Juli 2013 31 Juli 2013

40-55

1-15

1-6

0,2-5

0,2 - 4

0,2-4

,3
0,2 - 1
7-10
( Sumber : H.N Banerjea, 1980)

Sifat fisika:
-

Fase
Warna

: Padat
: Putih

Kadar air

: 7 10 % H2O

Bulk density

: 1,3 ton/m3

Spesific gravity : 2,49

Ukuran material : 0 30 mm

Kandungan CaCO3

Kandungan CaO
-

Low lime

: 40 44 %

High lime

: 51 53 %

Kuat tekan

: 31,6 N/mm2

Silika ratio

: 2,6

Alumina ratio

: 2,57

: 85 93 %

Sifat Kimia:
-

Menurut R.H. Perry, Perrys Chemical Engineering Hand Book 6th edition,

1984, Mengalami kalsinasi dengan reaksi sebagai berikut:


CaCO3
CaO + CO2
- T : 700 9000C
Warna batu kapur adalah putih dan akan berubah menjadi agak kecoklatan jika
-

terkontaminasi tanah liat atau senyawa besi.


B.

Tanah Liat / Clay ( Al2Si2O7 . XH2O )


-

Tanah liat yang pada umumnya dikenal sebagai lempung atau clay, yang

diperlukan adalah kadar Al2O3 nya, sehingga apabila jumlah SiO2 lebih banyak dari Al2O3,
maka tanah liat itu tergolong tanah liat kurang baik digunakan. Sifat dari tanah liat jika
dipanaskan atau dibakar akan berkurang sifat keliatannya dan menjadi keras bila ditambah air.
Warna tanah liat adalah putih jika tidak mengandung zat pengotor, tetapi tanah liat akan
berubah warna menjadi coklat kekuningan jika mengandung senyawa besi organik.
-

( Kohlhaas, 1983)

Sifat Fisika:
-

Fase

: Padat

Warna

: Coklat kekuningan

Bab II Tinjauan Pustaka

Laporan Kerja Praktek


PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Pabrik Tuban
Periode 1 Juli 2013 31 Juli 2013

Bulk density

: 1,4 ton/m3

Spesific gravity

: 2,36

- Al2O3 : 18 22 %

Ukuran material

: 0 30 mm

- SiO2

Silika ratio

: 2,3

Alumina ratio

:2,7

Kadar air

: 18 25 % H2O

Kandungan oksida
: 60 70 %

- Fe2O3 : 5 10 %
-

Bab II Tinjauan Pustaka

Sifat Kimia:

Mengalami pelepasan air hidrat bila dipanaskan pada suhu 500C, dengan reaksi:
-

Al2Si2O7.XH2O

Al2O3 + 2SiO2 + XH2O


T: 500 6000C

( Sumber : RH Perry, 1984 )


-

Tabel II.2 Komposisi Tanah Liat pada Pembuatan Semen Portland


-

C
a
O

l2

%
-

li

1
1
0

1
0

<
2

1
8
2

5
( Sumber : H.N Banerjea, 1980 )

II.1.5 Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Semen

A. Copper Slag
-

Bahan ini sebagai pembawa oksida besi. Copper Slag ini sebagai pengganti

pasir besi. Digunakan karena mempunyai kandungan besi yang tinggi sehingga menyebabkan
material ini mempunyai densitas yang tinggi dan juga berat jenis yang lebih tinggi
dibandingkan pasir alam. Material ini mempunyai sifat fisik yang sangat keras dan porositas
optimum.
-

( Kohlhaas, 1983 )

Tabel II.3 Komposisi Copper Slag pada Pembuatan Semen Portland


-

SiO2
- 5

Al2O3
-

10

%
Fe2O3

25

85 - 95
-

LOI

05

( Sumber : H.N Banerjea, 1980 )

Sifat fisika (Dokumen PT. Smelting, 2004 ):

Fase

: Padat

Warna

: Hitam

Bulk density : 1,8 ton/m3

Menurut R.H. Perry,Perrys Chemical Engineering Hand Book 6 th edition,1984,salah


satu sifat kimia copper slag yaitu dapat bereaksi dengan Al 2O3 dan CaO membentuk
calsium alumina ferrit

Sifat kimia :

Bereaksi dengan Al2O3 dan CaO membentuk calsium alumina ferrit.

Reaksi:
-

4CaO + Al2O3 + Fe2O3


-

4CaO.Al2O3.Fe2O3
T : 1100 12000C
-

( Sumber : RH Perry, 1984)

B. Pasir Silika (SiO2)


-

Bahan ini sebagai pembawa oksida silika (SiO 2) dengan kadar yang cukup

tinggi yaitu sekitar 90 %, dalam keadaan murni berwarna putih sampai kuning muda. Selain
mengandung SiO2, pasir silika juga mengandung oksida aluminium dan oksida besi.
-

Sifat fisika:
-

Fase

: Padat

Warna

: Coklat kemerahan

Kadar air

: 6 % H2O

Bulk density

: 1,45 ton/m3

Spesific gravity

: 2,37

Silika ratio

: 5,29

Alumina ratio

: 2,37

Sifat kimia:

Bereaksi dengan CaO membentuk garam kalsium silikat, dengan reaksi:


- 2CaO + SiO2

2CaO.SiO2

- T : 800 9300C
-

Pasir silika banyak terdapat didaerah pantai. Derajat kemurnian pasir silika dapat

mencapai 95-99,8 % SiO2. Warna pasir silika dipengaruhi oleh adanya kotoran seperti oksida
logam dan bahan organik. ( RH Perry, 1984 )
-

Tabel II.4 Komposisi Pasir Silika pada Pembuatan Semen Portland

Ca

Si

O2

Al
O

1-

85
-

95

25

Fe

1-

13

Al
ka

OI

li
-

12

5
( Sumber : H.N Banerjea, 1980)

C. Gypsum
-

Gypsum adalah bahan sidemen CaSO4 yang mengandung 2 molekul hidrat

yang berfungsi sebagai penghambat proses pengeringan pada semen. Penambahan gypsum
dilakukan pada penggilingan akhir dengan perbandingan 96 : 4.
-

Sifat fisika:
-

Fase

: Padat

Warna

: Putih

Kadar air

: 10 % H2O

Bulk density

: 1,7 ton/m3

Ukuran material : 0-30mm

Sifat kimia:

Mengalami pelepasan air hidrat, dengan reaksi:


-

CaSO4.2H2O

CaSO4.1/2H2O + 11/2H2O

Gypsum dapat diambil dari alam ataupun secara sintetis. Gypsum terdapat

dalam batuan sediment kalsium sulfat yang banyak terdapat di danau atau kawah gunung.
Gypsum berwarna putih dan berbentuk kristal.
-

(RH. Perry, 1984 )

Tabel II.5 Komposisi Gypsum yang diijinkan pada pembuatan Semen Portland
-

% CaSO4
-

50-60
-

% Air Bebas
- 2,8
(Seksi Pengendalian proses Tuban I )

II.2 Pengertian Produk Pabrik

A. Semen Portland Tipe I


-

OPC adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak

semen portland terutama yang terdiri dari kalsium silikat yang bersifat hidrolis bersama-sama
bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh
ditambah bahan lain. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan
tekan tinggi yang tidak memerlukan persyaratan khusus seperti: bangunan bertingkat,
jembatan, jalan raya, lapangan udara, dan lain-lain. Semen portland terutama terdiri dari
oksida kapur (CaO), oksida silika (SiO2), oksida alumina (Al2O3), oksida besi (Fe2O3).
Kandungan keempat oksida tersebut kurang lebih 95% dari berat semen dan biasanya disebut
major oxides, sedangkan sisanya sebanyak 5% terdiri dari oksida magnesium (MgO) dan
oksida lain. Pada pabrik semen Indonesia Tuban, jenis semen ini dihasilkan pada penggilingan
akhir (finish mill) pabrik Tuban I dan III.
-

Tabel II.6 Komposisi oksida semen


-

Oksida

- CaO
- SiO2
- Al2O3

Komp
osisi(

%)
60-67
17-25
- 3-8

Gambar. II.1 Semen Portland Tipe I

Fe2O3
MgO
Na2O +

0.5-6
0.1-5.5

K2O
TiO2
P2O3
SO3

0.5-1.3

0.1-0.4
0.1-0.2
- 1-3

Tabel II.7 Property Semen Portland Type I


-

(Institut Semen Dan Beton Indonesia, 2007)

B. Portland Pozzolan Cement (PPC)


-

Semen portland pozolan adalah suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran

yang homogen antara semen Portland dengan pozolan halus, yang di produksi dengan
menggiling klinker semen portland dan pozolan bersama-sama, atau mencampur secara merata
bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling dan
mencampur, dimana kadar pozolan 6 % sampai dengan 40 % massa semen portland pozolan.
-

Pozolan adalah bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina,

yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus
dan dengan adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium
hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti
semen.Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat
dan panas hidrasi sedang. Misalnya jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa,
bendungan, bangunan irigasi dan pondasi pelat penuh.
-

Gambar II.2 Portland Pozzolan Cement (PPC)

Tabel II.8 Property Pozzolan Portland Semen


-

(Institut Semen Dan Beton Indonesia, 2007)

C. Special Blended Cement (SBC)


-

Semen SBC adalah semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega

proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di


lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah, dan untuk transportasinya menggunakan
bulk truk khusus.
-

Gambar II.3 Special Blended Cement (SBC) dalam Kemasan Bulk

You might also like