You are on page 1of 14

PENGARUH STRES DAN BEBAN KERJA

TERHADAP KINERJA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP


DI RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

THE INFLUENCED OF STRESS AND WORKLOAD PERFORMANCE


AGAINST HOSPITAL NURSES INPATIENT INSTALLATION IN RS
ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG
1

Muhammad Faesol, 2Fitri Arofiati, 3Fitri Haryanti


Master of Hospital Management
Muhammadiyah University of Yogyakarta

Correspondence to:
Muhammad Faesol
Master Program of Hospital Management, Muhammadiyah University of Yogyakarta, Jl. Lingkar
Barat, Taman Tirto, Kasihan Bantul, Yogyakarta 55183, Telp: 0274 387656 ext 218, Fax: 0274
387658, email: Ical_male86@yahoo.co.id

ABSTRACT
Background : The change of director and lead structural change also in nursing
management. Changes in the new system caused by the nurse-patient study in patient
care and work according to demand high quality and dedication that resulted in job
stress due to increased workload resulting possible on the performance of nurse,
especially nurses inpatient Roemani Muhammadiyah Semarang Hospital. Objective :
To know the effect of stress and wokload on the performance of nurses inpatient
installation Roemani Muhammadiyah Semarang Hospital and can be considered in
improving patient care. Methods : This Cross sectional was quantitive survey with
nurses of inpatient Roemani Muhammadiyah Semarang Hospital. As the respondent
the study was conducted with questionnaires and checklists were distributed to 98
respondents. Sampling was done by purposive sampling techniques and data analysis
with simple linear regression and multiple regression. Results : Variable job stress
had a negative impact on the performance of nurses at -4.906, variable workload
had a positive influence on the performance of nurses at 2.066, variable stress and
workload of working together had a positive and significant influence on the
1

performance of nurses with at 19.398. Conclusions and recommendations : It was


concluded that the joint variables of work stress and workload had significant
influence on the performance of nurses Roemani Muhammadiyah Semarang
Hospital. Thus, the need for control and guidance of the leadership. So that,
problems can be identified earlier with the rolling. So that, accumulation can be
evaluated and deficiencies. Excess workload on one ward nurses will result in job
stress.
Keywords : Job stress, Workload, and Employee performance
1. Student of Master Program of Hospital Management, Muhammadiyah University
of Yogyakarta
2. Lecture of Master Program of Hospital Management, Muhammadiyah University
of Yogyakarta
3. Lecture of Master Program of Hospital Management, Muhammadiyah University
of Yogyakarta
INTISARI
Latar Belakang : Pergantian direktur serta struktural menimbulkan perubahan pula
dalam manajemen keperawatan. Perubahan sistem baru menimbulkan pembelajaran
oleh perawat rawat inap dalam pelayanan pasien serta menuntut bekerja sesuai
kualitas dan berdedikasi tinggi yang mengakibatkan stres kerja karena beban kerja
kemungkinan bertambah yang berakibat terhadap kinerja perawat khususnya perawat
rawat inap di RS Roemani Muhammadiyah Semarang. Tujuan penelitian :
Mengetahui pengaruh antara stres dan beban kerja terhadap kinerja perawat instalasi
rawat inap di RS Roemani Muhammadiyah Semarang dan dapat dilakukan
pertimbangan dalam meningkatkan pelayanan pasien. Metode : Penelitian ini
kuantitatif dengan rancangan cross sectional survey. Subyek penelitian adalah
perawat rawat inap RS Roemani Semarang. Penelitian dilakukan dengan kuesioner
dan checklist yang disebar kepada 98 responden. Pengambilan sampel dilakukan
dengan tekhnik purposive sampling dan analisis data dengan regresi linier sederhana
dan regresi berganda. Hasil : Variabel Stres kerja mempunyai pengaruh negatif
terhadap Kinerja perawat sebesar -4,906, Variabel Beban kerja mempunyai pengaruh
positif terhadap Kinerja perawat sebesar 2,066, Variabel Stres kerja dan Beban kerja
secara bersama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja perawat
dengan sebesar 19,398. Kesimpulan dan saran: Disimpulkan bahwa secara bersama

variabel Stres kerja, dan Beban kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kinerja perawat RS Roemani Muhammadiyah Semarang. Sehingga perlu adanya
kontrol dan bimbingan pimpinan sehingga permasalahan awal dapat teridentifikasi
selain itu dengan adanya rolling sehingga penumpukan dan kekurangan dapat
terevaluasi. Kelebihan beban kerja pada salah satu bangsal akan mengakibatkan stres
kerja perawat.
Kata kunci: stres kerja, beban kerja, dan kinerja karyawan

PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan
penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya diharapkan senantiasa
memperhatikan fungsi sosial dalam menjalankan dan memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat luas. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan
fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu
pelayanan rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang
paling dominan adalah sumber daya manusia.
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang memiliki karyawan serta
tenaga medis yang berkualitas dan berdedikasi tinggi sehingga diharapkan memiliki
kinerja yang baik. Banyaknya pasien yang masuk dan pasien mondok dengan
bermacam-macam jenis penyakit, memerlukan tindakan medis yang harus segera
dilakukan menambah beban kerja karyawan yang mungkin akan mengakibatkan stres
kerja dan tenaga medis yang pada akhirnya akan menurunkan gairah kerja mereka.
Rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang baru saja mengalami
pergantian direktur, setelah direktur yang sebelumnya mengundurkan diri karena
para karyawan menuntutnya untuk mundur. Terjadinya pergantian direktur serta
struktural di Rumah Sakit Roemani menimbulkan perubahan pula dalam sistem
manajemen di dalam Rumah Sakit khususnya berdampak pula dalam manajemen
keperawatan. Perubahan sistem yang baru menimbulkan pembelajaran oleh perawat

terutama perawat rawat inap dalam pelayanan pasien serta menuntut perawat bekerja
sesuai kualitas dan berdedikasi tinggi yang mengakibatkan stres kerja karena beban
kerja yang kemungkinan bertambah yang berakibat terhadap kinerja para perawat
khususnya perawat rawat inap di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.
Hal tersebut mengakibatkan tingkat drop out atau turn over yang tinggi serta tidak
adanya tunjangan pensiun jangka panjang dan kemauan menjadi seorang pegawai
negeri sipil (PNS) yang masih tinggi
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan penelitian mengenai
pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap kinerja perawat instalasi rawat inap di
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Rumusan masalah dari penelitian
ini adalah Apakah terdapat pengaruh antara stres kerja dan beban kerja dengan
kinerja, apakah terdapat pengaruh antara stres kerja dengan kinerja dan apakah
terdapat pengaruh antara beban kerja dengan kinerja?

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional survey. Subyek
penelitian adalah perawat instalasi rawat inap di Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang. Populasi penelitian ini adalah perawat tetap di instalasi
rawat inap Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang yang berjumlah 98
orang. Tehnik pengambilan Sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling
berdasarkan kriteria yaitu : perawat yang bekerja di bangsal, perawat tidak sedang
cuti atau libur, dan perawat tetap yang bekerja di Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang.
Stres kerja adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan
individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan
dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan
atau fisik berlebihan kepada seseorang. Beban kerja adalah adalah kemampuan
(kesanggupan, kecakapan) yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah, sehingga dengan
kemampuan yang dimiliki akan dapat berfungsi dan berproduksi secara proporsional sesuai
dengan tugas dan fungsi yang dimiliki. Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam

mengimplementasikan sebaik-baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggungjawab

dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan
sasaran unit organisasi.
Penelitian ini menggunakan 2 macam kuesioner penelitian (stress kerja dan
kinerja) dan 1 macam checklist beban kerja. Sebelumnya diambil 30 orang
responden untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Kuesioner stres kerja, beban
kerja dan kinerja menggunakan skala nominal. Analisis data menggunakan analisis
regresi multiple untuk menguji pengaruh antara stres kerja dan beban kerja dengan
kinerja. Regresi linier sederhana untuk menguji pengaruh antara stres kerja dengan
kinerja dan menguji pengaruh antara beban kerja dengan kinerja.

HASIL PENELITIAN
Karakteristik Subyek Penelitian
Karakteristik subyek penelitian terdiri dari 75,6% responden berjenis kelamin
perempuan, 41,1% responden berada pada kelompok usia 2531 tahun, 92,2%
responden berpendidikan D3, 56,7% lama kerja < 3 tahun, 52,2% responden bekerja
dibangsal, 86,7% responden sebagai perawat pelaksana dan 61,1% responden
berstatus kawin.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil uji validitas kuesioner stres kerja, beban kerja dan kinerja menunjukkan r >
0,361, yang artinya seluruh item pertanyaan pada masing-masing kuesioner valid. Uji
reliabilitas menunjukkan keseluruhan item pada masing-masing kuesioner reliabel
dengan Alpha Cronbach > 0,7.
Analisis Deskriptif Stres Kerja di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
Semarang
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa responden yang memberikan penilaian
rendah sebesar 67,8% atau 61 orang, sedang sebesar 27,8% atau 25 orang dan tinggi
sebesar 4,4% atau 4 orang pada variabel stres kerja di Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perawat
rawat inap Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang memiliki tingkat stress
kerja yang rendah.

Analisis Deskriptif Beban Kerja Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah


Semarang
Menunjukkan bahwa responden yang memberikan penilaian rendah sebesar
43,3% atau 39 orang, cukup sebesar 55,6% atau 50 orang dan penilaian tinggi
sebesar 1,1% atau 1 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perawat
rawat inap Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang memiliki beban kerja
dalam kategori sedang.
Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
Semarang
Menunjukkan bahwa responden yang memberikan penilaian tinggi sebesar 64,4%
atau 58 orang, sedang sebesar 34,4% atau 31 orang dan yang memberikan penilaian
rendah pada variabel kinerja perawat Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
Semarang hanya sebesar 1,1% atau 1 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa perawat memberikan penilaian yang tinggi terhadap variabel kinerja.
Uji Normalitas Sebaran
Untuk mengetahui normalitas suatu data dapat dilihat melalui uji statistik
Kolmogorov-Smirnov. Data Perhitungan statistik masing-masing variabel terlihat
bahwa uji Kolmogorov-Smirnov telah dikoreksi dan didapat nilai p = 0,096 untuk
data variabel stres kerja, p = 0,239 untuk data beban kerja dan p = 0,087 untuk data
kinerja. Dengan nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
normal.
Uji Linieritas hubungan
Uji linieritas hubungan masing-masing variabel dependen dan variabel
independen harus memiliki nilai probabilitas p < 0,05. Suatu model regresi dapat
dinyatakan linier apabila memenuhi ketentuan tersebut untuk dapat menguji korelasi
dan regresi antara variabel bebas dan variabel terikatnya. Pada perhitungan secara
statistik didapatkan nilai p = 0,000 untuk variabel stres kerja terhadap kinerja dan
nilai p = 0,000 untuk variabel beban kerja terhadap kinerja. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas.

Pengaruh Antara Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat Instalasi rawat Inap
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang
Tabel 1. Estimasi Regresi Linear Berganda
Variabel

Regrecion
coeficient

Konstanta
Stres kerja (X1)
Beban kerja (X2)

Thitung

T tabel

Keterangan

4.858
-0.464
0.067

-4.906
2.066

1.988
1.988

Signifikan
Signifikan

R Square
Multiple R
Signif F
F hitung

=
=
=
=

0,308
0,555
0,000
19,398

Sumber : Hasil Olah Data Primer, 2011

Berdasarkan hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai t hitung


sebesar -4,906 dan nilai -t

tabel

sebesar -1,988. Dengan demikian -thitung lebih kecil

dari -ttabel (-4,962 < -1,988), hal ini berarti Ho ditolak, artinya pada variabel stres
kerja secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap Kinerja
perawat.
Pengaruh Antara Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang
Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai t hitung sebesar 2,066
dan nilai t

tabel

sebesar 1,988. Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel (2,066 >

1,988), hal ini berarti Ho ditolak, artinya pada variabel beban kerja secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap Kinerja perawat.
Pengaruh Antara Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang

Tabel 2. Analisis regresi stress kerja


dan beban kerja terhadap kinerja
ANOVAb

Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
9.668

df

21.680
31.348

Mean Square
4.834

87
89

F
19.398

Sig.
.000 a

.249

a. Predictors: (Constant), Beban Kerja, Stres Kerja


b. Dependent Variable: Kinerja Perawat

Sumber : Hasil Olah Data Primer, 2011

Dari hasil statistik didapatkan F

hitung

sebesar 19,398 dan F

tabel

signifikansi 5% adalah 2,7094. Hal ini menunjukkan bahwa nilai F


dari F

tabel

pada tingkat

hitung

jauh besar

, (19,398 > 2,7094). Dengan demikian Ha diterima dan menolak Ho. Ini

menunjukkan bahwa variabel Stres kerja (X1), dan Beban kerja (X2), secara bersamasama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja perawat Rumah
Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Kemudian untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas secara serentak terhadap variabel tidak bebas dapat dilihat dari
besarnya koefisien korelasi ganda atau R2. Pada Tabel 1 menunjukkan besarnya
koefisien determinasi (R2) = 0,308 yang menunjukkan variabel bebas secara
bersama-sama mempengaruhi variabel tidak bebas sebesar 30,8% sisanya sebesar
69,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian,
misalnya kompensasi, budaya organisasi dan lain-lain.

PEMBAHASAN
Pengaruh Antara Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Instalasi Rawat Inap
Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan adanya pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel Stres kerja (X1), dan Beban kerja (X2), terhadap Kinerja
perawat Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Signifikansi tersebut
dapat dilihat dari besarnya nilai F hitung dari masing-masing variabel yang lebih besar
dari F

tabel.

Demikian juga hasil secara parsial juga menunjukkan bahwa variabel

Stres kerja (X1), dan Beban kerja (X2), berpengaruh signifikan positif terhadap

kinerja perawat. Hal ini berarti Stres kerja (X1), dan Beban kerja (X2), telah mampu
memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kinerja perawat Rumah
Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.
Fluktuasi beban kerja merupakan bentuk lain dari pembangkit stres kerja. Untuk
jangka waktu tertentu bebannya sangat ringan dan saat-saat lain bebannya bisa
berlebihan. Situasi tersebut dapat kita jumpai pada tenaga kerja yang bekerja pada
rumah sakit khususnya perawat. Keadaan yang tidak tepat tersebut dapat
menimbulkan kecemasan, ketidakpuasan kerja dan kecenderungan meninggalkan
kerja.9 Yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah kondisi pasien yang selalu
berubah, jumlah rata rata jam perawatan yang di butuhkan untuk memberikan
pelayanan langsung pada pasien serta dokumentasi asuhan keperawatan.7
Akibat negatif dari permasalahan ini, kemungkinan timbul emosi perawat yang
tidak sesuai yang diharapkan sebagai perawat masih ada. Beban kerja yang
berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas tenaga kesehatan dan tentu
saja berpengaruh terhadap produktifitas rumah sakit itu sendiri. Kondisi keperawatan
dengan beban kerja yang meningkat memungkinkan timbulnya stress kerja. Stres
kerja adalah situasi faktor yang terkait dengan pekerjaan, berinteraksi dengan faktor
dari dalam diri individu dan mengubah kondisi fisiologi dan psikologi sehingga
keadaannya menyimpang dari normal.4 Lima sumber stress kerja perawat secara
umum adalah beban kerja berlebih, kesulitan berhubungan dengan staf lain, kesulitan
merawat pasien kritis, berurusan dengan pengobatan dan perawatan pasien dan
kegagalan merawat.1
Pengaruh Antara Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap
Berdasarkan analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa stres kerja
berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja perawat. Hal ini berarti bahwa
semakin rendah stres maka kinerja perawat semakin tinggi, dan sebaliknya semakin
tinggi stres maka kinerja perawat semakin rendah. Masalah Stres kerja di dalam
organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya
tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu
orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan
pada emosi, proses berfikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari

10

adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat
mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan
agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama,
perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur. Hal ini tentunya
stressor kerja yang tinggi pada karyawan akan dapat menurunkan kinerja perawat
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.8
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat terjadi berupa
: terjadinya kekacauan hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja,
mengganggu kenormalan aktifitas kerja, menurunkan tingkat produktifitas,
menurunkan pemasukan dan keuntungan rumah sakit. 10 Sesuai dengan penelitian
sebelumnya tentang hubungan stres dengan kinerja, yaitu hubungan U terbalik,
artinya makin tinggi tingkat stres, tantangan kerja juga bertambah maka akan
mengakibatkan prestasi kerja juga bertambah. Tetapi apabila tingkat stres sudah
optimal maka akan mengakibatkan gangguan kesehatan dan akhirnya akan
mengakibatkan penurunan prestasi kerja.5 Apabila titik stres mencapai puncak yang
kira-kira sesuai dengan kemampuan optimal atau maksimum kinerja karyawan maka
pada titik ini stres tambahan cenderung tidak menghasilkan perbaikan kinerja
selanjutnya bila stres yang dialami karyawan terlalu besar, maka kinerja akan mulai
menurun, karena stres tersebut mengganggu pelaksanaan kerja karyawan dan akan
kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya atau menjadi tidak mampu untuk
mengambil keputusan dan perilakunya menjadi tidak menentu. Akibat yang paling
ekstrim adalah kinerja menjadi nol, karyawan mengalami gangguan, menjadi sakit,
dan tidak kuat lagi untuk bekerja, menjadi putus asa, keluar atau menolak bekerja.7
Pengaruh Antara Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap
Berdasarkan analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa beban kerja
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perawat. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi beban kerja maka kinerja perawat semakin tinggi, dan sebaliknya
semakin rendah beban kerja maka kinerja perawat juga semakin rendah. Dengan
demikian peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan memberikan beban kerja yang
sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan perawat. Terdapat dua tipe beban
berlebih yaitu kuantitatif dan kualitatif. Memiliki terlalu banyak sesuatu untuk

11

dikerjakan atau tidak cukup waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan
beban kerja berlebih yang bersifat kuantitatif. Beban kerja berlebih kualitatif terjadi
jika individu merasa tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan mereka atau standar penampilan yang dituntut terlalu tinggi
yang berakibat dengan timbulnya stres kerja serta kinerja yang rendah.3 Beban kerja
berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stres yang
berpengaruh terhadap kinerja.13
Secara garis besar analisis mengenai kinerja berkaitan dengan dua faktor utama
kemampuan kerja dan motivasi untuk melaksanakannya. Kinerja merupakan fungsi
dari kemampuan kerja dan motivasi. Sehingga, apabila beban kerja rendah maka
semakin rendah pula kemampuan kerja serta motivasi dalam melakukan
pekerjaannya
Beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang
digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu
tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan
berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang
tepat dilimpahkan kepada seorang petugas. Analisis pekerjaan adalah prosedur untuk
menentukan tugas-tugas dan hakekat pekerjaan, serta jenis orang yang perlu diangkat
untuk melaksanakannya, atau dengan kata lain analisis pekerjaan menyediakan data
tentang syarat pekerjaan yang digunakan untuk menyusun uraian pekerjaan (job
description) dan spesifikasi pekerjaan (job specification). Lebih lanjut dikatakan
pula, bahwa informasi yang dihasilkan oleh analisis pekerjaan dapat digunakan
dalam rekrutmen dan seleksi, kompensasi, penilaian prestasi kerja, serta pendidikan
dan pelatihan.6
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa stres kerja dan beban kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
stres kerja maka kinerja perawat akan menurun, sedangkan beban kerja berpengaruh
positif signifikan yang menunjukkan perawat yang memiliki beban kerja yang lebih
banyak cenderung memiliki kinerja tinggi. Hal ini disebabkan karena pasien di
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang masih dalam kisaran cukup,

12

namun demikian jika beban kerja yang berlebihan bisa menimbulkan kinerja yang
menurun.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
jawaban atas permasalahan yang ada didalam penelitian ini, yaitu:
1. Berdasarkan uji F, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel Stres
kerja (X1), dan Beban kerja (X2), mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja perawat Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Sedangkan
besarnya hubungan antara variabel stres kerja dan beban kerja terhadap kinerja
perawat dalam kategori sedang.
2. Stres kerja perawat termasuk dalam kategori rendah. Artinya perawat mampu
mengelola stress yang dialami selama bekerja, terbukti dengan keadaan fisik dan
emosional yang baik.
3. Beban kerja perawat termasuk dalam kategori sedang. Artinya pihak Rumah
Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang dalam memberikan beban kerja
kepada perawat disesuaikan dengan kemampuan perawat itu sendiri.
4. Kinerja perawat termasuk dalam kategori tinggi. Artinya perawat bekerja sesuai
dengan standar kerja yang diterapkan oleh pihak Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang.
5. Stres kerja mempunyai pengaruh yang negatif signifikan terhadap kinerja
perawat. Artinya semakin tinggi stres kerja maka kinerja perawat akan semakin
menurun.
6. Beban kerja mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja
perawat. Artinya semakin tinggi beban kerja maka kinerja perawat juga akan
semakin meningkat.

SARAN
Berkaitan dengan kesimpulan dan pembahasan yang telah disebutkan di atas, maka
ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu :

13

1. Pihak manajemen Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang hendaknya


dapat mengelola stres kerja perawat. Banyaknya tugas yang harus dikerjakan
karyawan memang perlu adanya kontrol dan bimbingan dari pimpinan, sehingga
permasalahan awal yang timbul pada perawat cepat dapat teridentifikasi dan
dapat diselesaikan secepatnya, tidak mengganggu sebagai beban yang dapat
menjadi potensi stressor perawat.
2. Untuk mengatur beban kerja perawat pada masing-masing bangsal bisa dilakukan
rolling atau perputaran, sehingga terjadi penumpukan atau kekurangan beban
kerja pada masing-masing bangsal, karena kelebihan beban kerja pada salah satu
bangsal akan mengakibatkan stres kerja perawat.
3. Dalam melakukan penilaian kinerja hendaknya untuk kegiatan non-produksi
ditentukan dengan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui human judgements atau pertimbangan obyektif. Penilaian kegiatan nonproduksi dapat dilakukan melalui penilaian (rating) oleh atasan atau standar
(pedoman) pengukuran yang melekat pada jenis pekerjaan yang dilakukannya.
Sedangkan, pekerjaan produksi bersiat kuantitatif dimana seseorang bisa
langsung menghitung produksinya dan menilai mutu berdasarkan standar
obyektif.
4. Pihak manajemen Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang hendaknya
memberikan pelatihan yang mendorong terwujudnya kinerja yang lebih baik
karena meningkatkan ketrampilan dan pengalaman melaksanakan pekerjaannya.
Pelatihan mencakup semua kegiatan kursus, penyegaran, seminar, dan pelatihan
baik formal maupun informal.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fitri Arofiati, S.Kep, Ns, MAN., Dr.
Fitri Haryanti, Skp, M.Kes., Qurratul Aini S.Kg., M.Kes., selaku pembimbing Tesis
dari Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abraham and Shanley. Psikologi Sosial untuk Perawat. Jakarta : EGC; 1997.

14

2. Depkes RI. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit cetakan I, Jakarta :


Depkes RI; 2002.
3. Gibson, dkk. Organisasi editor Lynda Syaputra, Jakarta : Binarupa Aksara; 1996
4. Haryani, Titik. Hubungan antara Stres Kerja dan Beban Kerja Perawat di RS
Islam Surakarta, UNS : Surakarta; 2007
5. Ilmi K. Berbagai Macam Sumber Stres dalam kehidupan sehari-hari, Jakarta : PT
Rineka Cipta; 2003.
6. Komarudin S. Pengantar Manajemen Perusahaan, Jakarta : PT Raja Grafina
Persada; 1996.
7. Kusmiati. Hubungan Persepsi Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat :
Yogyakarta : FK UGM; 2003.
8. Luthans F. Organizational Behaviour (9th edition), New York : Mc Graw Hill;
2000.
9. Munandar, Sunyoto A. Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta : UI; 2001.
10. Rini, Jacinta F. Summary of citing intemeksites stres kerja (online) dalam
http://www.baliusada.com; 2002.
11. Santoso, Singgih. Buku latihan SPSS statistic parametric, Jakarta : PT Elex
Media Komputindo; 2000.
12. Sugiyono. Statistik untuk penelitian, Bandung : Alfa Beta; 1997.
13. Sunyoto, Ashar. Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta : UI; 2001.

You might also like