Professional Documents
Culture Documents
PANDUAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
BERBASIS TIK
KATA PENGANTAR
Pendidikan sangat berperan dalam pembentukan pribadi manusia. Untuk itulah pemerintah
sangat memberi perhatian dalam menangani pendidikan, karena dengan sistem pendidikan
yang baik diharapkan akan muncul generasi penerus yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Salah satu program pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan saat ini adalah
peningkatan mutu pendidikan. Suatu pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses
pembelajaran berlangsung menarik dan menantang. Pembelajaran merupakan sebuah
proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dalam suatu lingkungan yang
dikelola dengan sengaja agar tercapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Direktorat Pembinaan SMA sebagai salah satu instansi pemerintah yang memiliki
kewenangan dalam pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA), melakukan berbagai program
kegiatan dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran di SMA, di antaranya adalah
memfasilitasi pengembangan rintisan pusat sumber belajar di sejumlah sekolah.
Pada prinsipnya Pusat Sumber Belajar (PSB) di SMA merupakan media informasi dan
komunikasi pembelajaran yang dapat melayani kebutuhan sekolah bersangkutan dan
sekolah lainnya berkaitan dengan pembelajaran. Konten PSB dikembangkan, diisi,
digunakan, dievaluasi dan disempurnakan oleh para pendidik. Dengan kata lain PSB ini juga
sebagai unjuk kinerja pendidik SMA.
Pengembangan rintisan PSB telah dimulai beberapa tahun yang lalu, dituangkan dalam
beberapa naskah dokumen. Sangat disadari, naskah konsep ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu upaya penyempurnaan terus dilakukan.
Kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan
rintisan PSB ini, khususnya kepada Tim Perumus yang telah bekerja keras mewujudkan
naskah dokumen ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga kerja keras ini pada saatnya
nanti memberikan hasil yang baik, yang dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak.
Dr. Sungkowo M.
NIP. 130784257
DAFTAR ISI
........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
10
16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Pemerintah dalam hal ini
Menteri Pendidikan Nasional, telah menerbitkan berbagai peraturan agar
penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) paling tidak dapat memenuhi standar minimal tertentu.
Berbagai standar tersebut adalah: (1) standar isi, (2) standar kompetensi
lulusan, (3) standar proses, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)
standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar
pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik
diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41
tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang
perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada
satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan
demikian, pendidik diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai
salah satu sumber belajar.
Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, namun
bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan
sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Apabila bahan
ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada atau sulit diperoleh
maka membuat bahan ajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak.
Kalaupun bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan
berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan ajar tersebut.
Bahan ajar merupakan salah satu lingkup penting yang menjadi garapan
dalam PSB-SMA yang berfungsi sebagai wahana belajar. Bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sebagai bagian dari sumber belajar,
bahan ajar memiliki peran penting dalam perencanaan pembelajaran dan
proses pembelajaran.
Bahan ajar yang dikembangkan sendiri harus disesuaikan dengan karakteristik
sasaran yang mencakup lingkungan sosial, budaya, geografis, tahapan
perkembangan peserta didik, kemampuan awal, minat, latar belakang
keluarga dan lain-lain. Oleh karena itu pengembangan bahan ajar harus dapat
menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar.
Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit,
asing, dan sebagainya.
B.
Tujuan
Panduan pengembangan bahan ajar berbasis TIK dibuat dengan tujuan:
1. memandu para pendidik dalam menyusun dan mengembangkan bahan
ajar yang efektif pada kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan
masing-masing;
2.
C.
BAB II
PENGERTIAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK
A.
2.
B.
2.
BAB III
PENYUSUNAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK
Bahan Ajar Berbasis TIK memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan ajar
biasa seperti buku, modul maupun handout. Karakteristik umum bahan ajar
berbasis TIK adalah dalam hal penggunaan TIK untuk penyusunan maupun
penggunaannya.
Sesuai dengan arah pengembangan bahan ajar berbasis TIK yang dilakukan oleh
Direktorat Pembinaan SMA melalui website PSB-SMA, maka penyusunan bahan ajar
berbasis TIK harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, baik pada tahap
perencanaan, persiapan, penyusunan, penilaian atau validasi dan pengiriman bahan
ajar berbasis TIK.
A. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dalam menyusun bahan ajar berbasis TIK bertujuan untuk
menentukan
karakteristik
SK-KD
suatu
mata
pelajaran
apakah
pembelajarannya dapat dikembangkan menggunakan bahan ajar berbasis TIK.
Seperti halnya pada pemetaan SK-KD dalam penyusunan silabus, maka
pemetaan SK-KD dalam penyusunan bahan ajar juga harus memperhatikan
tingkatan ranah berfikir dan karakteristik materi yang dikembangkankannya.
Dengan analisis ini diharapkan diperoleh gambaran yang jelas mengenai jenis
bahan ajar yang dapat digunakan, strategi penggunaan bahan ajar serta alokasi
waktu yang tepat
Pemetaan SK-KD untuk menentukan jenis bahan ajar yang digunakan untuk
pembelajaran dapat menggunakan format sebagai berikut :
Kelas
SK
KD
THP
Indikator
Pencapaian
THP
Karakteristik
Materi
Kegiatan
Pembela
jaran
Jenis
Bahan
Ajar
Alokasi
Waktu
Dari tabel format diatas dapat dilihat bahwa secara umum, pemetaan SK-KD
penyusunan bahan ajar memiliki karakteristik yang sama dengan yang
digunakan untuk penyusunan silabus, yang membedakan adalah bahwa dalam
pemetaan ini harus secara tegas diidentifikasikan Karakteristik Materi dan
Jenis Bahan ajar.
Identifikasi karakteristik materi penting dalam menentukan jenis bahan ajar
yang akan disusun maupun digunakan. Identifikasi karakteristik materi harus
mengacu pada pada SK, KD maupun Indikator pencapaian.
10
11
a.
b.
c.
d.
e.
f.
terdapat tantangan
terlibat dalam mengambil sebuah keputusan
diperbolehkan untuk mengeksplorasi bahan ajar
mendapatkan informasi tambahan yang sesuai
diperbolehkan untuk berbuat kesalahan tanpa disertai sanksi
pembelajaran menyenangkan bagi mereka
digunakan
untuk
pembelajaran
yang
bersifat
Lange, M. eLearning: From Level I to Level IV of Interactivity: Why choosing the appropriate
interactivity is important. Entelisys Technologies, 2006.
12
Pada tingkat ini, peserta didik dapat memasukkan variabel nyata yang
diinginkan. Variabel yang dimasukkan akan berpengaruh terhadap
simulasi yang terjadi pada layar.
Tingkat III baik digunakan untuk pembelajaran yang bersifat Aplikasi
dan Analisa.
4) Tingkat IV: Interaksi langsung
Interaksi langsung menciptakan sebuah bahan ajar yang bertindak
seperti layaknya yang akan terjadi pada dunia nyata. Peserta didik
terlibat dalam sebuah simulasi yang mirip dengan kehidupan nyata.
Stimuli dan respon dikoordinasikan dengan lingkungan nyata.
Pembelajaran dan penilaian langsung terjadi, dan bahan ajar ini
memungkinkan kolaborasi dengan peserta didik lain atau dengan
pendidik.
Tingkat IV baik digunakan untuk pembelajaran yang bersifat Sintesa
dan Evaluasi.
4. Penyusunan Storyboard
Storyboard (cetak biru bahan ajar) sebagai kerangka acuan dalam
menyusun bahan ajar berbasis TIK berupa urutan tampilan bahan ajar yang
akan dikembangkan.
Penyusunan storyboard adalah salah satu cara alternatif untuk
mensketsakan kalimat penuh sebagai alat perencanaan. Storyboard
menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada selembar kertas sehingga
naskah dan visual terkoordinasi dengan baik.
Komponen yang harus ada pada storyboard meliputi urutan tampilan,
Materi Tampilan, Diskripsi, Navigasi dan Tata letak/disain tampilan.
Berikut ini adalah contoh storyboard:
Storyboard
(Judul Bahan Ajar)
A. Identitas Bahan Ajar
1. Standar Kompetensi
2. Kompetensi Dasar
3. Indikator Pencapaian
4. Kelas/Semester
5. Model Bahan Ajar
:
:
:
:
: Tutorial/Simulasi/Presentasi
13
B. Storyboard
No Materi Tampilan
1
dst
Deskripsi
Navigasi
1. Home untuk
keluar dari
materi
2. Next untuk
ke slide
selanjutnya
dst
dst
Disain
tampilan
Judul
Identitas Bahan
Ajar
Identitas
Institusi
dst
C. Tahap Penyusunan
Kegiatan penyusun bahan ajar berbasis TIK tergantung dari karakteristik materi
yang akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran.
Penyusunan bahan ajar harus mengikuti kaidah-kaidah yang baku dalam
penyusunan bahan ajar. Secara umum, bahan ajar harus memuat :
1. Judul, kelas, semester dan identitas penyusun
Pada umumnya judul bahan ajar, kelas, semester dan identitas terletak
pada halaman muka (beranda). Hal ini penting diperhatikan agar
memudahkan pemakai dalam memilih bahan ajar yang akan digunakan.
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar harus diinformaskan dalam bahan
ajar yang disusun karena sebagai acuan bagi pemakai mengenai kompetensi
yang harus dicapai peserta didik setelah mempelajari materi yang terdapat
pada bahan ajar tersebut.
3. Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian menggambarkan hasil-hasil yang harus dicapai peserta
didik setelah mempelajari materi yang ada pada bahan ajar. Indikator
pencapaian lebih menekankan pada aspek hasil belajar yang merupakan
tahapan untuk mencapai kompetensi sesuai dengan standar kompetensi
maupun kompetensi dasarnya
4. Materi Bahan Ajar
Materi bahan ajar berbasis TIK harus memperhatikan tingkat interaktivitas
bahan ajar yang disusun. Pengorganisaian materi bahan ajar harus
mencerminkan aspek yang dilihat dari :
a. Kompleksitas, materi harus dikembangkan dari yang sederhana menuju
yang kompleks baik dalam pengembangan konsep maupun contoh-contoh
pendukungnya
b. Urgenitas, materi inti harus dikembangkan lebih dulu dari pada materi
pengembangan.
c. Keruntutan, materi harus memberikan pemahaman yang runtut terhadap
pemahaman konsep. Penyusunan materi yang tidak runtut menyulitkan
2010 Direktorat Pembinaan SMA
14
Tahap Pengiriman
Menyerahkan file bahan ajar berbasis TIK kepada Penanggung Jawab Pelaksana
sekolah PSB-SMA
Penanggung Jawab Pelaksana Sekolah PSB-SMA wajib mengirimkan bahan ajar
berbasis TIK tersebut kepada Penanggung Jawab Mata Pelajaran PSB-SMA
15
BAB IV
KOMPONEN DAN INSTRUMEN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK
A.
: kebenaran, kedalaman,
keterbacaan
kekinian,
dan
a.1. Kebenaran
a.2. Kedalaman
a.3. Kekinian
a.4. Keterbacaan
b.2. SK
: sesuai dengan SI
b.3. KD
: sesuai dengan SI
b.4. Indikator
b.5. Materi
: sesuai dengan SK KD
b.7. Latihan
b.8. Penyusun
: identitas penyusun
b.9. Referensi
c.2. Tipografi
c.3. Media
16
c.4. Warna
: harmonisasi warna
c.5. animasi
c.6. Layout
2. Skor merupakan angka dalam skala ordinal yang diberikan pada setiap
indikator menunjukkan tingkat kondisi indikator. Skor diberikan dalam
skala 1-4.
3. Total skor maksimum adalah 70. Cara penghitungan nilai adalah dengan
membagi skor yang didapat dengan skor maksimum dikalikan 100.
Contoh: total skor untuk bahan ajar Ekonomi berjudul Kelangkaan
mendapatkan skor 50. Maka nilai yang diperoleh adalah (50/70) x 100 =
7,14
Kriteria nilai adalah sebagai berikut:
a. < 51
: Kurang
b. 51 70
: Cukup
c. 71 90
: Baik
d. 91 100
: Sangat Baik
17
B.
Substansi Materi
No
Indikator
Kebenaran
Skor
b. Eksplorasi/pengembangan
Kriteria
Kekinian
2.
Keterbacaan
1
2
3
4
No
Komponen Penilaian
Navigasi
Kriteria
Skor
3
4
18
Huruf
Warna
Animasi (slide)
Layout
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3. Desain Pembelajaran
No
Komponen Penilaian
Judul
SK-KD
Tujuan Pembelajaran
Kriteria
Skor
Mencantumkan SK-KD
3
4
19
Materi
Contoh Soal
Latihan/Tes/Simulasi
Penyusun
Referensi
Contoh Referensi
a. Bahan sumber (media
elektronik/cetak)
b. Kutipan (foot note)
c. Nara Sumber
(wawancara/dialog/pernya
taan/model)
1
2
4
1
2
3
4
1
2
3
1
2
Terdapat 1 - 5 referensi
20
4.
No.
Pemanfaatan Software
Komponen Penilaiain
Kriteria
Tidak ada interaktivitas
Software Pendukung
Originalitas
1
2
3
Skor
3
4
1
2
3
21
BAB V
PENUTUP
1. Bahan Ajar Berbasis TIK adalah bahan ajar yang disusun dan dikembangkan
dengan menggunakan alat bantu TIK untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
2. Bahan Ajar Berbasis TIK memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan
ajar biasa seperti buku, modul maupun handout. Karakteristik umum bahan
ajar berbasis TIK adalah dalam hal penggunaan TIK untuk penyusunan
maupun penggunaannya.
3. Arah pengembangan bahan ajar berbasis TIK yang dilakukan oleh Direktorat
Pembinaan SMA melalui website PSB-SMA, maka penyusunan bahan ajar
berbasis TIK harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, baik
pada tahap perencanaan, persiapan, penyusunan, penilaian atau validasi
dan pengiriman bahan ajar berbasis TIK.
4. Penilaian bahan ajar berbasis TIK harus sesuai dengan kaidah yang terdapat
di dalam instrumen yaitu substansi materi, desain pembelajaran, tampilan
(komunikasi visual), dan pemanfaatan software.
22
Membuat folder utama dan sub folder untuk menyimpan gambar, media,
dan file pendukung lainnya.
Membuat Graphic User Interface (GUI) atau tampilan bahan ajar untuk
halaman judul dan halaman isi.
Menambah teks dan desain bahan ajar berbasis TIK PSB-SMA yang memuat:
(1) Beranda: judul, kelas, dan semester; (2) SK-KD; (3) Indikator
Pencapaian; (4) Materi Bahan Ajar; (5) Latihan soal; (6) Uji kompetensi; (7)
Referensi; (8) Penyusun.
Menambah animasi.
Menambah interaktifitas.
Validasi
a.
b.
c.
Pengiriman
a.
b.
23