Professional Documents
Culture Documents
BAYI PREMATUR
A. TEORI MEDIS
1. DEFINISI
Menurut WHO bayi prematur adalah bayi lahir hidup yang
dilahirkan sebelum 37 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir.
Prematur juga sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas. (Berman,
2000)
Kelahiran prematur yaitu bayi lahir hidup kurang dari 37 minggu
kehamilan, menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas perinatal. Bayi
yang lahir prematur memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, risiko
penyakit, disabilitas dalam hal motorik jangka panjang, kognitif, visual,
pendengaran, sikap, emosi sosial, kesehatan, dan masalah pertumbuhan
jika dibandingkan dengan bayi normal
Persalinan prematur adalah persalinan yang dimulai setiap saat
setelah awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37
(Varney dalam Ariana, 2012). Persalinan prematur merupakan persalinan
yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37
minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Masalah utama
dalam persalinan prematur adalah perawatan bayinya, semakin muda usia
kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitasnya (Saifuddin
dalam Ariana 2012 ).
Setiap tahun dilaporkan ada sekitar 15 juta bayi lahir prematur di
dunia, lebih dari satu dalam 10 kelahiran. Kelahiran prematur meningkat
tiap tahun hampir di semua negara. World Health Organization (WHO)
menargetkan bahwa hingga tahun 2015, 16 juta bayi dapat diselamatkan.
Namun, pada kenyataannya tingkat penurunan untuk pengurangan angka
kematian masih tidak mencukupi untuk mencapai target yang ditetapkan,
khususnya di sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan. Salah satu hambatan
penting untuk kemajuan MDGs 4 sehingga gagal untuk mengurangi
h)
i)
j)
k)
l)
23-25 minggu
Pada 24 minggu
Pr: 620gr,
Pr: 700gr
Sangat tipis, Bergelatin,
29-31 minggu
Pada 30 minggu
Pr: 1,4 Kg
Lk: 1,5 Kg
Ketebalan
medium,
seluruh tubuh
Daun telinga
ada rekil
Jaringan payudara tidak Satu atau kedua payudara
teraba
Genetalia
membentuk
nodul
mayora
jauh,
labia
inguinalis
terpisah Pr: labia
minor
dan
Postur
menonjol
Ekstensi, tidak teratur, Sedikit
Penglihatan
tidak terkoordinasi
tungkai bawah
Kelopak mata dapat Pupil bereaksi terhadap
tertutup
atau
sebagian cahaya
fleksi
pada
Pernafasan
Membutuhkan
bantuan Kadang-
kadang
bantuan
Menghisap
& Isapan
tidak
menelan
Pemberian
terkoordinasi
Biasanya membutuhkan Makan
makanan
TPN
(total
nutrition,
parienteal total)
lewat
selang
parinteal (nasogastrik),
Kadang-kadang
nutrisi
membutuhkan TPN
Pengecapan
Interaksi
terbebani
oleh
stimulus sensorik
Menagis
Sangat pelan
Status
bangun Status tidur terimediet
dan tidur
(Lissauner & Fanaroff, 2009)
5. MORBIDITAS DAN MORTALITAS
a. Morbiditas
Bayi yang lahir preterm memiliki banyak kerugian, termasuk stres
untuk orang tua dan keluarga, perawatan dirumah sakit yang lama,
dan biaya yang cukup besar. Setelah usia gestasi 30 minggu,
sebagian besar bayi preterm dinegara maju dapat bertahan hidup
tanpa gangguan neurologik. Namun demikian, pada usia gestasi
yang lebih rendah terdapat morbidilitas yang cukup besar.
Morbiditas tergantung pada usia gestasi. (Lissauner & Fanaroff,
2009)
b. Mortalitas
Mortalitas terutama ditentuka oleh usia gestasi dan berat lahir.
kedua faktor ini saling berintraksi satu sama lain seperti juga
berintraksi dengan faktor-faktor resiko lainnya:
1) Jenis kelamin ( laki-laki memiliki mortalitas yang lebih
tinggi)
2) Etnik
3) Kelahiran multipel
Terdapat perbaikan yang nyata dalam ketahanan hidup bayi-bayi
yang dilahirkan pada batas viabilitas, yaitu usia gestasi 23-25
minggu, dengan berat lahir 500-800 gr. Namun demikian,
mortalitas, morbiditas, dan efek buruk pada hasil perkembangan
saraf paling tinggi pada bayi-bayi ini. (Lissauner & Fanaroff,
2009)
6. KOMPLIKASI
Gangguan kesehatan pada bayi prematur antara lain:
a. Termoregulator
1) Masih prematur, sehingga fungsinya masih belum
optimal sebagai pengatur kehilangan panas badan
2) Sedikitnya timbunan lemak dibawah kulit dan luasnya
permukaan badan relatif besar sehingga bayi prematur
mudah kehilangan panas dalam waktu singkat
b. Masalah paru
1) Pusat pengaturan paru di medula oblogata masih belum
sepenuhnya dapat mengatur pernafsan
2) Tumbuh kembang paru masih belum matur sehingga sulit
berkembang dengan baik
3) Otot pernafasan masih lemah, sehingga tangis bayi
prematur terdengar lemah dan merintih
c. Gastriintestinal
1) Belum sempurna sehingga tidak mampu menyerap
makanan asi yang sesuai dengan kemampuannya
2) Pengosongan lambung terlambat sehingga menimbulkan
sesistensi lambung dan usus
d. Hati
1) Belum matur sehingga kurang dapat berfungsi untuk
mendukung metabolisme
2) Cadangan glikogen rendah
3) Metabolisme
bilirubin
rendah
menimbulkan
faktor
pembekuan
darah
dapat
perubahan
menimbulkan
hemodinamik
syok
sehingga
sirkulasi
terjadi
dengan
7. PENATALAKSANAAN
Bayi prematur dapat dilahirkan dengan dua cara yaitu bisa dengan
pervaginam dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi atau
dengan
berat janin tidak kurang dari 3176 gram, pembukaan sudah lebih dari 4 cm.
sedamgkan untuk bayi prematur yang dilahirkan perabdominal yaitu
apabila bayi dalam posisi sungsang namun kepala bayi dalam posisi
defleksi, atau terjadi plasenta previatotalis sehingga bayi tidak dapat
dilahirkan pervaginam (Manuaba, 2010).
Prawirohardjo (2007: 778) menjelaskan bahwa karena belum
sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan
perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus
maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan
bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi serta mencegah
kekurangan vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermi bila
berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh
permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila dibandingkan dengan
berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah kulit dan kekurangan
lemak coklat
perlu
berat
badan
2-2,5kg
adalah
34C,
agar
ia
dapat
didekat bayi
mengurangi
berat bayi. Jumlah cairan yang diberikan pertama kali adalah 1-5
ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit tiap 12 jam.
Penambahan susu
ada
atau tidaknya
infeksi
salah satu
jawaban dari
keluarga mengenai
hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih dan
kering (misalnya meja kayu). Kondisi yang rata diperlukan untuk
mengatur posisi kepala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya di dekat
sumber pemanas (misalnya : lampu sorot) dan tidak banyak tiupan
angin (jendela atau pintu yang terbuka). Biasanya di gunakan lampu
sorot atau bola lampu berdaya 60 watt yang diletakkan dengan jarak
50-60 cm dari bayi, pastikan lampu dinyalakan terlebih dahulu
menjelang kelahiran bayi (POGI, IBI, Depkes RI, IDAI, P2KP-KR,
2008 dan Aziz, 2008).
8. PATHWAY
B. TEORI KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat / tidak teratur dalam batas normal (120
sampai 160 dpm) murmur jantung yang dapat menandakan duktus
arteriosus paten (PDA)
b. Makanan / Cairan
Berat badan kurang dari 2500 g
c. Neurosensori
1) Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut
2) Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh : sutura
mungkin mudah di gerakan, fontanel mungkin besar / terbuka
lebar
3) Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin
merapat Reflek tergantung pada usia gestasi
d. Pernafasan
1) Apgar score mungkin rendah
hisap
lemah
c. Resikotinggiinfeksiberhubungandenganpertahanantubuh
yang
belumsempurna.
d. Diskontinuitas pemberian ASI berhubungan dengan prematuritas
e. Perubahanperfusijaringanberhubungandengankurangnyasuplayoksi
genmenurun.
f. Kerusakanpertukaran gas berhubungandenganimaturitasparu.
g. Bersihanjalantidakefektifberhubungandenganketuban
yang
masukhidungdanmulut
h. Kurangpengatahuanberhubungandenganperawatanbayinya
3.
N
Intervensi
DiagnosaKeperawatan
o
1 Polanafastidakefektif
Tujuan/K
RencanaTindakan
riteria
b/d Tujuan :
1. Manajemenpolanafas,
tidakadekuatnyaekspansiparu
Setelah
frekwensidanbunyinafas
dilakukan
R:Mengetahuitipeganggua
tindakan
nnafas,
keperawat
danseberapajauhgangguan
an
ituterjadi
3x24
jam
2. Observasihasil BGA
polanafask
R:Mengetahuiefektivitasp
embaliefe
ernafasandanrencanaterapi
ktif
berikutnya
3. Berikanposisikepalasedik
Kriteria :
itekstensi
a. Kebut
R:Melebarkanjalannafasa
uhanok
kanmemudahkanoksigen
sigen
masukkeparutanpausaha
menurun
b. Nafass
yang keras
4. Berikanoksigendenganm
pontan,
adekuat
R:Memenuhikebutuhanok
sigentubuh
RR
30-60
x/menit
5. Kolaborasi
pemberian
terapi
c. Tidaks
esak.
d. Tidaka
daretrak
si
2 Resikotinggigangguankeseim
.
Tujuan :
ubun-ubun
ketidakmampuanginjalmempe dilakukan
R:Mengetahuitingkatgang
rtahankankeseimbangancairan tindakan
guancairantubuh
danelektrolit
keperawat
an selama
3x24 jam
dehidrasit
eratasi
2. Observasi
tanda-tanda
vital
R: Mengetahui kondisi
pasien
3. Catat intake dan output
R:Sebagaibahanpertimban
Kriteria:
a. Turgor
kulitela
stik
b. Tidaka
da
Perubahannutrisikurangdarike
butuhantubuhberhubungande
ngantidakadekuatnya intake
edema
gansejauhmanaresusitasic
airanakandilakukan
4. Kolaborasidalampemberi
ancairan
intra
vena
danelektrolit
R:Memenuhikebutuhancai
rantubuh
c. Produ
ksiurin
1-2
cc/kgbb
/jam
d. Elektr
olitdara
hdalam
batas
normal
1. Manajemendancatattoler
ansiminum
R : Mengetahui intake
bayi
2. Berikan
ASI/PASI
Setelah
b/d dilakukan
R:Mengetahuiperkembang
an status nutrisibayi
4. Kolaborasidalampemberi
an
total
parenteral
imaturitasfungsitermoregulasi
tindakan
nutrition kalauperlu
atauperubahansuhulingkunga
keperawat
an
tidakdapatdipenuhidengan
3x24
jam
cara lain
nutrisiade
kuat
Kriteria :
a. Beratb
1. Manajemensuhubayi
adannai
Mengetahuiderajathipoter
k 10-30
miadanpenentuanrencanat
gram /
erapiberikutnya
hari
2. Tempatkanbayidibawah
b. Tidaka
radian warmer/incubator
da
edema
Menjagakehangatandanke
c. Protei
n
setabilansuhubayi
dan 3. Hindarkanbayikontaklan
albumin
gsungdenganbendasebagai
darahda
sumberdingin/panas
lambata
Kemampuanadaptasibayit
normal
erhadapperubahansuhulin
gkunganbelumbaik
4. Gantipopokbilabasah
R
Menghindarkankonduksik
alortubuhbayi
Tujuan :
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawat
an selama
3x24 jam
Suhubayis
tabil
a. Suhu
36,5 0C
-37,2 0C
b. Akralh
angat
5 Resikotinggiinfeksi
.
b/d Tujuan :
imaturitasfungsiimunologik
1. Hindaribayidari
orang-
Setelah
orang
yang
dilakukan
terinfeksikalauperlurawat
tindakan
dalam incubator
keperawat
R:Menghindaritransisiku
an selama
man
3x24 jam
2. Cucitangansebelumdanse
Bayitidakt
sudahkontakdenganbayi
erinfeksi
R:Mengurangiresikotransi
sikumandaritangan
Kriteria :
3. Lakukantehnikaseptikda
a. Suhu
nantiseptikbilamelakukan
36,5 0C
prosedur invasive
-37,2 0C
R:Mengurangiresikotransi
b. Darahl
sikumandaritangan
engkap
4. Lakukanperawatantalipu
normal
infeksi
dengan Setelah
dilakukan
1.
Posisikan
bayi
semi-
fowler
2.Manajemen/
evaluasi
perawatan
3x24 jam
memberikan susu
mampu
memperta
interaktif
untuk
hankan
membantu
laktasi
mempertahankan
Kriteria
keberhasilan
Hasil :
pemberian ASI
proses
a. Menyu 4.Instruksikan
dan
sui
demonstrasikan
secara
orang
mandir
i
b. Tetap
memp
ertaha
nkan
laktasi
c. Pertu
mbuha
n dan
setelah
kepada
tua
bayi
teknik
diberikan
susu
5.Menggunakan
interaktif
membantu
bantuan
untuk
ibu
mempertahankan
kebersihan
pemberian ASI
proses
perke
mbang
an
bayi
dalam
batas
normal
d. Menge
tahui
tandatanda
penuru
nan
suplai
ASI
e. Tandatanda
vital
bayi
dalam
batas
normal
DAFTAR PUSTAKA
Ariana, Dhina Novi; Sayono; Kusumawati, Erna. 2011. Faktor risiko kejadian
Persalinan Prematur (Studi Dibidan Praktek Mandiri Wilayah Kerja
pukesmas Geyer dan Pukesmas Toroh Tahun 2011).http://jurnal.unimus.ac.id.
Berman, Richard E. 2000. Ilmu Kesehatan anak Nelson. Jakarta: ECG
Lissauer, Tom; Fanaroff, Avroy A. 2009.Neonatology at a Glance. Jakarta:
Erlangga
Maryunani, Anik; Puspita, Eka. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Matrenal &
Neonatal. Jakatra: TIM
Wilkonson, Judith M; Ahern, Nancy R. 2011. Buku SakuDiagnosis Keperawatan:
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kreteria Hasil NOC .Jakarta: ECG