You are on page 1of 4

Injeksi Depo Antipsikosis

Injeksi depo kerja panjang digunakan untuk terapi pemeliharaan terutama ketika
kepatuhan pengobatan melalui oral tidak tercapai. Bagaimanapun, injeksi depo dari
antipsikosis konvensional dapat meningkatkan risiko terjadinya reaksi
ekstrapiramidal dibandingkan dengan sediaan oral. Reaksi ekstrapiramidal lebih
jarang terjadi pada antipsikosis atipikal seperti risperidon. Informasi penggunaan
injeksi depo antipsikotik pada anak masih terbatas dan penggunaannya hanya boleh
dilaksanakan di unit-unit khusus
Cara pemberian. Pemberian depo anti-psikosis dilakukan melalui injeksi
intramuskular dalam dengan interval 1 hingga 4 minggu. Jika memulai terapi dengan
sediaan lepas lambat dari antipsikosis konvensional, pasien mulamula sebaiknya
diberi dosis uji yang kecil (small test-dose) karena timbulnya efek samping yang
tidak
diinginkan
dapat
diperpanjang.
Umumnya, tidak lebih dari 2 3 ml dari injeksi berbasis minyak sebaiknya diberikan
pada satu tempat penyuntikan. Teknik injeksi yang benar (termasuk teknik
penggunaan z-track) dan rotasi tempat penyuntikan merupakan hal penting. Jika dosis
perlu diturunkan untuk meringankan efek samping, penting untuk mengetahui bahwa
kadar obat dalam plasma tidak boleh turun selama beberapa waktu setelah penurunan
dosis. Oleh karena itu mungkin butuh waktu sebulan atau lebih sebelum efek samping
hilang.
Dosis. Respon individual terhadap obat neuroleptik sangat bervariasi dan untuk
mendapatkan efek optimum, dosis dan interval dosis harus dititrasi tergantung respon
pasien.
Dosis ekuivalen dari depot antipsikosis Kesetaraan ini dimaksudkan hanya sebagai
panduan umum; instruksi dosis individual juga sebaiknya diperhatikan; pasien
sebaiknya berhatihati dan dimonitor terhadap setiap perubahan selama pengobatan.

Antipsikosis

Dosis
Interval
(mg)

Flupentiksol
dekanoat

40

minggu

Flufenazin dekanoat 25

Haloperidol

2
minggu

100

4
minggu

Pipotiazin palmitat

50

4
minggu

Zuklopentiksol
dekanoat

200

2
minggu

(sebagai dekanoat)

Pemilihan. Tidak ada batas yang jelas pada penggunaan antipsikosis konvensional,
tetapi zuklopentiksol mungkin dapat digunakan untuk pengobatan agitasi atau pasien
yang agresif di mana flupentiksol dapat menjadi penyebab dari kegembiraan yang
berlebihan pada pasien ini. Kejadian reaksi ekstrapiramidal hampir sama dengan
antipsikosis konvensional.
Perhatian. Lihat bab 4.2.1. Pengobatan membutuhkan pengawasan yang hatihati
untuk efek yang optimum. Ketika melakukan perubahan dari terapi oral ke terapi
depo, dosis oral sebaiknya dikurangi secara bertahap.
Kontraindikasi. Lihat bab 4.2.1 Jangan digunakan pada anakanak
Efek samping. Lihat bab 4.2.1 Nyeri dapat timbul pada tempat penyuntikan dan
terkadang muncul eritema, pembengkakan dan nodul. Untuk efek samping
antipsikosis spesifik lihat pada monografi masing-masing obat.
Monografi:

FLUFENAZIN DEKANOAT

Indikasi:
terapi pemeliharaan pada skizofrenia dan psikosis lain
Peringatan:
lihat klorpromazin hidroklorida
Kontraindikasi:
lihat klorpromazin hidroklorida; pada kasus depresi berat
Efek Samping:
lihat klorpromazin hidroklorida.
Dosis:
injeksi intramuskular dalam, pada otot gluteus. Dosis uji 12,5 mg (LANSIA 6,25 mg),
kemudian setelah 4-7 hari 12,5-100 mg diulang dengan interval 14-35 hari,
disesuaikan dengan respons. ANAK: tidak dianjurkan.

HALOPERIDOL DEKANOAT
Indikasi:
terapi pemeliharaan pada skizofrenia dan psikosis lain
Peringatan:
lihat haloperidol dengan keterangan di atas
Kontraindikasi:
lihat haloperidol dengan keterangan di atas
Dosis:
injeksi intramuskular, pada otot gluteus: dosis awal 50 mg tiap 4 minggu, bila perlu
dinaikkan tiap 2 minggu 50 mg, sampai 300 mg tiap 4 minggu. Dosis yang lebih
tinggi mungkin diperlukan pada sejumlah pasien. LANSIA: dosis awal 12,5-25 mg
tiap 4 minggu. ANAK: tidak dianjurkan.

PIPOTIAZIN
Indikasi:
terapi pemeliharaan pada skizofrenia dan penyakit jiwa lainnya
Dosis:
Injeksi intramuskular secara dalam hingga ke otot gluteal, dosis uji 25 mg,
dilanjutkan 25-50 mg setelah 4-7 hari, kemudian disesuaikan menurut respons, setiap
4 minggu; dosis lazim pada interval 50-100 mg (maksimal 200 mg) setiap 4 minggu;
LANSIA, dosis awal 5-10 mg; ANAK. Tidak direkomendasikan.

You might also like