You are on page 1of 22

3

DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 4
1.2 Batasan Masalah....................................................................... 5
1.3 Tujuan....................................................................................... 5

BAB II OKSIGEN
2.1 Pengertian Oksigen................................................................... 6
2.2 Karakteristik Oksigen............................................................... 7
2.3 Keberadaan Oksigen................................................................. 11
2.4 Peranan Biologis....................................................................... 12
2.5 Penumpukan Oksigen di Atmosfer........................................... 14

BAB III SENYAWA OKSIGEN dan CARA MEMPEROLEH OKSIGEN


3.1 Senyawa Oksigen...................................................................... 17
3.2 Oksigen Terlarut....................................................................... 20
3.3 Cara Memperoleh Oksigen....................................................... 21
3.4 Sifat Oksigen dan Beberapa Senyawa Oksigen........................ 22

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................... 22
4.2 Saran......................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang
mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan
kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya
(utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom
unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus
O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur
paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling
melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer
bumi.

Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup,


seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula
senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan. Oksigen
dalam bentuk O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan
selama fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk
hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan bentuk
kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan. O2 kemudian
mulai berakumulasi pada atomsfer sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu. Terdapat
pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan ozon pada atomsfer
membantu melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, namun pada permukaan
bumi ia adalah polutan yang merupakan produk samping dari asbut.

Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala


pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan
Priestley lebih terkenal oleh karena publikasinya merupakan yang pertama kali
5

dicetak. Istilah oxygen diciptakan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1777, yang
eksperimennya dengan oksigen berhasil meruntuhkan teori flogiston pembakaran
dan korosi yang terkenal. Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi
bertingkat udara cair, dengan munggunakan zeolit untuk memisahkan karbon
dioksida dan nitrogen dari udara, ataupun elektrolisis air, dll. Oksigen digunakan
dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga digunakan sebagai propelan roket,
untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan pada pesawat terbang,
kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.

1.2. Batasan Masalah

Dalam penyusunan resume ini untuk tidak terjadi kesimpangsiuran dan


kesalahan dalam pembahasan materi tentang pengertian oksigen dan cara
memperolehnya maka penulis membatasi materi yang akan dibahas dalam
makalah ini yaitu
1. Pengertian oksigen.
2. Karakteristik dan struktur oksigen.
3. Keberadaan oksigen dan peranan biologis.
4. Senyawa oksigen dan cara memperoleh oksigen.

1.3. Tujuan
 Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang oksigen dan
senyawanya.
 Untuk mengetahui karakteristik, struktur oksigen, keberadaan oksigen,
peranan biologis dan cara memperoleh oksigen.
 Untuk mendorong para pembaca agar dapat memelihara lingkungan
sekitar agar terjaga kebersihan udaranya.
6

BAB II
Oksigen

2. 1 Pengertian Oksigen

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang
mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan
kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya
(utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom
unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus
O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur
paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling
melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer
bumi.

Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup,


seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula
senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan. Oksigen
dalam bentuk O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan
selama fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk
hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan bentuk
kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan. O2 kemudian
mulai berakumulasi pada atomsfer sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu. Terdapat
pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan ozon pada atomsfer
membantu melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, namun pada permukaan
bumi ia adalah polutan yang merupakan produk samping dari asbut.
7

Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala


pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan
Priestley lebih terkenal oleh karena publikasinya merupakan yang pertama kali
dicetak. Istilah oxygen diciptakan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1777, yang
eksperimennya dengan oksigen berhasil meruntuhkan teori flogiston pembakaran
dan korosi yang terkenal. Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi
bertingkat udara cair, dengan munggunakan zeolit untuk memisahkan karbon
dioksida dan nitrogen dari udara, ataupun elektrolisis air, dll. Oksigen digunakan
dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga digunakan sebagai propelan roket,
untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan pada pesawat terbang,
kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.

2.2. Karakteristik

2.2.1 Struktur

Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna dan
tak berasa dengan rumus kimia O2, di mana dua atom oksigen secara kimiawi
berikatan dengan konfigurasi elektron triplet spin. Ikatan ini memiliki orde ikatan
dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda ataupun sebagai
kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga elektron.

Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O2. Konfigurasi


elektron molekul ini memiliki dua elektron tak berpasangan yang menduduki dua
orbital molekul yang berdegenerasi. Kedua orbital ini dikelompokkan sebagai
antiikat (melemahkan orde ikatan dari tiga menjadi dua), sehingga ikatan oksigen
diatomik adalah lebih lemah daripada ikatan rangkap tiga nitrogen.

Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat paramagnetik oleh


karena spin momen magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut dan
energi pertukaran negatif antara molekul O2 yang bersebelahan. Oksigen cair akan
tertarik kepada magnet, sedemikiannya pada percobaan laboratorium, jembatan
oksigen cair akan terbentuk di antara dua kutub magnet kuat.
8

Oksigen singlet, adalah nama molekul oksigen O2 yang kesemuaan spin


elektronnya berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organik pada
umumnya. Secara alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama
fotosintesis. Ia juga dihasilkan di troposfer melalui fotolisis ozon oleh sinar
berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai sumber
oksigen aktif. Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis (kemungkinan juga
ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam menyerap oksigen singlet
dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi sebelum ia
menyebabkan kerusakan pada jaringan.

Ozon merupakan gas langka pada bumi yang dapat ditemukan di stratosfer.

2.2.2. Alotrop

Alotrop oksigen elementer yang umumnya ditemukan di bumi adalah


dioksigen O2. Ia memiliki panjang ikat 121 pm dan energi ikat 498 kJ·mol-1.[16]
Altrop oksigen ini digunakan oleh makhluk hidup dalam respirasi sel dan
merupakan komponen utama atmosfer bumi.

Trioksigen (O3), dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen yang


sangat reaktif dan dapat merusak jaringan paru-paru. Ozon diproduksi di atmosfer
bumi ketika O2 bergabung dengan oksigen atomik yang dihasilkan dari pemisahan
O2 oleh radiasi ultraviolet (UV). Oleh karena ozon menyerap gelombang UV
dengan sangat kuat, lapisan ozon yang berada di atmosfer berfungsi sebagai
perisai radiasi yang melindungi planet. Namun, dekat permukaan bumi, ozon
9

merupakan polutan udara yang dibentuk dari produk sampingan pembakaran


otomobil.

Molekul metastabil tetraoksigen (O4) ditemukan pada tahun 2001, dan


diasumsikan terdapat pada salah satu enam fase oksigen padat. Hal ini dibuktikan
pada tahun 2006, dengan menekan O2 sampai dengan 20 GPa, dan ditemukan
struktur gerombol rombohedral O8. Gerombol ini berpotensi sebagai oksidator
yang lebih kuat daripada O2 maupun O3, dan dapat digunakan dalam bahan bakar
roket. Fase logam oksigen ditemukan pada tahun 1990 ketika oksigen padat
ditekan sampai di atas 96 GPa Ditemukan pula pada tahun 1998 bahwa pada suhu
yang sangat rendah, fase ini menjadi superkonduktor.

2.2.3. Sifat fisik

Warna oksigen cair adalah biru seperti warna biru langit. Fenomena ini
tidak berkaitan; warna biru langit disebabkan oleh penyebaran Rayleigh.

Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar
satu molekul O2 untuk setiap dua molekul N2, bandingkan dengan rasio atmosferik
yang sekitar 1:4. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu
0 °C, konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6 mg·L −1, manakala pada suhu
20 °C oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mg·L−1. Pada suhu 25 °C dan 1 atm
udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL) oksigen per liter, manakala
10

dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter. Pada suhu 5 °C,
kelarutannya bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25 °C) per
liter untuk air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut.

Oksigen mengembun pada 90,20 K (−182,95 °C, −297,31 °F), dan


membeku pada 54.36 K (−218,79 °C, −361,82 °F). Baik oksigen cair dan oksigen
padat berwarna biru langit. Hal ini dikarenakan oleh penyerapan warna merah.
Oksigen cair dengan kadar kemurnian yang tinggi biasanya didapatkan dengan
distilasi bertingkat udara cair; Oksigen cair juga dapat dihasilkan dari
pengembunan udara, menggunakan nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen
merupakan zat yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar.

2.2.4. Sotop

16 17 18
Oksigen yang dapat ditemukan secara alami adalah O, O, dan O,
dengan 16O merupakan yang paling melimpah (99,762%). Isotop oksigen dapat
berkisar dari yang bernomor massa 12 sampai dengan 28.

Kebanyakan 16O di disintesis pada akhir proses fusi helium pada bintang,
17
namun ada juga beberapa yang dihasilkan pada proses pembakaran neon. O
utamanya dihasilkan dari pembakaran hidrogen menjadi helium semasa siklus
CNO, membuatnya menjadi isotop yang paling umum pada zona pembakaran
hidrogen bintang. Kebanyakan 18O diproduksi ketika 14N (berasal dari pembakaran
CNO) menangkap inti 4He, menjadikannya bentuk isotop yang paling umum di
zona kaya helium bintang.

Empat belas radioisotop telah berhasil dikarakterisasi, yang paling stabil


15 14
adalah O dengan umur paruh 122,24 detik  dan O dengan umur paruh
70,606 detik. Isotop radioaktif sisanya memiliki umur paruh yang lebih pendek
daripada 27 detik, dan mayoritas memiliki umur paruh kurang dari 83 milidetik.
16
Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop yang lebih ringan dari O
11

adalah penangkapan elektron, menghasilkan nitrogen, sedangkan modus


peluruhan yang paling umum untuk isotop yang lebih berat daripada 18O adalah
peluruhan beta, menghasilkan fluorin.

2.3. Keberadaan

Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di


biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling
melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen dan helium. Sekitar 0,9%
massa Matahari adalah oksigen.Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi
dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan massa).
Gas oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer bumi,
menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton) atmosfer. Bumi
memiliki ketidaklaziman pada atmosfernya dibandingkan planet-planet lainnya
dalam sistem tata surya karena ia memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di
atmosfernya. Bandingkan dengan Mars yang hanya memiliki 0,1% O2
berdasarkan volume dan Venus yang bahkan memiliki kadar konsentrasi yang
lebih rendah. Namun, O2 yang berada di planet-planet selain bumi hanya
dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang menimpa molekul-molekul beratom
oksigen, misalnya karbon dioksida.

Air dingin melarutkan lebih banyak O2.

Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak lazim ini merupakan akibat
dari siklus oksigen. Siklus biogeokimia ini menjelaskan pergerakan oksigen di
dalam dan di antara tiga reservoir utama bumi: atmosfer, biosfer, dan litosfer.
12

Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini adalah fotosintesis. Fotosintesis
melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi dan proses pembusukan
menghilangkannya dari atmosfer. Dalam keadaan kesetimbangan, laju produksi
dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000 keseluruhan oksigen yang ada di
atmosfer setiap tahunnya.

Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan


kelarutan O2 pada temperatur yang rendah memiliki implikasi yang besar pada
kehidupan laut. Lautan di sekitar kutub bumi dapat menyokong kehidupan laut
yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen yang lebih tinggi. Air yang
terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2 dalam air tersebut. Para ilmuwan
menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis atau jumlah
O2 yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi oksigen dalam air itu
seperti semula.

2.4. Peranan biologis

Fotosintesis dan respirasi

Fotosintesis menghasilkan O2

Di alam, oksigen bebas dihasilkan dari fotolisis air selama fotosintesis


oksigenik. Ganggang hijau dan sianobakteri di lingkungan lautan menghasilkan
13

sekitar 70% oksigen bebas yang dihasilkan di bumi, sedangkan sisanya dihasilkan
oleh tumbuhan daratan.

Persamaan kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah:

6CO2 + 6H2O + foton → C6H12O6 + 6O2

Evolusi oksigen fotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan


memerlukan energi empat foton. Terdapat banyak langkah proses yang terlibat,
namun hasilnya merupakan pembentukan gradien proton di seluruh permukaan
tilakod. Ini digunakan untuk mensintesis ATP via fotofosforilasi. O2 yang
dihasilkan sebagai produk sampingan kemudian dilepaskan ke atmosfer.

Dioksigen molekuler, O2, sangatlah penting untuk respirasi sel organisme


aerob. Oksigen digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan
adenosina trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini
secara garis besar merupakan kebalikan dari fotosintesis, secara sederhana:

C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 2880 kJ·mol-1

Pada vetebrata, O2 berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa oleh


sel darah merah. Hemoglobin mengikat O2, mengubah warnanya dari merah
kebiruan menjadi merah cerah. Terdapat pula hewan lainnya yang menggunakan
hemosianin (hewan moluska dan beberapa antropoda) ataupun hemeritrin (laba-
laba dan lobster). Satu liter darah dapat melarutkan 200 cc O2.

Spesi oksigen yang reaktif, misalnya ion superoksida (O2−) dan hidrogen
peroksida (H2O2), adalah produk sampingan penggunaan oksigen dalam tubuh
organisme.Namun, bagian sistem kekebalan organisme tingkat tinggi pula
menghasilkan peroksida, superoksida, dan oksigen singlet untuk menghancurkan
mikroba. Spesi oksigen reaktif juga memainkan peran yang penting pada respon
hipersensitif tumbuhan melawan serangan patogen.
14

Dalam keadaan istirahai, manusia dewasa menghirup 1,8 sampai 2,4 gram
oksigen per menit. Jumlah ini setara dengan 6 milyar ton oksigen yang dihirup
oleh seluruh manusia per tahun.

2.5. Penumpukan Oksigen di Atmosfer

Peningkatan kadar O2 di atmosfer bumi: 1) tiada O 2 yang dihasilkan; 2) O2 dihasilkan, namun


diserap samudera dan batuan dasar laut; 3) O2 mulai melepaskan diri dari samuder, namun diserap
oleh permukaan tanah dan pembentukan lapisan ozon; 4-5) gas O2 mulai berakumulasi

Gas oksigen bebas hampir tidak terdapat pada atmosfer bumi sebelum
munculnya arkaea dan bakteri fotosintetik. Oksigen bebas pertama kali muncul
dalam kadar yang signifikan semasa masa Paleoproterozoikum (antara 2,5 sampai
dengan 1,6 milyar tahun yang lalu). Pertama-tama, oksigen bersamaan dengan
besi yang larut dalam samudera, membentuk formasi pita besi (Banded iron
formation). Oksigen mulai melepaskan diri dari samudera 2,7 milyar tahun lalu,
dan mencapai 10% kadar sekarang sekitar 1,7 milyar tahun lalu.

Keberadaan oksigen dalam jumlah besar di atmosfer dan samudera


kemungkinan membuat kebanyakan organisme anaerob hampir punah semasa
bencana oksigen sekitar 2,4 milyar tahun yang lalu. Namun, respirasi sel yang
menggunakan O2 mengijinkan organisme aerob untuk memproduksi lebih banyak
ATP daripada organisme anaerob, sehingga organisme aerob mendominasi biosfer
bumi. Fotosintesis dan respirasi seluler O2 mengijinkan berevolusinya sel
15

eukariota dan akhirnya berevolusi menjadi organisme multisel seperti tumbuhan


dan hewan.

Sejak permulaan era Kambrium 540 juta tahun yang lalu, kadar O2
berfluktuasi antara 15% sampai 30% berdasarkan volume. Pada akhir masa
Karbon, kadar O2 atmosfer mencapai maksimum dengan 35% berdasarkan
volume, mengijinkan serangga dan amfibi tumbuh lebih besar daripada ukuran
sekarang. Aktivitas manusia, meliputi pembakaran 7 milyar ton bahan bakar fosil
per tahun hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap penurunan kadar
oksigen di atmosfer. Dengan laju fotosintesis sekarang ini, diperlukan sekitar
2.000 tahun untuk memproduksi ulang seluruh O2 yang ada di atmosfer sekarang.
16

BAB III
Senyawa Oksigen dan Cara Memperoleh Oksigen

3.1. Senyawa Oksigen

Air (H2O) adalah senyawa oksigen yang paling dikenal.

Keadaan oksidasi oksigen adalah -2 untuk hampir semua senyawa oksigen


yang diketahui. Keadaan oksidasi -1 ditemukan pada beberapa senyawa seperti
peroksida. Senyawa oksigen dengan keadaan oksidasi lainnya sangat jarang
ditemukan, yakni -1/2 (superoksida), -1/3 (ozonida), 0 (asam hipofluorit), +1/2
(dioksigenil), +1 (dioksigen difluorida), dan +2 (oksigen difluorida).

3.1.1 Senyawa oksida dan senyawa anorganik lainnya

(H2O) adalah oksida hidrogen dan merupakan senyawa oksigen yang


paling dikenal. Atom hidrogen secara kovalen berikatan dengan oksigen. Selain
itu, atom hidrogen juga berinteraksi dengan atom oksigen dari molekul air lainnya
(sekitar 23,3 kJ·mol−1 per atom hidrogen). Ikatan hidrogen antar molekul air ini
menjaga kedua molekul 15% lebih dekat daripada yang diperkirakan apabila
hanya memperhitungkan gaya Van der Waals.
17

Senyawa oksida seperti besi oksida atau karat terbentuk ketika oksigen bereaksi dengan unsur
lainnya.

Oleh karena elektronegativitasnya, oksigen akan membentuk ikatan kimia


dengan hampir semua unsur lainnya pada suhu tinggi dan menghasilkan senyawa
oksida. Namun, terdapat pula beberapa unsur yang secara spontan akan
membentuk oksida pada suhu dan tekanan standar. Perkaratan besi merupakan
salah satu contohnya. Permukaan logam seperti aluminium dan titanium
teroksidasi dengan keberadaan udara dan membuat permukaan logam tersebut
tertutupi oleh lapisan tipis oksida. Lapisan oksida ini akan mencegah korosi lebih
lanjut. Beberapa senyawa oksida logam transisi ditemukan secara alami sebagai
senyawa non-stoikiometris. Sebagai contohnya, FeO (wustit) sebenarnya berumus
Fe1 − xO, dengan x biasanya sekitar 0,05.

Di atmosfer pula, kita dapat menemukan sejumlah kecil oksida karbon,


yaitu karbon dioksida (CO2). Pada kerak bumi pula dapat ditemukan berbagai
senyawa oksida, yakni oksida silikon (Silika SO2) yang ditemukan pada granit dan
pasir, oksida aluminium (aluminium oksida Al2O3 yang ditemukan pada bauksit
dan korundum), dan oksida besi (besi(III) oksida Fe2O3) yang ditemukan pada
hematit dan karat logam.

3.1.2. Ozon

Unsur oksigen selain sebagai molekul OZ dikenal pula bentuk alotropi-


nya, yaitu sebagai molekul ozon (03). Ozon merupakan gas yang berwarna biru
dan agak beracun, titik didihnya -111,3°C, dan berbau khas. Di laboratorium,
ozon dapat dibuat dengan mengalirkan gas oksigen ke dalam tabung yang
diberi tegangan tinggi dan loncatan bunga api listrik (bau khas pada waktu ada
konsluiting listrik adalah bau gas ozon). Struktur molekul ozon berupa segitiga
datar dengan sudut ikatan 116,5° dan mengalami resonansi ikatan rangkap.
18

Ozon banyak terdapat pada lapisan atmosfer stratosfer (15-24 km). ozon
berperan dalam menyerap radiasi sinar ultra violet dari sinar matahari, karena
ultraviolet ini di gunakan untuk mengubah O2, menjadi O3 atau sebaliknya.

Kerusakan oleh gas NO relatif kecil dan terjadi secara alamiah, sehingga
keseimbangan ozon pada lapisan ozon masih tetap terjaga. Kerusakan yang
diakibatkan oleh radikal bebas klorin lebih berbahaya, sebab setiap satu atom
radikal bebas dapat merusak lebih dari 2000 molekul ozon. Radikal klorin
umumnya berasal dari peruraian freon jenis CFC (Chlorofluorocarbon) yang
digunakan untuk pengisi AC, lemari es, dan pabrik pembuatan karet busa
(spon).
CFCI 3 ( g ) 
u .v
 CFCI 2 ( g )  CI  ( g )
CI  ( g )  O3 ( g )  CIO ( g )  O2 ( g )

Oleh karena itu, freon CFC diganti dengan jenis non-CFC, yang tidak
menghasilkan radikal bebas klorin. Berlubangnya lapisan ozon dikhawatirkan
akan dapat menimbulkan masalah kesehatan pada manusia, sebab radiasi sinar
ultra violet yang tidak terserap oleh ozon diduga bertanggung jawab terhadap
terjadinya kanker kulit pada manusia.

Secara komersial, ozon digunakan pada proses pengolahan air minum


kemasan. Ozonisasi pada air minum kemasan dapat membunuh kuman dan
bakteri yang terdapat pada air mineral tersebut. Pada proses pengolahan air
limbah, ozon sering digunakan untuk menghilangkan bau tidak sedap yang
dihasilkan oleh limbah.
19

3.1.3 Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida (H2Oz) merupakan salah satu senyawa oksigen yang


penting selain air. Larutan encer 3% hidrogen peroksida di pasaran dikenal
sebagai perhidrol yang digunakan sebagai antiseptik, karena sifatnya sebagai
oksidator kuat.

Di laboratorium, hidrogen peroksida dibuat dengan mereaksikan barium


peroksida dengan asam sulfat. Secara komersial, hidrogen peroksida diproduksi
dengan cara elektrolisis larutan amonium sulfat yang diasamkan dengan asam
sulfat. Proses ini akan menghasilkan ion persulfat di anode.
2 HSO4 (aq)  2 H  (aq)  S 2O82 (aq )  2e 

Larutan persulfat ini selanjutnya didistilasi uap menghasilkan hidrogen


peroksida.

3.2. Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga


disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu
parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur
dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia
dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air
tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat
diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan
melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan
mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga
ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter
ini sangat dianjurkan disamping paramter lain seperti BOD dan COD.

Di dalam suatu badan air, oksigen memiliki peranan dalam menguraikan


komponen-komponen kimia menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen
memiliki kemampuan untuk beroksidasi dengan zat pencemar seperti komponen
organik sehingga zat pencemar tersebut tidak membahayakan bagi lingkungan.
20

Oksigen juga dibutuhkan oleh mikroorganisme, baik yang bersifat aerob maupun
anaerob, dalam proses metabolismenya. Dengan adanya oksigen dalam air,
mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam air. Reaksi
yang terjadi dalam penguraian tersebut adalah:

Jika reaksi penguraian komponen kimia dalam air terus berlanjut, maka
kadar oksigen pun akan terus menurun. Pada puncaknya, oksigen yang tersedia
tidak cukup lagi untuk menguraikan komponen kimia tersebut. Kondisi yang
demikian merupakan indikasi pencemaran berat pada badan air.

3.3. Cara Memperoleh Oksigen

Oksigen secara komersial dibuat dengan dua cara, yaitu distilasi bertingkat
udara cair (lihat: Distilasi udara cair) dan elektrolisis larutan 10-25% KOH atau
NaOH. Oksigen yang dihasilkan dalam proses ini sangat murni, di samping itu
juga dihasilkan gas hidrogen dengan kemurnian yang tinggi pula.
Proses elektrolisis dilakukan dengan mengalirkan arus listrik searah ke
dalam larutan 10-25% KOH. Potensial listrik yang diperlukan secara teoritis
adalah 1,23 V, tetapi karena ada potensial lebih hidrogen pada elektrode dan
tahanan sel, maka potensial yang digunakan 2-2,5 V. Katode dibuat dari baja (Fe)
dan anode dari baja nikel (Fe-Ni).
Untuk mencegah terjadinya reaksi kembali antara gas oksigen dan
hidrogen, maka ruang anode dan katode sel elektrolisis dipisahkan dengan
diafragma dari asbes. Hasil proses elektrolisis ini mencapai 99,7%.
Reaksi sel yang terjadi sebagai berikut

Anode : 4OH ( aq)  2 H 2O(l )  O2 ( g )  4de

Katode : 4 H 2O (l )  4e  4OH  2 H 2 ( g )
+
Reaksi total : 2 H 2O(l )  2 H 2 ( g )  O2 ( g )
21

3.4. Sifat Oksigen dan Beberapa Senyawa Oksigen

Oksigen pada suhu kamar merupakan molekul gas diatomik yang tidak
berbau dan tidak berwarna, dengan titik didih -183°C dan titik beku -219°C, lebih
berat dari udara (massa jenis oksigen = 1,429 kg L-1). Kelarutan oksigen dalam air
sebesar 5% volum pada suhu 0°C.
22

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari penjelasan yang kami paparkan, dapat disimpulkan bahwa:


1. Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala
pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774.

2. Sifat oksigen tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Dalam bentuk
cair dan padat, oksigen berwarna biru pucat dan merupakan paramagnetik
yang kuat.

3. Ozon (O3). Merupakan senyawa yang sangat aktif, dihasilkan dari pelepasan
muatan elektris (kilat) atau penyinaran sinar Ultraviolet  terhadap oksigen.

4. Kegunaan oksigen diantaranya untuk tanaman dan hewan sangat tergantung


pada oksigen untuk bernafas. Rumah sakit sering menulis resep oksigen
untuk pasien dengan penyakit pernafasan ringan.

5. Reaksi yang terjadi dalam penguraian mikro organism di dalam air adalah:
6. Senyawa oksida seperti
besi oksida atau karat terbentuk ketika oksigen bereaksi dengan unsur
lainnya.

7. Oksigen secara komersial dibuat dengan dua cara, yaitu distilasi bertingkat
udara cair dan elektrolisis larutan 10-25% KOH atau NaOH.

8. Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut
dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) Semakin besar nilai DO pada
23

air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya


jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.

9. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu


menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme, selain itu kemampuan
air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen
dalam air.
10. Hidrogen peroksida (H2Oz) merupakan salah satu senyawa oksigen yang
penting selain air. Larutan encer 3% hidrogen peroksida di pasaran dikenal
sebagai perhidrol yang digunakan sebagai antiseptik, karena sifatnya sebagai
oksidator kuat.
11. Secara komersial, ozon digunakan pada proses pengolahan air minum
kemasan. Ozonisasi pada air minum kemasan dapat membunuh kuman dan
bakteri yang terdapat pada air mineral tersebut. Pada proses pengolahan air
limbah, ozon sering digunakan untuk menghilangkan bau tidak sedap yang
dihasilkan oleh limbah.

4.2. Saran

Dalam hal ini kami menyarankan agar masyarakat dapat memelihara


lingkungan yang kita tempati ini dengan baik, karena lingkungan yang kita
tempati sekarang sangat rusak dan kotor, alangkah lebih baik lagi bila kita
menanam pohon dilingkungan sekitar agar udara atau O 2 di tempat tinggal kita
semakin baik, dan juga bias menambah lapisan Ozon yang sudah rusak.
24

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipediaindonesia.com
www.google.com
www.senyawaoksigen.com

You might also like