Professional Documents
Culture Documents
HEPATITIS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Asuhan keperawatan pada klien hepatitis . Ada pun penyusun
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Fito farmaka.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang siatnya membangun
demi sempurnanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok dan pembaca
ii
DATAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
DAFTAR ISI
............................................................................................ iii
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG...
1
1.2 TUJUAN PENULISAN.
1
1.3 TINJAUAN TEORITIS. .
A. Definisi.....................................................................................
1
B. Etiologi.....................................................................................
2
C. Manifestasi klinik.....................................................................
9
D. Tanda dan Gejala...................................................................... 10
E. Komplikasi................................................................................ 11
F. Penatalaksanaan medis............................................................. 11
G. Pemeriksaan Penunjang............................................................ 12
H. Terapi........................................................................................ 13
I. Asuhan keperawatan hepatitis.................................................. 14
BAB II OBAT HERBAL.... 21
BAB III PENUTUP......................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................... 27
B. Saran......................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 29
iii
BAB I
PEMBAHASAN
1.1
LATAR BELAKANG
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat
disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker
hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus,
identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F
dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 :
93)
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati
diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit
hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap
tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang
menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar
infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat
infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual,
muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya
berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit
tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu
bulan.
Seiring dengan mahalnya biaya untuk pengobatan Hepatitis, banyak
masyarakat beralih pada pengobatan herbal, dengan biaya yang realtif terjangkau dan
lebih aman
1.2
TUJUAN PENULISAN
Penulisan dalam makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa- apa saja yang
menjadi dasar dari penyebab penyakit hepatitis ini, bagaimana pencegahan dan
pengobatan penyakit hepatitis tersebut, dengan mengganti therapy medis dengan
menggunakan obat herbal,
1.3
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta
bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap
virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti;
kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002;
131)
B. Etiologi
Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus.
Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh
virus.
1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :
a) Hepatitis A (HAV)
b) Hepatitis B (HBV)
c) Hepatitis C (HCV)
d) Hepatitis D (HDV)
e) Hepatitis E (HEV)
Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang
merupakan virus DNA
2. Hepatitis non virus yaitu :
a) Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
b) Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik
dan hepatitis akut.
c) Bahan Beracun (Hepatotoksik)
d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)
3. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia.Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena
memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan berkembangnya inflamasi pada
hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
Inflamasi Hepar
HIPERTERMI
Perubahan kenyamanan
Suplai darah ke sel sel hepar terganggu
Anorexia
Obstruksi
Kerusakan sel ekskresi
PERUB.NUTRISI
< KEBUTUHAN
Gangguan Metabolisme
Karbohidrat, lemak & Protein
Perdarahan
Regurgitasi pd Duktuli
Empedu intra hepatik
Glukoneogenesis menurun
Glikogen dlm Hepar berkurang
Ikterus
DEFISIT VOLUME
CAIRAN
Glikogenolisis Menurun
Peningkatan garam
Empedu dlm darah
Ekskresi ke dlm
kandung kemih
Cepat lelah
Keletihan, kelemahan
KERUSAKAN INTEGRITAS
KULIT
INTOLERANSI AKTIVITAS
Kemih berwarna
gelap
Pruritus
Perubahan kenyamanan
Penyakit Hepatitis A
Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang
sekali menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis
A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya
melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui
aktivitas sexual atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan atau kerang
yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia
penderita.
Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak
penularan terjadi, barulah kemudian penderita menunjukkan beberapa
tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A.
1. Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami
sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan,
muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat.
Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak
seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc,
thypus, dll.
2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A
Penyakit Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah
{transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti
penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C
kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada
penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel
hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari
kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak
hati bertahun-tahun.
1. Gejala Hepatitis C
C. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama.
Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari
masing amsing stadium adalah sebagai berikut.
a) Fase Inkubasi
merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnyagejala atau
iktrus
b) Fase Prodromal (pra ikterik)
fase diantara timbulnya keluhan-keluhanpertama dan gejala timbulnya icterus
1. Permulaan ditandai dengan : malaise umum, mialgia, atralgia mudah lelah,
gejala saluran nafas dananoreksi.
2. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau
epigastrium
c) Fase icterus
Muncul setelah 5-10 hr,tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan
munculnyagejala.
d) Fase Konvalesen (penyembuhan)
1. Diawali dengan menghilangnya ikterus dankeluhan lain tetapi
hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada
2. Ditandai dengan :
I. Munculnya perasaan lebih sehat
G. Pemeriksaan Penunjang
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian
tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang
terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang
rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim
hati) atau mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh
hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau
berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis
protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin
berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya
gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
14. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
15. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
16. Urinalisa
10
11
Kelelahan
Malaise
2. Sirkulasi
Bradikardi (hiperbilirubin berat)
Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
Urine gelap
Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
Anoreksia
Berat badan menurun
Mual dan muntah
Peningkatan oedema
Asites
5. Neurosensori
Peka terhadap rangsang
Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Nyeri tekan pada kuadran kanan
Mialgia
Atralgia
Sakit kepala
Gatal (pruritus)
7. Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
Pembesaran nodus servikal posterior
12
8. Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
2
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan hepatitis menurut Marilynn
E.Doenges adalah sebagai berikut :
1. Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan untuk memasukan atau menCerna nutrisi oleh karena
faktor biologis,psikologis atau ekonomi
2. Devisit volume cairan b/d kehilangan volume cairan secara aktif
3. Gangguan terdahap kerusakan integritas kulit b/d akumulasi garam empedu
dalam jaringan
4. Intoleransi aktivitas b/d tirah baring atau imobilisasi kelemahan
menyeluruh ketidak seimbangan antara oksigen dengan kebutuhan gaya
hidup yang dipertahankan
5. Kurang pegetahuan b/d keterbatasan kognitif,interpretasi terhadap
informasi yang salah kurangnya keinginan untuk mencari informasi
13
Diagnosa Keperawatan 3
Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi
garam empedu dalam jaringan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kerusakan integritas kulit pasien teratasi
dengan KH:
Intgritas kulit yang baik bisa dipertahankan
Tidak ada luka / lesi pada kulit
Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dalam mencegah
terjadinya cedar berulang
14
15
Diagnosa Keperawatan 5
Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi,tidak mengenal sumber informasi ditandai
dengan tidak akurat mengikutin instruksi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien menunjukan pengetahuan tentang
proses penyakit dengan KH:
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang di jelaskan secara
benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang di jelaskan
perawat / tim kesehatan lainnya
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
b. Berikan informasi khusus tentang pencegahan dan penularan penyaki
c. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi secara yang tepat
d. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
e. Mengkaji ulang perlunya menghindari alkohol.
Evaluasi :
a. Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
b. Mengidentivikasi hubungan tanda / gejala penyakit dan hubungan gejala
dengan faktor penyebab.
c. Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan.
16
BAB II
Tanaman Tradisional
2.1. Tanaman dan Herba
A. Temulawak
a. Definisi
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang
tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Temulawak
berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke
beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini,
sebagian besar budidaya temulawak berada di Indonesia, Malaysia,
Thailand, dan Filipina. Selain tanaman ini terdapat di Asia
Tenggara dapat
ditemui
pula
di China, Indochina,
Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa
negara Eropa. Nama daerah di Jawa yaitu di Sunda disebut koneng
gede, sedangkan di Madura disebut temu labak.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai
ketinggian 2 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan
tropis. Temulawak merupakan tanaman terna, berbatang semu.
Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada
tanah yang gembur. Daun berbentuk bulat memanjang, warna hijau, sisi
ibu tulang daun merah keunguan. Bunga majemuk, keluar dari
rimpang, kelopak berwarna putih, mahkota berbentuk tabung, helaian
bunga berwarna putih bagian ujung merah tua.
b. Kandungan kimia
Kandungan utama kurkuminoid (1-2%), yaitu: kurkumin dan
monodesmetoksikurkumin (tidak kurang dari 1,0% dihitung sebagai
kurkumin), bisdesmetoksikukumin ditemukan dalam jumlah sangat
kecil, bahkan tidak terdeteksi. Kandungan lain adalah golongan
seskuiterpen 3-12% (tidak kurang dari 5,0%), terutama: ar-kukumen,
xan thorhizol, -kurkumen, zingiberen, dan germakron.
c. Efek Farmakologi
Temulawak telah digunakan secara turun-temurun di Indonesia untuk
pengobatan kelainan hati. Selain dapat merangsang sekresi empedu dan
meningkatkan kemampuan detoksifikasi hati, kandungan kurkumin
dalam temulawak berkhasiat sebagai antioksidan. Dalam penelitian
17
18
b. Kandungan kimia
Kandungan kimia utama herba sambiloto, antara lain senyawa
diterpenoid l
akton seperti: andrografolida, deoksiandrografolida,
neoandrografolida, epiandrografolida, deoksi-12-metoksi-andrografolida.
c. Efek Farmakologi
Efek hepatoprotektor dari sambiloto telah diteliti pada hewan coba
yang diinduksi dengan karbontetrakorida, parasetamol, dan galaktosamin.
Senyawa ini dapat mengakibatkan kerusakan hati secara in vitro maupun in
vivo. Selain ekstrak, senyawa hasil isolasi berupa andrografolida dapat
melindungi kerusakan hati akibat pemberian senyawa hepatotoksik.
Mekanisme kerja belum jelas, namun pemberian ekstrak sambiloto dan
senyawa isolatnya dapat menurunkan peradangan hati diduga melalui
peningkatan produksi senyawa antioksidan endogen dan glutation.
Senyawa aktif yang bertanggung jawab terhadap aktivitas hepatoprotektor
yang diinduksi oleh etanol adalah androfrafolida dan protein
arabinogalaktan.
d. Uji Klinis dan Preklinis
Uji Preklinis
Teratogenesitas, maupun efek gangguan fertilitas belum diketahui.
Pada uji Ames terhadap Salmonella typhimurium TA98 dan TAmix
tidak menimbulkan efek mutagenik.
Uji toksisitas akut ekstrak terstandar sambiloto pemberian 5000
mg/kg bb tidak memberikan efek toksik selama 14hari. Adapun
efek yang tidak diinginkan, pada dosis besar dapat menyebabkan
19
rasa tidak enak pada pencernaan dan kehilangan nafsu makan. Rasa
pahit dari andrografolidanya dapat menyebabkan muntah.
Uji Klinis
Setelah pemberian secara oral ekstrak metanolik daun sambiloto 1g/kg
bb, terjadi peningkatan konsentrasi andrografolida dan deoksididehidroandrografolida pada plasma 30menit sampai 3jam setelah
pemberian. Konsentrasi maksimum andrografolida dan deoksididehidroandrografolida dalam plasma masing-masing 1,42 0,09 g/ml dan
1,31 0,04 g/ml. Empat belas hari setelah pemberian ekstrak metanolik
1g/kg bb, kemudian diinduksi dengan CCl4 dapat menjaga aktivitas
antioksidan dalam eritrosit.
e.Penggunaan secara tradisional
Herba kering sebanyak 10 - 20 g direbus atau herba kering digiling
halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 - 4 kali sehari, 4 - 6 tablet
f. Keamanan
Kandungan senyawa aktif sambiloto terbukti aman. Hasil uji toksisitas
akut menunjukkan LD50 sambiloto mencapai 27,5 g/kg bb. Pada pengujian
toksisitas lainnya, pemberian ekstrak kering sambiloto sampai 100 mg/kg
selama 60hari tidak memberikan efek toksik pada organ reproduksi.
g. Interaksi obat
Pemberian sambiloto mungkin dapat menyebabkan perlambatan
eliminasi. Oleh karena itu, bagi pasien yang menggunakan obat yang
dimetabolism seperti kafein dan teofilin, harus mempertimbangkan
kemungkinan interaksi yang menyebabkan kegagalan terapi atau
peningkatan toksisitas obat konvesional.
h. Dosis
Dalam bentuk serbuk dosis 1,5-3,0 g sehari tiga kali atau sediaan lain yang
setara.
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat atau mahasiswa
keperawatan harus bisa membuat asuhan keperawatan pada pasien hepatitis agar
semakin meningkat kan pengetahuan dalam tindakan medis. Dengan demikian
calon-calon perawat tidak akan diragukan dalam melakukan tindakan agar menjadi
perawat yang professional. Perlunya peningkatan pengetahuan Perawat tentang
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia Anderson Price dan Lorrine Mccarty Wilson. 1981 Patofisiologi, Konsep
Klinis Proses Proses Penyakit. Edisi 2. Jakarta : EGC
Charlene J. Reeves, Gayle Roux dan Robin Lackhart. 2001 Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : Salemba Medika
Price, Sylvia Anderson. 2005 : 485 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Proses
Penyakit. Edisi 6, Vol 1. Jakarta : EGC
Lynda Juall Carpenito. 2009 Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.
Jakarta : EGC
Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3
Dienstag, 1990
Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990
Bradley,1990; Purcell, 1990
Sujono Hadi, 1999
Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145
Smeltzer, 2001
Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131
23