You are on page 1of 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

HEPATITIS

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Asuhan keperawatan pada klien hepatitis . Ada pun penyusun
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Fito farmaka.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang siatnya membangun
demi sempurnanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok dan pembaca

ii

DATAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
DAFTAR ISI
............................................................................................ iii
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG...
1
1.2 TUJUAN PENULISAN.
1
1.3 TINJAUAN TEORITIS. .
A. Definisi.....................................................................................
1
B. Etiologi.....................................................................................
2
C. Manifestasi klinik.....................................................................
9
D. Tanda dan Gejala...................................................................... 10
E. Komplikasi................................................................................ 11
F. Penatalaksanaan medis............................................................. 11
G. Pemeriksaan Penunjang............................................................ 12
H. Terapi........................................................................................ 13
I. Asuhan keperawatan hepatitis.................................................. 14
BAB II OBAT HERBAL.... 21
BAB III PENUTUP......................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................... 27
B. Saran......................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 29

iii

BAB I
PEMBAHASAN

1.1

LATAR BELAKANG
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat
disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker
hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus,
identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F
dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 :
93)
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati
diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit
hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap
tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang
menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar
infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat
infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual,
muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya
berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit
tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu
bulan.
Seiring dengan mahalnya biaya untuk pengobatan Hepatitis, banyak
masyarakat beralih pada pengobatan herbal, dengan biaya yang realtif terjangkau dan
lebih aman

1.2

TUJUAN PENULISAN
Penulisan dalam makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa- apa saja yang
menjadi dasar dari penyebab penyakit hepatitis ini, bagaimana pencegahan dan
pengobatan penyakit hepatitis tersebut, dengan mengganti therapy medis dengan
menggunakan obat herbal,

1.3

TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta
bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap
virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti;
kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002;
131)
B. Etiologi
Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus.
Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh
virus.
1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :
a) Hepatitis A (HAV)
b) Hepatitis B (HBV)
c) Hepatitis C (HCV)
d) Hepatitis D (HDV)
e) Hepatitis E (HEV)
Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang
merupakan virus DNA
2. Hepatitis non virus yaitu :
a) Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
b) Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik
dan hepatitis akut.
c) Bahan Beracun (Hepatotoksik)
d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)

3. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia.Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena
memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan berkembangnya inflamasi pada
hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang

sehat.Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh


dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan
suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan
tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan
adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,
tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka
terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati.Selain itu juga
terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya billirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan
sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi
(bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena
kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis).Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat
dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih
berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatalgatal pada ikterus.
4. Pathway
Virus, Toksin
Peregangan kapsula hati
Hepatomegali

Inflamasi Hepar

HIPERTERMI

Perubahan kenyamanan
Suplai darah ke sel sel hepar terganggu

Perasaan tidak nyaman pada


kuadran kanan atas
Kerusakan pada Sel parenchim, sel hati &
Duktuli empedu intra hepatic
Kerusakan Konjugasi
NYERI

Anorexia

Obstruksi
Kerusakan sel ekskresi

PERUB.NUTRISI
< KEBUTUHAN

Pengeluaran Bilirubin tdk


sempurna (duktus hepatikus)

Enzim hati terganggu


Retensi Billirubin

Bill. Direct meningkat

Gangguan Metabolisme
Karbohidrat, lemak & Protein

Perdarahan

Regurgitasi pd Duktuli
Empedu intra hepatik

Glukoneogenesis menurun
Glikogen dlm Hepar berkurang

Ikterus
DEFISIT VOLUME
CAIRAN

Billirubin Direk Meningkat

Glikogenolisis Menurun

Larut dalam air

Glukosa dalam darah berkurang

Peningkatan garam
Empedu dlm darah

Ekskresi ke dlm
kandung kemih

Cepat lelah
Keletihan, kelemahan

KERUSAKAN INTEGRITAS
KULIT

INTOLERANSI AKTIVITAS

Kemih berwarna
gelap
Pruritus

Perubahan kenyamanan

5. Klasifikasi dan penyebab


Hepatitis A : masa inkubasi 14-49 hari, cara penularan melalui fekal oral
Hepatitis B :masa inkubasi 30-180 hari, cara penularan melalui pereteral
Hepatitis C :masa inkubasi 15-150 hari, cara penularan melalui pereteral

Penyakit Hepatitis A
Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang
sekali menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis
A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya
melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui
aktivitas sexual atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan atau kerang
yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia
penderita.
Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak
penularan terjadi, barulah kemudian penderita menunjukkan beberapa
tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A.
1. Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami
sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan,
muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat.
Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak
seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc,
thypus, dll.
2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu


pertama munculnya yang disebut penyakit kuning, letih dan
sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan
pengobatan
dari
gejala
yang
timbul
sepertiparacetamol sebagai
penurun
demam
dan
pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu
makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.
Sedangkan langkah-langkah yang dapat diambil sebagai usaha
pencegahan adalah dengan mencuci tangan dengan teliti, dan
suntikan imunisasi dianjurkan bagi seseorang yang berada disekitar
penderita.
Penyakit Hepatitis B
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong
berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B
(VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut
atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat
menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan
Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan
darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.
Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain
penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi
darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat
gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa
saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan
lebih beresiko terkena penyakit ini.
1. Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut
adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata
yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan
cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan
kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang
ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa
ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk
hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
- Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida
analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan
bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini
cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu

penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari


dokter.
- Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian
secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis
yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan
pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari
pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual
dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan
dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel
radioaktif pemancar sinar yang akan menghancurkan sel
kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A,
INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan
skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu
atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi,
terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi
sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot,
cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat
dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit
Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada orang-orang
yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang
berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/ homosexual),
pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada
didaerah
rentan
banyak
kasus
Hepatitis
B.

Penyakit Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah
{transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti
penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C
kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada
penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel
hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari
kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak
hati bertahun-tahun.
1. Gejala Hepatitis C

Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C


tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahuntahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya
adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi
gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice"
(jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan
enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada
penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan
normal.
2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat
seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin.
Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan
virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah
perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati.
Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang
cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat
menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.

C. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama.
Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari
masing amsing stadium adalah sebagai berikut.
a) Fase Inkubasi
merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnyagejala atau
iktrus
b) Fase Prodromal (pra ikterik)
fase diantara timbulnya keluhan-keluhanpertama dan gejala timbulnya icterus
1. Permulaan ditandai dengan : malaise umum, mialgia, atralgia mudah lelah,
gejala saluran nafas dananoreksi.
2. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau
epigastrium
c) Fase icterus
Muncul setelah 5-10 hr,tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan
munculnyagejala.
d) Fase Konvalesen (penyembuhan)
1. Diawali dengan menghilangnya ikterus dankeluhan lain tetapi
hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada
2. Ditandai dengan :
I. Munculnya perasaan lebih sehat

II. Kembalinya napsu makan


III. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu
3. Pada 5% - 10% kasus hepatitis B perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit
ditangani hanya < 1% yang menjadi fulminan (menyeluruh)
Cara mencegah penyakit hepatitis agar tidak menyerang tubuh kita :
Salah satu penularan hepatitis, khususnya hepatitis A, adalah melalui
feses atau kotoran manusia yang mencemari makanna dan minuman.
Pastikan makanna yang masuk ke dalam tubuh kita adalah makanan
yang bersih, dan pastikan minuman yang kita minum berasal dari air
bersih yang sudah si rebus hingga mendidih.
Menjaga kebersihan lingkungan adalah salah satu cara pencegahan
penyakit hepatitis. Hepatitis akan sangat mudah menyebar di tempattempat yang memiliki tingkat kebersihan sangat rendah maupun
sanitasi yang sangat buruk.
Ketika anda melakukan tranfusi dara, pastikan darh tersebut telah
melalui tes atau screening penyakit berbahaya, termasuk penyakit
hepatitis. Salah satu cara penularan hepatitis adalah transfuse darah.
Hindari penggunaan obat-obatan dalam jangka waktu yang sangat
lama. Hal ini bias mneyebabkan organ hati mengalami kerusakan dan
mudah terkena penyakit hepatitis. Obat-obatan yang terdiri dari
senyawa kimia itu pasti akan menumpuk dalam hati dan menganggu
kinerja organ ekresi tersebut.
Pencegahan penyakit hepatitis juga bias di lakukan dengan cara tidak
menggunakan barang apapun secara bersama-sama, misalnya jarum
suntik, pisau cukur maupun sikat gigi. Bila menggunakan barang
bersama-sama dan salah satu orang ternyata menderita hepatitis, orang
yang lain pasti juga akan tertular dengan mudahnya.
Bagi pasangan yang hendak melakukan pernikahan, sebaiknya melalui
tes kesehatan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pasangannya
terkena hepatitis atau tidak. Salah satu cara penularan hepatitis bias
lewat hubungan intim atau seksual.
Selalu rawat dan jagalah kekebalan tubuh anda dengan asupan gizi
yang cukup, sehingga tubuh anda tetap kuat dan tidak mudah sakit.
D. Tanda dan Gejala
1. Masa tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2. Fase Pre Ikterik

Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus


berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul),
nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan
pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore
hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing,
nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan
disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat
pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari.
Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas
capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4 Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu
hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya
masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar
kembali, namun lemas dan lekas capai Cara pencegahan penyakit hepatitis.
Penyakit hepatitis memang salah satu penyakit berbahaya, bahkan bias
mematikan. Namun bukan berarti anda tidak bias mnecegah dan menghindari
penyakit hati ini. Berikut adalah
E. Komplikasi
a) Hepatitis kronik yang menetap.
b) Hepatitis kronis yang aktif(serosis hepatis).
c) Karsinoma hepatis.
d) Kematian karena gagal fungsi
F. Penatalaksanaan medis
a Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2
bulan.
b) Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.
c) Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat
akan di metabolisme di hati dan meningkatkan SGPT.
d) Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit.
e) Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau
keadaan penderita. Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi maka penderita
dirujuk untuk menentukan apakah perjalanan penyakit mengarah ke hepatitis
kronik.
f) Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan
bagi orang-orang yang mengandung resiko terinfeksi.
g) Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian
tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang
terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang
rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim
hati) atau mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh
hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau
berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis
protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin
berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya
gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
14. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
15. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
16. Urinalisa

10

Peningkatan kadar bilirubin.


Gangguan ekskresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi.
Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin
menimbulkan bilirubinuria.
H. Terapi
Terdiri dari istirahat, diet, dan pengobatan Medika Mentosa.
1. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah di haruskan cukup istirahat,
agar dapat mempercepat penyembuhan
2. Diet, jika pasien mual, tidak nafsu makan, atau muntah-muntah sebaiknyan
diberikan infus. Secara umum di anjurkan diet sumbang tinggi
karbohidarat. Dulu ada kecendrungan membatasi lemak karena disamakan
dengan penyakit kandung empedu. Makanan harus di berikan dalam porsi
tangan dan diberikan empat sampai enam kali sehari. Makanan kesukaan harus
dipertimbangan.
3. Medika mentosa
a. Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin
darah. Kortikosteroid dapat digunakan pada kolestasis yang
berkepanjangan dimana transaminase serum sudah kembali normal tetapi
bilirubin masih tinggi.Pada keadaan ini diberikan prednison 3 x 10 mg
selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off.
b. Berikan obat-obatan yang melindungi hati
c. Antibiotik tidak jelas kegunaannya
d. Jangan di berikan antiemetik jika perlu sekali dapat di berikan golongan
fenotiazin.
e. Vitamin K diberikan pada kasus kecendrungan pendarahan. Bila pasien
dalam keadaan prekoma atau koma penanganan seperti pada koma hepatik.
(Arief Mansjoer, dkk, 2001)
I. Asuhan keperawatan hepatitis
1. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Meliputi :Nama, Usia : bisa terjadi pada semua usia, Alamat, Agama,
Pekerjaan, Pendidikan.
B. Keluhan Utama
Penderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba-tiba tidak nafsu
makan, malaise, demam (lebih sering pada HVA). Rasa pegal linu dan
sakit kepala pada HVB, dan hilang daya rasa lokal untuk perokok.
C. Pengkajian Kesehatan
1. Aktivitas
Kelemahan

11

Kelelahan
Malaise
2. Sirkulasi
Bradikardi (hiperbilirubin berat)
Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

3. Eliminasi
Urine gelap
Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
Anoreksia
Berat badan menurun
Mual dan muntah
Peningkatan oedema
Asites
5. Neurosensori
Peka terhadap rangsang
Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Nyeri tekan pada kuadran kanan
Mialgia
Atralgia
Sakit kepala
Gatal (pruritus)
7. Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
Pembesaran nodus servikal posterior

12

8. Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
2

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan hepatitis menurut Marilynn
E.Doenges adalah sebagai berikut :
1. Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan untuk memasukan atau menCerna nutrisi oleh karena
faktor biologis,psikologis atau ekonomi
2. Devisit volume cairan b/d kehilangan volume cairan secara aktif
3. Gangguan terdahap kerusakan integritas kulit b/d akumulasi garam empedu
dalam jaringan
4. Intoleransi aktivitas b/d tirah baring atau imobilisasi kelemahan
menyeluruh ketidak seimbangan antara oksigen dengan kebutuhan gaya
hidup yang dipertahankan
5. Kurang pegetahuan b/d keterbatasan kognitif,interpretasi terhadap
informasi yang salah kurangnya keinginan untuk mencari informasi

3. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi


Pada tahap awal ini perawat mulai membuat rencana tindakan, pelaksanaan,
dan penilaian hasil terhadap klien dengan hepatitis sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul yaitu :
Diagnosa keperawatan 1
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan untuk memasukan atau mencerna nutrisi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan
kriteria hasil nafsu makan meningkat,tidak mual,muntah dan berat badan
meningkat.
Intervensi :
a. Awasi pemasukan diet / jumlah kalori,berikan makan sedikit dalam frekuensi
sering dan tawarkan makan pagi paling besar.
b. Kaji adanya elergi makanan
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
di butuhkan pasien
d. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
kontipasi
e. Monitor adanya penurunan berat badan dan gula darah
f. Monitor mual dan muntah
g. Ingformasikan pada keluarga dan pasien tentang manaat nutrisi
h. Atur posisi semi fowler tinggi selama makan

13

i. Anjurkan banyak minum


Evaluasi :
a. Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan /
mempertahankan berat badan yang sesuai.
b. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.
Diagnosa Keperawatan 2
Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara aktif.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan defisit volume airan teratasi dengan KH:
Mempertahankan urin ouput
Tekanan darah suhu tubuh dalam batas normal
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi. Elastisitas turgor kulit baik membran
mukosa lembab tidak ada rasa haus yang berlebihan .
Intervensi :
a. Pertahankan catatan intake dan ouput yang adekuat
b. Monitor status dehidrasi ( kelembaban membran mukosa lembab, nadi adekuat
tekanan darah normal
c. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan
d. Monitor tanda-tanda vital 15-1 jam
e. Monitor status nutrisi
f. Berikan cairan oral
g. Kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk
h. Monitor intake dan ouput setiap 8 jam
Evaluasi :
a. Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, turgor kulit
baik, pengisian kapiler.
b. Haluaran individu sesuai.

Diagnosa Keperawatan 3
Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi
garam empedu dalam jaringan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kerusakan integritas kulit pasien teratasi
dengan KH:
Intgritas kulit yang baik bisa dipertahankan
Tidak ada luka / lesi pada kulit
Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dalam mencegah
terjadinya cedar berulang

14

Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit


Menunjukan terjadinya proses penyembuhan luka
Intervensi :
a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
b. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
c. Monitor kulit akan adanya kemerahan
d. Oleskan lation atau minyak/ baby oil pada daerah tertekan
e. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
f. Monitor status nutrisi pasien
g. Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat
h. Observasi luka keadaan luka,kedalaman luka,kateristik dan warna cairan
i. Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
j. Lakukan tehnik perawatan luka dengan stril.
Evaluasi :
a. Menunjukkan jaringan / kulit utuh.
b. Melaporkan tidak ada penurunan pruritus / lecet.
Diagnosa keperawatan 4
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring atau imobilisasi kelemahan
menyeluruh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan intoleransi aktivitas dapat teratasi dengan
KH:
Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
Keseimbangan aktivitas dan istirahat
Intervensi
a. Observasi adanya pembatasan klien dala melakukan aktivitas .
b. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelemahan
c. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
d. Monitor pasien akan adanya kelemahan fisik dan emosi secara berlebihan
e. Monitor respon kardioveskuler terhadap aktivitas
f. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istrahat pasien
g. Bantu klien untuk mengidentifikasi konsisten yang sesuai dengan kemampuan
fisik klien
Evaluasi :
a. Menyatakan pemahaman situasi / fakto
resiko dan program pengobatan individu.
b. Menunjukkan tehnik / perilaku yang memampukan kembali melakukan
aktivitas.
c. Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.

15

Diagnosa Keperawatan 5
Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi,tidak mengenal sumber informasi ditandai
dengan tidak akurat mengikutin instruksi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien menunjukan pengetahuan tentang
proses penyakit dengan KH:
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang di jelaskan secara
benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang di jelaskan
perawat / tim kesehatan lainnya
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
b. Berikan informasi khusus tentang pencegahan dan penularan penyaki
c. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi secara yang tepat
d. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
e. Mengkaji ulang perlunya menghindari alkohol.
Evaluasi :
a. Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
b. Mengidentivikasi hubungan tanda / gejala penyakit dan hubungan gejala
dengan faktor penyebab.
c. Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan.

16

BAB II
Tanaman Tradisional
2.1. Tanaman dan Herba
A. Temulawak
a. Definisi
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang
tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Temulawak
berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke
beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini,
sebagian besar budidaya temulawak berada di Indonesia, Malaysia,
Thailand, dan Filipina. Selain tanaman ini terdapat di Asia
Tenggara dapat
ditemui
pula
di China, Indochina,
Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa
negara Eropa. Nama daerah di Jawa yaitu di Sunda disebut koneng
gede, sedangkan di Madura disebut temu labak.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai
ketinggian 2 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan
tropis. Temulawak merupakan tanaman terna, berbatang semu.
Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada
tanah yang gembur. Daun berbentuk bulat memanjang, warna hijau, sisi
ibu tulang daun merah keunguan. Bunga majemuk, keluar dari
rimpang, kelopak berwarna putih, mahkota berbentuk tabung, helaian
bunga berwarna putih bagian ujung merah tua.
b. Kandungan kimia
Kandungan utama kurkuminoid (1-2%), yaitu: kurkumin dan
monodesmetoksikurkumin (tidak kurang dari 1,0% dihitung sebagai
kurkumin), bisdesmetoksikukumin ditemukan dalam jumlah sangat
kecil, bahkan tidak terdeteksi. Kandungan lain adalah golongan
seskuiterpen 3-12% (tidak kurang dari 5,0%), terutama: ar-kukumen,
xan thorhizol, -kurkumen, zingiberen, dan germakron.
c. Efek Farmakologi
Temulawak telah digunakan secara turun-temurun di Indonesia untuk
pengobatan kelainan hati. Selain dapat merangsang sekresi empedu dan
meningkatkan kemampuan detoksifikasi hati, kandungan kurkumin
dalam temulawak berkhasiat sebagai antioksidan. Dalam penelitian

17

pada hewan percobaan, kunyit terlihat menghambat kerusakan hati dari


aflatoksin dan racun hati lainnya.
Kandungan kurkumin ini juga memilki aktivitas secara nyata dapat
menurunkan peningkatan kadar transaminase dalam serum karena
pengaruh zat-zat racun hati (zat hepatotoksik), sehingga kerusakan selsel hati oleh zat-zat racun tersebut dapat dihindarkan. Kurkumin juga
diketahui memiliki efek yang kuat sebagai pencegah kanker dan
mempunyai daya antioksidan yang kuat. Serta temulawak
dikenal mempunyai khasiat sebagai obat penguat (tonik), dan sebagai
obat penambah darah untuk orang yang menderita kekurangan darah
atau anemia
d. Uji Klinis dan Preklinis
Uji preklinis
Ekstrak etanolik terstandar dari rimpang temulawak (500mg/kg)
selama 7 hari memperlihatkan efek hepatoprotektif pada tikus yang
diinduksi dengan etanol. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan
fungsi hati seperti kadar ALT, AST, dan kandungan protein. Efek
tersebut juga didukung dari pengamatan histopatologi.
Xantorrhizol yang diisolasi dari temulawak pada dosis 200mg/kg
bb sehari-hari selama 4 hari sebelum diinduksi dengan sisplatin
(45mg/kg, ip) pada mencit secara nyata dapat menghambat
kerusakan hati. Mekanisme hepatoprotektok tersebut diduga
melalui regulasi faktor transkripsi aktivitas DNA-binding, NF-kB,
da AP-1.
Pada penelitan lain uji aktivitas hepatoprotektor lainnya dari
tanaman ini menggunakan hewan percobaan yang diinduksi
hepatotoksis dengan parasetamol dosis tinggi (2500 mg/Kg BB).
Dosis ekstrak rimpang temulawak yang digunakan adalah dosis
rendah 50 mg/Kg BB dan dosis tinggi (250 dan 1000 mg/Kg BB).
Disimpulkan bahwa ekstrak rimpang curcumae rhizoma dosis
rendah tidak menunjukkan aktivitas hepatoprotektor tetapi pada
dosis tinggi dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT.
e. Penggunaan secara tradisional
Bahan:
10 gram rimpang temulawak
10 gram kunyit
10 gram daun sambiloto kering
10 gram rimpang temu mangga
10 gram ciplukan kering (seluruh bagian tanaman)
10 gram meniran (seluruh bagian tanaman)
Cara Membuat: Setelah dicuci bersih, rimpang temulawak, kunyit,
temu putih, dan temu mangga diparut halus. Parutan tersebut dicampur

18

dengan ciplukan, meniran, dan daun sambiloto, lalu direbus dengan 2


gelas air putih sampai tersisa sekitar 1,5 gelas. Setelah disaring, ramuan
diminum 3 kali sehari masing-masing 1/2 gelas. Untuk mengurangi
rasa pahit, tambahkan 1 sendok makan madu.
f. Keamanan
Ekstrak etanolik terstandar temulawak mengandung xanthorrhizol
0,1238mg/kg pada dosis 5g/kg bb per oral tidak memberikan tandatanda toksisitas pada mencit.
B. Sambiloto
a. Deskripsi
Tanaman berupa herbal, tinggi dapat mencapai 1m. Batang bersegi empat.
Daun tunggal berbentuk lanset dengan pangkal runcing atau agak
meruncing. Bunga berbentuk malai dengan cabang tandan, kelopak 5
lembar berlekatan. Herba sambiloto memiliki rasa sangat pahit.

b. Kandungan kimia
Kandungan kimia utama herba sambiloto, antara lain senyawa
diterpenoid l
akton seperti: andrografolida, deoksiandrografolida,
neoandrografolida, epiandrografolida, deoksi-12-metoksi-andrografolida.
c. Efek Farmakologi
Efek hepatoprotektor dari sambiloto telah diteliti pada hewan coba
yang diinduksi dengan karbontetrakorida, parasetamol, dan galaktosamin.
Senyawa ini dapat mengakibatkan kerusakan hati secara in vitro maupun in
vivo. Selain ekstrak, senyawa hasil isolasi berupa andrografolida dapat
melindungi kerusakan hati akibat pemberian senyawa hepatotoksik.
Mekanisme kerja belum jelas, namun pemberian ekstrak sambiloto dan
senyawa isolatnya dapat menurunkan peradangan hati diduga melalui
peningkatan produksi senyawa antioksidan endogen dan glutation.
Senyawa aktif yang bertanggung jawab terhadap aktivitas hepatoprotektor
yang diinduksi oleh etanol adalah androfrafolida dan protein
arabinogalaktan.
d. Uji Klinis dan Preklinis
Uji Preklinis
Teratogenesitas, maupun efek gangguan fertilitas belum diketahui.
Pada uji Ames terhadap Salmonella typhimurium TA98 dan TAmix
tidak menimbulkan efek mutagenik.
Uji toksisitas akut ekstrak terstandar sambiloto pemberian 5000
mg/kg bb tidak memberikan efek toksik selama 14hari. Adapun
efek yang tidak diinginkan, pada dosis besar dapat menyebabkan

19

rasa tidak enak pada pencernaan dan kehilangan nafsu makan. Rasa
pahit dari andrografolidanya dapat menyebabkan muntah.
Uji Klinis
Setelah pemberian secara oral ekstrak metanolik daun sambiloto 1g/kg
bb, terjadi peningkatan konsentrasi andrografolida dan deoksididehidroandrografolida pada plasma 30menit sampai 3jam setelah
pemberian. Konsentrasi maksimum andrografolida dan deoksididehidroandrografolida dalam plasma masing-masing 1,42 0,09 g/ml dan
1,31 0,04 g/ml. Empat belas hari setelah pemberian ekstrak metanolik
1g/kg bb, kemudian diinduksi dengan CCl4 dapat menjaga aktivitas
antioksidan dalam eritrosit.
e.Penggunaan secara tradisional
Herba kering sebanyak 10 - 20 g direbus atau herba kering digiling
halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 - 4 kali sehari, 4 - 6 tablet
f. Keamanan
Kandungan senyawa aktif sambiloto terbukti aman. Hasil uji toksisitas
akut menunjukkan LD50 sambiloto mencapai 27,5 g/kg bb. Pada pengujian
toksisitas lainnya, pemberian ekstrak kering sambiloto sampai 100 mg/kg
selama 60hari tidak memberikan efek toksik pada organ reproduksi.
g. Interaksi obat
Pemberian sambiloto mungkin dapat menyebabkan perlambatan
eliminasi. Oleh karena itu, bagi pasien yang menggunakan obat yang
dimetabolism seperti kafein dan teofilin, harus mempertimbangkan
kemungkinan interaksi yang menyebabkan kegagalan terapi atau
peningkatan toksisitas obat konvesional.
h. Dosis
Dalam bentuk serbuk dosis 1,5-3,0 g sehari tiga kali atau sediaan lain yang
setara.

20

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas


dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah
ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis
A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis
D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya,
tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat
bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut
yang total
Pemberian obat herbal yang mengandung temulawak dan extrak sambiloto
ternyata sangan bermanfaat dalam pengobatan hepatitis
Temulawak telah digunakan secara turun-temurun di Indonesia untuk
pengobatan kelainan hati. Selain dapat merangsang sekresi empedu dan
meningkatkan kemampuan detoksifikasi hati, kandungan kurkumin dalam
temulawak berkhasiat sebagai antioksidan. Dalam penelitian pada hewan
percobaan, kunyit terlihat menghambat kerusakan hati dari aflatoksin dan
racun hati lainnya.
pemberian ekstrak sambiloto dan senyawa isolatnya dapat menurunkan
peradangan hati diduga melalui peningkatan produksi senyawa antioksidan
endogen dan glutation.
Senyawa aktif yang bertanggung jawab terhadap
aktivitas hepatoprotektor yang diinduksi oleh etanol adalah androfrafolida dan
protein arabinogalaktan.

B. SARAN
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat atau mahasiswa
keperawatan harus bisa membuat asuhan keperawatan pada pasien hepatitis agar
semakin meningkat kan pengetahuan dalam tindakan medis. Dengan demikian
calon-calon perawat tidak akan diragukan dalam melakukan tindakan agar menjadi
perawat yang professional. Perlunya peningkatan pengetahuan Perawat tentang

21

penggunaan pengobatan herbal, sehingga perawat mampu untuk melakukan


praktek secara mandiri.

22

DAFTAR PUSTAKA
Sylvia Anderson Price dan Lorrine Mccarty Wilson. 1981 Patofisiologi, Konsep
Klinis Proses Proses Penyakit. Edisi 2. Jakarta : EGC
Charlene J. Reeves, Gayle Roux dan Robin Lackhart. 2001 Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : Salemba Medika
Price, Sylvia Anderson. 2005 : 485 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Proses
Penyakit. Edisi 6, Vol 1. Jakarta : EGC
Lynda Juall Carpenito. 2009 Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.
Jakarta : EGC
Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3
Dienstag, 1990
Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990
Bradley,1990; Purcell, 1990
Sujono Hadi, 1999
Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145
Smeltzer, 2001
Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131

23

You might also like