You are on page 1of 5

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Rambutan (Nephelium

lappaceum L) sebagai Teh Antikanker

Disusun Oleh
Widyah Angreini

(14030194010)

Eka Mujiana lestari

(14030194032)

Lia Yuli Kusumawati

(14030194084)

PENDIDIKAN KIMIA UNGGULAN 2014


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


2016

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Nephelium lappaceum L. Atau lebih dikenal dengan rambutan merupakan
buah tropis yang tersebar di Asia tenggara (Melisa, 2006). Biji dan kulit rambutan
tidak banyak dimanfaatkan karena dianggap sebagai limbah. Berdasarkan penelitian
Thitilertdecha, et al (2010), komponen fenolik dari kulit buah rambutan antara lain
berupa geraniin,corilagin, yang keduanya merupakan golongan flavonoid, dan asam
elagat dari golongan tanin. Asam elagat merupakan senyawa yang mempunyai
kapasitas antioksidan yang tinggi dibanding antioksidan yang ada dipasaran.
Menurut sadewo (2005) dalam Hazimah dkk (2013), antioksidan merupakan
suatu senyawa yang dapat menghambat radikal bebas disebabkan oleh oksigen reaktif
sehingga mampu mencegah berbai penyakit degeneratif. Senyawa-senyawa yang
mempunyai potensi sebagai antioksidan umumnya merupakan senyawa flavonoid,
fenolik, dan alkaloid. Senyawa flavonoid dan polifenol bersifat antioksidan,
antidiabetik, antikanker, antiseptik, dan antiimflamasi, sedangkan senyawa alkaloid
bersifat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Asam fenolik merupakan kelas dari antioksidan atau senyawa yang
menghilangkan radikal bebas, yang dapat menyumbat pembuluh darah, dan
mengakibatkan perubahan pada DNA yang dapat menimbulkan kanker dan penyakit
lain (Melisa, 2006). Sedangkan Kilham (2014) menyatakan bahwa kulit rambutan
mengandung berbagai senyawa bermanfaat sebagai antioksidan dan antikanker, yaitu
ellagitannins dan xanthones.
Zat xanthones menetralkan sejenis gen yang disebut dengan PTEN. Gen
tersebut terlibat dalam pembentukan sel kanker prostat. Dalam kondisi normal, PTEN
akan menghambat perkembangan kanker. Akan tetapi, dalam sel-sel tertentu, gen ini
justru menghilang dan inilah yang memicu pertumbuhan penyakit kanker. Dengan
adanya xanthones dapat mengurangi pengaruh sel-sel yang kehilangan PTEN tersebut
dan dapat mencegah kanker untuk tumbuh dan berkembang (El-Barka, 2012).
Pada era global seperti sekarang ini, pola hidup dan pola makan masyarakat
justru memberikan peluang untuk berkembangnya sel-sel kanker dalam tubuh kita.
Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang beralih pada makanan cepat saji
atau instan. Salah satu makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat,
yaitu mie instan. Tingkat pengkonsumsian mie instan menunjukkan laju pertumbuhan
yang signifikan, yaitu 33.3% di kota dan 50% di desa (Martianto dan Arini : 2004).
Dimana di dalam mie instan terdapat bumbu yang mengandung zat penyedap dan zat

pengawet buatan yang dapat meningkatkan risiko mengidap penyakit kronis, salah
satunya yaitu kanker.
Kanker termasuk penyakit yang tidak menular. Penyakit ini timbul akibat
kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat (Mardiana, 2009).
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat
menyebar ke bagian tubuh lain sehingga dapat menyebabkan kematian (Setiati, 2009).
Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian nomor 6 (Depkes, 2003),
dan diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk
per tahunnya. Dengan demikian, masalah penyakit kanker terlihat lonjakan yang luar
baisa. Dalam jangka waktu 10 tahun, terlihat bahwa peringkat kanker sebagai
penyebab kematian naik dari peringkat 12 menjadi peringkat 6 (Diananda, 2008).
Penyebab dari beragam penyakit kanker di Indonesia belum seluruhnya dapat
dipastikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membiasakan diri dengan
program hidup sehat dengan rutin memeriksakan kesehtan (general check up)
sebagai upaya untuk mencegah tumbuhnya kanker di dalam tubuh dengan cara
melakukan olahraga secara teratur, membiasakan diri untuk mengkonsumsi makanan
dan minuman sehat, menghindari kebiasaan mengkonsumsi makanan junk food,
mengurangi makanan berkadar lemak tinggi, mengurangi mengkonsumsi makanan
yang telah diawetkan (dibakar, diasap atau mengandung bahan pengawet), dan
mengupayakan hidup seimbang (Setiati, 2009).
Oleh karena itu, kita harus beralih dari makan mie instan dan makanan junk
food ke makanan yang lebih sehat dengan mengolah bahan-bahan alami yang banyak
mengandung kandungan gizi dan khasiat bagi kesehatan. Seiring perkembangan
zaman, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat dari kulit buah
rambutan. Pemanfaatan kulit buah rambutan belum banyak dilakukan. Penggunaan
kulit buah rambutan merupakan salah satu upaya pengurangan sampah di lingkungan
masyarakat, salah satunya, yaitu dengan menggunakan kulit buah rambutan untuk
diolah menjadi bahan dasar pembuatan mie. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan
dilakukan pembuatan tepung dari kulit buah rambutan yang kemudian diolah menjadi
mie. Kemudian akan diuji kandungan gizi lainnya yang terkandung dalam kulit buah
rambutan dan organoleptik mie tersebut.
Dengan adanya berbagai senyawa dalam kulit buah rambutan yang berfungsi
sebagai antikanker diharapkan dengan mengkonsumsi mie tersebut dapat menurunkan
resiko mengidap kanker.
Dengan dilatar belakangi persoalan diatas maka peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul Pemanfaatan limbah kulit buah rambutan (Nephelium
lappaceum L) sebagai bahan dasar pembuatan mie antikanker.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran senyawa xanthones dan asam fenolik pada kulit buah rambutan
dalam menurunkan resiko kanker?
2. Bagaimanakah kandungan gizi dari mie berbahan dasar tepung kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L)?
3. Bagaimanakah organoleptik mie berbahan dasar tepung kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L)?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kandungan senyawa xanthones dan asam fenolik pada kulit
buah rambutan yang dapat berfungsi sebagai antikanker, sehingga kulit buah
rambutan dapat diolah menjadi bahan dasar pembuatan mie.
1.3.2

Tujuan Khusus
1. Mengetahui kandungan gizi dari mie berbahan dasar tepung kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L).
2. Mengetahui organoleptik mie berbahan dasar tepung kulit buah rambutan
(Nephelium lappaceum L).

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini merupakan salah satu sumbangan pengetahuan bagi
masayarakat umum, bahwa kulit buah rambutan yang merupakan limbah ternyata
memiliki kandungan senyawa yang sangat bermanfaat untuk tubuh dalam mencegah
penyakit kanker, sehingga harus dimanfaatkan menjadi suatu produk yang
bermanfaat, salah satunya diolah menjadi tepung yang merupakan bahan dasar
pembuatan mie.

Daftar pustaka:
Diananda, Rama. 2008. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta : Kata Hati.
El-Barka. 2012. Ini Cara Xanthone Plus Mengalahkan Kanker (Online), (http://elbarkaelbarka.blogspot.co.id/2012/01/ini-cara-xamthone-plus-mengalahkan.html,
diakses
pada 27 Maret 2016, pukul 19.00)
Hazimah, dkk. 2013. Aktivitas Antioksidan dan Antimikrobial dari Ekstrak Plectranthus
amboinicus. Jurnal. Pekanbaru: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Riau.
Kilham, Chris.2014. Pakar: Rambutan Asli Indonesia Mengandung Senyawa Antikanker,
(Online),(http://www.beritasatu.com/kesehatan/195068-pakar-rambutan-asliindonesia-mengandung-senyawa-antikanker.html, diakses pada 27 Maret 2016 pukul
18.05)
Mardiana, Lani. 2009. Mencegah dan Mengobati Kanker pada Wanita Dengan Tanaman
Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Martianto, Drajat dan Mewa Ariani. (2004). Analisis Perubahan Konsumsi dan Pola
Konsumsi Pangan Masyarakat Indonesia Dalam Dekade Terakhir. Makalah
disampaikan pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, tanggal 17-19 Mei di Hotel
Bidakara, Jakarta.
Melisa, Asrianti. 2006. SKRIPSI Telaah Fotokimia Biji Rambutan (Nephelium lappaceum)
sebagai Senyawa Anti Bakteri Patogen pada Ikan. Laporan Penelitian. Lampung:
UDniversitas Lampung.
Setiati, Eni. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembuluh Wanita. Andi Offset, Yogyakarta.
Thitilertdecha, N., Teerawutgulrag, A., Kilburn, J.D., dan Rakariyatham, N. 2010.
Idetification of Major Phenolic Compunds from Nephelium lappaceum L. And Their
Antioxidant Activities. Molecules. 15: 1453-1465.

You might also like