Professional Documents
Culture Documents
1 ASFIKSIA NEONATORUM
2.1.1 Definisi
Meskipun terdapat kemajuan penting dalam perawatan perinatal dalam dekade terakhir,
asfiksia tetap menjadi kondisi mengarah ke mortalitas yang signifikan dan morbiditas. Asfiksia
perinatal adalah suatu kondisi yang ditandai dengan gangguan pertukaran gas pernapasan
(oksigen dan karbon dioksida) mengakibatkan hipoksemia dan hiperkapnia, disertai dengan
metabolisme asidosis.1 Di seluruh dunia, asfiksia merupakan penyebab kematian tersering pada
neonatus. Asfiksia didefinisikan sebagai kegagalan untuk menginisiasi dan mempertahankan
pernapasan pada saat kelahiran. Resusitasi efektif yang dilakukan saat kelahiran dapat mencegah
kematian neonatus dalam proporsi yang lebih besar.
Menurut WHO, asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Menurut American College of Obstetricans and
Gynecologists (ACOG) dan American Academy of Pediatrics (AAP), menerbitkan pernyataan
pertama yang termasuk kriteria berikut: (a) asidosis metabolik (pH < 7.0) pada darah arteri
umbilikalis; (b) Apgar Skor 3 untuk lebih dari 5 menit; (c) neonatal ensefalopati; (d) organ
multi sistem disfungsi. Pernyataan konsensus kedua telah disetujui oleh International Cerebral
Palsy Task Force pada tahun 1999, termasuk 3 kriteria penting dan 5 tambahan kriteria.
Kriteria yang penting adalah sebagai berikut: asidosis metabolik dalam sampel darah neonatal
awal (pH < 7.0 dan base defisit 12 mmol/L); (b) ensefalopati sedang atau berat; (c) cerebral
palsy quadriplegia spastik, diskinetik atau tipe campuran. Kriteria tambahan: (a) sentinel event;
(b) perubahan berat pada detak jantung janin; (c) Apgar Skor < 3 dalam waktu 5 menit; (d)
kegagalan multisistem organ dalam waktu 72 jam kehidupan; (e) bukti awal pemeriksaan
radiologis.
Pernyataan konsensus ketiga dikembangkan oleh American College of Obstetri and
Ginekologi di tahun 2002, termasuk 4 kriteria penting dan 5 kriteria tambahan. Kriteria penting
adalah sebagai berikut: (a) asidosis metabolik (pH < 7.0 dan base deficit 12 mmol/L) dalam
sampel arteri umbilikalis; (b) ensefalopati sedang atau berat; (c) cerebral palsy spastik
quadriplegia atau jenis diskinetik; (d) pengecualian dari etiologi lainnya. 5 tambahan kriteria: (a)
sentinel event; (b) perubahan tiba-tiba pada detak jantung janin; (c) Apgar Skor 3 dalam 5
menit; (d) kegagalan multisistem organ dalam 72 jam kehidupan; (e) bukti awal pemeriksaan
radiologis.
Klasifikasi
Klasifikasi asfiksia neonatorum dibagi berdasarkan tingkat keparahan asfiksia yang
dinilai berdasarkan skor apgar. Skor apgar ini biasanya dinilai 1 menit setelah bayi lahir
lengkap, yaitu pada saat bayi telah diberi lingkungan yang baik serta telah dilakukan pengisapan
lendir dengan sempurna. Skor apgar 1 menit ini menunjukkan beratnya asfiksia yang diderita dan
baik sekali sebagai pedoman untuk menentukan cara resusitasi. Skor apgar perlu pula dinilai
setelah 5 menit bayi lahir, karena hal ini mempunyai korelasi yang erat demgan morbiditas dan
mortalitas neonatal.
Skor Apgar
Tanda
Nilai 0
Nilai 1
Warna kulit
Biru/pucat
(Appearance)
Frekuensi
Nilai 2
ekstremitas
kemerahan
Tidak ada
<100x/menit
>100x/menit
Tidak ada
Gerakan sedikit
Menangis
Lumpuh
jantung
(Pulse)
Refleks
(Grimace)
Tonus otot
sedikit
(Activity)
Usaha
bernafas
(Respiration)
Tidak ada
Lambat
Menangis kuat
dan
2.1.3 Diagnosis
1
2
Anamnesis
Anamnesis diarahkan untuk mencari faktor risiko terjadinya asfiksia.
Pemeriksaan Fisik
a. Bayi tidak bernafas atau menangis.
b. Denyut jantung kurang dari 100x/menit.
c. Tonus otot menurun.
d. Bisa didapatkan cairan ketuban ibu bercampur mekonium atau sisa mekonium
pada tubuh bayi.
e. BBLR.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium beupa analisis gas darah tali pusat menunjukkan hasil
asidosis pada darah tali pusat:
PaO2 < 50 mm H2O
PaCO2 > 55 mm H2
pH < 7,30
Bila bayi sudah tidak membutuhkan bantuan resusitasi aktif, pemeriksaan penunjang
2.1.4
Sumber
Antonucci, R. et al. Perinatal asphyxia in the term newborn. Journal of Pediatric and