Professional Documents
Culture Documents
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1
2.1.1
2.1.2
Fungsi-Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Adapunfungsimanagement :
1.
Perencanaan (Planning)
Maksud dari fungsi perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan dimasa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
2.
organisasi.
Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan proses yang mencakut bagaimana strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam perencanaan didisain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat
memastikanbahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
3.
5
Adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak
dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang
tinggi. Proses pengarahan dan pengimplementasian mencakup kegiatan sebagai
berikut: 1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan,dan
pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan : 2) Memberikan tugas dan penjelasan rutin
4.
2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah kegatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh
konsumen
3. Manajemen Operasi
5
6
Manajemen operasi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan
keinginan konsumen.
3. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu
mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.
4. Manajemen Informasi
Manajemen informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan mampu untuk terus
bertahan dalam jangka panjang.
2.1.4 Unsur-Unsur Manajemen
Unsur unsur manajemen meliputi man, materials, methods,money, and market.
Sejalan dengan pengertian manajemen, yaitu suatu kegiatan usaha kearah pencapaian
tujuan tertentu melalui kerja sama orang lain serta pemanfaatan sumber-sumber yang
tersedia, maka unsur-unsur manajemen mencakup : 1) Manusia, 2) tujuan yang hendak
dicapai sebagai titik pengarahan, 3) Wadah, 4) Alat atau sarana mencapai tujuan, 5)
Kegiatan seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan sebagainya.
Fungsi dan Efektifitas sistem dalam usaha mencapai tujuan tergantung dari
ketepatan susunan rangkaian dan struktur terhadap tujuan yang telah ditentukan :
1. Bersifat Dinamis
2. Sistem terpadu lebih besar daripada jumlah komponen-komponennya
3. Mempunyai arti yang berbeda
Satu system yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung siapa
yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa
4. Mempunyai sasaran yang jelas
Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal mengambil perilaku suatu
system dan bagiannya.
5. Mempunyai keterbatasan
Disebabkan Faktor luar berupa hambatan dari lingkungan, sedangkan faktor dari
dalam adalah keterbatasan sumber daya
6. Siklus dan proses system
Aspek penting dari pendekatan system terletak pada siklus system dan prosesnya,
yaitu perubahan teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama system
masih aktif.
7. Penahapan dalam siklus system
6
7
Proses mewujudkan system untuk keperluan operasi atau produksi sampai siklus
system berhenti berfungsi dikelompokkan menjadi beberapa tahap yang dibedakan
atas jenis kegiatan yang dominan.
2.1.5 Tingkatan Manajemen
Setiap manajer dalam melaksanakan tugas, aktivitas, dan kepemimpinannya untuk
mencapai tujuan, harus melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian dengan baik.Dalam organisasi terdapat tiga tingkatan manajemen yang
melaksanakan fungsi manajemen yang berbeda yaitu :
1. Top Management
Top manajer tugas-tugasnya lebih banyak pada fungsi planning dan organizing dari
pada fungsi directing dan controlling, karena sifat pekerjaannya berpikir, yaitu
merencanakan, mengambil keputusan dan mengorganisir.
2. Middle Manajer
Middle manajer tugasnya terhadap planning dan organizing seimbang dengan
directing dan controlling, karena kerja berpikirnya sama dengan fisiknya. Midle
manajer merupakan manajer dua alam, artinya harus bisa untuk planning dan
organizing serta dapat pula untuk directing dan controlling.
3. Lower Manajer
Lower manajer tugasnya lebih pada fungsi directing atau actuating dan controlling
daripada planning dan organizing. Keterampilan lower manajer lebih diutamakan
pada kemampuan teknis daripada kecakapan manajerial.Di dalam melaksanakan
tugas, setiap tingkatan manajer mempunyai fungsi utama atau keahlian yang berbeda
yaitu : 1) Keahlian teknik (technical skill), Keahlian manajerial (Managerial Skill).
2.1.6 Kepemimpinan
Di dalam Manajemen ada beberapa model ataugaya kepemimpinan dalam suatu
organisasi. Gaya kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai suatu cara penampilan
karakteristik. Jenis gaya Kepemimipinan (Menurut Gillies 1996) meliputi :
a.
Otoriter
7
8
Kepemimpinan berorientasi pada tugas atau pekerjaan.Pemimpin menetukan semua
tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.Motivasi dengan reward dan
punishment.
b. Demokratis
Kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staff.Informasi diberikan
seluas-luasnya dan terbuka.
c.
Partisipatif
Kepemimpinan gabungan antaragayaotoriter dan demokrasi.Staf diminta saran dan
kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir
pada kelompok.
d. Bebas Tindak
Merupakan pimpinan Offisial. Karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa
pengarahan, supervise, dan koordinasi.Staf mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan cara
sendiri.
Dari gaya kepemimpinan di atas, seorang pemimpin yang baik harus bisa
mengkombinasikan jenis gaya diatas dalam melakukan supervisi terhadap staf.
2.2
2.2.1
M I (MAN)
9
Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya manusia
diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian para
manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.
2.
Tujuan Fungsional.
Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber
daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan
organisasi.
3.
Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhankebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi
dampak negatif terhadap organisasi.
4.
Tujuan Personal
Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika para karyawan
harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi.
2.
10
a
1.
2.
3.
4.
Jenis/kategori
Rata-rata
Rata-rata jam
Jumlah jam
pasien/hari
perawatan
perawatan/hari
c
10
pasien/hari
D
2
E
20
8
6
2
3,08
4,15
6,16
24,64
24,9
12,32
b
Askep Minimal
(minimal carae)
Askep sedang
Askep agak berat
Askep maksimal
26
81,86
Sebagai contoh, suatu ruang rawat dengan 26 pasien (10 pasien dengan
perawatan minimal, 8 pasien dengan perawatan sedang, dan 6 pasien dengan
perawatan agakberat, 2 dengan perawatan maksimal, maka jumlah perawat yang
dibutuhkan untuk jaga pagi adalah:
adalah
pernyataan-pernyataan
yang
mendefinisikan
apa
yang
sedang/akan dilakukan atau ingin dicapai dalam waktu (sangat) dekat atau saat ini.
10
11
Ada beberapa strategi dalam menentukan visi, yaitu :
a.
b.
2.2.2
M 2 ( MATERIAL )
2.2.2.1 Definisi
Material, merupakan satu dari nama metode manajemen keperawatan yang memiliki
karakteristik antara lain :
1.
2.
3.
4.
12
3. Menyajikan informasi material untuk dipakai sebagai referensi pengambilan
keputusan
4. Mengelola pergudangan dan distribus barang
5. Melakukan evaluasi terhadap sistem management material sehingga bisa
diketahui inti masalah yang dihadapi dan cara pemecahannya
Tujuan dari perencanaan kebutuhan bahan baku adalah sebagai berikut
( Yamit,1996 ):
1. Menjamin tersedianya material, item, atau componen pada saat dibutuhkan
untuk memenuhi jadwal induk produksi dan menjamin tersedianya produk
jadi bagi consumen
2. Menjaga tingkat persediaan pada kondisi mnimum
3. Merencanakan aktifitas pengiriman , dan aktifitas pembelian.
13
1.
Metode Fungsional.
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian
tersebut secara umum, sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan, tugasnya :
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat
penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.
b. Perawat staf , tugasnya :
- Melakukan askep langsung pada pasien
- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga
keperawatan.
14
f. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang
praktek untuk ketrampilan tertentu.
Contoh metode fungsional
Perawat A tugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.Seorang
perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unit
tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan
menerima laporan tentang semua klien serta menjawab semua pertanyaan tentang
klien.
2. Metode penugasaan pasien/metode kasus
Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa
klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu
tertentu sampai klien pulang.Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian
tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien.
Kekurangan metode kasus :
a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga
tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
b. Membutuhkan banyak tenaga.
c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab
klien bertugas.
Kelebihan metode kasus:
a. Kebutuhan pasien terpenuhi.
b. Pasien merasa puas.
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
3. Metode penugasan tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat.Pembagian
tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu pemimpin
kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim sebelum tugas dan
menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien.Selanjutnya pemimpin tim
yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan
keperawatan klien.
Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :
14
15
a. Kepala ruangan, tugasnya :
a. perencanaan
b. pengorganisasian
c. pengarahan
d. pengawasan
b. Ketua tim, tugasnya :
a. membuat perencanaan
b. membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi
c. mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien
d. menyelenggarakan konferensi
c. Perawat pelaksana, tugasnya :
a. memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggungjawabnya
b. kerjasama dengan anggota tim dan antar tim
c. memberikan laporan
Kelebihan metode tim:
a. Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
b. Pasien dilayani secara komfrehesif
c. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
d. Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan
efektif.
Kekurangan metode tim:
a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya.
b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau
trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas terhambat.
c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
d. Akuntabilitas dalam tim kabur.
4. Metode Perawatan Primer
Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.
Konsep dasar :
a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
b. Ada otonomi
c. Ada keterlibatan pasien dan keluarganya
Ketenagaan :
a. Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.
b. Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat
15
16
c. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
d. Perawat profesional sebagai primer d.an perawat non profesional sebagai asisten.
Kepala bangsal/kepala ruangan :
a. Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer
b. Menyusun jadwal dinas
c. Memberi penugasan pada perawat asisten.
d. Perencanaan, pengawasan, dan pengarahan
e. Menyediakan material
Tugas perawat primer adalah :
- Menerima pasien
- Mengkaji kebutuhan
- Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi (askep)
- Mengkoordinasi pelayanan
- Menyiapkan penyuluhan pulang
Tugas perawat associate adalah :
- Memberikan askep
- Mengikuti timbang terima
- Melaksanakan tugas yang didelegasikan
- Mendokumentasikan tindakan keperawatan
Kelebihan dari metode perawat primer:
- Berkomunikasi langsung dengan Dokter
- Perawatan adalah perawatan komfrehensif
- Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
- Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan.
Kelemahan dari metode perawat primer:
- Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat,
- Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
- Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.
5. Metode Modul (Distrik)
Yaitu metode gabungan antara Metode penugasan tim dengan Metode perawatan
primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang
sampai pulang.
Keuntungan dan Kerugian
- Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawat primer.
- Semua metode diatas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan.
Jumlah staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang telah dibahas
pembicaraan yang sebelumnya.
16
17
b. Manfaat
1. Bagi perawat
Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antarperawat.
Pelaksanaan terhadap asuhan keperawatan terhadap pasien
yang
berkesinambungan.
Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
2. Bagi pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
DIAGNOSA MEDIS
MASALAH
KOLABORATIF
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
(didukung data)
17
18
RENCANA
TINDAKAN
TELAH
DILAKUKAN
BELUM
DILAKUKAN
PERKEMBANGAN/
KEADAAN PASIEN
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
MASALAH
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH BARU
19
tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian
konsep teori kedalam praktek keperawatan.
19
20
pp
Penetapan pasien
Persiapan pasien:
- Informed consent
- Hasil pengkajian/
validasi data
Penyajian
masalah
- Apa diagnosa
keperawatan?
- Apa data yang
mendukung?
- Bagaimana intervensi
yang sudah
dilakukan?
- Apa hambatan yang
ditemukan?
Validasi data
Diskusi PPPP,
Tahap pelaksaan di kamar pasien......................................................
Konselor,KA
RU
Lanjutan-diskusi di
nurse Station
Kesimpulan dan Rekomendasi
Pasca ronde.................................................................................................
Solusi Masalah
MEDIA
1. Dokumentasi/ status pasien.
2. Sarana diskusi: kertas, pulpen.
3. Materi yang disampaikan secaara lisan.
20
21
1.
KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
Ronde keperawatan dilaksanakan di Pav. Tribuana
Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
Pesserta mengikuti dari awal hingga akhir
Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai
peeranyang telah ditentukan.
3. Hasil
Pasien puas dengan kegiatan.
Masalah pasien dapat teratasi.
Perawat dapat:
Menumbuhkan cara berpikiryang kritis dan sintetis.
Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.
Meningkatkan
kemampuan
menentukan
diagnosis
keperawatan. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan.
Meningkatkan kemampuan justifikasi.
Meningkatkan kemampuan manilai hasil kerja.
4. PENGORGANISASIAN
1. Kepala ruangan
2. katim/PP
3. PA
4. Konselor
2.2.3.4 Sentralisasi Obat
a. Pengertian
21
22
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obatyang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2002).
b. Tujuan pengelolaan obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindarkan pemborosan sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerk, padahal obat standart yang lebih
murahdengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan kemanan yang
sama
3. Meresepakan obat sebelum diagnosis pasti dibuat hanya untuk mencoba
4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak dipercayainya dan yang akan
membuang atau lupa untuk minum
6. Memesan obat lebih daripada yang idbutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadaluarsa
7. Tidak menyediakan lemrai es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidka efektif
8. Meletakkan obat di tepat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
c. Alur pelaksanaan sentralisasi obat
1. Bilamana terdapat penembahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan
alur pemberian abat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk
obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
didinformasikan pada keluarga dengan kartu khusus obat.
d. Menyimpan persediaan obat
1. Obat dikatakan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alat pemberian yyang cukup sulit, memiliki efek yang cukup
besar atau hany diberikan dalam waktu tertentu/sewaktu saja.
a)
Pemberian obat dilakukan menggunakan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer.
22
23
b)
Pendekatan perawat
PASIEN/KELUARGA
FARMASI/APOTIK
PASIEN/KELUARGA
Surat persetujuan
sentralisasi obat dari
perawat.
Lembar serah terima
obat.
Buku serah
terima/masuk obat.
PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH PERAWAT
23
24
PASIEN/KELUARGA
2. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari
pendingin.Periksa persediaan obat, pemisahan antara obat untuk penggunaan
oral (untuk diminum) dan obat luar (Pedoman, 1990).
g. Peran masing-masing perawat dalam sentralisasi obat
1. Perawat primer dan perawat associate
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisai obat
c. Menfasilitasi surat persetujuan pengelolaan dan pencatatan obat
d. Melakukan pencatatan dan control terhadap pemakaian obat selama pasien
dirawat
e. Melakukan tindakan kolaboratif dalam pelaksanaan program terapi
2. Perawat primer lain dan supervisor
a. Memberikan perlindungan terhadap pasien tindakan malpraktek
b. Menilai kepatuhan pasien terhadap program terapi
c. Memotivasi pasien untuk mematuhi program terapi
h. Instrumen dalam sentralisasi obat
1. Informed consent pengelolaan sentralisasi obat
2. Format control dan pemakaian obat
3. Buku sentralisasi obat (Buku serah terima obat)
4. Lemari obat dan kotak sentralisasi obat
5. Leflet
i. Kriteria evaluasi
1. Struktur (input)
24
25
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruangan
b. Persiapan dilakukan sebelumnya
c. Perawat yang bertugas
2. Proses
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
ditentukan dan pasien yang telah menyetujui informed consent untuk
dilakukan sentralisasi obat
b. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur ayng telah ditentukan
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
b. Obat dapat diberikan secara tepat dan beaner 6T dan 1W
c. Perawat mudah mengontrol pemberian obat
d. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar
2.2.3.5 SUPERVISI
1. Pengertian
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang
telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana D, 2004).
2. Unsur pokok
Dalam melaksanakan supervisi terdapat beberapa unsur pokok.Unsur-unsur pokok
yang dimaksud menurut Azwar (1996) adalah:
a. Pelaksana
Pelaksana atau yang bertanggungjawab melaksanakan supervisi adalah atasan,yakni
mereka yang memiliki kelebihan dalam organisasi.
Ali Zaidin membagi tingkatan menager dalam melakukan supervisi menjadi 3:
Manager puncak (top manager)
Menager menengah (middle manager)
Manager tingkat pertama (first line,first level menejer,supervisior manejer)
Syarat-syarat atau karakteristik yang harus dimiliki oleh pelaksana supervisi atau
supervisor (Azwar,1996) adalah
1) Sebaiknya pelaksana supervisi
adalah
atasan
langsung
dari
yang
26
4) Pelaksana supervisi harus mempunyai sifat edukatif,suportif dan bukan otoriter.
5) Pelaksana harus mempunyai waktu yang cukup,tidak tergesa-gesa melainkan
secara sabar berupaya meningkatkan pengerahuan,keterampilan,dan sikap
bawahan yang disupervisi.
b. Sasaran
Sasaran atau obyek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan
yang melakukan pekerjaan.sasaran yang dilakukan oleh bawahan disebut sebagai
sasaran langsung.
c. Frekuensi
Menurut Nursalam (2002),dalam melakukan supervisi yang tepat,supervisor harus
bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan bantuan.sepanjang
kontrol supervisi penting,bergantung pada bagaimana staf melihatnya:
1) Overcontrol,kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang diberikan
sehingga staf tidak akan dapat memikul tanggungjawabnya.
2) Undercontrol,kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap
delegasi,dimana staf akan tidak produktif melaksanakan tugas limpah dan
berdampak signifikan terhadap hasil yang diharapkan.hal ini akan berdampak
terhadap
pemborosan
waktu
dan
anggaran
yang
sebenarnya
dapat
dihindarkan.berikan kesempatan waktu yang cukuo kepada staf untuk berfikir dan
melaksanakan tugas tersebut.
d. Tujuan
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung,
sehingga bawahan memilki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau
pekerjaan dengan hasil yang baik.
e. Teknik
Kegiatan pokok pada supervisi pada dasarnya mencakup 4 hal yang bersifat
pokok, yaitu menetapkan masalah dan prioritas, menetapkan penyebab masalah,
prioritas dan jalan keluarnya, melaksanakan jalan keluar dan menilai hasil yang
dicapai untuk tindak lanjut berikutnya.
Untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik ada dua teknik yaitu:
1) Pengamatan langsung
Pengamatan langsung yang dilaksanakan supervisi dan harus memperhatikan :
Sasaran pengamatan
Objektifitas pengamatan
Pendekatan pengamatan
26
27
2) Kerja sama
Keberhasilan pemberian bantuan dalam upaya peningkatan penampilan bawahan
dalam supervisi, perlu terjalin kerjasama antara supervisor dengan yang
disupervisi. Kerja sama tersebut akan terwujud bila terjalin komunikasi yang yang
baik sehingga mereka yang disupervisi merasakan masalah yang dihadapi adalah
masalah mereka sendiri.
3.
Langkah supervisi
Menurut Ali zaidin,teknik atau metode dalam melakssanakan pengawasan adalah
28
tentang efektivitas program, mengarah pada upaya penyiapan bahan masukan untuk
pengambilan keputusan tentang ketepatan, perbaikan perluasan,atau pengembangan
program, terkait dengan pengmbilan keputusan tentang penyusunan rancangan dan
isi program.
3) Langkah III
: Memperbaiki penyimpangan.
Tujuan ini adalah mengadakan perbaikan dari hasil kerja yang kuarang atau
salah untuk memperolah hasil yang lebih besar dan lebih efisien.Setalah data
melalui pangawas diperoleh, dianalisis serta masalah yang timbul dicarikan
pemecahannya serta mencegah membuat masalah pada waktu mendatang. Menurut
Sudjana (2004) pembinaan yang efektif dapat digambarkan melalui 5 langkah
pokok yang berurutan sebagai berikut :
a. Mengumpulkan informasi. Informasi yang dihimpun meliputi kenyataan atau
peristiwa yang benar-benar terjadi dalam kegiatan berdasarkan rencana yang
telah ditetapkan.
b. Mengidentifikasi masalah. Masalah ini diangkat dari yang pernah dikumpulkan
dalam langkah pertama. Masalah akan muncul apabila terjadi ketidak sesuaian
dengan atau penyimpangan dari kegiatan yang telah direncanakan. Kegiatan
analisis adalah untuk mengetahui jenis-jenis masalah dan faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah tersebut. Faktor-faktor itu mungkin datang dari
para pelaksana kegiatan, sasaran kegiatan, fasilitas, gaya, proses, waktu, dan
kondisi lingkungan. Disamping faktor penyebab, identifikasi pula sumbersumber yang timbul.
c. Mencari dan menetapkan alternatif pemecahan masalah. Kegiatan pertama
yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasinalternatif upaya yang dapat
dipertimbangakn untuk memecahkan masalah.
d. Melaksanakan upaya pemecahan masalah. Pelaksanaan upaya ini dapat
dilakukan pembinaan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Pembinaan secara langsung dapat dibagi 2 macam : pertama, pembinaan
individual atau perorangan yaitu pembinaan yang dilakukan terhadap seseorang
pelaksana kegiatan. Pihak pembina memberikan dorongan,bantuan, dan
bimbingan langsung pada pelaksana kegiatan.kedua, pembinaan kelompok.
28
29
Pihak supervisor mengalami para pelaksana kegiatan secara kelompok
pembinaan ini dapat digunakan apabila para pelaksana kegiatan atau pihak
yang dibina memiliki kesamaan kegiatan atau kesamaan permasalahan yang
dihadapi.
4. Manfaat supervisi
Manfaat yang dimaksud apabila ditinjau dari sudut manajemen dapat dibedakan
atas dua macam :
a. Meningkatkan efektifitas kerja
Peningkatan efektifitas kerja ini berhubungan erat dengan makin meningkatnya
pengetahuan dan ketrampilan bawahan serta makin terbinanya hubungan dan suasana
kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
b. Meningkatkan efisiensi kerja
Peningkatan efisiensi kerja ini erat hubungannya dengan makin berkurangnya
kesalahan yang dilakukan oleh bawahan dan karena itu pemakaian sumber
daya( tenaga,dana, dan sarana) yang sia2 akan dapat dicegah.(Azwar,1996).
5. Fungsi supervisi
Supervisi mempunyai tiga fungsi yakni meliputi
1) Pertama, supervisi berguna untuk meningkatkan kemampuan supervisor dalam
memberikan layanan kepada para pelaksana kegiatan(perawat). Kemantapan
kemampuan akan dialami apabila supervisor sering melakukan supervisi.
2) Kedua, supervisi bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan para pelaksana
kegiatan.
3) Ketiga, hasil supervisi dapat berguna untuk menyusun pedoman atau petunjuk
pelaksanaan pelayanan profesional kepada pelaksana kegiatan.
29
30
Tiga prinsip hubungan kemanusiaan yaitu pengakuan dan penghargaan,
objektifitas, dan kesejawatan.Hubungan kemanusiaan mengisyratkan bawhwa
supervisi dilakukan secara wajar, terbuka, dan partisipatif.Pengakuan dan penghargaan
berkaitan dengan sikap supervisor untuk mengakui potensi dan penampilan pihak yang
di supervisi dan menghargai bahwa pihak yang di supervisi dapat dan harus
mengembangkan diri.Objektifitas berkaitan dengan informasi dan permasalahan yang
telah ditemukan yang diperlakukan oleh supervisor sebagaimana adanya sedangkan
upaya pemecahan permasalahan dilakukan secara rasional.
6. Penerapan
Supervisi
Keperawatan
Pada
Penerapan
Metode
Asuhan
30
31
g) Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam pelayanan
keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat, dan manajer.
d. Pelaksana Supervisi
a) Kepala Ruang :
1) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien diruang
perawatan.
2) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
3) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktik keperawatan di
ruang perawatan sesuai dengan tugas yang di delegasikan.
e. Alur Supevisi
Kepala bidang keperawatan
supervisi
Kepala Ruangan
supervisi
PEMBINAAN (3f)
Penyampaian penilaian(fair)
Feed back
Follow Up, pemecahan masalah dan
reward
PP 1
PP 2
PA
PA
31
32
f.
Langkah Supervisi
a. Pra supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
2) Supervisor menetapkan tujuan
b. Pelaksana supervisi
1) Supervisor menilai kerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen
yang telah disiapkan
2) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan
3) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi permasalahan
4) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data
sekunder. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada, serta
melakukan tanya jawab dengan perawat.
c. Paska supervisi 3F
1) Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-fair)
2) Supervisor memberikan Feedback dan klarifikasi
3) Supervisor memberikan reinforcement dan Follow up perbaikan
g.
h.
anggaran keperawatan
3) Memberi justifikasi projeksi anggaran unit yang dikelola.
Teknik supervisi
a. Proses supervisi keperawatan terdiri atas 3 elemen kelompok,yaitu
1) Mengacu pada standar asuhan keperawatan
32
33
2) Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapain
3) Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas
asuhan
b. Area supervisi
1) Pengetahuan dan pengertian tentang asuhan keperawatan kepada klien
2) Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar
3) Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran dan empati
Secara aplikasi, area supervisi keperawatan meliputi:
1) Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien
2) Pendokumentasian asuhan keperawatan
3) Pendidikan kesehatan melalui perencanaan pulang
4) Pengelolaan logistik dan obat
5) Penerapan metode ronde keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien
6) Pelaksanaan timbang terima
c. Cara supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui 2 cara,yaitu
a) Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung,dimanah supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, umpan
balik, dan perbaikan
b) Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak meilhat secar langsung apa yang terjadi dilapangan
sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat
diberikan secara tertulis.
2.2.3.6 DISCHARGE PLANNING
a. Pengertian
Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem
perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan
bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan
jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan
harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse: 94-95).
b. Tujuan
Menurut Jipp dan Siras (1986) perencanaan pulang bertujuan :
33
34
a. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial
b. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
c. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
d. Membantu rujukan pasien pada system pelayanan yang lain
e. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta sikap
dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien
pulang bertujuan untuk :
a. Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan dan upaya
pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi angka kembuh dan
penerimaan kembali di rumah sakit
b. Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan dengan
perawat dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
c. Manfaat
Menurut Spath (2003), perencanaan pulang mempunyai manfaat :
a. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran kepada pasien yang
dimulai dari rumah sakit
b. Dapat memberikan tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin
kontinuitas perawatan pasien
c. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyenbuhan pasien
dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan perawatan baru
Manfaat discharge planning juga dapat dibedakan menjadi 3 meliputi :
1. Bagi pasien :
a. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di rumah
b. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
c. Membantu pasien memiliki pengetahuan,ketrampilan dan sikap dalam
memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien
2. Bagi perawat :
a. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
b. Menerima informasi kunci setiap waktu
c. Memahami perannya dalam system
d. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
3. Bagi mahasiswa :
a. Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa dengan pasien sebagai
penerimaan pelayanan.
34
35
b. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien.
c. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di rumah.
d. Prinsip-prinsip
1. Pasien merupakan focus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah
yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan
masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang merupakan
pelayanan multidisipilin dan setiap tim harus saling bekerja sama
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumberdaya dan fasilitas yang ada.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan
pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedia di
masyarakat
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap system pelayanan kesehatan. Setaip
klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.
e. Jenis
Chesca (1982) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien sebagai berikut:
1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. pasien untuk
sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit
atau puskesmas terdekat
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan akhir dari
hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila psien perlu dirawat
kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali
3. Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien
harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat.
35
36
Pasien Masuk
Perawat
Dokter
Tim
Kesehatan
Lain
36
37
Pasien Keluar
Penyelesaian
Administrasi
Perencanaan Pulang
-
PROGRAM HE
kontrol dan
obat/perawatan
gizi
aktivitas dan istirahat
perawatan diri
Lain - lain
Keterangan :
Tugas perawat primer :
Membuat rencana discharge planning
Membuat leaflet
Memberikan konseling dan pendidikan kesehatan
Menyediakan format discharga planning dan mendokumentasikan discharge
planning
Tugas perawat Associate :
38
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai
unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan
perawatan. Adalah penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau
potensial.
3. Perencanaan
Menurut Luverne & Barbara, 1988, perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus
pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang
disingkat dengan METHOD, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Medication (obat).
Environment (Lingkungan).
Treatrment (pengobatan)
Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Outpatient referral
Diet
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien.
Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus
memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di
rumah.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja
proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan
cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai.Evaluasi lanjut dari
proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien berada di rumah. Ini
dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan rumah (home visit).
Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel:
a. Derajat penyakit
38
39
b.
c.
d.
e.
f.
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan khusus
Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik
Menjelaskan tentang orientasi ruangan
Menjelaskan tentang perawatan (termasuk sentralisasi obat)
Menjelaskan tentang medis (dokter yang menangani dan jadwal kunjungan)
Melakukan / melengkapi pengkajian pasien baru
b. Manfaat
1. Bagi klien
Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
2. Bagi perawat
a) Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
b) Perawat, pasien, dan keluarga dapat bekerja sama dengan baik
c) Meningkatkan kepercayaan klien / keluarga kepada perawat.
3. Bagi institusi
a) Terciptanya model asuhan keperawatan profesional
39
40
b) Terlaksananya standart penerimaan pasien baru untuk meningkatkan kepuasan
pasien.
c. Alur penerimaan Pasien Baru
Karu memberitau PP akan ada
pasien baru
Pra
PP menyiapkan :
lembar pasien masuk RS
Lembar
format
pengkajian pasien
Nursing kit
Informed
concent
sentralisasi obat
Lembar tata tertib pasien
dan pengunjung
Lembar
tingkat
kepuasan pasien
Tempat tidur pasien baru
Pelaksanaan
Terminasi
d. Kriteria Hasil
a) Evaluasi struktur
Evaluasi
40
41
1) Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan pasien
baru, informed consent sentralisasi obat, format pengkajian, nursing kit, status,
lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien dan lembar tata tertib pasien dan
pengunjung.
2) Penerimaan pasien baru pada sif pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan PA,
sedangkan pada sif sore dilakukan oleh PP dan PA.
b) Evaluasi Proses
1) Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
2) PP melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan dibantu oleh PA.
3) Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan termasuk
sentralisasi obat, medis, serta tata tertib ruangan.
4) Perawat melakukan komunikasi terapuetik dengan klien dan keluarga.
c) Evaluasi Hasil
1) Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
2) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib
ruangan.
3) Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat.
e. Peran Perawat dalam Penerimaan Pasien Baru
a) Kepala Ruangan
Menerima pasien baru.
b) Perawat Primer
1) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
2) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru.
3) Melakukan pengkajian pada pasien baru.
4) Mengorientasikan klien pada ruangan.
5) Memberikan penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggungjawab
6) Mendokumentasikan penerimaan pasien baru.
c) Perawat Pelaksana
Membantu PP dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru.
2.2.3
M4
(MONEY)
OPERATING
BUDGET
DALAM
MANAGEMEN
KEPERAWATAN
2.2.4.1 Pengertian Budget
Budget (Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kagiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter
dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
41
42
Dari pengertian diatas nampaknya bahwa suatu Budget mempunyai empat unsure,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
Rencana
Meiputi seluruh kegiatan perusahaan
Dinyatakan dalam unit moneter
Jangka waktu tertentu yang akan datang
2.
3.
43
a. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual,
syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dsb.
b. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
c. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya (kuantiatif) maupun
ketrampilan dan keahliannya (kualitatif).
d. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
f. Kebijaksanaan- kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan denga pelaksanaan
fungsi-fungsi perusahaan, baik dibidang pemasaran, produksi, pembelanjaan,
administrasi maupun bidang personalia.
2. Faktor ekstern
Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat
di luar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
perusahaan. Factor-faktor tersebut antara lain berupa :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keadaan persaingan
Tingkat pertumbuhan penduduk
Tingkat penghasilan masyarakat
Tinkat pendidika masyarakat
Tingkat penyebaran penduduk
Agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat.
Berbagai kebijakan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi, social,
44
pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja. Secara lebih terperinci, proses
kegiatan yang tercakup dalam Budgeting tersebut antara lain :
1. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun Budget.
2. Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan
tafsiran-tafsiran dalam rangka menyusun Budget.
3. Menyusun Budget serta menyajikannya secara teratur dan sistematis.
4. Pengkoordinasian pelaksanaan Budget.
5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan, yaitu untuk
mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan Budget.
6. Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasi
dan
memperoleh
kesimpulan-kesimpulan
dalam
rangka
mengadakan
sebagai
tindak
lanjut
(follow-up)
dari
kesimpulan-kesimpulan tersebut.
2.2.4.5
45
disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan kecil), maupun yang disusun
oleh Panitia Budget (perusahaan besar), barulah merupakan Rancangan
Budget atau Draft Budget (tentative budget). Rancangan Budget inilah yang
diserahkan kepada pimpinan teringgi untuk disahkan serta ditetapkan sebagai
Budget yang defenitif.
3. Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka Rancangan
Budget tersebut telah menjadi Budget yang defenitif
2.2.4 M 5 (MARKET)
2.2.5.1 Definisi
Market atau pasar adalah tempat dimana organisasi menyebarluaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting
sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan
berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Agar pasar dapat dikuasai
maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya
beli (kemampuan)konsumen.
2.2.5.2 Faktor kunci keberhasilan dari pemasaran
Faktor kunci keberhasilan dalam rencana strategi pemasaran suatu rumah
sakit adalah
a)
b)
c)
d)
e)
f)
46
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2. Data eksternal
Untuk mendapatkan data eksternal dapat diperoleh dilingkungan diluar
rumah sakit yang meliputi :
a. Kebijakan atau politik : penetapan suatu rumah sakit sebagai rumah sakit
swasta/ negeri direktur berada dibawah yayasan atau pemerintah
b. Sosial atau pendidikan : semakin tingginya keyakinan masyarakat akan
kesehatan membuat masyarakat semakin kritis terhadap kebutuhan
c.
d.
e.
f.
g.
kesehatannya.
Adanya kerjasama antar rumah sakit swasta sebagai rumah sakit rujukan.
Ekonomi.
Budaya : Masyarakat mencari pelayanan kesehatan yang murah.
Teknologi : Adanya teknologi yang komputerisasi.
Persaingan bisnis : Adanya Rumah sakit swasta yang lebih baik
fasilitasnya sebagai pesaing.
46