You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KLIEN GRAVES

Oleh kelompok 3A:


ETRIYANA ELVIA

11.01.005

FATIMAH M. SAFIR

11.01.006

FATIMAH USMAN

11.01.007

BESSE NURFAIDAH

11.01.002

APRIYADNO.J.F. KOA

11.01.050

CICI ANRIANI

11.01.003

FATIMATUSZUHRIYAH

11.01.008

DEWI ANUGRAH P.R.

11.01.004

HADRIANI

11.01.010

ANWAR

11.01.0??

FITRAH AULIA M

11.01.009

ANA RISKA LESTARI

11.01.001

Pembimbing : hasniati Ag, S,kep, m.kep


SI KEPERAWATAN STIKES PANAKKUKANG
MAKASSAR
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya lah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kami tepat waktunya.
Adapun tugas yang diberikan berjudul ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN
GRAVES tugas ini kami susun untuk memenuhi nilai mata kuliah
Penulispun menyadari jauh dari kesempurnaan yang ada pada makalah ini, maka dari itu
kami mohon kepada para pembaca agar kiranya memberikan saran dan kritik, agar dalam
penyusunan makalah selanjutnya tidak terjadi kesalahan dan kekurangan.
Atas segala perhatiannya kami dari tim penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
D. Manfaat..................................................................................................................2
BAB II KONSEP MEDIS
A. Pengertian graves...................................................................................................3
B. Anatomi dan fisiologi kelenjar tiroid.....................................................................3
C. Epidemiologi graves..............................................................................................4
D. Etiologi...................................................................................................................4
E. Patofisiologi...........................................................................................................5
F. Manifestasi klinik...................................................................................................5
G. Penatalaksanaan.....................................................................................................6
H. Komplikasi..............................................................................................................
I. Pemeriksaan diagnostik..........................................................................................
J. Pemeriksaan penunjang..........................................................................................
K. Penyimpangan KDM..............................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROID......................................................
A. Pengkajian...............................................................................................................
B. Analisa Data............................................................................................................
C. Diagnosa.................................................................................................................
D. Intervensi.................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Graves merupakan penyakit kelenjar tiroid yang sering dijumpai dalam praktek
sehari-hari. Tanda dan gejala penyakit Graves yang paling mudah dikenali ialah adanya

struma (hipertrofi dan hiperplasia difus), tirotoksikosis (hipersekresi kelenjar tiroid/


hipertiroidisme) dan sering disertai oftalmopati, serta -meskipun jarang- disertai dermopati.
Selain penyakit Graves, yang merupakan penyebab paling sering, penyebab lain
tirotoksikosis ialah struma multinodosa toksik, adenoma toksik, tiroiditis, dan pemberian
obat-obatan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi graves?
2. Jelaskan anatomi dan fisiologi kelenjar tiroid!
3. Apa Etiologi graves?
4. Apa Manifestasi klinis graves?
5. Apa Patofisiologi graves?
6. Apa Tanda dan gejala graves?
7. Apa saja Pemeriksaan diagnostik graves?
8. Apa komplikasi graves?
9. Bagaimana penatalaksanaan graves?
C. TUJUAN
1. Agar kita mampu mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme terutama pada
graves
2. Agar kita mampu melaksanakan asuhan keperawatan denga baik dan professional
terhadap penderita hipertiroidisme terutama graves
D. MANFAAT
1. Kita mampu mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme.
2. Kita mampu melaksanakan asuhan keperawatan denga baik dan professional terhadap
penderita hipertiroidisme.

BAB II
KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves merupakan penyakit
yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya peningkatan produksi tiroid yang ditandai
dengan peningkatan penyerapan yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid.
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR TIROID
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan
leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,melekat pada tulang sebelah
kanan trakea dan melekat pada dinding laring.kelenjar ini terdiri atas 2 lobus yaitu lobus
destra dan lobus sinistra yang saling berhubungan, masing- masing lobus yang tebalnya 4 cm
dan lebarnya 2,5 cm.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid tergantung
dari jumlah iodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh. Sumber utama untuk menjaga
keseimnbangan yodium adalah yodiaum dalam makanan dan minuman.
a) Struktur Mikroskopis
Kelenjar ini terdiri atas folikel seperti kelenjar asiner berdinding selapis sel. Jika
sedang beraktivitas kelenjar ini berbentuk kuboid yang tinggi, sedangkan bila sedang

istirahat sel ini berbentuk pipih dan bagian tengah asinernya terisi koloid senyawa
triglobulin, tirosin, dan hormone kelenjar tiroid.
b) Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme
Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit otoimun yang
biasanya ditandai oleh roduksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar
tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (thyroidstimulating immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami
umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena
keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT.
c) Sekresi Hormon tiroid
Hormone tiroid dari sel kelenjar memelukan bantuan TSH untuk endositosis
koloid oleh mikrofili. Enzim proteliotik berfungsi untuk memecahkan ikatan hormone T3
dan T4 dari triglobulin kemudian melepasnya keperedaran darah. Saat didistribusikan
melalui plasma akan terikat oleh PBI. PBI kecil dan besar akan terikat oleh protei yang
bebas dalam keseimbangan.
d) Pembuluh Darah
Kapiler darah dan limfe membentuk pleksus yang erat dalam mengitari folikel
sehingga membantu melintasnya hormone kedalam lumen kapiler. Susunan pembuluh
darah menunjukkan bahwa terdapat gelombang dalam darah yang di suplay ke daerah
yang berbeda pada kelenjar.
e) Persarafan
Sejumlah besar serat saraf tak bermielin terdapat pada dinding arteri tiroid dan
sebagian besar mempunyai fungsi vasomotor. Beberapa saraf simpatis berakhir pada
lamina asal folikel yang menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi fungsi
tiroid melalui pengaruh langsug pada sel folikel yang menunjukkan rangsangan saraf
dalam mempengaruhi fungsi tiroid.
B. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi penderita Hipertiroidisme menyerang wanita 5 kali lebih sering di bandingkan
dengan laki-laki dan insidennya akan memuncak dalam decade usia ketiga serta ke
empat.Keadaan ini dapat timbul setelah terjadinya syok emosional, stress atau infeksi. Pada
usia muda umumnya disebabkan oleh penyakit graves, penyakit ini relative sering di jumpai
dan pada anak- anak jarang terjadi. sedangkan struma multinodular toksik umumnya timbul

pada usia tua. Di daerah pantai dan kota, insidensya lebih tinggi di bandingkan di daerah
pegunungan atau di pedesaan.
B. ETIOLOGI
Diduga akibat peran antibodi terhadap peningkatan produksi tiroid serta adanya adenoma
tiroid setempat (suatu tumor) yang tumbuh di dalam jaringan tiroid dan ensekresikan banyak
sekali hormon tiroid.
C. PATOFISIOLOGI
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga
kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia dan lipatanlipatan sel
sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah selsel ini lebih meningkat berapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya
beberapa kali lipat.
Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH
(thyroid-stimulating hormone). Pada beberapa penderita ditemukan adaya beberapa bahan
yang mempunyai kerja mirip dengan TSH yang ada di dalam darah. Biasanya bahanbahan
ini adalah antibodi imunoglobulin yang berikatan dengan reseptor membran yang sama
degan reseptor membran yang mengikat TSH. Bahanbahan tersebut merangsang aktivasi
terusmenerus dari sistem CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
D. MANIFESTASI KLINIS
Berat badan menurun
Dispnea
Eksoftalmus
Berkeringat
Palpitasi, takikardia
Diare
Nafsu makan meningkat
Kelelahan otot
Tremor (jari tangan dan kaki)
Oligomenore/amenore
Telapak tangan panas dan lembab
Takikardia, denyut nadi kadang tidak teratur karena fibrilasi atrium, pulses seler
Gugup, mudah terangsang, gelisah, emosi tidak stabil, insomnia
Gondok (mungkin disertai bunyi denyut dan getaran).
E. PENATALAKSANAAN

Terapi penyakit graves ditujukan kepada pengendalian stadium tirotoksikosis dengan


pemberian antitiroid seperti propiltiourasil (PTU) atau karbimasol. Terapi definitif dapat
dipilih antara pengobatan antitiroid jangka panjang, ablasio dengan yodium radioaktif atau
tiroidektomi subtotal bilateral.
1. Obat obatan
o Obat Antitiroid : Golongan Tionamid
yaitu tiourasil dan imidazol. Tiourasil dipasarkan dengan nama
propiltiourasil (PTU) dan imidazol dipasarkan dengan nama metimazol dan
karbimazol. Obat golongan tionamid lain yang baru beredar ialah tiamazol yang
isinya sama dengan metimazol.
o Obat golongan tionamid mempunyai efek intra dan ekstratiroid
Mekanisme aksi intratiroid yang utama ialah mencegah/mengurangi
biosintesis hormon tiroid T-3 dan T-4, dengan cara menghambat oksidasi dan
organifikasi iodium, menghambat coupling iodotirosin, mengubah struktur
molekul tiroglobulin dan menghambat sintesis tiroglobulin. Sedangkan
mekanisme aksi ekstratiroid yang utama ialah menghambat konversi T-4
menjadi T-3 di jaringan perifer
2. Obat Golongan Penyekat Beta
Obat golongan penyekat beta, seperti propranolol hidroklorida, sangat bermanfaat
untuk mengendalikan manifestasi klinis tirotoksikosis (hyperadrenergic state) seperti
palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi panas melalui blokadenya pada reseptor
adrenergik. Di samping efek antiadrenergik, obat penyekat beta ini juga dapat
-meskipun sedikit- menurunkan kadar T-3 melalui penghambatannya terhadap
konversi T-4 ke T-3.
3. Obat-obatan Lain
Obat-obat seperti iodida inorganik, preparat iodinated radiographic contrast,
potassium perklorat dan litium karbonat, meskipun mempunyai efek menurunkan
kadar hormon tiroid, tetapi jarang digunakan sebagai regimen standar pengelolaan
penyakit Graves.
4. Pengobatan dengan cara kombinasi OAT-tiroksin
5. Pembedahan
Tiroidektomi subtotal merupakan terapi pilihan pada penderita dengan struma
yang besar.
Indikasi tindakan bedah adalah :
Perlu mencapai hasil definitif cepat

6.
7.
8.
9.

Keberatan terhadap antitiroid


Penanggulangan dengan antitiroid tidak memuaskan
Struma multinoduler dengan hipertiroidi
Nodul toksik soliter
Terapi Yodium Radioaktif
Pengobatan oftalmopati Graves
Pengobatan krisis tiroid
Penyakit Graves Dengan Kehamilan

F. KOMPLIKASI
Krisis Tiroid (Tyroid Storm)Merupakan eksaserbasi akut dari semua gejala tirotoksikosis yang berat
sehingga dapat mengancam kehidupan penderita.
Faktor pencetus terjadinya krisis tyroid pada penderita tirotoksikosis antara lain :
a. Tindakan operatif, baik tiroidektomi maupun operasi pada organ lain
b. Terapi Yodium radioaktif
c. Persalinan pada penderita hamil dengan tirotoksikosis yang tidak diobati secara adekuat
d. Stress yang berat akibat penyakit-penyakit seperti Diabetes, trauma,infeksi akut, alergi obat yang
berat atau infark miokard.
G.
a.
b.
c.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pengukuran kadar TSH dan hormon tiroid darah
Pemeriksaan antibodi anti-TPO, TSI, dan anti-Tg.
Sidik tiroid/Scintigraphy

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang lain seperti pencitraan (scan dan USG tiroid) untuk menegakkan
diagnosis penyakit Graves jarang diperlukan, kecuali scan tiroid pada tes supresi tiroksin.
I. PENYIMPANGAN KDM

hipotalamus
Pelepasan hormone
tirotropin

Hipofisis anterior
Hormone tiroid (TSH)

Hipertrofi tiroid
Peningkatan sekresi yodium

Tirotoksin imunoglobulin

Peningkatan metabolisme
hipertiroid
Gangguan
ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Resiko kerusakan integritas
jaringan mata

Peningkatan kebutuhan kalori


peningkatan sirkulasi darah
Resiko penurunan
curah jantung

Kelelahan otot

Intoleransi aktivitas

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GRAVES
tn. B 40 tahun, seorang nelayan yang tinggal di pulau harapan, ditemani oleh
istrinya untuk periksa di puskesmas terdekat, karena mengeluh sesak napas. Saat
perawat yang bertugas memeriksa Tn. B didapatkla data kalau Tn. B juga sulit
menelan dan suara menjadi parau, ketika dilakukan palpasi pada leher ternyata
terdapat benjolan pada leher dan terlihat pula mata tampak eksoftalmus. Dari kondisi
ini Tn. B juga mengeluh nafsu makannya menurun dan berat badannya pula menurun.
Saat bekerja Tn. B merasa cepat lelah dan tangannya tremor. Hasil TTV: TD :
120/80mmHg, Nadi : 110x/menit, Pernapasan : 24x/menit. Untuk kepentingan
diagnosis dokter yang menangani Tn. B menganjurkan agar ke Rs. Untuk dilakukan
pemeriksaan radiologi pada lehernya.

A. PENGKAJIAN
a. Identitas klien

Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin,


agama, suku bangsa / ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan
dan alamat
Keluhan utama
b. Keluhan utama yaitu kurang energi, manifestasinya sebagai lesu, lamban bicara,
mudah lupa, obstipasi. Metabolisme rendah menyebabkan bradikardia, tidak tahan
dingin, berat badan naik dan anoreksia. Kelainan psikologis meliputi depresi,
meskipun nervositas dan agitasi dapat terjadi. Kelainan reproduksi yaitu
oligomenorea, infertil, aterosklerosis meningkat.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada orang dewasa, paling sering mengenai wanita dan ditandai oleh peningkatan
laju metabolik basal, kelelahan dan letargi, kepekaan terhadap dingin, dan gangguan
menstruasi. Bila tidak diobati, akan berkembang menjadi miksedema nyata.
d. Riwayat penyakit dahulu
Hipotiroidisme tidak terjadi dalam semalam, tetapi perlahan selama berbulanbulan, sehingga pada awalnya pasien atau keluarganya tidak menyadari, bahkan
menganggapnya sebagai efek penuaan. Pasien mungkin kedokter ketika mengalami
keluhan yang tidak khas seperti lelah dan penambahan berat badan. Dokter akan meminta
pemeriksaan laboratorium yang tepat, yaitu kadar T4 rendah dan TSH yang tinggi,
sehingga diagnosis hipotirodisme dapat diketahui pada tahap awal ketika gejalanya masih
ringan.
e. Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala : insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah gangguan
koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.
f. Sirkulasi
Tanda dan gejala : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps,
syok (krisis tirotoksikosis palpitasi, nyeri dada (angina).
g. Eliminasi
Tanda dan gejala : urine dalam jumlah banyak, perdarahan dalam feses, diare.
h. Integritas ego
Tanda dan gejala : mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik, emosi
labil, (euphoria sedang sampai delirium), depresi.

i. Makanan dan cairan


Tanda dan gejala : kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat
makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tiroid, goiter,
edema non pitting terutama daerah pretibial.
j. Neurosensori
Tanda : bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku seperti
:bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor
halus pada tangan, tanpa tujuan beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif, reflex
tendon dalam (RTD).
k. Nyeri atau kenyamanan
Gejala : nyeri orbital, fotofobia.
l. Pernafasan
Tanda : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis
tirotoksikosis).
m. Keamanan
Gejala: tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap
iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan)
Tanda: suhu meningkat diatas 374oc, diaphoresis, kulit halus, hangat dan kemerahan,
rambut tipis, mengkilap dan lurus, eksoftalmus retraksi, iritasi pada konjungtiva dan
berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.
n.

Seksualitas
Tanda: penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.

o. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid, riwayat
hipotiroidisme, terapi hormone tiroid/pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan
tiroidektomi sebagian.
p. Pemeriksaan Diagnostik
:
Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik

goiter noduler, menurun

pada tiroiditis.
T4 dan T3 serum : meningkat
T4 dan T3 bebas serum : meningkat
TSH : tertekan dan tidak berespons pada TRH (tiroid relasing hormon)
Tiroglobulin : meningkat

Elektrolit : hiponatremia mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek dilusi
dalam terapi cairan pengganti hipokalemia terjadi dengan sendirinya pada kehilangan

melalui gastrointestinal dan dieresis.


Katekolamin serum : menurun
Kreatinine urine : meningkat
EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardimegali.
USG dan thorak foto

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Pola napas b/d Hiperventilasi akibat dari hipermetabolisme kelenjar
tiroid (00032)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kesulitan menelan (00002)
3. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata / eksoftalmus
(00044)
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum (00092)

C. ANALISA DATA
No.
1.

DS
mengeluh

a.

DO
palpasi

sesak napas.

pada leher
ternyata terdapat
benjolan pada
leher
b.

Hasil

hormone tiroid
meningkat
Peningkatan
metabolic tubuh

TTV:

Peningkatan

Pernapasan :

kerja jantung

24x/menit
2.

ETIOLOGI
Produksi

mengeluh

sulit menelan dan

nafsu

suara menjadi

PROBLEM
Ketidakefektifan Pola
napas b/d Hiperventilasi
akibat dari
hipermetabolisme kelenjar
tiroid (00032)

Takikardi
Produksi

Ketidakseimbangan

hormone tiroid

nutrisi kurang dari

makannya

parau

menurun dan

meningkat
Proses

berat

glikogenesis

badannya

kebutuhan b/d kesulitan


menelan
(00002)

meningkat

pula

Proses

menurun.

pembakaran
lemak
meningkat
Suplai nutrisi
yang tidak
adekuat
Pemenuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan

3.

mata tampak

tubuh
hipertiroidism

eksoftalmus

peningkatan
produksi T3 dan
T4
peningkatan
pembentukan
limfosit
edema jaringan
retro orbita

Risiko kerusakan
integritas jaringan b/d
perubahan mekanisme
perlindungan dari mata;
kerusakan penutupan
kelopak mata /
eksoftalmus.
(00044)

eksoftalmus.
protusi bola
mata menarik
4.

Saat bekerja

saraf optik
Produksi

Tn. B merasa

hormon tiroid

cepat lelah

meningkat

Intoleransi aktivitas b/d


kelemahan umum
(00092)

dan
Hipermetabolik

tangannya
tremor.

Meningkatnya
kebutahan
energi
Kelelahan

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.

NO.DX

1.

Ketidakefekt
ifan Pola
napas b/d
Hiperventila
si akibat dari
hipermetabol
isme
kelenjar
tiroid
(00032)

NOC

NIC

a. menunjukan
pola
pernapasan
efektif, yang
dibuktikan oleh

Rasional

1) pemantauan

a) Mengu

tanda vital
2) pantau pola

mpulk

pernapasan:
bradipnea,
takipnea,

status
pernapasan:
status
ventilasi
dan
pernapa
san
yang
tidak
tergang
gu
tidak
ada
penyim
pangan
tanda

hiperventilasi,
kusmaul, dll.
3) Informasikan
kepada pasien
dan keluarga
tentang teknik
relaksasi untuk
memperbaiki
pola pernapasan
4) Berikan obat

an dan
menga
nalisis
data
kardio
vaskul
ar,
pernap
asan,
dan
suhu
tubuh
pasien

(misalnya:

untuk

bronkodilator)

menen

sesuai dengan

tukan

program atau

dan

protokol

mence
gah

vital

kompli

dari

kasi
b) Mengu

rentang
normal
b. menunjukkan

mpulk
an dan

status

menga

pernapasan:

nalisis

ventilasi tidak

data

terganggu,

pasien

dibuktikan oleh

untuk

indicator
berikut:ganggu
an ekstrem,
berat, sedang,
ringan, tidak
ada gangguan:
kedalam

memas

an
inspiras
i dan
kemuda
han
bernapa
s
ekspans
i dada
simetris
c. menunjukkan

tikan
kepate
nan
jalan
napas
dan
pertuk
aran
gas
yang
adekua
t
c) Memf
asilitas
i

tidak ada

kepate

gangguan

nan

status

jalan

pernapasan:
ventilasi yang
dibuktikan oleh

napas
d) Menin
gkatka

indicator

berikut:

ventila

gangguan

si dan

ekstrem, berat,

perfusi

sedang, ringan,

jaringa

tidak ada

n yang

gangguan:
penggu

adekua
t.

naan
otot
aksesori
us
napas
pendek
2.

Ketidakseim
bangan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
b/d kesulitan
menelan
(00002)

a. Memperlihatka

1) Kaji dan

a) Mengu

n status Gizi:

dokumentasikan

mpulka

asupan

derajat kesulitan

n dan

makanan dan

mengunyah atau

mengan

cairan yang
dibuktikan oleh
indicator
berikut: tidak
adekuat, sedikit
adekuat, cukup
adekuat,
adekuat, sangat
adekuat.
b. Pasien akan:
melaporkan
tingkat energy
yang adekuat

menelan
2) Konsultasikan
dengan ahli
terapi okupasi
3) Diskusikan
dengan dokter
kebutuhan
stimulasi nafsu
makan, makanan
pelengkap,
pemberian
makanan
melalui selang,
atau nutrisi

alisis
data
pasien
untuk
menceg
ah dan
memini
malkan
kurang
gizi
b) Memba
ntu atau
menyed
iakan

parenteral total

asupan

agar asupan

makana

kalori yang

n dan

adekuat dapat
dipertahankan

cairan
c) asupan
kalori
yang
adekuat

3.

Risiko
kerusakan
integritas
jaringan b/d
factor
imunologis
(00044)

Menunjukkan
integritas jaringan:
kulit dan membrane
mukosa yang
dibuktikan oleh
indicator berikut:
gangguan ekstrem,
berat, sedang, ringan,
atau tidak ada
gangguan:

1) Manajemen
penekanan.
2)

Meminimalka
n penekanan
pada bagianbagian tubuh.

Tekstur dan
ketebalan
jaringan
Keutuhan
jaringan
Perfusi
4.

Intoleransi
aktivitas b/d
kelemahan
umum
(00092)

a. Menoleransi
aktivitas yang
biasa dilakukan
yang
dibuktikan oleh
toleransi
aktivitas,
ketahanan,
penghematan

1) Tentukan
penyebab
keletihan
2) Pantau asupan
nutrisi untuk
memastikan
sumber-sumber
energy yang
adekuat.
3) Ajarkan tentang

Mengatur
penggunaan
energy
untuk
mengatasi
atau
mencegah
kelelahan
dan
mengoptima
lkan fungsi.

energy,

pengaturan

kebugaran

aktivitas dan

fisik, energy

teknik

psikomotorik,

manajemen

dan perawatan

waktu untuk

diri: aktivitas

mencegah

kehidupan
sehari-hari
b. Menunjukkan
toleransi
aktivitas yang
dibuktikan oleh
indicator
berikut:
gangguan
ekstrem, berat,
sedang, ringan
atau tidak
mengalami
gangguan:
Saturasi
oksigen saat
beraktivitas
Frekuensi
pernapasan
saat
beraktivitas
Kemampuan
untuk
berbicara
saat
beraktivitas

kelelahan.
4) Bantu pasien
untuk
mengidentifikasi
pilihan aktifitas.
5) Kolaborasikan
dengan ahli
terapi
okupasi,fisik
(misalnya,untuk
latihan
ketahanan),atau
rekreasi untuk
merencanakan
dan memantau
program
aktivitas,jika
perlu.

fisik
c. Mendemonstras
ikan
penghematan
energy yang
dibuktikan oleh
indicator
berikut: tidak
pernah, jarang,
kadang-kadang,
sering atau
selalu
ditampilkan:
Menyadari
keterbatasan
energi
Menyeimba
ngkan
aktivitas dan
istrahat
Mengatur
jadwal
aktivitas
untuk
menghemat
energy

BAB IV

PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya Gangguan homeostatic yang disebabkan oleh

produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar tiroid menjadi
hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak gejala pada penderita
penyakit ini yakni gemetar,palpitasi,gelisah,penurunan berat badan yang drastic,nafsu
makan meningkat,emosional,dsb.
Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves merupakan penyakit
yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya peningkatan produksi tiroid yang
ditandai dengan peningkatan penyerapan yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid
B.

SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar kita senantiasa memiliki gaya hidup

yang sehat. Dan juga bagi perawat yang kelak bekerja di rumah sakit agar dapat mengetahui
seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme yang pada akhirnya dapat memberikan pelayanan
yang terbaik apabila menemukan pasien yang menderita penyakit ini pada khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 ,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Carolyn M. Hudak, Barbara M. Gallo (1996), Keperawatan Kritis; Pedekatan Holistik


Volume II , Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Donna D. Igatavicius, Kathy A. Hausman ( 1995), Medical Surgical Nursing: Pocket


Companoin For 2 nd Edition , W. B. Saunders Company, Philadelphia.

Lynda Juall Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis edisi
6 , Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana


Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien Edisi 3 , Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi , Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta

http://pakmantrionline.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-morbus-basedow.html
http://dokternuklir.blogspot.com/2012/11/pemeriksaan-diagnostik-yang-perlu.html
http://edubiology.blogspot.com/2011/05/ekologi-tumbuhan-berbasis-pendekatan.html

You might also like