You are on page 1of 27

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis


1.1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Pangkalan adalah salah satu desa binaan yang berada di
wilayah

kerja

Puskesmas

Tegal

Angus,

terletak

di

wilayah

Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.


Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten,
mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,631 Km 2), terdiri dari
luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan
ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter dengan curah hujan ratarata 24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar
a
b
c
d
e
f

47 Km. Terdapat enam desa binaan Puskesmas:


Desa Lemo
Desa Tanjung Pasir
Desa Tanjung Burung
Desa Pangkalan
Desa Tegal Angus
Desa Muara

Gambar 1.1 Peta Desa Pangkalan

1.1.2 Batas Wilayah


Batas batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat
pada gambar adalah sebagai berikut:
1
2
3
4

Sebelah
Sebelah
Sebelah
Sebelah

utara berbatasan dengan Desa Tegal Angus


barat berbatasan dengan Desa Lemo dan Kampung Besar
timur berbatasan dengan Desa Kalibaru
selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu Barat

Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Pangkalan


1.1.3 Gambaran Umum Desa Secara Demografi
1.1.3.1 Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Pangkalan sampai dengan tahun 2015
tercatat sebanyak 17.152 jiwa, dengan jumlah rumah tangga 5.362
rumah tangga, jumlah terdiri dari laki-laki 8.824

jiwa dan

perempuan 8.328 jiwa. Berdasarkan data dari Kecamatan Teluk


Naga

pada

tahun 2015,

jumlah penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Tegal Angus adalah 54.711 jiwa yang tersebar di 6 desa


seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk,


Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut
Desa/Kelurahan
No

Desa/Kelurahan

Luas

Jumlah

Jumla

Jumla

Rata-rata

Kepadatan

Wilaya

Pendud

h KK

jiwa/ruma

Penduduk

h (km )

uk

Rum

(per km2)

(jiwa)

ah

1
2

Pangkalan
Tanjung Burung

7.54
5.24

17.152
7.911

5.362
2.685

3.229
1572

4.08
4.5

2.24
1.48

Tegal Angus

2.83

9.488

2.900

1895

4.6

3.31

Tanjung Pasir

5.64

9.975

1.823

2319

4.6

1.73

Muara

5.14

3.563

492

793

4.4

6.86

Lemo

3.61

6.622

655

1408

4.4

1.82

30.02

54.711

13.917

10.74

4.6

10.364

Jumla
h

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015

Tabel 1.2 Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis


kelamin

NO
1
2

DESA/KEL
Pangkalan
Tanjung

Jumlah Penduduk
LakiPerempua

JUMLAH

laki
8.824

n
8.328

4.051

3.860

7.911

4.865

4.623

9.488

17.152

Burung
Tegal Angus

Tanjung Pasir

4.889

4.624

9.975

Muara

1.814

1.749

3.563

Lemo

3.391

3.231

6.622

JUMLAH

28.054

26.657

54.711

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015

1.1.3.2 Kondisi Sosial Ekonomi


Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari
campuran budaya asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama
menetap di daerah Tangerang dan sekitarnya.

Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di wilayah kerja


Puskesmas
Tegal Angus Tahun 2015
No.

Agama

Jumlah Pemeluk

1
2
3
4
5
6

Islam
Budha
Kristen
Khatolik
Khonghucu
Hindu

49232
3183
771
203
52
3

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015

1.1.3.3 Lapangan Pekerjaan Penduduk


Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Tegal Angus cukup beragam, hal ini berhubungan dengan geografis
kecamatan

Tegal

Angus

dimana

terdapat

persawahan

dan

berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke


daerah Jakarta. Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus belum berkembang secara ekonomi. Mata pencaharian
penduduk didominasi oleh nelayan, petani dan buruh dengan
pendapatan yang tidak tetap. Jumlah penduduk miskin di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2014 adalah 31.898 jiwa
yaitu 59.3 % dari jumlah penduduk 53.822 jiwa.
Tabel 1.4 Lapangan pekerjaan penduduk
No.
1
2
3
4
5
6

Lapangan Kerja Penduduk


Buruh
Buruh industri
Industri rakyat
Nelayan
Pedagang
Pengangguran

Jumlah
4592
13757
13536
386
6373
4004

7
8
9
10
11
12
13
14

Pensiunan PNS
Pensiunan TNI/POLRI
Perangkat Desa
Pertukangan
Petani pemilik
Petani penggarap
PNS
TNI/POLRI

45
43
141
4109
13316
6063
222
65

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015

1.1.3.4 Pendidikan
Aspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat
mempengaruhi kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan
Teluk Naga, khususnya daerah wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
seperti tabel berikut:
Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal
Angus
N
O
1
2
3
4
5
6

NAMA DESA
Lemo
Muara
Pangkalan
Tanjung Burung
Tanjung Pasir
Tegal Angus
PUSKESMAS

JUMLAH SEKOLAH
PAUD
0
0
1
1
0
0
1
Sumber :

S
TK
RA
D
MI
SMP
MTS SMA
0
0
3
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
2
0
5
1
2
1
0
0
0
2
1
0
0
0
2
0
2
1
0
1
0
1
0
2
2
2
1
1
3
0
12 4
2
2
1
Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015

SMK
0
0
1
0
0
0
0

Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Teluk Naga masih


rendah, dari jumlah 53.822 penduduk hanya sebagian kecil yang
mengenyam pendidikan.
Tabel 1.6 Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan
di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2015
No.
1

Jenjang Pendidikan
Tidak/belum tamat SD

Jumlah
12598

MA
0
0
0
0
0
0
0

2
3
4
5

SD/MI
SLTP/MTS
SLTA/MA
AK/Diploma

15738
4060
3601
159

Universitas

130

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015

Jumlah penduduk

yang tidak/belum

pernah sekolah dan

tidak/belum tamat SD masih cukup besar yaitu 12.598 jiwa atau


23.5 % dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan tantangan dalam
pembangunan

kesehatan,

pelaksanaan

program-program

puskesmas harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dari


penduduk yang menjadi sasaran agar lebih diterima.
1.1.3.5 Kesehatan
a. Sepuluh Besar Penyakit
Berdasarkan hasil laporan bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas
Tegal Angus didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di
Puskesmas Tegal Angus pada bulan Januari 2016 hingga Juli 2016
menurut golongan semua umur seperti grafik berikut ini:
Grafik 1.1 Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus
Bulan Januari 2016 hingga Bulan Juli 2016

Hasil Survailens
TB Paru
Dermatitis unclasified
Gastritis
Gangguan Gigi & Jar. Penunjang lain
Hasil Survailens

ISPA
Faringitis
Hipertensi
Konjungtivitis
Diabetes Melitus
Diare & Gastroenterititis akut
0

500 1000 1500 2000 2500 3000

Sumber : Data Surveilance Puskesmas Tegal Angus 2016

Penyakit terbanyak adalah penyakit-penyakit menular seperti


ISPA, disusul dengan TB paru. Penyakit tidak menular (PTM) yang
masuk dalam sepuluh besar penyakit adalah hipertensi dan
diabetes melitus.
b. Sarana Kesehatan
Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Tegal
Angus pada tahun 2014:
Tabel 1.7 Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal
Angus Tahun 2015
N
o
1.
2.
3.
4.

Jumlah
Jenis Sarana Kesehatan
a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu
c. Poskesdes
Rumah Sakit Pemerintah
Rumah Sakit Swasta
Rumah Bersalin Swasta

1
1
1
0
0
0

Jumlah

o
5.

Jenis Sarana Kesehatan


Balai Pengobatan Swasta
2
Praktek
Dokter
Umum 5

6.
7.
8.
9.
1

Swasta
Rumah Sakit Pemerintah
Rumah Sakit Swasta
Rumah Bersalin Swasta

0.
1

Dokter Gigi praktek swasta

1.
1

Laboratorium Klinik Swasta

2.
1

Apotik

3.
1

Optikal

4.
1

Gudang Farmasi

5.
1

Pos UKK

6.
1

Polindes

7.

a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu
c. Poskesdes

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1

1
8.
1

Balai Pengobatan Swasta

9.
2

Toko Obat
Praktek
Dokter

0.
2

Swasta

1.
2

Praktek Bidan Swasta

2.

Posyandu

1
1
2
2

Umum 5
8
45

Sumber: Puskesmas Tegal Angus

c. Upaya Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi terkait,
dalam hal ini, antara lain:

Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan


(PMT)

kepada

balita

yang

ada

di

setiap

posyandu,

pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.


Pencegahan penyakit, imunisasi dasar (BCG , Hepatitis B,

Polio, Campak, DPT), pemberian vitamin A.


Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam

Berdarah Dengue, Flu Burung, Chikungunya, dansejenisnya.


Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan

memberikan susu dan makanan yang bernutrisi.


Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan
memelihara

lingkungan

dengan

membersihkan

rumah

masingmasing dan lingkungan sekitarnya.


Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan

Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.


Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan
diadakannya program senam LANSIA dan POSBINDU.

1.2. Profil Keluarga Binaan


Keluarga binaan kelompok 2 terdiri dari 5 keluarga, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Keluarga
Keluarga
Keluarga
Keluarga
Keluarga

Tn. Dahlan
Tn. Marsin
Ny. Ijah
Tn. Nijin
Tn. Saan

Rute Perjalanan dari Puskesmas Tegal Angus menuju rumah


keluarga binaan sekitar 20 menit perjalanan dari sekitar 3 km dari
Puskesmas Tegal Angus. Setibanya di Desa Pangkalan, dari jalan

raya sekitar 5 menit dan sekitar 100 meter dari jalan raya, masuk
gang Desa Pangkalan.

Gambar 1.3 Denah Rumah Keluarga Binaan


1.2.1 Keluarga Binaan Tn. Dahlan
Keluarga Tn. Dahlan yang tinggal di RT 002/ RW 04, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tn. Dahlan memiliki
3 orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga ini terdiri dari
seorang suami, istri, dan satu anaknya yang tinggal serumah. Tn. Dahlan sebagai
kepala keluarga berusia 63 tahun dengan latar belakang pendidikan SMA. Ny. Ipah
sebagai istri berusia 42 tahun dengan latar belakang pendidikan SD. Tn. Asep
merupakan anak tunggal di keluarga ini yang berusia 21 tahun dan saat ini bekerja
sebagai buruh pabrik. Tn. Dahlan berprofesi sebagai wirausaha dengan berjualan bilik
bambu yang biasanya dibuat di rumahnya dengan pendapatan berkisar Rp. 50.000,00
perhari. Pendapatan Tn. Dahlan ini tidak menentu setiap harinya namun dalam
sebulan biasanya sekitar Rp.1.000.000,00 Rp.1.500.000,00 per bulan. Ny. Ipah
membantu keuangan kelurga dengan cara bekerja sebagai buruh cuci di dua rumah

tetangga yang berada di dekat rumah mereka. Pengahasilan Ny. Ipah sebagai buruh
cuci sekitar 600.000,00 perbulan. Tn. Asep bekerja sebagai buruh pabrik yang
memiliki penghasilan Rp. 600.000,- tiap bulan.
Tn. Dahlan merokok sekitar 1 bungkus dalam satu hari, biasanya kebiasaan
merokok ini dilakukan di dalam dan diluar rumah saat sedang bekerja dan setelah
makan. Keluarga Tn. Dahlan jarang melakukan olahraga.
Keluarga Tn. Dahlan memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari.
Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur asam, tahu, tempe, dan ikan asin.
Keluarga Tn. Dahlan mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, maupun
sesudah selesai aktivitas. Keluarga Tn. Dahlan mengetahui tentang mencuci tangan
yang baik dan benar. Keluarga Tn. Dahlan mengaku hampir tidak pernah melakukan
olahraga. Tn. Dahlan memiliki masalah kesehatan dalam satu tahun terakhir ini
berupa darah tinggi (hipertensi) dan menjalani pengobatan yang tidak teratur. Tn.
Dahlan hanya berobat jika terdapat keluhan saja seperti sakit kepala atau tengkuk
terasa berat. Kakak laki-laki dari Tn. Dahlan juga memiliki penyakit darah tinggi
(hipertensi). Biasanya apabila sakit mereka terbiasa minum obat warung terlebih
dahulu jika keluhan tidak membaik baru berobat ke puskesmas.
Ny. Ipah melahirkan anaknya (Tn. Asep) di Bidan dengan usia kehamilan cukup
bulan dan berat lahir 2500 gr. Selama kehamilan, Ny Ipah rutin memeriksakan
kandungannya di bidan. Tn. Asep mendapat ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan. An
Wee Aldi dan Wee Yapen mendapat ASI eksulisif dari mulai di lahirkan sampai 3
bulan saja dikarenakan ASI sudah tidak keluar lagi sehingga digantikan dengan susu
kental manis. Tn. Asep pada usia 6 bulan mempunyai sakit radang usus. Dan dibawa
berobat ke bidan. Ny. Ipah membawa anaknya (Tn. Asep) untuk menimbang berat
badannya di posyandu setiap bulan sampai usia 2 tahun dan memberikan imunisasi
lengkap.
Keluarga Tn. Dahlan tinggal di sebuah rumah bangunan permanen seluas 8 x
10 m. Setengah tinggi dinding di rumah terdiri dari batu bata yang dilapisi oleh
semen tanpa cat dan sebagian lagi dinding rumah terbuat dari bilik bambu. Seluruh
lantainya terbuat dari semen. Semu aatap rumah menggunakan genteng. Rumah Tn.

Dahlan terdiri dari sebuah teras, ruang tamu, sebuah dapur, dan terdapat satu kamar
mandi yang tidak memiliki jamban, serta 1 buah kamar tidur yang diberi satu buah
sekat. Ruang tamu berukuran 2 x 4 m beralaskan semen, terdapat TV dan merupakan
tempat biasanya keluarga berkumpul, di ruangan tersebut tidak terdapat jendela
sehingga tidak dapat dilewati cahaya matahari. Menurut Ny. Ipah keluarganya mandi
di kamar mandi menggunakan air sumur tetapi untuk mencuci baju Ny. Ipah pergi ke
kali dekat rumahnya. Untuk buang air besar keluarga ini harus pergi ke kali.
Rumah keluarga Tn. Dahlan terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak antar rumah kurang dari 1 meter di sebelah kanan dan kiri. Keluarga Tn. Dahlan
memiliki kebiasaan membuang sampah di belakang rumah lalu setelah sampah sudah
banyak, sampah akan dibakar. Keluarga Tn. Dahlan tidak memiliki tempat sampah di
dalam rumah maupun di luar rumah, sehingga sampah kebanyakan di biarkan tercecer
di depan rumah lalu di kumpulkan disebuah plastik.
Sampah yang terkumpul biasanya dibakar pada saat sore hari dan tetangga
tetangga Tn. Dahlan pun ikut membakar sampah sehingga kualitas udara sangat
buruk di lingkungan rumah. Jika sampah tidak di bakar dan dibiarkan menumpuk
maka sampah sampah itu akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
1.2.2 Keluarga Tn. Marsin
Keluarga Tn. Marsin tinggal di kebon Jamblang, Desa Pangkalan. Keluarga
binaan Tn. Marsin terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Tn. Marsin sebagai kepala
keluarga, istrinya bernama Ny. Maryati. Mempunyai 2 anak bernama Siti Fatiyah dan
Rizki.
Di rumah ini Tn. Marsin tinggal bersama dengan istri dan kedua anaknya. Tn.
Marsin saat ini berusia 33 tahun bekerja sebagai cleaning service di rumah sakit
Husada Insani dari hari senin sampai sabtu mulai dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore,
dengan penghasilan sekitar Rp 3.200.000/bulan, dengan latar belakang pendidikan
menyelesaikan sekolah tingkat SMA. Istrinya Ny. Maryati yang berusia 30 tahun
bekerja sebagai pedagang sembako di rumahnya dengan laba Rp 200.000/hari,
dengan latar belakang pendidikan menyelesaikan sekolah tingkat SMA. Tn. Marsin

memiliki 2 orang anak. Anak pertamanya, Siti Fatiyah berusia 10 tahun merupakan
pelajar SD di SD Islam Al-Hikmah yang masuk sekolah dari senin sampai jumat jam
7.00 wib sampai 13.00 wib dengan uang jajan Rp8.000/hari yang di tambah dengan
bekal makan setiap harinya. Kemudian anak keduanya rizki berusia 4 tahun
merupakan pelajar PAUD di sekitar lingkungan rumah dengan uang jajan
Rp2000/hari
Keluarga Tn. Marsin tinggal disebuah bangunan rumah pribadi diatas tanah
seluas 57 m2. Ventilasi di rumah tersebut cukup baik. Dirumah terdiri dari sebuah
ruang tamu berukuran 3 m x 2 m yang terdapat 2 jendela yang menghadap keluar
rumah, satu ruang keluarga berukuran 4 m x 3 m yang terdapat 2 jendela yang
menghadap keluar rumah yang di lengkapi dengan TV 24 inch dan 1 dispenser, satu
kamar tidur berukuran 4 m x 4 m yang terdapat 1 jendela yang menghadap keluar
rumah, ruangan ini di lengkapi dengan pendingin ruangan (AC). Dirumah ini terdapat
dapur berukuran 3 m x 2,5 m yang di lengkap dengan 1 kompor gas dengan 2 tempat
api serta satu lemari piring dan magic com, terdapat ventilasi dan tidak terdapat
jendela. Terdapat kamar mandi yang di sertai dengan jamban yang berukuran 3 m x 2
m. Setiap pagi seluruh jendela di rumah ini selalu di buka dari jam 6 pagi sampai jam
8 pagi. Seluruh ruangan di rumah ini menggunakan keramik.. Rumah ini mempunyai
3 pintu, 1 pintu di ruang depan, 1 pintu di ruang keluarga dan 1 pintu di kamar tidur.
Keluarga Tn. Marsin menggunakan air sumur sebagai sumber air untuk
keperluan mandi, air isi ulang untuk memasak serta air galon untuk minum . Dalam 3
hari keluarga Tn. Marsin memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum.
Keluarga Tn. Nijin mengaku selalu mencuci tangan sebelum, dan setelah makan,
tetapi tidak menggukan sabun cuci tangan.
Rumah Tn. Marsin terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian
depan terdapat jalan setapak, disamping kiri rumah terdapat rumah tetangga, di
samping kanan terdapat jalan setapak. Terdapat selokan untuk mengalirkan limbah
cair, tidak terdapat tempat pembuangan sampah, sampah setiap harinya di buang di
tempat sampah pembuangan umum penduduk sekitar.
Ny. Maryati memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering memasak
makanan dengan menu seperti ikan, sambal, sayur, tahu, tempe, dan nasi. Sehari-

harinya mereka makan 3 kali. Mereka juga mengatakan bahwa mereka mencuci
tangannya sebelum dan sesudah makan. Tn. Marsin, Ny. Maryati dan anaknya Siti
Fatiyah setiap paginya minum susu 1 gelas. Dan anaknya rizki meminum susu pagi,
sore dan malam. susu yang di minum merupakan susu kental manis full cream.
Anak pertama Tn. Marsin dan Ny. Maryati dengan usia kehamilan 9 bulan yang
lahir di bidan dan dilahirkan secara normal dengan berat badan lahir 3600 gr yang di
beri ASI ekslusif selama 3 bulan. Anak kedua Tn. Marsin dan Ny. Maryati dengan
usia kehamilan 9 bulan yang lahir di rumah sakit Husada Insana dan dilahirkan secara
normal dengan berat badan lahir 3400 gr yang di beri ASI ekslusif selama 6 bulan
Setiap kehamilan, Ny. Maryati mengontrol kandungannya, anak pertama di bidan dan
anak kedua di rumah sakit Husada Insani. Untuk riwayat imunisasi anak pertamanya,
Ny. Maryati tidak lengkap tetapi Ny. Maryati tidak ingat imunisasi apa saja yang
diberikan dan anak kedua Ny. Maryati mendapatkan imunisasi lengkap. Sejak
kelahiran anak pertamanya Ny. Maryati menggunakan KB suntik setiap 3 bulan
selama 3 tahun dan saat ini Ny. Maryati menggunakan KB suntik setiap 3 bulan.
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Marsin belum pernah mengalami sakit yang
berat. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain
sering mengeluh rasa berat di kepala, cepat capek. dan kedua anaknya kadang hanya
sakit batuk, pilek, demam. Keluarga Tn. Marsin biasanya memeriksakan
kesehatannya di klinik dokter umum kampung melayu.
Anak kedua Tn. Marsin, An. Rizki memiliki riwayat kejang demam saat usia 4
bulan dan di rawat sekitar 1 minggu di rumah sakit Husada Insani. Anggota keluarga
lainnya tidak pernah mengalami sakit serius yang membuat keluarga sampai di rawat.
Ibu dan kaka Tn. Marsin memiliki riwayat darah tinggi, sedangkan ibu Ny. Maryati
memiliki riwayat Diabetes Melitus dan ayahnya riwayat darah tinggi
Tn. Marsin, memiliki memiliki riwayat sebagai perokok saat SMA selama 6
bulan, tetapi sudah berhenti saat ini. Dulu dalam satu hari menghabiskan 3 sampai 5
batang rokok. Keluarga Tn.Marsin mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, jika tangan tampak kotor, dan setelah melakukan aktivitas dengan

menggunakan sabun cuci tangan. Tn. Marsin biasanya pergi bekerja dengan
menggunakan sepeda motor waktu 15 menit untuk sampai ke tempat kerjanya.
Keluarga tn. Marsin kegiatan berolahraga jarang dilakukan. Didalam rumah dan
diluar rumah Tn. Marsin tidak memiliki tempat pembuangan sampah, Tn. Marsin
mengaku bahwa mereka membuang sampah di tempat pembuangan sampah umum di
sekitar rumahnya. Ny. Maryati setiap harinya biasanya melakukan pekerjaan rumah
seperti menyapu, mengepel dan memasak sedangkan untuk mencuci dan setrika baju
dilakukan oleh orang lain.
1.2.3 Keluarga Binaan Ny. Ijah
Keluarga Ny. Ijah yang tinggal di RT 04/ RW 05, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga binaan Ny.
Ijah terdiri dari 7 anggota keluarga. Di rumah ini Ny. Ijah tinggal bersama dengan
keempat anaknya. 1 menantu dan 1 cucunya. Ny. Ijah yang saat ini berusia 60 tahun
bekerja sebagai petani dengan penghasilan sekitar Rp 600.000/bulan, dengan latar
belakang tidak pernah sekolah. Suaminya almarhum Tn. Birit yang berusia 75 tahun
sudah meninggal terlebih dahulu. Ny. Ijah memiliki 8 orang anak. Anak pertama
sampai ke empat sudah meninggal terlebih dahulu yaitu, An. Suhandi, An. Silowati,
An. Iis dan An. Sahanim. Anak yang kelima Ny. Mici berusia 35 tahun, dengan latar
belakang pendidikan tamat SD berkerja sebagai pedagang di depan rumahnya dengan
penghasilan Rp 30.000/hari. Anak yang keenam Nn. Ansani berusia 20 tahun, dengan
latar belakang pendidikan tamat SD bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan
Rp 750.000/bulan. Anak yang ketujuh Tn. Sauma berusia 17 tahun, dengan latar
belakang tidak tamat SD dan tidak bekerja. Anak yang kedelapan An. Julaimi berusia
10 tahun sedang menempuh sekolah dasar kelas IV.
Anak Ny. Ijah Tn. Saumi memiliki kebiasaan merokok dalam satu hari mampu
menghabiskan 1 bungkus rokok dan sering merokok didalam rumah meskipun ada
cucunya didalam rumahnya. Keluarga Ny. Ijah mengaku mencuci tangan sebelum
makan, jika tangan tampak kotor, dan setelah melakukan aktivitas dengan

menggunakan sabun batangan. Kebiasaan berolahraga tidak ada. Didalam rumah dan
diluar rumah Ny. Ijah tidak memiliki tempat pembuangan sampah, Ny. Ijah mengaku
bahwa mereka membuang sampah di kebun belakang rumah kemudian sampahsampah tersebut dibakar setiap tiga hari sekali.
Ny. Ijah dan anaknya Ny. Mici memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia
sering memasak makanan dengan menu seperti tempe, tahu, ayam dan sayur-mayur.
Sehari-harinya mereka makan besar 2 kali. Mereka juga mengatakan bahwa mereka
mencuci tangannya dengan menggunakan sabun batangan sebelum dan sesudah
makan.
Kedelapan anak Ny. Ijah lahir di paraji desa di desa Pangkalan. Setiap
kehamilan, Ny. Sukarti mengaku tidak pernah untuk mengontrol kandungannya ke
bidan. Untuk imunisasi, Ny. Ijah tidak pernah membawa anak-anaknya untuk
dilakukan imunisasi di bidan. Ny. Ijah mengaku anaknya diberikan ASI eksklusif
sampai usia anak usia 6 bulan, kemudian setelah 6 bulan anaknya diberikan makanan
tambahan selain ASI. Kemudian saat ini Ny. Ijah tidak menggunakan KB.
Keluarga Ny. Ijah pernah mengalami sakit yang berat yaitu sakit jantung yang
menyebabkan suaminya meninggal dan menantunya sedang berobat TB paru. Ny. Ijah
sendiri menderita hipertensi. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota
keluarganya antara lain batuk, pilek, demam, sakit kepala, dan maag. Menurut Ny.
Ijah, jika keluarganya ada yang sakit biasanya meminum obat warung terlebih dahulu,
jika tidak membaik baru dibawa ke klinik kesehatan terdekat.
Keluarga Ny. Ijah tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 8 x 8
m. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 4 x 4 m. Ventilasi di rumah
tersebut kurang baik karena sirkulasi udara kurang baik lewat ventilasi tersebut. Di
ruang tamu terdapat TV dan rak, terdapat ventilasi dan jendela untuk pencahayaan
dan dipakai untuk tempat tidur anak-anak Ny. Ijah. Di samping kiri ruang tamu
terdapat kamar tidur Ny. Ijah. Kamar tidur Ny. Ijah berukuran 4 x 4 m, terdapat 2
buah ventilasi di kamar tidur dan terdapat 2 jendela, Di samping tempat tidur Ny. Ijah
terdapat 1 kamar yang sudah tidak terpakai sehingga digunakan untuk gudang
berukuran 2 x 2 m , terdapat 2 ventilasi dan 2 jendela dikamar tersebut. Disebelah

kamar tersebut terdapat toilet yang sudah tidak terpakai lagi dengan ukuran 2 x 2 m.
Dibagian belakang ruang tamu terdapat 1 dapur dengan ukuran 4 x 4 dan tidak
adanya ventilasi dan tanpa jendela. Dirumah Ny. Ijah tidak terdapat kamar mandi dan
jamban sehingga ketika ingin mandi dan buang air besar harus ke sumur belakang
rumah dan jamban di kali yang digunakan bersama dengan tetangga lainnya. Rumah
ini mempunyai 1 pintu depan, 1 pintu di dapur, 2 jendela di ruang tamu (bagian depan
rumah), 2 jendela di kamar tidur dan 2 jendela di kamar yang tidak terpakai. Ruang di
rumah ini yang terteralasi dengan lantai ubin hanya ruang tamu, sisanya hanya tanah.
Dinding rumah terbuat dari bata merah yang telah dilapisi semen, kemudian atap
rumah terbuat dari genteng tanah liat.
Keluarga Ny. Ijah sering menggunakan air sumur sebagai sumber air untuk
keperluan mandi dan keperluan mencuci baju. Keluarga Ny. Ijah menggunakan air
galon isi ulang untuk memenuhi kebutuhan air minum.
Rumah Ny. Ijah terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan
terdapat jalan setapak, disamping kanan jalan setapak, di samping kiri terdapat rumah
tetangga. Terdapat selokan untuk mengalirkan limbah cair. Tidak terdapat tempat
pembuangan sampah.
1.2.4 Keluarga Binaan Tn. Nijin
Keluarga Tn. Nijin yang tinggal di RT 002/ RW 04, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tn. Nijin memiliki 7
orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga ini terdiri dari
seorang suami, istri, dan lima anak, Tn.Nijin tinngal bersama dua anak dan satu cucu.
Tn. Nijin sebagai kepala keluarga berusia 70 tahun dengan latar belakang tidak
selesai SD. Ny. Mica sebagai istri berusia 65 tahun dengan latar belakang tidak
mendpatkan pendidikan formal. Tn. Isan merupakan anak pertama di keluarga ini
yang berusia 39 tahun dan saat ini tidak bekerja. Tn. Naisan merupakan anak kedua di
keluarga ini yang berusia 37 tahun dan saat ini juga tidak bekerja. Tn. Saiman dan Tn.
Marsin merupakan anak ketiga dan keempat (saudara kembar) di keluarga ini yang
berusia 33 tahun, saat in Tn. Marsin bekerja sebagai buruh pabrik industri, sedangkan

Tn. Saiman tidak bekerja. Tn. Maryasin merupakan anak kelima di keluarga ini yang
berusia 27 tahun dan saat ini juga tidak bekerja. Tn. Nijin berprofesi sebagai
pedangang sayuran di rumahnya dengan pendapatan berkisar Rp. 30.000,00 perhari.
Pendapatan Tn. Nijin ini tidak menentu setiap harinya. Ny. Mica tidak mempunyai
pekerjaan, kegiatan sehari-hari Ny. Mica membantu Tn. Nijin menjual dagangannya.
Tn. Nijin, memiliki kebiasaan merokok, tetapi sudah berhenti sejak 1 tahun
terakhir. Tn. Nijin memulai merokok ketika berumur kurang lebih 20 tahun. Dalam
satu hari mampu menghabiskan 1 bungkus rokok. Tn. Nijin biasanya pergi kepasar
dengan menggunakan sepeda untuk membeli sayuran dagangannya, diperlukan waktu
20 menit untuk sampai kepasar, kegiata berolahraga lainnya tidak ada.
Ny. Mica memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering memasak
makanan dengan menu seperti ikan asin, tahu, tempe, dan nasi. Terkadang Ny. Mica
memasak sayur-mayur dan sambal. Sehari-harinya mereka makan besar 2 kali.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka mencuci tangannya sebelum dan sesudah
makan. Tn. Nijin mengkonsumsi minuman kopi 2 kali/hari, biasanya pagi dan sore.
Keluarga Tn.Nijin mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, jika tangan
tampak kotor, dan setelah melakukan aktivitas tetapi tidak menggunakan sabun cuci
tangan. Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Nijin belum pernah mengalami sakit yang
berat. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain
sering mengeluh rasa berat di kepala, kadang disertai dengan gangguan penglihatan,
dan cepat capek. Menurut Tn. Nijin, mereka biasanya meminum obat warung terlebih
dahulu, dan biasanya Tn. Nijin biasa mengkonsumsi obat penurun darah tinggi yang
didapat dari kepala RT, tetapi Tn. Nijin tidak mengetahui jenis atau nama obat
tersebut.
Ny. Mica mempunyai lima anak yang lahir di rumah dengan dibantu oleh dukun
di desa Pangkalan. Setiap kehamilan, Ny. Mica mengaku tidak selalu rutin untuk
mengontrol kandungannya ke bidan ataupun puskesmas. Untuk riwayat imunisasi
anaknya, Ny. Mica tidak ingat. Ny. Mica juga mengaku tidak ingat tentang ASI
eksklusif yang diberikan sampai usia anak usia 6 bulan. Kemudian saat ini Ny.
Sukarti tidak menggunakan KB.

Keluarga Tn. Nijin tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 5 x 9
m. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuran 3 x 2,5 m Ventilasi di rumah
tersebut kurang baik karena tidak terdapat ventilasi pada setiap ruangan, dengan
tertutup koran dan cahaya matahari tidak dapat masuk lewat ventilasi tersebut. Di
ruang tamu terdapat lemari, terdapat ventilasi dan jendela untuk pencahayaan, lantai
pada ruang tamu menggunakan keramik. Di sebelah kanan ruang tamu terdapat 1
Kamar tidur. Kamar tidur Tn. Nijin dan Ny. Mica berukuran 3 x 2,5 m , terdapat 2
buah ventilasi di kamar tidur tetapi tidak dan jendela, dengan lantai semen. Di
belakang ruang tamu terdapat 1 kamar tidur kedua anak laki-laki Tn. Marsin dan Tn.
Maryasin serta 1 cucu bernama An. Sahari berukuran 3 x 2,5 m , tidak terdapat
ventilasi dan

jendela dikamar tersebut. Dibagian belakang kedua anak Tn.Nijin

terdapat dapur, dengan alat masak yaitu tungku, tidak terdapat ventilasi dan jendela,
di samping kedua kamar tidur anak Tn. Nijin terdapat ruang makan serta ruang
kumpul keluarga, terdapat TV serta 2 ventilasi dan jendela. Tn. Nijin tidak memiliki
ruang jamban sehingga keluarga Tn. Nijin harus pergi ke kali untuk BAB atau BAK.
Di belakang rumah Tn. Nijin terdapat sumur yang dipergunakan untuk mandi bagi
anggota keluarga Tn. Nijin. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1 pintu di dapur
(belakang), jendela di ruang tamu (bagian depan rumah) dan ruang makan serta
kumpul keluarga. Sebagian ruang di rumah ini teralasi dengan lantai semen tanpa
ubin atau keramik, tetapi ruang tamu dilapisi dengan keramik.
Keluarga Tn. Nijin sering menggunakan air sumur sebagai sumber air untuk
keperluan mandi dan memasak serta untuk keperluan mencuci baju . Keluarga Tn.
Nijin menggunakan air galon isi ulang untuk memenuhi kebutuhan air minum. Dalam
2 hari keluarga Tn. Nijin memerlukan 1 galon untuk memenuhi kebutuhan air minum.
Rumah Tn. Nijin terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan
terdapat jalan setapak, disamping kanan rumah terdapat rumah tetangga, di samping
kiri terdapat jalan setapak. Tidak terdapat selokan untuk mengalirkan limbah cair,
juga tidak terdapat tempat pembuangan sampah. Terdapat banyak nyamuk pada
lingkungan rumah mereka. , Tn. Nijin mengaku bahwa mereka membuang sampah di

depan dan sebelah rumah kemudian sampah-sampah tersebut dibakar setiap tiga hari
sekali.
1.2.5 Keluarga Binaan Tn. Saan
Keluarga binaan kelima adalah keluarga Tn. Saan yang tinggal di RT 02 RW 04,
Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tn.
Saan memiliki 4 orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga ini
terdiri dari seorang suami, istri, dan dua anaknya yang tinggal serumah. Tn. Saan
sebagai kepala keluarga berusia 35 tahun dengan latar belakang pendidikan tidak ada.
Ny. Rosidah sebagai istri berusia 34 tahun dengan latar belakang pendidikan tidak
ada. Tn. Saan dan Ny. Rosidah tidak dapat membaca. Tn. Jaya merupakan anak
pertama di keluarga ini yang berusia 21 tahun dan dengan latar belakang pendidikan
SMP. Dan anak keduanya Nn. Juniar berusia 17 tahun dengan latar belakang
pendidikan terakhir SMP. Tn. Saan berprofesi sebagai buruh pabrik beras dengan
pendapatan berkisar Rp. 100.000,00-150.000,00 perhari. Pendapatan Tn. Saan ini
tidak menentu setiap harinya. Ny. Rosidah membantu keuangan kelurga dengan cara
bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan buruh cuci. Penghasilan Ny. Rosidah
sebagai pembantu rumah tangga sebesar Rp. 600.000,00 perbulan dan penghasilan
buruh cuci sebesar 200.000,00 perbulan. Tn. Jaya bekerja sebagai buruh pabrik
mainan yang memiliki penghasilan Rp. 400.000,00 tiap minggu. Dan Nn. Juniar
anak kedua Tn. Saan bekerja sebagai buruh pabrik kipas angin dengan penghasilan
sebesar Rp. 200.000,00-300.000,00 perminggu.
Tn. Saan merokok lebih dari 1 bungkus dalam satu hari, biasanya kebiasaan
merokok ini dilakukan di dalam dan diluar rumah saat sedang tidak bekerja dan saat
sedang berkumpul dengan keluarganya. Namun anaknya suka menegurnya karena
asap rokok yang mengganggu. Keluarga Tn. Saan jarang melakukan olahraga.
Keluarga Tn. Saan

memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari.

Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur mayur, dan lauk pauk yang harus
ada setiap harinya. keluarga Tn. saan sangat menyukai makanan asin seperti ikan
asin. Ny. Rosidah sendiri yang memasak, setiap memasak Ny. Rosidah selalu

membumbui masakannya dengan penyedap rasa yang banyak, lalu jika tidak
memasak, mereka membeli makanan seperti pecel lele atau soto. Keluarga Tn. Saan
mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, maupun sesudah selesai
aktivitas. Keluarga Tn. Saan mengaku hampir tidak pernah melakukan olahraga. Tn.
Saan mengaku tidak pernah memeriksakan tekanan darahnya selama ini. Dan saat
diperiksa tekanan darahnya ternyata tekanan darah Tn. Saan cukup tinggi. Tn. Saan
tidak menyadari jika dirinya memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). selain itu Tn.
Saan juga memiliki alergi terhadap udang. Apabila setelah makan udang, Tn. Saan
mengalami gatal gatal dan berobat ke klinik dokter umum jika parah. Keluarga Tn.
Saan sering mengeluhkan keluhan seperti sakit kepala, panas, pegal pegal dan
tengkuk terasa berat. Sebelum pergi berobat, mereka mengkonsumsi obat warung
terlebih dahulu atau biasanya mereka selalu mengoleskan minyak angin terlebih
dahulu, jika tak kunjung sembuh mereka lalu pergi berobat ke klinik dokter umum
langganan keluarganya.
Ny. Rosidah melahirkan anaknya pertamanya (Tn. Jaya ) di Bidan dengan usia
kehamilan lebih bulan dan berat lahir 3000 gr. Selama kehamilan, Ny.Rosidah rutin
memeriksakan kandungannya di bidan. Tn. Jaya

mendapat ASI sejak lahir sampai

usia 2,5tahun. sebelum hamil anak kedua, Ny. Rosidah melakukan KB suntik 3 bulan.
Kemudian saat kehamilan anak keduanya, Ny. Rosidah rutin memeriksakan
kandungannya ke bidan. Anak keduanya lahir secara normal dengan berat 2.500 gr
ditolong oleh bidan dengan usia kehamilan cukup bulan. Nn. Juniar mendapatkan ASI
eksklusif sejak lahir hingga usia3 tahun. sampai saat ini Ny. Rosidah masih tetap rutin
KB suntik 3 bulan.Kedua anak Tn. Saantidak mendapatkan imunisasi lengkap.
Keluarga Tn. Saan tinggal di sebuah rumah bangunan permanen seluas 8 x 10
m. Setengah tinggi dinding di rumah terdiri dari batu bata yang dilapisi oleh semen
dengan cat berwarna hijau dan sebagian lagi dinding rumah terbuat dari bilik bambu.
Seluruh lantainya terbuat dari keramik dan sebagian masih tanah. Semua atap rumah
menggunakan genteng. Rumah Tn. Saan terdiri dari sebuah ruang tamu, 2 kamar
utama, 1 kamar gudang, satu ruang meja makan, dan sebuah dapur, namun tidak
terdapat kamar mandi maupun jamban. Keluarga Tn. Saan harus menumpang ke

kamar mandi kakaknya jika ingin melakukan aktivitas mandi, mencuci dan buang air.
Ruang tamu berukuran 2 x 4 m dengan ubin terbuat dari keramik, terdapat TV dan
merupakan tempat biasanya keluarga berkumpul, di ruangan tersebut terdapat 1
jendela sehingga dapat dilewati cahaya matahari.
Rumah keluarga Tn. Saan terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak
antar rumah kurang dari 1 meter di sebelah kanan dan kiri. Keluarga Tn. Saan
memiliki kebiasaan membuang sampah di belakang rumah lalu setelah sampah sudah
banyak, sampah kemudian dibakar. Keluarga Tn. Saan tidak memiliki tempat sampah
di dalam rumah maupun di luar rumah. Sampah yang terkumpul biasanya dibakar
pada saat sore hari dan tetangga tetangga Tn. Saan pun ikut membakar sampah
sehingga kualitas udara sangat buruk di lingkungan rumah. Jika sampah tidak di
bakar dan dibiarkan menumpuk maka sampah sampah itu akan menimbulkan bau
yang tidak sedap.
1.3 Rumusan Area Masalah Keluarga Binaan
1.3.1 Area Masalah Keluarga Binaan Tn. Dahlan
Masalah Non Medis
Lingkungan
Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan
sampah maupun limbah rumah tangga.
Perilaku penggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga
binaan.
Kesehatan
Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan.
Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga.
Kurangnya kesadaran berobat ke tenaga kesehatan.
Kurangnya pengetahuan mengenai faktor resiko hipertensi.

Masalah Medis
Penyakit hipertensi dalam keluarga.
1.3.2 Area Masalah Keluarga Binaan Tn. Marsin
Masalah Non Medis
Lingkungan

Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan


sampah maupun limbah rumah tangga.
Kesehatan
Kurangnya pengetahuan mengenai imunisasi yang tidak lengkap.
Kurangnya pengetahuan mengenai pemberian ASI Eksklusif.
Kurangnya pengetahuan mengenai faktor resiko hipertensi.
Masalah Medis
Penyakit hipertensi dalam keluarga.
Penyakit ISPA dalam keluarga.
1.3.3 Area Masalah Keluarga Binaan Ny. Ijah
Masalah Non Medis
Lingkungan
Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan
sampah maupun limbah rumah tangga.
Perilaku penggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga
binaan.
Kurangnya pengetahuan mengenai rumah sehat.
Kurangnya pengetahuan mengenai jaminan kesehatan.
Kesehatan
Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga
binaan.
Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga.
Kurangnya pengetahuan mengenai faktor resiko hipertensi.

Masalah Medis
Penyakit hipertensi dalam keluarga.
Penyakit TB Paru dalam keluarga.
Penyakit ISPA dalam keluarga.
1.3.4 Area Masalah Keluarga Binaan Tn. Nijin
Masalah Non Medis
Lingkungan
Perilaku peggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga
binaan.
Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan
sampah maupun limbah rumah tangga.
Kurangnya pengetahuan tentang rumah sehat.
Kurangnya kesadaran berobat di tenaga kesehatan.
Kesehatan

Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak serta


imunisasi yang tidak lengkap.
Kurangnya pengetahuan mengenai jaminan kesehatan.
Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan.
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi.

Masalah Medis
cephalgia
Penyakit hipertensi dalam keluarga
1.3.5 Area Masalah Keluarga Binaan Tn. Saan
Masalah Non Medis
Lingkungan
Perilaku peggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga
binaan.
Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan
sampah maupun limbah rumah tangga.
Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya merokok.
Kesehatan
Kurangnya pengetahuan mengenai imunisasi yang tidak lengkap.
Kurangnya pengetahuan mengenai faktor resiko hipertensi.
Kurangnya pengetahuan mengenai jaminan kesehatan.
Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan.

Masalah Medis
Riwayat Alergi dalam keluarga.
Riwayat cephalgia dalam keluarga.
Riwayat hipertensi dalam keluarga.

1.3.2 Penentuan Area Masalah


Setelah mengamati, mewawancarai, dan melakukan observasi masing-masing
keluarga binaan di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga terdapat berbagai area
permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu:
a.
b.

Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan


Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah
maupun limbah rumah tangga

c.

Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak serta imunisasi yang

d.
e.
f.
g.
h.

tidak lengkap
Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga
Kurangnya kesadaran berobat di tenaga kesehatan
Penyakit Hipertensi dalam keluarga
Kurangnya pengetahuan mengenai faktor resiko hipertensi
Kurangnya pengetahuan tentang rumah sehat

1.3.3 Rumusan Area Masalah


1.3.3.1 Metode Delphi
Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh
suatu kelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Proses penetapan
Metode

Delphi

dimulai

dengan

identifikasi

masalah

yang

akan

dicari

data

dari

penyelesaiannya. (Harold, et sall, 1975).

Gambar 1.4 Metode Delphi


Berdasarkan

wawancara

dan

pengumpulan

kunjungan ke keluarga binaan yang bertempat tinggal di Kampung


Pangkalan, Desa Pangkalan, maka dilakukanlah diskusi kelompok
dan

merumuskan

serta

menetapkan

area

masalah

yaitu

Pengetahuan Mengenai Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi pada Keluarga


Binaan RT 02 RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

Tangerang. Metode Delphi dalam penelitian ini digunakan sebagai


penentu area masalah.
1.3.3.2 Alasan Pemilihan Area Masalah
Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan
menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data penderita hipertensi dan
10 penyakit terbesar yang ada di wilayah Puskesmas Tegal Angus. Kemudian
informasi tersebut dibandingkan dengan laporan kader desa setempat yang
menyatakan bahwa jumlah penderita hipertensi masih banyak.
Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan
yaitu berdasarkan data yang diperoleh dari berdasarkan hasil laporan
bulanan

Penyakit

(LB1)

Puskesmas

Tegal

Angus

didapatkan

gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus


pada bulan Januari 2016 hingga Juli 2016 menurut golongan semua
umur. Penyakit terbanyak adalah penyakit-penyakit menular seperti
ISPA, disusul dengan TB paru. Penyakit tidak menular (PTM) yang
masuk dalam sepuluh besar penyakit adalah hipertensi dan
diabetes melitus.
Agama Islam menganjurkan kepada para pemeluknya agar senantiasa berusaha
mencegah penyakit lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak awal diupayakan
agar badan tetap sehat. Menjaga kesehatan saat sehat lebih baik daripada meminum
obat saat sakit. Dalam kaidah ushuliyyah dinyatakan bahwa mencegah lebih baik
daripada mengobati, serta menolak lebih mudah daripada menghilangkan (Zuhroni,
2003). Sunnah nabi pada riwayat para sahabat menunjukan berbagai upaya untuk
melakukan tindakan pencegahan penyakit seperti dinyatakan dalam Al-Quran serta
hadist Rasulallah SAW. Sebagai berikut :

Artinya :

Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri kedalam kebinasaan dan berbuat baik; sesungguhnya Allah mencintai orang
yang berbuat baik. (Q.s al-Baqarah ayat 195).

You might also like