You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI


PADA PASIEN An.M
BANGSAL CEMPAKA
RSUD WATES KULON PROGO
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Laboratorium Klinik
Kebutuhan Dasar Manusia II

Disusun oleh :
1.
2.
3.

ISMAYA PUTRI UTAMI


JANU ISWORO
JATI ANISA ISTIGHFAR

NIM : P07120110020
NIM : P07120110021
NIM : P07120110022

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2011
BAB I

PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Oksigen (O2) adalah
adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsunga
n hidup seluruh sel-sel
kelangsungan
sel-sel.. secara
normal ini diperoleh dengan
dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali
Konsep Dasar
Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi, kardiovaskuler,
dan keadaan hematologi.
1. Sistem respirasi/ pernapasan
Sistem pernafasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu Paru-paru dan jantung
Sebuah pompa ventilasi yan
g terdiri dari atas dinding dada, otot-otot pernafasan,
yang
diafragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak.
Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan antara 12-15 kali/mnt. Ada tiga
langkah da
dalam proses oksigenasi yaitu:
a. Ventilasi ; proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru
paru-paru,, jumlah sekitar
500 ml.
b. Perfusi paru : gerakan udara yang
yang melewati sirkulasi paru un
untuk dioksigenasi,
dimana pa
g mengalir da
pada sirkulasi paru ada
adalah darah dioksigenasi yan
yang
dalam
arteri pulmonal dari ventrikel kanan jantung
c. Difusi: Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara da
dalam alveoli ke da
dalam
aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke alveoli.
Difusi ada
gan konsentrasi tinggi ke area
adalah pergerakan molekul dari area den
deng
konsentrasi rendah
2. Sistem Kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung
untuk memompa darah sebagai transport
transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari
vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup
aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik
Melalui arteri, arteriol dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yan
g
yang
kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk
dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis kemudian keluar ke arteri

pulmonaris melalui katup pulmonalis kmd dialirkan ke paru-paru


paru-paru kanan dan kiri un
untuk
berdifusi.
Darah mengalir di da
dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan
bersikulasi se
secara sistemik. Sehingga tidak adekuatnya sirkulasi sistemik berdampak
pada kemampuan transport
transport gas oksigen dan karbon dioksida

3. Hematologi
Oksigen membutuhkan transport
transport dari paru-paru
paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida
dari jaringan ke paru-paru
paru-paru.. sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yg telah
berikatan den
gan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma.
deng
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan
kebutuhan oksigen antara lain :
a. Faktor fisologi:
1)
2)

Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seper


sepertti pada anemia
Menurunnya konsentrasi O2 yg diinspirasi seperti pada obstruksi saluran nafas

3)

bagian atas.
Hipovolemia sehingga tekanan
tekanan darah menurun mengakibatkan transport
transport O2

4)
5)

terganggu.
Meningkatkan metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka
Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seper
sepertti pada kehamilan,
obesitas, muskulus skeleton yg abnormal, penyakit kronik seper
sepertti TBC paru

b. Faktor Perkembangan
1) Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2) Bayi dan toddler :adanya risiko infeksi saluran pernafasan akut.
3) Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
4) Dewasa muda dan pertengahan: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stres
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elestisitas menurun, ekspansi paru menurun
c. Faktor Perilaku

1) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi


yg buruk menjadi anemia sehingga daya ingat oksigen berkurang, diet yang
tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis
2) Exercise; exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
3) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
4) Substance abuse (alkohol dan obat-obat
an): menyebabkan intake nutrisi/ Fe
obat-obatan):
menurun mengakibatkan
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi
pusat pernafasan
5). Kecemasan: menyebabkan metabolisme meningkat
d. Faktor Lingkungan
1) Tempat kerja (polusi)
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dari permukaan laut
4. Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi
a. Gangguan konduksi; seperti (takikardia/bradikardia)
b. Perubahan cardiac output. Menurunya cardiac output seperti pada pasien
dekom menimbulkan hipoksia jaringan
c. Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang
membuat
membuat ventrikel bekerja lebih keras
d. Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari
arteri koroner ke miokardium.
5. Perubahan fungsi pernafasan
a. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 da
dalam paru-paru
paru-paru
agar pernafasan le
lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi da
dapat disebabkan karena:
1) Kecemasan
2) Infeksi/sepsis
3) Keracunan obat-obat
an
obat-obatan

4) Ketidakseimbagan asam basa se


sepert
erti asidosis metabolik
Tanda-tanda gejala hiperventilasi adalah takikardia, nafas pendek, nyeri dada
(chset pain), menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
2. Hipoventilasi
hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat u ntuk memenuhi
penggunaan
n cukup.
enggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 denga
dengan
cukup. Tanda-tanda dan
gejala pada keadaan hipoventilasi ada
adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran,
disorientasi, kardiakdisritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang
diinspirasi atau meningkatnya peng
gunaan O2 pa
penggunaan
pada tingkat seluler
Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a. Menurunnya hemoglobin
b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung
c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 se
sepert
erti pada keracunan sianida
d. Meurunnya difusi O2 dari alvioli ke dlm darah seperti pada pneumonia
e. Menurunnya perfusi jaringan se
sepert
erti pada syok
f. kerusakan atau gangguan ventilasi
Tanda-tanda
Tanda-tanda hipoksia adalah
adalah kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sianosis, sesak nafas dan
clubbing fingger.

B. Asuhan Keprawatan
Pengkajian
R/ Keperawatan
1. Masalah pernafasan
- Pernah mengalami perubahan pola nafas
- Pernah mengalami batuk den
gan sputum
deng

- Pernah mengalami nyeri dada


- Aktivitas apa saja yg menyebabkan terjadinya gejala-gejala diatas
b. R/ penyakit pernapasan
- Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dll
- Bagaimana frekuensi setiap kejadian?
c. R/ Kardiovaskuler
- Pernah mengalami penyakit jantung atau peredaran darah
d. Gaya Hidup
- Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dgn perokok
2. Pemeriksaan fisik
a.Mata
konjungtiva pucat (karena anemia)
Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)

Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)


b. Kulit

Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)


Sianosis secara umum (hipoksemia)
Penurunan turgor (dehidrasi)
Edema
Edema periorbital

d. Mulut dan bibir


Membran mukosa sianosis
Bernafas dgn mengerutkan mulut

e. Hidung

Pernafasan dengan cupung hidung

f. Vena leher
Adanya distensi/ bendungan

g. Dada
Restraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan,
dispnea atau obstruksi jalan pernapasan)
Bentuk dada
Pergerakan tidak simestris antara dada kiri dan dada kanan
Tactil fremitus, thrills (gerakan pd dada krn udara/ suara melewati saluran/rongga
pernapasan)
Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronkhial)
Suara napas tidak normal (crekler/ rales, ronkhi, wheezing, friction rub/ pleural
friction)
Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
h. Pola pernapasan
Pernapasan normal (eupnea)
Pernapasan cepat (tacypnea)
Pernapasan lambat (bradynea)
3. Pemeriksaan Penunjang

Tes utk menentukan keadekuatan sistem konduksi jantung :


EKG
Exercise stress test

b. Tes utk menentukan kontraksi miokardium aliran darah;


Echocardiography
Katetarisasi jantung
Angiografi
c. Tes utk mengukur ventilasi dan oksigenasi;

Tes fungsi paru-paru


paru-paru dengan spiometri
Tes astrup
Oksimetri (mengukur kadar oksigen di darah arteri)
Pemeriksaan darah lengkap

d. Melihat struktur sistem pernapasan;


X-Ray thoraks
Bronkhoskopi
CT Scan Paru

e. Menentukan sel abnormal/ infeksi sistem pernapasan;


Kultur apus tenggorokan
Sitologi
Spesimen sputum (BTA)

C. Diagnosa Keperawatan
1. Tidak efektifnya cara pembersihan saluran nafas
Definisi; Kondisi dimana pasien tdk mampu membersihkan sekret/slem sehingga
menimbulkan obstruksi saluran pernapasan dalam rangka mptahank saluran
pernapasan
2. Tidak efektifnya pola pernapasan
Definisi; Kondisi dimana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak mampu karena
adanya ggn fungsi paru
3. Menurunnya perfusi jaringan tubuh
Definisi; Kondisi dimana tidak adekuatnya pasokan oksigen akibat menurunnya nutrisi
dan oksigen pada tingkat seluler
4. Gangguan pertukaran gas
Defiinisi; Suatu kondisi dimana pasien mengalami penurunan pengiriman oksigen dan
CO2 diantara alveoli paru dan sistem vaskuler

BAB II
TINJAUAN KASUS
I.

PENGKAJIAN
Hari/Tanggal
Jam
Oleh

: Senin, 30 Mei 2011


: 16.30 WIB
: Ismaya Putri Utami

Sumber data
Metode

Janu Isworo
Jati Anisa Istighfar
: Keluarga pasien, studi kasus,dokumentasi
: Wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, studi kasus

A. IDENTITAS
1. Pasien
Nama
: An. M. Fuad N
Umur
: 3 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku/Kebangsaan
: Jawa/Indonesia
Tanggal Masuk RS
: 29 Mei 2011
Diagnose Medis
: Bronkhitis asmatis attack
No RM
: 507154
Alamat
: Kapen, Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo
2. Penanggungjawab
Nama
: Supriyono
Umur
: 24 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Kapen, Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo
Hub. dengan pasien
: Ayah pasien
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Pasien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Keluhan utama
: batuk, pilek, sesak nafas, dahak ngekel.
- Faktor Pencetus
: Tertular teman yang batuk sehingga asma
-

kambuh
Awal serangan

:Ibu Pasien mengatakan 2 hari sebelum masuk

rumah sakit anaknya Pilek dan batuk


b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
- Ibu pasien menyatakan anak Fuad pernah mengalami asma
- Pengobatan yang pernah dialami : Post opname di RSUD Wates tgl
11 Maret 2011-14 Maret 2011
- Dampak pengobatan : setelah di rawat selama 4 hari pasien sembuh..
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
Simbah pasien ada yang asma
C. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Aspek Fisik-Biologis
a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit
- Berat badan
: 10,9 Kg

Jenis makanan
Frekuensi
Makanan pantangan
Makanan tambahan
Banyak minum
Minuman yang disukai
Minuman pantangan

: Nasi, lauk, sayur


: 4-5 x sehari
: Coklat, menyebabkan asma kambuh.
: Xanda syrup(nafsu makan),
: 3 gelas
:Susu Milkuat
:susu milkuat, setelah minum pasien

sering mencret.

Selama sakit
Ibu pasien menyatakan anaknya tidak nafsu makan, banyak

keringat
b. Pola Cairan dan Elektrolit
c. Pola Eliminasi
Selama sakit
- Sebelum sakit pasien Bab 1 x sehari
d. Pola Tidur dan Istirahat
Pola tidur Pasien teratur sehari tidur 2 x, siang dari jam 12.00-15.00,
malam jam 21.00-05.00 pagi, kadang terbangun dimalam hari.Pasien
tidak menggunakan obat tidur.Saat tidur, pasien ditemani ibunya,
sebelum tidur harus netek ibunya.
e. Pola Kebersihan Diri
1) Kulit
Turgor kulit baik.
Kebiasaan mandi 2 kali sehari, memakai sabun,
2) Rambut
Pasien kramas 2 X sehari memakai shampo.
3) Telinga
Ibu pasien membersihkan telinga pasien saat mandi
4) Mata
Pasien tidak mengalami gangguan pada mata.
5) Mulut
Pasien tidak mau menggosok gigi
6) Kuku
Memotong kuku seminggu sekali
2. Aspek Intelektual-Psikososial-Spiritual
a. Aspek Mental
Keluarga pasien merasa sedih dengan kondisi anaknya, keluarga
dapat sabar dan tabah.
b. Aspek Intelektual

Keluarga

pasien

sadar

akan

kesehatan

anaknya,

sehingga

mengupayakan kesembuhan bagi anaknya dan kooperatif terhadap


pengobatan yang diberikan.
c. Aspek Sosial
Hubungan keluarga baik, baik dengan tenaga kesehatan, lingkungan,
dan anggota keluarga. Orang tua memperhatikan dan menyayangi
anaknya
d. Aspek Spiritual
Pasien dan keluarga memeluk agama islam dan selalu berdoa untuk
kesembuhan anaknya.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kesadaran
Status gizi
Tanda-tanda vital

Keadaan pernafasan

:Lemah, tampak kurus, tampak sesak


: composmentis
: BB (10,9 kg)
: suhu (36,6 ), respirasi (32 kali/menit),
nadi (75 kali/menit).
: bernafas melalui cuping hidung, mengalami

sesak nafas, suara nafas vesikuler


2. Pemeriksaan Cephalo-caudal
a. Kepala
Kepala simetris, Mesosefal, pertumbuhan rambut merata, tidak rontok
b. Mata
Simetris, tidak anemis.
c. Hidung
Tidak ada lendir
d. Telinga
Bentuk telinga normal, simetris, tidak ada cairan yang keluar dari
telinga, fungsi pendengaran normal.
e. Mulut
Kadang-kadang sekret keluar melalui mulut.
Bibir tidak pecah-pecah.
f. Leher
- Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
- JVP tidak meningkat
g. Dada
- Bentuk dada simetris (inspeksi).
- Jenis Pernafasan : dada
h. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan.
i. Ekstremitas

Anggota gerak lengkap, jari-jari normal, tidak ada edema.


j. Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Parameter
WBC

Result

Unit

Ref range

12,80

x 10^3/uL

4.00-10.00

Neu %

79,1

40.00-74.00

Lym %

15,9

20.00-48.00

Mon %

3,5

3.00-12.00

Eos %

1,4

0.50-5.00

Bas %

0,1

0.00-1.00

Neu #

10,12

x 10^3/uL

2.00-7.00

Lym #

2,04

x 10^3/uL

0.80-4.00

Mon #

0,44

x 10^3/uL

0.12-1.20

Eos #

0,18

x 10^3/uL

0.02-0.50

Bas #

0,02

x 10^3/uL

0.00-0.10

RBC

4,02

x 10^6/uL

4.20-5.40

HGB

4,4

g/dL

12.00-18.00

HCT

34,8

3.70-54.00

MCV

86,6

fL

80.00-100.00

MCH

28,4

pg

27.00-34.00

MCHC

32,7

g/dL

33.00-37.00

RDW-CV

12,5

11.00-16.00

RDW-SD

45,0

fL

35.00-56.00

PLT

229

x 10^3/uL

150-450

MPV

7,8

fL

72.00-11.10

PDW

15,6

9.00-17.00

PCT

0,179

0.108-0.282

F. TERAPI
- Combiven 1R
-

Oral

: Cetirisin 1 X cth
Salbutanol 3 X cth
Ambroxol 3 X 1

II.

Injeksi : Dexa 3 X 3 mg

ANALISA DATA

DATA
1. DO :
- Pasien batuk
- Pasien terlihat lemas
- Pernafasan melalui cuping
hidung.
- Suhu = 36,6
- Nadi = 75 kali/menit
- Respirasi = 32 kali/menit
DS :
Keluarga pasien mengatakan

MASALAH
Pola nafas tidak efektif

PENYEBAB
As
ma

pasien batuk dan sesak nafas.


.

III.
-

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Asma ditandai dengan, pasien
batuk, Pernafasan melalui cuping hidung, Pasien terlihat lemas, suhu = 36,6 ,
respirasi = 32 kali/menit, nadi = 75 kali/menit keluarga pasien mengatakan
pasien batuk dan sesak nafas.

No.

DIAGNOSA
TUJUAN

PERENCANAAN
INTERVENSI
RASIONAL

TGL : 30 Mei 2011

Setelah

1. Atur posisi

JAM 08.00

dilakukan

pasien fowler

semi

tindakan

atau semi fowler

meningkatkan ekspansi

KEPERAWATAN

1.

Pola nafas tidak


efektif
berhubungan
dengan Asma
ditandai dengan,
pasien batuk,
Pernafasan
melalui cuping
hidung, Pasien
terlihat lemas,
suhu = 36,6 ,
respirasi = 32
kali/menit, nadi =
75 kali/menit
keluarga pasien
mengatakan
pasien batuk dan
sesak nafas

keperawatan
selama 3x 24
jam
diharapkan

2. Anjurkan pasien
banyak
beristirahat
3. Anjurkan pasien

pola nafas

untuk bernafas

efektif dengan

dalam

kriteria:
1.

RR : 2030 kali per

menit
2. Tidak

4. Observasi vital
sign
5. Anjurkan minum
8 gelas/hari

menggun
akan
cuping
hidung
saat
bernafas
3. Tidak

6. Monitor intake
output
7. Kolaborasi
dengan dokter
untuk

sesak

memberikan

nafas

oksigen

1. Posisi

fowler

ataupun

fowler

dapat

paru lebih baik.


Istirahat dapat mengurangi
distress.
3. Nafas dalam dapat
menghilangkan rasa nyeri,
cemas, dan meningkatkan
kenyamanan dalam bernafas
4. Mengetahui keadaan

umum klien
5. Mencegah dehidrasi,
Membantu mengencerkan
secret sehingga mudah
untuk dikeluarkan
7. Pemberian oksigen
Mempertahankan oksigen
arteri

IV.

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan
Tujuan
1. Selasa, 31 Mei 2011
Selasa,31Mei 2011
Setelah
dilakukan
Bersihan jalan nafas
tindakan
tidak
efektif
keperawatan selama
berhubungan dengan
324 jam, bersihan

Tindakan
Selasa, 31 Mei

Rasional

2011
1. Beri oksigen

1. Mempertahankan

sesuai program.

oksigen arteri.

penumpukan
ditandai

sekret jalan

nafas

dengan dengan

kriteria

pasien batuk, adanya respirasi


suara
(wheezing),

18-24

tambahan kali/menit,
suhu

= tidak

efektif 1. Monitor
jumlah

perkembangan

pernafasan.

status

pasien

sesak

36,2 , respirasi = 32 penumpukan


kali/menit, nadi = 84 berkurang,

pernafasan.
3. Meningkatkan

nafas,
sekret 2. Posisikan
tidak

2. Mengetahui

pasien fowler.

suara
adanya adanya
lendir, keluarga pasien tambahan (vesikuler). 3. Bantu terapi
inhalasi.
mengatakan
pasien
kali/menit,

pengembangan
paru.
4. Membantu
mengeluarkan
sekret.

batuk dan sesak nafas.


2.

Pola nafas tidak efektif Setelah

dilakukan 1. Beri

berhubungan

dengan tindakan

penyempitan

cabang keperawatan selama

sesuai

bronchus, penumpukan 324 jam, pola nafas


sekret ditandai dengan efektif dengan kriteria
pasien batuk, adanya respirasi
suara
(wheezing),

tambahan kali/menit,
suhu

= tidak

oksigen 1. Mempertahankan

18-24

program.
2. Monitor
jumlah
pernafasan.

pasien

sesak

nafas,

36,2 , respirasi = 32 penumpukan


kali/menit, nadi = 84 berkurang,

sekret
tidak

batuk dan sesak nafas.

2. Mengetahui
perkembangan
status
pernafasan.
3. Meningkatkan

3. Posisikan
pasien fowler.

suara
adanya adanya
4. Bantu terapi
lendir, keluarga pasien tambahan (vesikuler).
inhalasi.
mengatakan
pasien
kali/menit,

oksigen arteri.

pengembangan
paru.
4. Membantu
mengeluarkan
sekret.

You might also like