Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
1. Yolanda Novalita
2. Ilent Oktaviani V.
3. Dwi Indah Prasetia
4. Silfia Desi Anggraini
5. Qumairy Lutfiyah
6. Rohmatulloh Putra A.
7. Navira Chairunisa
8. Ganis Amaliasari
9. Yunita Praptiwijaya
10. Durrotun Nafisah
11. Anna Nurwachidah R H
NIM 131513143033
NIM 131513143103
NIM 131513143082
NIM 131513143026
NIM 131513143052
NIM 131513143037
NIM 131513143072
NIM 131513143040
NIM 131513143004
NIM 131513143024
NIM 131513143053
BAB 1
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada
gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan
waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien skizofreniadaya tiliknya berkurang dimana
pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun
gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain (Tomb, 2003 dalam Purba, 2008).
Gangguan orientasi realita disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu fungsi
kognitif dan isi fikiran, fungsi persepsi, fungsi motorik dan fungsi social.gangguan pada
fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai terganggu. Gangguan fungsi
motorik, social, dan emosi mengakibatkan kemampuan merespon terganggu yang tampak dari
perilaku non verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal (kemampuan
hubungan sosial). Oleh karena gangguan orientasi realita terkait dengan fungsi otak, maka
gangguan atau respon yang timbul disebut respon neurobiologik.
TAK adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien
dengan masalah yang sama. TAK bagian dari psikoterapi di dalam kelompok. Aktivitas
digunakan sebagai terapi dan kelompok sebagai target asuhan, terbukti dapat memfasilitasi
perubahan perilaku yang efektif.
Orientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya serta
hubungannya dengan waktu, ruang, dan terhadap dirinya serta orang lain. Disorientasi atau
gangguan orientasi dapat timbul sebagai gangguan dari kesadaran, mengenai waktu, tempat,
dan orang. Disorientasi dapat terjadi pada setiap gangguan jiwa yang mana ada kerusakan
yang hebat dari ingatan, persepsi, dan perhatian.
Orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien,
yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa
psikotik, mengalami penurunan daya nilai realita (reality testing ability). Klien tidak lagi
mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien
merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi
kendala ini, maka perlu ada aktivitaas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien
tentang realita di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realita lingkungan,
yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
II.
Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum TAK Orientasi realita Sesi II adalah klien mampu mengenali tempat sesuai
kenyataan
2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus dari TAK orientasi realita adalah :
a. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya dengan tepat
b. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
III.
Manfaat
a. Memberikan wawasan ilmu pengetahuan pada mahasiswa, khususnya dalam hal
keperawatan tentang TAK Orientasi Realita pada klien dengan gangguan orientasi realita.
b. Memberikan pengetahuan yang lebih kepada mahasiswa untuk mengembangkan terapi
aktivitas kelompok pada pasien dengan gangguan jiwa.
c. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terutama terutama pada klien gangguan
orientasi realita dengan berbagai sesi.
d. Membantu proses penyembuhan pada klien dengan gangguan orientasi realita.
BAB II
KONSEP TEORI TAK ORIENTASI REALITA SESI II
A.
Pengertian
Terapi
Aktivitas
mengorientasikan
Kelompok
keadaan
nyata
(TAK)
kepada
orientasi
klien,
realita
yaitu
diri
adalah
sendiri,
upaya
orang
untuk
lain,
lingkungan/tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa psikotik mengalami penurunan
daya nilai realita (reality testing ability), tidak lagi mengenali tempat, dan fungsinya dengan
baik dan benar yang dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya
ansietas pada klien. Untuk menanggulangi keadaan ini, maka perlu ada aktifitas yang
memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realita disekitarnya meliputi stimulus
tentang realita lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu dan tempat.
B.
: Leader
b. Co
: Wakil Leader
c.
: Klien
d. F
: Fasilitator
e.
: Observer
BAB III
SATUAN ACARA KEGIATAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : ORIENTASI REALITA SESI II
A. Kriteria
Kriteria klien yang mengikuti terapi TAK orientasi realita sesi II di ruangan Jiwa Sejahtera
RSUD Dr. Soetomo :
1. Klien dengan gangguan mengenal dan fungsi tempat serta kegiatan di tempat tersebut.
2. Klien yang sudah bisa mengontrol wahamnya.
B. Masalah Keperawatan :
c. Gangguan mengenal tempat.
C. Persiapan :
1. Waktu pelaksanaan :
Tempat
: Ruang Puri Anggrek RSJ Menur
Hari/Tanggal
: Selasa, 28 Juni 2016
Waktu
Alokasi Waktu
2. Pengorganisasian kelompok :
Leader
: Anna Nurwachidah R H
Co Leader
: Yunita Praptiwijaya
Observer
: Rohmatulloh Putra A.
Fasilitator
: Yolanda Novalita
Ilent Oktaviani V.
Dwi Indah Prasetia
Qumairy Lutfiyah
Navira Chairunisa
Tujuan:
1. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.
2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat.
3. Klien mampu mengenal kamar tidur
4. Klien mampu mengenal tempat tidur
5. Klien mampu mengenal ruan perawata, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi,
dan WC.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam limgkaran
2. Ruangan tempat perawatan klien
Alat
1. Foto ruangan-ruangan:
2. Tape recorder
3. Kaset lagu dangdut
4. Bola Neker
5. Sendok
Metode
1. Diskusi kelompok
2. Orientasi lapangan
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi/ validasi
menanyakan perasaan klien saat ini.
3. Kontrak
a. terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat yang biasa dilihat.
jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
lama kegiatan 45 menit
setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
4. Tahap Kerja
a. Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama ruangan; klien diberi
kesempatan menjawab. Beri pujian pada klien yang mampu menjawab dengan
tepat.
b. Terapis menjelaskan dengan menyalakan tape recorder lagu dangdut, sedangkan
bola neker dan sendok satu persatu ke peserta yang lain searah jarum jam. Pada
saat lagu berhenti, klien yang sedang memegang bola neker akan diminta
menyebutkan nama klien, ruangan di foto, fungsi, kegiatan / kebiasaan baik yang
biasa dilakukan di ruangan tersebut. Contohnya : kamar mandi, fungsinya adalah
untuk mandi, BAB, BAK, kebiasaan yang biasa dilakukan setelah BAB/BAK
adalah mencucu tangan dengan 7 langkah.
c. Terapis menyalakan tape recorder, menghentikan lagu, dan meminta klien yang
mempunyai bola neker untuk menyebutkan nama klien, ruangan di foto, fungsi,
kegiatan / kebiasaan baik yang biasa dilakukan di ruangan tersebut.
d. Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar.
5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama tempat
c. Kontrak yang akan datang
LEMBAR OBSERVASI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA
SESI 2: PENGENALAN WAKTU
Di ruang Jiwa Sejahtera RSUD Dr Suetomo
Tanggal 28 Juni 2016
1. Evaluasi Struktur:
a. TAK dimulai pada pukul :.....................
b. Jumlah peserta
:...
c. Apakah terapis melaksanakan tugas sesuai dengan pengorganisasian? Ya Tidak
Catatan:
2. Evaluasi Proses:
Sesi 2: TAK
Orientasi Realita Tempat
Kemampuan mengenal tempat di rumah sakit
NO Aspek yang dinilai
Nama Klien
LEMBAR OBSERVASI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA
SESI 3: PENGENALAN TEMPAT
Di Puri Anggrek RSJ MENUR
Tanggal 28 Juni 2016
1. Evaluasi Struktur:
d. TAK dimulai pada pukul :.....................
e. Jumlah peserta
:...
f. Apakah terapis melaksanakan tugas sesuai dengan pengorganisasian? Ya Tidak
Catatan:
..............
2. Evaluasi Proses:
Sesi 2: TAK
Orientasi Realita Tempat
Kemampuan mengenal tempat
NO Aspek yang dinilai
Nama Klien
3. Evaluasi Hasil:
Penilaian terhadap pasien selama menjalani TAK
No.
Nama Klien
SESI 1
SESI 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK
2. Untuk setiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda jika ditemukan pada klien
atau X jika tidak ditemukan.
3. Lalu dikonversikan dalam persentase dan cocokkan hasil akhir dengan target persentase
minimum yang harus dicapai. Jika belum tercapai, berikan terapi lanjutan terencana.
Catatan:
.........
KRITERIA KEBERHASILAN
a.
d. 80% dari jumlah klien mampu bersepon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien
lain yang sedang berbicara
e.
80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan
f.
g. 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan
h. 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi aktifitas kelompok
yang dilakukan