You are on page 1of 6

KERANGKA ACUAN KERJA

Kegiatan
Pekerjaan
Lokasi
Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana
Tahun Anggaran

: Pembangunan Gedung Pemerintah dan Penataan Kawasan


Lingkungan, Kawasan Pemerintahan dan Rumah Negara
: Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perkebunan
Provinsi Kalimantan Barat
: Kota Pontianak
: 90 (Sembilan Puluh) Hari kalender
: APBD Provinsi Kalimantan Barat
: 2016

PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Setiap pelasanaan konstruksi fisik bangunan gedung yang dilakukan oleh
kontraktor pelaksana harus mendapat penga wasan secara teknis dilapangan,
agar rencana teknis yang telah disiapkan dan dipergunakan sebagai dasar
pelaksanaan kontruksi dapat berlangsung operasional efektif.
2. Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh pemberi jasa
pengawasan yang kompeten, dan dilakukan secara penuh dengan
menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan dan
kompleksitas pekerjaan.
3. Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasi pekerjaan
konstruksi, dari segi biaya, mutu, dan waktu kegiatan pelaksanaan.
4. Kinerja pengawasan lapangan sangat ditentukan oleh kualitas dan intensitas
pengawasan, serta yang secara menyeluruh dapat melakukan kegiatannya
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati.

I.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan
Pengawas yang memuat masukan, azas, kriteria, proses dan keluaran yang harus
dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan kedalam pelaksanaan
tugas pengawasan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan pengawas dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
memenuhi sesuai KAK ini.
C. LATAR BELAKANG
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian dari lingkup Kegiatan
Pembangunan Gedung Pemerintah dan Penataan Kawasan Lingkungan, Kawasan
Pemerintahan dan Rumah Negara
2. Sumber Pendanaan berasal dari APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat Tahun Anggaran 2016.
D. LINGKUP KEGIATAN
1. Lingkup Kegiatan adalah Pembangunan Gedung Kantor Dinas Perkebunan
Provinsi Kalimantan Barat
2. Lingkup pekerjaan adalah Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor Dinas
Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat
II.

KEGIATAN PENGAWASAN
A. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Teknis Bangunan Bangunan
Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 45/PRT/M/2007 tanggal
27 Desember 2007.
Lingkup Kegiatan tersebut antara lain adalah :
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan

dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.


2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi
ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan
laju pencapaian volume / realisasi fisik.
4. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang
terjadi selama pelaksanaan konstruksi.
5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
Mingguan dan laporan Bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukkan hasil
rapat-rapat lapangan, Laporan harian, Mingguan dan Bulanan pekerjaan konstruksi
yang dibuat oleh Pemborong.
6. Menyusun Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Pemeliharaan pekerjaan, serah Terima
pertama dan Kedua pekerjaan Konstruksi.
7. Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drawings) yang diajukan oleh
Pemborong.
8. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan ( As-Built
Drawings ) sebelum Serah Terima Pertama.
9. Menyusun daftar cacat / kekurangan sebelum Serah Terima Pert ama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan Laporan Akhir
Pekerjaan Pengawasan.
10.Bersama Konsultan perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan
penggunaan bangunan gedung.
III. TANGGUNG JAWAB PENGAWAS
A. Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara profesional atas jasa pengawasan
yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan kode tata 'laku' profesi yang berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
1. Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan /
pelaksanaan yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standar dan pedoman teknis
yang berlaku.
2. Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil pengawasan yang berlaku.
3. Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.
C. Penanggung jawab profesional pengawasan adalah tidak hanya konsultan sebagai
suatu perusahaan tetapi juga bagi para tenaga ahli profesional pengawasan yang
terlibat.
IV. BIAYA
A. BIAYA PENGAWASAN
1. Pagu Dana pekerjaan pengawasan sebesar Rp. 80.000.000,2. Besarnya biaya Konsultan Pengawas merupakan biaya tetap dan pasti.
3. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti Surat Perjanjian Pekerjaan
Pengawasan yang dibuat oleh Pemberi Tugas dan Konsultan pengawas.
4. Biaya pekerjaan pengawasan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontruktual, meliputi komponen sebagai berikut :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang,
b. Materi dan penggandaan laporan,
c. Pembelian dan atau sewa peralatan,
d. Sewa Kendaraan
e. Biaya Komunikasi dan Konsumsi
f. Pajak.
5. Pembayaran biaya Konsultan Pengawas adalah berdasarkan prestasi
kemajuan pekerjaan pengawasan.
B. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan pengawasan dibebankan pada APBD
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2016.
V.

KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja

ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian, yang minimal meliputi
A. Buku harian, yang memuat semua kejadian, perintah / petunjuk yang penting dari
Pemberi Tugas, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.
B. Laporan harian, berisi keterangan tentang :
1. Tenaga Kerja,
2. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak,
3. Alat-alat,
4. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan,
5. Waktu pelaksanaan pekerjaan.
C. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian.
D. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk angsuran pembayaran.
E. Surat Perintah Perubahan pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah
Kurang.
F. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as-built drawings) dan manual Peralatanperalatan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
G. Laporan Rapat di lapangan ( site meeting ).
H. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan Time Schedule yang dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana.
I.
Laporan Akhir Pekerjaan Pelaksanaan.
VI. KRITERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas pada Kerangka Acuan
Kerja ini harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut
A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN
Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksanakan secara benar dan tuntas
sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh
Pemberi Tugas.
B. PERSYARATAN OBYEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas, dan kuantitas dari
setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.
C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pe kerja an penga wa san konstruksi fi sik harus dil aksa naka n de nga n
profesionalisrne yang tinggi sebagai Konsultan Pengawas yang secara fungsional
dapat mendorong peningkatan kinerja kegiatan.
D. PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administrasi sehubungan dengan pekerjaan dilapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
E. PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA.
Selain kriteria umum diatas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan yang berlaku, antara lain :
1. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan yang bersangkutan. yaitu Surat
Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan ketentuan ketentuan
sebagai dasar perjanjiannya.
2. Yang termuat dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang, Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
VII. PROSES PEKERJAAN PENGAWASAN
A. UMUM
Konsultan Pengawas dalam menjalankan tugasnya diperlukan pula oleh Pengelola
Kegiatan agar fungsi dan tanggung jawab Konsultan Pengawas dapat terlaksana
dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh
Pemberi Tugas.
B. URAIAN TUGAS OPERASIONAL KONSULTAN PENGAWAS
Konsultan Pengawas harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang sesuai
dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang dihadapi
dilapangan yang secara garis besar adalah sebagai berikut -.
1. Pekerjaan Persiapan

a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerja an


pengawasan.
b. Memeriksa Time Schedule / Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada
Pengelola Kegiatan untuk mendapat persetujuan.
c. Menyelenggarakan rapat permulaan pekerjaan (Kick Off Meeting) serta rapatrapat lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
d. Mengkoordinir penempatan fasilitas penunjang sementara (prasarana kerja),
misalnya : jalan kerja, air kerja, supply listrik sementara, kantor lapangan, barak
pekerja gudang sementara, jalan darurat dan lain-lain
e. Mengkoordinir penempatan peralatan konstruksi, pos-pos keamanan, lokasi
penimbunan material, disposal dan komunikasi kepada pemborong.
f. Mengkoordinir persiapan pekerjaaan, jadwal mobilisasi - demobilisasi, survey,
persiapan lahan, personalia, material dan peralatan.
g. Membantu Pemberi Tugas dalam pemberian penjelasan/penerangan kepada
masyarakat sekitar lokasi pembangunan baik dari segi manfaat maupun
konsekuensi yang timbul dari suatu proses pembangunan.
h. Menyusun dan mengawasi sistem keamanan dan keselamatan (Security &
Safety) yang diberlakukan dalam lingkungan proyek.
i. Memberi saran/rekomendasi kepada Pemberi Tugas bilamana terjadi
perselisihan di lapangan dengan memperhatikan aspek biaya, waktu dan mutu.
j. Melaporkan kepada Pemberi Tugas semua masalah sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapaian target fisik, serta
usaha-usaha penanggulangan dan tindakan yang diperlukan.
2. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan
a. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan
lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan kegiatan pembangunan agar
pelaksanaan teknis yang dilakukan dapat secara terns menerus sampai dengan
pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya.
b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau komponen
bangunan, peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan dilapangan
atau ditempat kerja lainnya.
c. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus menerus terhadap segala
kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan
d. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan
cepat, agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
e. Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau
pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan
serta berpengaruh pa da ketentuan kontrak, untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas.
f. Memberi petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan
penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari
kontrak, dapat langsung disampaikan kepada Pemborong, dengan pemberitahuan
tertulis kapada Pemberi Tugas.
g. M e m b e r i b a n t ua n d a n P e t u n j uk k e p a d a P e m b o r o n g d a l a m
m e ngusa ha ka n pe ri j i na n se h u bun ga n de n ga n pe l a ksa na a n
pembangunan.
h. Menyusun dan menetapkan hasil perubahan pekerjaan (change order) setelah
memperoleh persetujuan dari Pemberi Tugas.
i. Memeriksa dan merekomendasikan material/peralatan yang diajukan oleh
kontraktor untuk mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas
j. Melaporkan kepada Pemberi Tugas semua masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan baik teknis, administratif termasuk keterlambatan
pencapaian target fisik, serta usaha-usaha penanggulangan dan tindakan yang
diperlukan
k. Membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan

3. Konsultasi
a. Melakukan konsultasi kepada Pemberi Tugas untuk membahas segala masalah
dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala dengan Pemberi Tugas,
Perencana dan Pemborong dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan
persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, kemudian membuat risalah dan
mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima
paling lambat 1 minggu kemudian.
c. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila diangg ap
mendesak.

4. Laporan
a. Memberi laporan teknis administrasi dan teknis teknologis kepada Pemberi
Tugas, mengenai volume, Prosentase dan nilai bobot bagian - bagian pekerjaan
yang akan dilaksanakan oleh pemborong.
c. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dil aksanakan, dan
dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
d. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan
alat yang digunakan.
e. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh Pemborong
terutama yang mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, dan juga
perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh Pemborong (Shop
Drawings).
5. Dokumen
a. Menerima da n men yia pkan Beri ta Acara sehubunga n dengan
penyelesaian pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran
angsuran.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan dilapangan serta
penambahan atau p engurangan p ekerjaan guna keperluan pembayaran.
c. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan, Berita
Acara kemajuan pekerjaan, penyerahan p ertama dan kedua serta formulir
- formulir lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan.
VIII. MASUKAN
A. INFORMASI
1. Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Pengawas harus mencari sendiri
informasi yang dibutuhkan seiain dari informasi yang diberikan oleh Pemberi
Tugas termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan Pengawas harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pemberi Tugas maupun yang dicari
sendiri. Kesalahan pengawasan/kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Konsultan
Pengawas.
3. Informasi pengawasan antara lain :
a. Dokumen Pelaksanaan yaitu :
i. Gambar-gambar pelaksanaan,
ii. Rencana kerja dan syarat-syarat,
iii. Berita Acara Aanwijzing sampai dengan penunjukan Pemborong,
iv. Dokumen Kontrak Pelaksanaan/Pemborongan.
b. Bar Chart dan S-Curve dan Net Work Planning dari pekerjaan yang dbuat oleh
Pemborong ( setelah disetujui ).
c. Kerangka Acuan Kerja ( KAK) Pengawasan.
d. Peraturan-peraturan, standar dan pedoman yang berlaku untuk
pekerjaan pengawasan teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis simak
pengawasan mutu pekerjaan dll.
e. Informasi lainnya.

B.

TENAGA
Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Pengawas harus menyediakan tenaga yang
memenuhi kebutuhan proyek, baik ditinjau dari lingkup (besar) Pekerjaan maupun
tingkat kekomplekan pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan pengawasan ini minimal
terdiri dari : (kualifikasi masing-masing tenaga ahli disesuaikan berdasarkan
kebutuhan / kompleksitas pekerjaan.
Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk masing-masing kegiatan pengawasan sekurangkurangnya terdiri dari :
1. Team Leader/Teknik Arsitektur : 1 orang pengalaman professional min 4 tahun,
dan dilengkapi dengan Sertifikasi Keahlian dibidangnya (SKA AHLI ARSITEK
101) yang diterbitkan oleh institusi / lembaga yang telah diakui oleh pemerintah.
2. Teknik Sipil : 1 orang pengalaman professional min 3 tahun, dan dilengkapi
dengan Sertifikasi Keahlian dibidangnya (SKA AHLI TEKNIK BANGUNAN
GEDUNG 201) yang diterbitkan oleh institusi / lembaga yang telah diakui oleh
pemerintah.

Tenaga Penunjang yang sekurang-kurangnya terdiri dari :


1. Pengawas Lapangan: 1 orang dengan tingkat pendidikan D3 Arsitektur/Sipil
pengalaman profesional min. 3 tahun, dan dilengkapi dengan sertiifikasi keahlian di
bidangnya (SKTK) yang diterbitkan oleh institusi / lembaga yang telah diakui
pemerintah.
2. Administrasi: 1 orang dengan tingkat pendidikan SMA/SMK pengalaman
profesional min. 2 th.
IX.

PROGRAM KERJA
A. Sebelum melaksanakan tugasnya Konsultan Pengawas harus segera menyusun :
1. Program kerja termasuk jadwal kegiatan secara detail.
2. Alokasi tenaga ahli yang lengkap ( disiplin dan jumlahnya ). Tenaga-tenaga yang
diusulkan oleh konsultan Pengawas harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi
Tugas.
3. Konsep penanganan pekerjaan pengawasan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas.

Pontianak, ................................ 2016


Kepala Bidang Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

Ir. BRIDE SURYANUS A, MM. MT.


NIP. 19630622 199008 1 002

You might also like