You are on page 1of 14

MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


FUNDAMENTAL PATHOLOGY OF REPRODUCTION SYSTEM
Yang dibimbing oleh Ns.Fransiska Imavike S.Kep, M.Kep

Oleh
Kelompok 1:
Yolenta Nandys Andan Susilo

(125070218113022)

Soraya Dwi Kusmiani

(125070218113032)

Siti Nur Rizky S.

(125070218113034)

Diky Julianto

( 125070218113048)

Diah Puspita Anggraeni

(125070218113052)

Mahelviva Nevi

( 125070218113058)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014

KATA PENGANTAR
1 | Page

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita
semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah hiperemesis
gravidarum tepat pada waktunya. Dengan segala kerendahan hati, kami ingin
menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, diantaranya kepada :
1. Ibu Ns. Imavike Skep. Mkep selaku dosen pembimbing kami pada mata
kuliah fundamental pathology of Reproduction System.
2. teman-teman anggota kelompok 1.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Dalam Penulisan makalah
ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun isi dari materi, mengingat akan keterbatasan kemampuan
yang kami miliki maka semua saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk menjadikan makalah ini lebih baik.
.

Kediri, 9 Desember 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
2 | Page

KATA
PENGANTAR
.2
DAFTAR
ISI
..3
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar
belakang
4
1.2Tujuan.
................................................
..........5
1.3Rumusan Masalah..
...5
1.4Manfaat ...
...5
BAB II PEMBAHASAN
2.1Definisi hiperemesis gravidarum..
..6
2.2Epidemiologi hiperemesis gravidarum ...
..6
2.3Etiologi hiperemesis gravidarum..
..7
2.4Faktor Resiko hiperemesis gravidarum
..7
2.5Komplikasi hiperemesis gravidarum
...7
2.6Patofisiologi hiperemesis gravidarum
.......................................8
2.7Manifestasi klinis hiperemesis gravidarum
.....................................9
2.8Pemerikan diagnostic hiperemesis gravidarum
...10
2.9Penatalaksanaan medis hiperemesis gravidarum
10

3 | Page

2.10 Penatalaksanaan
keperawatan
..11
BAB III PENUTUP
3.1.

Kesimpulan

.13
DAFTAR
PUSTAKA
.14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan kondisi yang tidak

banyak

dialami para ibu hamil. Terjadi sekitar 10-15% dengan gejala mual muntah
berlebihan yang pada akhirnya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pada keadaan hiperemesis gravidarum biasanya sudah terjadi gangguan
elektrolit ketosis, terdapat dehidrasi, dan menurunnya berat badan sekitar
5%. Kondisi ini terjadi dalam berbagai tingkatan dimana ibu hamil yang
mengalami ini memerlukan perawatan dirumah sakit untuk melakuakn
pengobatan intensif terkait rehidrasi tambahan cairan dan pengobatan
psikologis. Selain itu, diperlukan juga pengobatan medikamentosa khusus.
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat
habis dipakai untuk keperluan energy, sehingga pembakaran tubuh
4 | Page

beralih pada cadangan lemak dan protein. Karene pembakaran lemak


yang kurang sempurna terjadilah badan keton dalam darah yang dapat
menambah beratnya gejala klinik. Ketika ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum mengalami muntah, maka muntahan yang di
keluarkan tersebut berisi sebagian cairan lambung serta elektrolit natrium,
kalium dan kalsium. Penurunan kalsium akan menambah beratnya
muntah.
Selain itu, muntah yang berlebihan dapat menyebabkan cairan
tubuh

semakin

berkurang,

sehingga

darah

menjadi

kental

(hemokonsentrasi) yang dapat melambatkan perederan darah yang


bererti akan berefek konsumsi oksigen dan makanan juga berkurang.
Kekurangan
kerusakan

makanan
jaringan

dan

oksigen

termasuk

akan

tersebut

dapat

mempengarungi

mengakibatkan
keadaan

janin.

Hiperemesis yang berlangsung lama (umumnya minggu 6-12) dapat


mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin intrauteri. Seseorang
akan mengalami 3 kali lipat peningkatan risiko Hiperemesis Gravidarum
pada ibu dengan riwayat Hiperemesis Gravidarum .Tingkat keparahan
yang dapat mengancam jiwa ini merupakan hal yang harus diwaspasai
untuk ibu hamil agar mengetahui informasi tentang penanganan yang
tepat untuk menjaga kondisi ibu dan janin agar selalu sehat.

1.2
Tujuan
a. Agar mahasiswa

dapat

memahami

lebih

dalam

terkait

definsi,

penyebab dan factor resiko dari hiperemesis gravidarum.


b. Agar mahasiswa dapat memahami lebih dalam terkait

proses

terjadinya hiperemesis gravidarum hingga timbul manifestasi klinis.


c. Agar mahasiswa dapat memahami lebih dalam terkait jenis
pemeriksaan diagnostik yang perlu di lakukan pada pasien hiperemesis
gravidarum sehingga dapat memberikan penatalaksanaan yang tepat.
1.3Rumusan masalah
a. Apa definisi dari hiperemesis gravidarum?
b. Apa saja etiologi dan faktor resiko yang terjadi pada pasien dengan
hiperemesis gravidarum?
c. Bagamaimana epidemiologi dari hiperemesis gravidarum?
d. Bagaimana patofisiologi terjadinya hiperemesis gravidarum?

5 | Page

e. Apa

saja

manifestasi

klinis

yang

timbul

pada

pasien

dengan

hiperemesis gravidarum?
f. Apa saja komplikasi yang dapat timbul akibat hiperemesis gravidarum?
g. Apa saja jenis pemeriksaan diagnostik yang perlu dilakukan untuk
pasien dengan hiperemesis gravidarum?
h. Bagaimana penatalaksanaan medis dari hiperemesis gravidarum?
i. Bagaimana
penatalaksanaan
keperawatan
dari
hiperemesis
gravidarum?
1.4
Manfaat
a. Memberikan pengetahuan dan informasi tentang definisi, etiologi, dan
factor resiko dari diabetes insipidus.
b. Memberikan pengetahuan dan informasi tentang prevlensi terjadinys
diabetes insipidus.
c. Memberikan pengetahuan dan informasi tentang proses penyakit
diabetes insipidus hingga dapat di ketahui manifestasi klinisnya.
d. Memberikan
pengetahuan
dan
informasi
tentang
jeni-jenis
pemeriksaan diagnostic yang bisa di lakuakan pada pasien diabetes
insipidus.
e. Memberikan pengetahuan dan informasi tentang penatalaksanaan
medis yang tepat pada pasien diabetes insipidus.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah emesis gravidarum yang berlebihan

sehingga menimbulkan gejala klinis yang dapat mengganggu aktivitas


sehari-hari. Hiperemesis gravidarum memerlukan perawatan di rumah
sakit sedangkan komplikasi hiperemesis gravidarum tidak banyak dijumpai
(Ida Bagus, 2006). Sedangkan menurut Chrisdiono M. Achadiat 2003,
Hiperemesis gravidarum ialah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda)
dimana penderita mengalami mual muntah yang berlebihan , sedemikian
rupa sehingga menggangu aktivitas dan kesehatan penderita secara
keseluruhan.

2.2

Epidemiologi
6 | Page

Penelitian dari Norwegian instittute of public health mengemukakan


bahwa

risiko

tinggi

kekambuhan

dapat

terjadi

setelah

kehamilan

sebelumnya mengalami Hiperemesis Gravidarum. Serta seseorang akan


mengalami 3 kali lipat peningkatan risiko Hiperemesis Gravidarum pada
ibu dengan riwayat Hiperemesis Gravidarum. (Fejzo, MacGibbon, Romero
& Goodwin, di media, Vikanes, Skjaerven, Grjibovski, Gunnes, Vangen &
Maguns, 2010). Selain itu, sekitar 28% dari kasus Hiperemesis gravidarum
mereka melaporkan bahwa ibu mereka juga mengalami mual dan muntah
atau hiperemesis gravidarum saat hamil (Fejzo et al., 2009). Dari 721
dengan riwayat kehamilan yang sama
gravidarum.

Di

antara

kasus

yang

19% nya memiliki hiperemesis


paling

parah,

pada

ibu

yang

memerlukan nutrisi parenteral total atau tabung makan nasogastrik,


angka kejadiannya bahkan lebih tinggi yaitu 25%. Sembilan persen dari
kasus yang dilaporkan mengalami hiperemesis gravidarum memiliki
setidaknya dua kerabat yang juga mengalami hal serupa termasuk adik ,
ibu, nenek, anak perempuan, bibi , dan sepupu. Dan baru-baru ini, dalam
sebuah studi kasus-kontrol dengan menggunakan dataset yang terpisah,
kami menemukan saudara perempuan dengan Hiperemesis Gravidarum
memiliki

risiko

meningkat

secara

signifikan

memiliki

Hiperemesis

Gravidarum.

2.3
Etiologi
1. Kadar hCG yang tinggi pada awal kehamilan
2. Defisiensi metabolic atau nutrisi
3. Lebih umum terjadi pada kehamilan wanita kulit putih yang tidak
menikah atau kehamilan pertama
4. Ambivalen terhadap kehamilan atau stress terkait dengan keluarga
5. Disfungsi tiroid
6. Gangguan traktus digestivus seperti pada penderita diabetes mellitus
(gastroparesis diabeticoru).
2.4

Faktor resiko

Beberapa faktor resiko dari hiperemesis, yaitu:


a. Kadar chorionic gonadotropin lebih tinggi dari normal.
b. Ambivalensi
ke
arah
kehamilan
atau
keadaan

emosional

psikopatologik.
c. Hiperemesis berhubungan dengan nulliparity, kegemukan, hiperemesis
pada kehamilan sebelmunya, kehamilan ganda.
7 | Page

d. Wanita dengan riwayat pengonsumsi alkohol, migren, penyakit jiwa,


gangguan pencernaan dan defisiensi piridoksin.
e. Transient hyperthyroidism of hyperemesis gravidarum (THHG) dapat
bertahan

sampai

18

minggu

kehamilan

dan

tidak

memerlukan

perawatan.
2.5
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Komplikasi
Dehidrasi
Ikterik
Takikardi
Alkalosis
Kelaparan
Menarik diri, depresi
Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh tandanya nistagmus, diplopia,

perubahan mental
h. Suhu tubuh meningkat
i. Gangguan emosional behubungan dengan kehamilan dan hubungan
keluarga.
2.6

Patofisiologi

8 | Page

2.7

Manifestasi klinis

Gambaran gejala hiperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi


menjadi tiga tingkatan :
1. Hiperemesis gravidarum tingkat pertama
Muntah berlangsung terus
Makan berkurang
Berat badan menurun
Dehidrasi
Turgor kulit berkurang dan lidah kering
Nyeri di daerah epigastrium
Tekanan darah menurun dan nadi meningkat
Mata tampak cekung
2. Hiperemesis gravidarum tingkat kedua
Polidipsi
Evaporasi
Penderita tampak lebih lemah
Gejala dehidrasi makin tampak mata cekung, turgor kulit makin
kurang, lidah kering dan kotor
Dx. Ketidakseimbangan
Diaporesis
Tekanan darah turun, nadi meningkat
Volume Cairan Kurang
Berat badan makin menurun
dari Kebutuhan
Mata ikterik
Suplai
O
2 menurun
Gejala hemokonsentrasi makin tampak : urin berkurang, badan keton
dalam keringat dan dalam urin meningkat
Terjadi gangguan buang air besar
Dx.Ketidakseimbangan
Mulai
tampak gejala gangguan
kesadaran, menjadi apatis
Akral
Dingin
Perfusi
Jaringan
Perifer
Nafas berbau aseton
3. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga
Muntah disertai darah
9 | Page

Keadaan umum wanita hamil makin menurun : tekanan darah turun,


nadi meningkat, dan suhu naik; keadaan dehidrasi terlihat jelas
Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus
Gangguan kesadaran dalam bentuk :
- somnolen sampai koma;
- komplikasi susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke )yaitu
nistagmus-perubahan arah bola mata, diplopia-gambar tampak
ganda, perubahan mental

2.8
-

Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai Hb dan
hematokrit yang meningkat menunjukan hemokonsentrasi berkaitan

dengan dehidrasi.
Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai konsentrasi

tinggi sebagai akibat dehidrasi.


Pemeriksaan elektrolit serum

hipokalemia dan hipokloremia


Tes fungsi hati
Ultrasound: untuk mengevaluasi

kehamilan ganda
Pemeriksaan enzim hati: biasanya terjadi peningkatan aspartate

aminotransferase (AST) dan alanine aminotransferase (ALT)


Blood Urea Nitrogen (BUN): terjadi peningkatan dengan adanya garam.

dapat

mendeteksi

adanya

kehamilan

hiponatremia,

molar

atau

2.9Penatalaksanaan medis
1. Pemberian cairan intravena sesuai indikasi
2. Nutrisi parenteral total (NPT)/intralipid sesuai indikasi
3. Kateter venna sentral sesuai indikasi
4. Memberi makan sedikit tapi sering
5. Teruskan pemberian makanan melalui selang NG sesuai indikasi
6. Isolasi dan pengobatan psikologis
7. Obat yang dapat diberikan:
a. Sedative ringan
Phenobarbital (luminal) 30 mgr
Valium
b. Anti alergi
Antihistamin
Dramamin
Avomin
c. Obat anti mual-muntah
Mediamer B6
Emetrole
Stimetil
Avopreg
d. Vitamin
Vitamin B kompleks
Vitamin C
10 | P a g e

8. Menghentikan kehamilan
Pada beberapa kasus, pengobatan hiperemesis gravidarum tidak
berhasil malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun
sehingga

diperlukan

pertimbangan

untuk

melakukan

abortus.

Keadaan yang memerlukan pertimbangan untuk abortus diantaranya:


a. Gangguan kejiwaan
Delirium
Apatis, somnolen sampai koma
Terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernicke
b. Gangguan penglihatan
Perdarahan retina
Kemunduran penglihatan
c. Gangguan faal
Hati dalam bentuk ikterus
Ginjal dalam bentuk anuria
Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
Tekanan darah menurun
2.10
Penatalaksanaan keperawatan
a. Kaji tanda-tanda dehidrasi
b. Kolaborasi kan dengan dokter untuk pemberian obat-obat antiemetic
c. Batasi pengunjung yang
datang untuk mengurangi kemungkinan
meningkatnya stress klien
d. Berikan semangat pasien

pada

setiap

kemajuan

dari

kondisi

kesehatannya
e. Menurunkan mual dan mutah klien dengan mengurangi intake makanan
f.

dan minuman peroral


Berikan makanan yang menarik dan hindarkan dari makanan yang

memiliki bau yang terlalu kuat karena memicu mual klien


g. Berikan makanan rendah lemak dan mengandung karbohidrat yang
mudah di cerna roti, bubur gandum, nasi dan pasta untuk mencegah
kadar gula darah yang rendah
h. Berikan sup pada klien sebelum makanan yang padat untuk mencegah
i.

penegangan perut dan yang bisa memicu muntah


Duduk secara tegak setelah makan untuk mengurangi terjadinya reflux

j.

pada lambung
Memepertahankan keseimbangan nutrisi dan cairan dengan meberikan
makanan dengan penambahan garam membantu mengganti klorida

hilang saat muntah


k. Berikan makanan

yang

banyak

mengandung

kalium

buah,

sayuran,daging )dan magnesium (kacang-kacangan,sayur hijau )untuk


mencegah muntah

11 | P a g e

m. Kolaborasikan pemberian

cairan intravena dengan segera, dengan

tambahan glukosa ,elektrolit, dan vitamin B kompleks (pyridoxine)


sesuai indikasi untuk melawan defisiensi vitamin dan mual
n. Ketika masukan cairan dan makan lewat mulut mampu di toleransi
pemberian nutrisi secara parenteral bisa di hentikan secara bertahap
o. Laporkan dengan segera kemampuan pasien terkait dengan
kemampuan intake nutrisi peroral dan kejadian mual muntah pada
dokter agar pemberian nutrisi secara parenteral dapat dengan segera
diberikan ke klien

BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan

Hiperemesis gravidarum adalah emesis gravidarum yang berlebihan

sehingga menimbulkan gejala klinis yang dapat mengganggu aktivitas


sehari-hari. Hiperemesis gravidarum memerlukan perawatan di rumah
sakit

sedangkan

komplikasi

hiperemesis

gravidarum

tidak

banyak

dijumpai. Penyebabnya bisa disebabkan karena Kadar hCG yang tinggi


12 | P a g e

pada awal kehamilan, Defisiensi metabolic atau nutrisi, Ambivalen


terhadap kehamilan atau stress terkait dengan keluarga, Disfungsi tiroid
dan Gangguan traktus digestivus seperti pada penderita diabetes mellitus
(gastroparesis diabeticoru). Sedangkan tanda tanda klinis yang tampak
terbagi menjadi 3 tingkatan keparahan yang gejala utamanya adalah mual
dan muntah secara berlebihan. Penatalaksanaan yang dapat di berikan
ada beberapa macam antara lain Pemberian cairan intravena sesuai
indikasi dan Nutrisi parenteral total (NPT)/intralipid sesuai indikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde.2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan
Ginekologi. Jakarta : EGC
Taber, Ben-Zion.1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC

13 | P a g e

Goswami, Deepti.2012. Obstetric & Gynecological Emergencies. New Delhi :


Jaypee
Kyle, Terri. (2009). Maternity and Pediatric Nursing. China : Wolters Kluwer Health
Murrary,MC.2014.Foundation

of

maternal-Newborn

and

Womens

Health

nursing.sounders: Elsevier sounder


Hamilton,persis mary.1995.Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta : EGC
Stright, Barbara R. 2001. Panduan Belajar: Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC
Sastrawinata, Sulaiman, dkk. 2003. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri
Patologi, E/2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC
Achadiat, Chrisdiono M. 2004. Prosedur Tetap Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta:
EGC

14 | P a g e

You might also like