Professional Documents
Culture Documents
mesin
hemodialisis
dengan
dokter
penyakit
dalam
sebagai
penanggungjawab.
Sedangkan fasilitas pelayanan non-medik yang dimiliki oleh RS PKU Muhammadiyah
Gamping adalah :
fungsinya, elemen sirkulasi terbagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Entry bukaan untuk masuk dan
keluar suatu area dalam rumah sakit, 2. Sirkulasi horisontal yaitu penghubung antar bagian
bangunan secara mendatar misalnya selasar, selasar dan pedestriant. Sirkulasi horisontal ini
tidak hanya di dalam bangunan rumah sakit tetapi di luar rumah skait juga 3. Sirkulasi
vertikal yaitu penghubung antar bagian bangunan atas dan bawah seperti tangga, elevator dan
ramp antar lantai (Mustikawati, 2002). Pengguna jalur sirkulasi ini adalah pasien,
pengunjung, karyawan rumah sakit, tenaga medis dan paramedis, servis (Hatmoko, 2003).
Sedangkan menurut Olds dan Daniel (1987), tata sirkulasi yang baik adalah bila :
a. Mempunyai entrance yang: terlihat baik, terlihat sebagai entry point terlindung dari
segala cuaca dan lalu lintas jalan raya, bias di jangkau oleh semua pejalan kaki,
penyandang cacat dan kendaraan. Mempunyai tempat untuk transisi secara fisik maupun
psikis dari area terbuka atau jalan raya menuju gedung. Bila mempunyai beberapa
entrance maka salah satu harus dapat dibedakan dan terlihat jelas.
b. Mempunyai area parkir yang cukup luas untuk keluarga pasien, pengunjung dan staf.
Area tersebut terjamin dan mudah dijangkau dengan mudah pula akses ke entrance
gedung. Serta mengelilingi gedung. pola sirkulasi parkir yang dewasa ini sangat menjadi
pertimbangan pelanggan untuk memilih sebuah rumah sakit. Terdapat 16 hal yang dapat
menjadikan rumah sakit memenangkan persaingan, salah satunya adalah parkir yang
baik.
c. Mempunyai selasar, area transisi dan jalur sirkulasi yang: dapat mengarahkan pengguna
menuju tempat yang dituju. Hangat, berkesan mengundang dan informatif. Mudah dan
nyaman bagi penggunanya, terlihat bersih secara pandangan, menyediakan orientasi pada
waktu sebaik dalam ruangan, mempunyai pencahayaan yang cukup, lantai yang nyaman
dan plafond yang berkesan intim.
ELEMEN
URAIAN
UKURAN
SIRKULASI
Jalan keluar masuk
Kapasitas 2 mobil
4,1 m 5, 5 m
Kapasitas 1 mobil
Minimal 3 m
Jalan setapak
Parkir
Terlihat jelas
Ada daerah bebas parkir untuk putar
dan sirkulasi
Pintu masuk
Pintu Darurat
Tangga darurat
Jenis
Elemen
Aman
Nyaman
Mudah
Pengguna
Sirkulasi
Kendaraan
Parkir
Bebas tabrakan
Terkontrol
Umum
Pasien
Sirkulasi
Pejalan Kaki
Visitor
Service
Medis
Cukup terang
Pandangan bebas
Luasan cukup
Terlindung
dari
cuaca luar
Suhu optimal
Cukup terang
Luasan cukup
Cukup terang
Luasan yg cukup
Terlindung dari
cuaca luar
Cukup Terang
Suhu optimal
Bebas kebisingan
Pandangan bebas
Luasan cukup
Terlindung dari
cuaca luar
Cukup Terang
Suhu optimal
Bebas kebisingan
Pandangan bebas
Luasan cukup
Terlindung dari
cuaca luar
Cukup Terang
Suhu optimal
Bebas kebisingan
Pandangan bebas
Luasan cukup
Terlindung dari
cuaca luar
Cukup Terang
Suhu optimal
Bebas kebisingan
Pandangan bebas
Luasan cukup
Accessable
Jejalur
sederhana
Accessable
Tanpa hambatan
Jejalur
sederhana
Tidak
menimbulkan
kebingungan
Accessable
Jejalur
sederhana
Tanpa hambatan
Tidak
menimbulkan
kebingungan
Accessable
Jejalur
sederhana
Tanpa hambatan
Tidak
menimbulkan
kebingungan
Accessable
Jejalur
sederhana
Tanpa hambatan
Tidak
menimbulkan
kebingungan
Accessable
Jejalur
sederhana
Tanpa hambatan
b. Area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular, rawat
jalan.
c. Area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang icu/iccu, laboratorium,
pemulasaraan jenazah dan ruang bedah mayat, ruang radiodiagnostik.
d. Area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, igd, ruang bersalin, ruang
patolgi.
2. Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari :
a. Area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar
rumah sakit, misalkan ruang rawat jalan, gawat darurat apotek).
b. Area semi publik, yaitu area yang menerima tidak berhubungan langsung dengan
lingkungan luar rumah sakit, umumnya merupakan area yang menerima beban
kerja dari area publik, misalnya laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik.
c. Area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, umumnya area
tertutup, misalnya seperti ruang perawatan intensif, ruang operasi, ruang
kebidanan, ruang rawat inap.
3. Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari :
a. Zona Pelayanan Medik dan Perawatan yang terdiri dari : ruang rawat jalan, ruang
gawat darurat, ruang rawat inap, ruang perawatan Intensif, ruang operasi, ruang
rehabilitasi medik, ruang kebidanan, ruang hemodialisa, ruang radioterapi, ruang
kedokteran nuklir, ruang transfusi darah/bank darah.
b. Zona Penunjang dan Operasional yang terdiri dari : ruang farmasi, ruang
radiodiagnostik, laboratorium, ruang diagnostik terpadu, ruang sterilisasi/CSSD),
dapur utama, laundri, pemulasaraan jenazah dan forensik, ruang sanitasi, ruang
pemeliharaan sarana.
c. Zona Penunjang Umum dan Administrasi yang terdiri dari : Bagian
Kesekretariatan dan Akuntansi, Bagian Rekam Medik, Bagian Logistik/ Gudang,
Bagian Perencanaan, Sistem Pengawasan Internal (SPI), Bagian Pendidikan dan
Penelitian, Bagian Personalia, Bagian Pengadaan, Bagian Informasi dan
Teknologi (IT).
C. Tuntutan sterilitas, fungsional, teknikal dan behavior (Depkes RI, 2007)
Terdapat beberapa persyaratan khusus yang menjadi konsep dasar prinsip poliklinik
antara lain sebagai berikut :
1. Letak Poliklinik berdekatan dengan jalan utama, mudah dicapai dari bagian
administrasi, terutama oleh bagian rekam medis, berhubungan dekat dengan apotek,
bagian radiologi dan laboratorium.
2. Ruang tunggu di poliklinik, harus cukup luas. Diusahakan ada pemisahan ruang
tunggu pasien untuk penyakit infeksi dan non infeksi.
3. Sistem sirkulasi pasien dilakukan dengan satu pintu (sirkulasi masuk dan keluar
pasien pada pintu yang sama).
4. Poli-poli yang ramai sebaiknya tidak saling berdekatan.
5. Poli anak tidak diletakkan berdekatan dengan Poli Paru, sebaiknya Poli Anak dekat
6.
7.
8.
9.
Daftar Pustaka
James and Noakes,1994, Hospital Architecture, Longman Group UK ltd
Mustikawati , 2002, Element element sebagai acuan untuk menemukan arah menuju suatu
tempat (way finding) menuju ke suatu tempat didalam suatu bangunan, studi empiris
pada kasus Rumah Sakit Dr Sarjito Yogyakarta Tesis Program Studi Teknik Arsitektur
Jurusan ilmu ilmu teknik Fakultas Teknik Arsitektur UGM
Hatmoko, 2003, Seminar Arsitektur Rumah Sakit : Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi ,
MMR UGM
Olds dan Daniel, 1987,Child Healt Care Facilities, association for the Care of childrens Health
Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C. Departemen Kesehatan Ri
Sekretariat Jenderal Pusat Sarana, Prasarana Dan Peralatan Kesehatan. Tahun 2007.