Professional Documents
Culture Documents
Warfarin
Farmakokinetik
Metabolism
ditransformasi
menjadi metabolit in
aktif di hati dan P-gp
Ekskresi melalui urin
dabigatran
kadar plasma
rivaroxaban
Apixaban
Bioavaibilitas Dosis obat ini
tertinggi
66-100%,
diberikan
dicapai dalam
kadar plasma
sampai 10
1-6 jam,.
tinggi 2-4
mg, 25mg
Waktu paruh
jam, waktu
bioavaibilitas
paruh 5-9
berkurang.
berkisar
jam (lansia
Konsentrasi
antara 12-17
11-19 jam),
maksimum
jam sehingga
dalam darah
tercapai 3-4
diberikan 2x
jam,
sehari,
bioavaibilitas
bioavaibilitas
50%, kadar
3-7%
plasma tinggi
Obat ini
Obat ini
1,5 jam,
obat ini
dimetabolism
dimetabolism
dimetabolism
e di hepar
e di hepar
e di hepar
kemudian
kemudian
oleh enzim
obat ini
obat ini
P450 dibuang
dibuang
dibuang
melalui feses
melalui ginjal
melalui
diginjal dan
hepar
Efek samping
Perdarahan dari
Perdarahan
gastrointestin
al
Perdarahan
jaringan lain,
alopesia, urtikaria,
dermatitis, demam,
mual, diare, kram
perut,
hipersensitivitas
dan priapismus.
Indikasi
Indikasi :
Pencegahan
tromboembol
pengobatan
i vena pada
komplikasi
tromboembolikyang
pasien yang
dihubungkan dengan
menjalani
operasi
sebagai profilaksis
pergantikan
terjadinya emboli
lutut atau
penggul,
approved), profilaksis
pencegahan
stroke dan
emboli
sistemik
problem jantung.
kontraindikasi
Kontraindikasi :
Reaksi
Semua keadaan
hipersensivita
dimana resiko
s apixaban,
terjadinya perdarahan
lebih besar dari
perdarahan
keuntungan yang
aktif yang
signifikan
anti koagulannya,
Penyakit
termasuk pada
hepar,
kehamilan,
kecenderungan
kondisi-
perdarahan atau
kondisi yang
blood dyscrasias.
secara
signifikan
sebagai
faktor resiko
perdarahan
hebat, sedang
menggunakn
antikoagulan
Interkasi
lain
Penghambat
CYP3A4:
ketokonazol,
flukonazol,
ritonavir
Penghambat
protein
transpor Pglycoprotein
: naproksen
III ROCKET AF-trial yang melibatkan 14.264 pasien FA non-valvular dengan pasien
berusia rata-rata 73 tahun dengan waktu selama 770 hari dengan parameter kejadian
stroke dan emboli sistemik menunjukkan Rivaroxaban sama efektifnya dengan
Warfarin (Patcl et al, 2011). Namun, penurunan Hb 2g/dL dan transfusi lebih sering
terjadi pada kelompok Rivaroxaban, tetapi jumlah perdarahan fatal lebih rendah pada
kelompok Rivaroxaban (Nursalim, 2012).
Apixaban adalah inhibitor faktor Xa yang cepat diserap (Raghavan, 2009).
Salah satu efektifitas Apixaban dengan Warfarin dilakukan oleh Granger, et al. Pada
uji klinis acak tersamar ganda untuk mempelajari efektivitas apixaban untuk
pencegahan stroke yang memiliki sampel 18.201 penyandang fibrilasi antrium dengan
dosis Apixaban 2x5 mg sehari dan dibandingkan Warfarin 2 mg menunjukan
superioritas Apixaban dibandingkan Warfarin dan kejadian perdarahan pada Apixaban
lebih aman dibandingkan pada Warfarin (Granger et al, 2011). Studi lain yang
dilakukan Ogawa, et al mempelajari keamanan dan efektivitas Apixaban pada 222
penyandang AF yang dikelompokkan Apixaban 2,5 mg, 5 mg dan Warfarin selama 12
minggu dengan parameter stroke, emboli sistemik, dan kematian menunjukkan
kelompok Apixaban lebih baik dibandingkan Warfarin dengan hasil pada kelompok
Apixaban tidak didapatkan stroke, emboli sistemik dan kematian, sedangkan pada
kelompok Warfarin didapatkan 2 stroke iskemik, 1 perdarahan (Ogawa, 2011).
Berdasarkan 2 studi diatas disimpulkan bahwa Apixaban merupakan pilihan
aman dan efektif dalam pencegahan stroke dibandingkan dengan Warfarin. Pada studi
AVERROES membandingkan Apixaban dengan Aspirin pada 5.600 penyandang AF
yang tidak menerima Warfarin, uji klinis tersebut dihentikan lebih awal karena adanya
bukti keuntungan nyata Apixaban dibandingkan Aspirin dan tidak didapatkan
perbedaan signifikan pada perdarahan mayor (Conolly et al, 2011).
Dabigatran, Rivaroxaban dan Apixaban merupakan pilihan antikoagulan baru
yang dapat dipertimbangkan untuk pencegahan stroke pada penyandang AF. Namun,
sampai saat ini belum ada uji klinis yang membandingkan secara langsung berbagai
antikoagulan ini dalam pencegahan stroke pada penyandang AF. Oleh sebab itu,
belum dapat ditetapkan antikoagulan yang terbaik. Jadi pengalaman klinis dalam
penggunaanya masih terbatas dan masih terdapat kemungkinan munculnya efek
samping yang belum diketahui (Nursalim, 2012).
Daftar Pustaka
Ogawa S, Koretsune Y, Yasaka M, Aizawa Y, Atarashi H, Inoue H, et al.
Antithrombotic therapy in atrial fibrillation- evoluation and positioning of new oral
anticoagulant agents. Circ J. 2011; 75: 1539-47.
Connolly SJ, Ezekowitz MD, Yusuf S, Eikelboom J, Oldgren J, Parekh A, et
al. Dabigatran versus warfarin in patient with atrial fibrilation. N Engl J Med. 2009;
361: 1139-51.
Kubiza D, Becka M, Mueck W, Zuehlsdorf M. Rivaroxaban (BAY 59-7939)
an oral, direct factor Xa inhibitor- has no clinically relevant interaction with
naproxen. Br J Clin Pharmacol. 2006; 63 :469-76.
Patcl MR, Mahaffcy KW, Garg J, Pan G, Singer DE, Ilackc W, et al.
Rivaroxaban versus warfarin in nonvalvular atrial fibrilation. N Eng J Med. 2011;
365: 883-91.
Raghavan N, Frost CE, Yu Z, Hc K, Zhang II, Humphreys G, et al. Apixaban
metabolism and pharmacokinetic after oral administration to humans. Drug Metab
Dispos. 2009; 39: 74-81.
Granger CB, Alexander JH, Mc Murray JJV, Lopes RD, Hylck EM, Hanna M,
et al. Apixaban versus warfarin in patient with atrial fibrilation. N Eng J Med. 2011;
365: 981-92.
Ogawa S, Shinohara Y, Kanmuri K. Safety and efficacy of the oral direct
factor Xa inhibitor apixaban in japanese patients with non-valvular atrial fibrilation.
Circ J. 2011; 75: 1852-9.
Conolly SJ, Eikelboom J, Joyner C, Diener HC, Hart R, Golitsyn S, et al.
2012. Focused update of the ESC guidelines for the management of atrial fibrilation.
Eur Heart J. doi: 10.1093/eurheartj/ehs253.
Nursalim A, Setiabudi E. Efektivitas Antikoagulan Baru dibandingkan dengan
Warfarin dalam mencegah Stroke pada Pasien Atrial Fibrilation. J Indon Med Assoc,
vol 62 No 10, okt 2012.
European Medicines Agency. 2013. Online http://www.ema.europa.eu/ema/index.jsp?
curl=pages/medicines/human/medicines/002148/human_med_001449.jsp&mid=WC0b01ac0
58001d124.
Irawati S. 2014. Apixaban: Antikoagulan Oral Baru-Penghambat Spesifik Faktor Xa.
Medikamen. Juni 2014 No 22. ISSN 1411-8750.