You are on page 1of 7

Antikoagulan oral

Warfarin
Farmakokinetik

Mula kerja biasanya


sudah terdeteksi di
plasma dalam 1 jam
setelah pemberian
Kadar puncak dalam
plasma 4 jam
Waktu paruh 36 jam
Bioavailabilitas
hampir sempurna
baik secara oral, IV
atau IM.

Farmakodinami 99% terikat pada


protein plasma
k
terutama
albumin

Metabolism
ditransformasi
menjadi metabolit in
aktif di hati dan P-gp
Ekskresi melalui urin

dabigatran
kadar plasma

rivaroxaban
Apixaban
Bioavaibilitas Dosis obat ini

tertinggi

66-100%,

diberikan

dicapai dalam

kadar plasma

sampai 10

1-6 jam,.

tinggi 2-4

mg, 25mg

Waktu paruh

jam, waktu

bioavaibilitas

dari obat ini

paruh 5-9

berkurang.

berkisar

jam (lansia

Konsentrasi

antara 12-17

11-19 jam),

maksimum

jam sehingga

dalam darah

obat ini perlu

tercapai 3-4

diberikan 2x

jam,

sehari,

bioavaibilitas

bioavaibilitas

50%, kadar

3-7%

plasma tinggi

Obat ini

Obat ini

1,5 jam,
obat ini

dimetabolism

dimetabolism

dimetabolism

e di hepar

e di hepar

e di hepar

kemudian

kemudian

oleh enzim

obat ini

obat ini

P450 dibuang

dibuang

dibuang

melalui feses

melalui ginjal

melalui
diginjal dan
hepar

Efek samping

Perdarahan dari

Perdarahan

jaringan atau organ,

gastrointestin

nekrosis kulit dan

al

Perdarahan

jaringan lain,
alopesia, urtikaria,
dermatitis, demam,
mual, diare, kram
perut,
hipersensitivitas
dan priapismus.

Indikasi

Indikasi :

Pencegahan

Untuk profilaksis dan

tromboembol

pengobatan

i vena pada

komplikasi
tromboembolikyang

pasien yang

dihubungkan dengan

menjalani

fibrilasi atrium, serta

operasi

sebagai profilaksis

pergantikan

terjadinya emboli

lutut atau

sistemik setelah infark


miokard (FDA

penggul,

approved), profilaksis

pencegahan

TIA atau stroke

stroke dan

berulang yang tidak

emboli

jelas berasal dari

sistemik

problem jantung.

kontraindikasi

Kontraindikasi :

Reaksi

Semua keadaan

hipersensivita

dimana resiko

s apixaban,

terjadinya perdarahan
lebih besar dari

perdarahan

keuntungan yang

aktif yang

diperoleh dari efek

signifikan

anti koagulannya,

Penyakit

termasuk pada

hepar,

kehamilan,
kecenderungan

kondisi-

perdarahan atau

kondisi yang

blood dyscrasias.

secara
signifikan
sebagai
faktor resiko
perdarahan
hebat, sedang
menggunakn
antikoagulan

Interkasi

lain
Penghambat

CYP3A4:
ketokonazol,
flukonazol,
ritonavir
Penghambat
protein
transpor Pglycoprotein
: naproksen

Dabigatran adalah antikoagulan oral golongan penghambat trombin (Ogawa et


al, 2011). Uji klinis fase III yang dikenal sebagai RE-LY studi membandingkan
dagibatran 110 mg dan 150 mg 2 kali sehari dengan warfarin dengan dosis yang
disesuaikan dengan nilai International Nornalized Ratio (INR) antara 2,0-3,0 selama 2
tahun dengan pasien yang usia rata-rata 72 tahun tidak menunjukan perbedaan yang
bermakna (Connolly et al, 2009). Namun, perdarahan gastrointestinal pada kelompok
Dabigatran lebih tinggi dibandingkan kelompok warfarin karena tablet Dabigartan
menyebabkan peningkatan asam lambung dan menyebabkan peningkatan keluhan
dispepsia (Nursalim, 2012).
Rivaroxaban adalah antikoagulan golongan penghambat faktor Xa yang
mencegah trombogenesis tanpa memerlukan bantuan kofaktor antitrombin (Kubitza et
al, 2006). Efektifitas Rivaroxaban dibandingkan dengan warfarin dalam uji klinis fase

III ROCKET AF-trial yang melibatkan 14.264 pasien FA non-valvular dengan pasien
berusia rata-rata 73 tahun dengan waktu selama 770 hari dengan parameter kejadian
stroke dan emboli sistemik menunjukkan Rivaroxaban sama efektifnya dengan
Warfarin (Patcl et al, 2011). Namun, penurunan Hb 2g/dL dan transfusi lebih sering
terjadi pada kelompok Rivaroxaban, tetapi jumlah perdarahan fatal lebih rendah pada
kelompok Rivaroxaban (Nursalim, 2012).
Apixaban adalah inhibitor faktor Xa yang cepat diserap (Raghavan, 2009).
Salah satu efektifitas Apixaban dengan Warfarin dilakukan oleh Granger, et al. Pada
uji klinis acak tersamar ganda untuk mempelajari efektivitas apixaban untuk
pencegahan stroke yang memiliki sampel 18.201 penyandang fibrilasi antrium dengan
dosis Apixaban 2x5 mg sehari dan dibandingkan Warfarin 2 mg menunjukan
superioritas Apixaban dibandingkan Warfarin dan kejadian perdarahan pada Apixaban
lebih aman dibandingkan pada Warfarin (Granger et al, 2011). Studi lain yang
dilakukan Ogawa, et al mempelajari keamanan dan efektivitas Apixaban pada 222
penyandang AF yang dikelompokkan Apixaban 2,5 mg, 5 mg dan Warfarin selama 12
minggu dengan parameter stroke, emboli sistemik, dan kematian menunjukkan
kelompok Apixaban lebih baik dibandingkan Warfarin dengan hasil pada kelompok
Apixaban tidak didapatkan stroke, emboli sistemik dan kematian, sedangkan pada
kelompok Warfarin didapatkan 2 stroke iskemik, 1 perdarahan (Ogawa, 2011).
Berdasarkan 2 studi diatas disimpulkan bahwa Apixaban merupakan pilihan
aman dan efektif dalam pencegahan stroke dibandingkan dengan Warfarin. Pada studi
AVERROES membandingkan Apixaban dengan Aspirin pada 5.600 penyandang AF

yang tidak menerima Warfarin, uji klinis tersebut dihentikan lebih awal karena adanya
bukti keuntungan nyata Apixaban dibandingkan Aspirin dan tidak didapatkan
perbedaan signifikan pada perdarahan mayor (Conolly et al, 2011).
Dabigatran, Rivaroxaban dan Apixaban merupakan pilihan antikoagulan baru
yang dapat dipertimbangkan untuk pencegahan stroke pada penyandang AF. Namun,
sampai saat ini belum ada uji klinis yang membandingkan secara langsung berbagai
antikoagulan ini dalam pencegahan stroke pada penyandang AF. Oleh sebab itu,
belum dapat ditetapkan antikoagulan yang terbaik. Jadi pengalaman klinis dalam
penggunaanya masih terbatas dan masih terdapat kemungkinan munculnya efek
samping yang belum diketahui (Nursalim, 2012).

Daftar Pustaka
Ogawa S, Koretsune Y, Yasaka M, Aizawa Y, Atarashi H, Inoue H, et al.
Antithrombotic therapy in atrial fibrillation- evoluation and positioning of new oral
anticoagulant agents. Circ J. 2011; 75: 1539-47.
Connolly SJ, Ezekowitz MD, Yusuf S, Eikelboom J, Oldgren J, Parekh A, et
al. Dabigatran versus warfarin in patient with atrial fibrilation. N Engl J Med. 2009;
361: 1139-51.
Kubiza D, Becka M, Mueck W, Zuehlsdorf M. Rivaroxaban (BAY 59-7939)
an oral, direct factor Xa inhibitor- has no clinically relevant interaction with
naproxen. Br J Clin Pharmacol. 2006; 63 :469-76.
Patcl MR, Mahaffcy KW, Garg J, Pan G, Singer DE, Ilackc W, et al.
Rivaroxaban versus warfarin in nonvalvular atrial fibrilation. N Eng J Med. 2011;
365: 883-91.
Raghavan N, Frost CE, Yu Z, Hc K, Zhang II, Humphreys G, et al. Apixaban
metabolism and pharmacokinetic after oral administration to humans. Drug Metab
Dispos. 2009; 39: 74-81.

Granger CB, Alexander JH, Mc Murray JJV, Lopes RD, Hylck EM, Hanna M,
et al. Apixaban versus warfarin in patient with atrial fibrilation. N Eng J Med. 2011;
365: 981-92.
Ogawa S, Shinohara Y, Kanmuri K. Safety and efficacy of the oral direct
factor Xa inhibitor apixaban in japanese patients with non-valvular atrial fibrilation.
Circ J. 2011; 75: 1852-9.
Conolly SJ, Eikelboom J, Joyner C, Diener HC, Hart R, Golitsyn S, et al.
2012. Focused update of the ESC guidelines for the management of atrial fibrilation.
Eur Heart J. doi: 10.1093/eurheartj/ehs253.
Nursalim A, Setiabudi E. Efektivitas Antikoagulan Baru dibandingkan dengan
Warfarin dalam mencegah Stroke pada Pasien Atrial Fibrilation. J Indon Med Assoc,
vol 62 No 10, okt 2012.
European Medicines Agency. 2013. Online http://www.ema.europa.eu/ema/index.jsp?
curl=pages/medicines/human/medicines/002148/human_med_001449.jsp&mid=WC0b01ac0
58001d124.
Irawati S. 2014. Apixaban: Antikoagulan Oral Baru-Penghambat Spesifik Faktor Xa.
Medikamen. Juni 2014 No 22. ISSN 1411-8750.

You might also like