Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Indah Sri Utami (12804241042)
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
data
APBD
Kabupaten
Magelang
terdapat
anggaran
defisit.
sektor tersebut di atas memiliki persentase di bawah sepuluh persen dari PDRB
Kabupaten Magelang,
Berdasarakan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber terbesar
aspek penerimaan dalam APBD Kabupaten Magelang adalah dana dari pemerintah
pusat sedangkan sumbangan dari pendapatan asli daerah masih sangat kecil. Belanja
pegawai sangat besar dibandingkan dengan belanja modal oleh karena itu pola
pembelanjaan pemerintah Kabupaten Magelang lebih banyak berfokus pada urusan
pemerintahan.
Referensi:
Tabel APBD tahun 2014 dan 2015. Diakses dari
http://www.magelangkab.go.id/index.php?
option=com_docman&task=doc_view&gid=841&tmpl=component&format=raw&Itemi
d= (dengan pengolahan)
Tabel PDRB tahun 2013 dan 2014. Diakses dari
Kebijakan tarif harga listrik juga sangat berpengaruh pada industri 13 dan 14.
Terlebih lagi diskon tarif sebesar 30% pada pemakaian listrik tengah malam
diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perusahan karena telah menghemat
biaya sehingga dapat dialokasikan untuk peningkatan kegiatan produksi baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Kebijakan lainnya adalah penundaan pembayaran tagihan
rekening listrik hingga 40% dari tagihan listrik enam sampai sepuluh bulan pertam,
dan melunasinya secara berangsur, khusus untuk industri padat karya serta industri
berdaya saing lemah.
Dalam kebijakan harga listrik listrik memang memiliki tugas yang mulia.
Terlebih lagi kebutuhan listrik di Indonesia baik untuk rumah tangga maupun
perusahaan belum sepenuhnya terpenuhi. Hal tersebut akan memberi kemudahan
permodalan bagi industri kecil. Namun, bagi industri kecil yang produktivitasnya
masih rendah, pemasangan diskon tarif 30% pada pemakaian listrik jam 23.00 sampai
jam 08.00 bisa jadi baru memberikan dampak dalam jangka panjang. Hal tersebut
berdasar pada jam kerja industri kecil yang belum semua terjadwal selama 24 jam,
sehingga tidak dapat menikmati penggunaan diskon tarif tersebut. Industri berskala
kecil tidak akan serta merta menambah jam malam untuk kegiatan produksi karena
beberapa keterbatasan yang tidak mampu dipenuhi dalam waktu singkat. Selain itu
peningkatan produktivitas yang terjadi di perusahaan juga harus dibarengi dengan
peningkatan daya beli masyarakat. Hal itu akan berimbas pada tingkat pendapatan
konsumen. Jangan sampai peningkatan hanya terjadi di salah satu pihak saja.
Pemberian kelonggaran berupa penundaan pembayaran tagihan listrik juga harus
dicermati lebih lanjut. Cara pembayaran dengan angsuran memang terlihat lebih
ringan, namun apabila pengawasannya tidak baik rawan terjadi kecurangan misalnya
angsuran yang menunggak, atau perusahaan gulung tikar sebelum angsuran dilunasi.
Kebijakan lain yang berupaya untuk lebih merangkul masyarakat menengah ke
bawah adalah perluasan wirausahawan penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Penurunan tingkat bunga dari 22% menjadi 12% mendorong bank-bank menyalurkan
KUR kepada masyarakat dengan lebih pro aktif sehingga meningkatkan jumlah
wirausahawan baru. Penyegaran peraturan KUR akan memberikan peluang baik
industri kecil yang awalnya tidak mampu memenuhi kualifikasi menjadi layak sebagai
penerima bantuan KUR. Secar otomatis terbukanya peluang usaha dengan bantuan
modal dapat menambah peluang kerja bagi para penganguran. Akan tetapi satu hal
yang tidak boleh terlupakan adalah penyeleksian perusahaan penerima kucuran dana
harus cermat. Terlebih pada sistem pengembalian pinjaman yang sering terjadi
tunggakan atau tidak dapat membayar.
Penyederhanaan izin pertanahan tidak lupa dibahas dalam paket kebijakan.
Kemudahan ini tentu memberikan dampak pada pemanfaatan lahan untuk usaha.
Persyaratannya lebih mudah dipahami dan dapat dilayani dalam waktu singkat apalagi
jika dibandingkan dengan pengurusan izin tanah pada masa sebelumnya. Ditambah
lagi dengan kemudahan bantuan KUR untuk permodalan, kebijakan izin pertanahan
akan lebih mudah dirasakan bagi perusahaan yang tidak memiliki lahan untuk
menjalankan usahanya. Namun, untuk lebih jelasnya pemerintah harus mengawasi
siapakah selanjutnya pihak yang mampu dan genar memanfaatkan peluang ini,
investor asing atau dalam negeri.
Kembali lagi pada tujuan awal berupa penguatan perekonomian nasional, misi
berupa pemerataan pendapatan tentu termasuk di dalamnya. Oleh karenanya peluang
untuk mengadakan kegiatan usaha tersebut harus tetap dicermati. Perlu diingat paket
kebijakan ekonomi jilid I, II dan III hanyalah sebuah awal dari gebrakan perbaikan
perekonomian. Poin penting yang menentukan sukses atau tidaknya kebijakan ini
adalah pelaksanaannya. Akankah peluang ini mampu dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam negeri atau justru menjadi lahan mengeruk kekayaan pihak asing. Jangan
sampai berbagai kesempatan ini dimanfaatkan oleh pihak yang ingin untungnya saja.
Referensi:
Magelangkab.go.id
Bkpm.go.id
Ksp.go.id
LAMPIRAN
1. Daftar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Magelang Tahun
2014 dan 2015
A PENDAPATAN DAERAH
1. Pendapatan Asli Daerah
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Pengelolaan Kekayaan
Daerah
d. Pendapatan Lain-Lain
2. Dana Perimbangan
a. Dana bagi hasil
pajak/bukan pajak
b. Dana alokasi umum
c. Dana alokasi khusus
3. Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah
a. Pendapatan hibah
b. Dana bagi hasil pajak
dari provinsi dan pemda
c. Dana penyesuaian dan
otonomi khusus
d. Bantuan keuangan dari
provinsi/pemda
2014
Rp
1.629.324.429.3
89
Rp
198.117.604.07
6
Rp
62.467.105.000
Rp
36.725.812.250
Rp
12.540.994.826
Rp
86.383.692.000
Rp
1.065.590.847.3
13
Rp
35.484.930.313
Rp
965.124.427.00
0
Rp
64.981.490.000
Rp
365.615.978.00
0
Rp
1.965.400.000
Rp
98.122.786.000
Rp
226.290.121.00
0
Rp
39.237.671.000
e. Dana desa
B BELANJA DAERAH
1. Belanja Tidak Langsung
a. Belanja pegawai
b. Belanja hibah
c. Belanja bantuan
%
100,
00
12,1
6
3,83
2,25
0,77
5,30
65,4
0
2,18
59,2
3
3,99
22,4
4
0,12
6,02
13,8
9
2,41
0,00
Rp
2.002.563.832.6
87
Rp
1.174.657.339.4
19
Rp
955.693.909.25
2
Rp
44.720.998.500
Rp
100,
00
58,6
6
47,7
2
2,23
0,67
2015
Rp
1.786.409.365.8
91
Rp
200.653.762.68
2
Rp
70.000.000.000
Rp
16.448.634.000
Rp
1.455.592.411
Rp
99.649.204.561
Rp
1.076.700.579.9
76
Rp
38.395.335.976
Rp
996.070.014.00
0
Rp
42.235.230.000
Rp
509.055.023.23
3
Rp
2.743.082.000
Rp
98.122.786.000
Rp
337.896.025.00
0
Rp
20.208.899.000
Rp
50.084.231.233
Rp
1.991.093.895.0
45
Rp
1.357.016.772.9
98
Rp
1.130.813.063.5
27
Rp
23.716.958.000
Rp
%
100
,00
11,
23
3,9
2
0,9
2
0,0
8
5,5
8
60,
27
2,1
5
55,
76
2,3
6
28,
50
0,1
5
5,4
9
18,
91
1,1
3
2,8
0
100
,00
68,
15
56,
79
1,1
9
0,5
13.457.970.000
Rp
1.314.494.000
Rp
89.094.795.000
Rp
70.375.172.667
Rp
827.906.493.26
8
Rp
52.888.602.846
Rp
339.333.554.68
5
Rp
435.684.335.73
7
0,07
4,45
3,51
41,3
4
2,64
16,9
4
21,7
6
10.796.195.000
Rp
10.404.182.170
Rp
156.067.681.23
1
Rp
25.218.693.070
Rp
634.077.122.04
7
Rp
57.248.484.667
Rp
304.127.338.78
3
Rp
272.701.298.59
7
4
0,5
2
7,8
4
1,2
7
31,
85
2,8
8
15,
27
13,
70
C KESEIMBANGAN PRIMER
D
E PEMBIAYAAN (1+2)
1. Penerimaan
a. Sisa LPA tahun
sebelumnya
b. Pencairan dana
cadangan
c. Penerimaan kembali
pemberian pinj
Rp
373.239.403.29
8
Rp
373.239.403.29
8
Rp
429.034.403.29
8
Rp
417.324.403.29
8
Rp
11.500.000.000
Rp
210.000.000
2. Pengeluaran
Rp
65.590.000.000
a. Pembentukan dana
cadangan
b. Penyertaan modal
pemda
c. Pemberian pinj daerah
kpd lemb/masy
Rp
55.795.000.000
Rp
9.585.000.000
Rp
210.000.000
97,
27
2,7
6
1,8
3
85,
07
17,
18
2,1
9
Rp
(204.684.529.15
4)
Rp
204.684.529.15
4
Rp
246.462.896.17
9
Rp
226.252.896.17
9
Rp
20.000.000.000
Rp
210.000.000
Rp
(41.778.367.025
)
Rp
31.000.000.000
Rp
10.478.367.025
Rp
300.000.000
91,
8
8,8
4
1,0
5
74,
20
33,
80
2,8
6
Sumber: http://www.magelangkab.go.id/index.php?
option=com_docman&task=doc_view&gid=841&tmpl=component&format=raw&Itemid=
(dengan pengolahan)
SEKTOR
Pertanian, Kehutanan
2013
(juta rupiah)
Rp
%
23,7
2014
(juta rupiah)
Rp
%
22,4
dan Perikanan
Pertambangan dan
4.663.034
Rp
Penggalian
758.101
Rp
Industri Pengolahan
Bangunan
6
7
8
9
4.263.390
Rp
29.175
Rp
Perdagangan, Hotel
1.814.903
Rp
dan Restoran
Angkutan dan
3.577.473
Rp
Komunikasi
Keuangan, Sewa dan
1.272.490
Rp
Jasa Perusahaan
912.071
Rp
Jasa-Jasa
Jumlah
2.382.161
Rp
19.672.798
0
3,85
21,6
7
0,15
9,23
18,1
9
6,46
4,64
12,1
1
100
4.905.200
Rp
925.847
Rp
4.873.747
Rp
30.013
Rp
2.046.488
Rp
3.880.947
Rp
1.477.655
Rp
1.032.726
Rp
2.668.692
Rp
21.841.314
6
4,24
22,3
1
0,14
9,37
17,7
7
6,77
4,73
12,2
2
100