Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
perkembangan ilmu
Program PBB
10 Mahalnya obat-obatan
1.2 Rumusan Masalah
Adapun landasan pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1 Menjelasakan tentang konsep teori asuhan keperawatan pada lansia
2 Menjelaskan asuhan keperawatan pada lansia
1
2
maupun masyarakat.
Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan
keperawatan pada lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 konsep teoritis asuahan keperawatan pada lansia
Pengertian
Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai usia kemunduran yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65
tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut
usia.
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan berarti suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia
Kegiatan ini menurut Depkes (1993 1b), dimaksudkan untuk memberikan bantuan,
bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu
maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Wreda maupun Puskesmas,
yang diberikanoleh perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh
anggota keluarga atau petugas social yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan
sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan
keperawatan di rumah atau panti (Depkes, 1993 1b).
Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut
usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:
1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang
personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri
termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti
tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariai
dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.
2. Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya
sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau
petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet)
Dekubitus merupakan keadaan yang dapat di cegah , namun bila telah terlanjur terjadi
akan
memerlukan
perawatan
khusus.
Adapun
pengertian
dekubitus
adalah
kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit bahkan menembus otot sampai
mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area terus menerus sehingga
mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Lanjut usia mempunyai potensi besar
untuk menjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara
lain:
1
Menurunnya efisiensi kolateral capital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan
rapuh
Disamping itu, faktor intrinsik (tubuh sendiri) juga berperan untuk terjadinya dekubitus,
yakni:
a. Status gizi (bias underweight atau overweight)
b. Anemia
c. Adanya hipoalbuminemia
d. Adanya penyakit-penyakit neurologik
e. Adanya penyakit-penyakit pembuluh darah
f. Adanya dehidrasi
Faktor ekstrinsik, yakni:
a. Kurang bersihnya tempat tidur
b. Alat-alat yang kusut dan kotor
c. Kurangnya perawatan/perhatian yang baik dari perawat
Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut
dengan jalan perawatan dan pencegahan.
2.
3.
menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau gangguan baik
kronis maupun akut.
4.
Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa
yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan tertentu
5.
Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu
penyakit, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu
pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
a. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih mampu melakukan
sendiri.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit. perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini
terutama tentang hal-hal yang berhubunga dengan keberhasilan perorangan untuk
mempertahankan kesehatannya. kebersihan perorangan (personal hygiene) sanga penting
dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila
keberihan kurang mendapat perhatian.
2.
Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan adukatif
pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhaadap
segala sesuatu yang asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat
yang akrab. Perawat hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan
kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar
para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip Triple S, yaitu
sabar, simpatik, dan service.
Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap
kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap, perawat harus dapat
mendukung mental mereka kea rah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang
dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar dimasa lanjut usia ini
mereka dapat merasa pua dan bahagia.
3.
Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya perawat
dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesame
klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan social ini merupakan
suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalh mahluk social yang
membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan hubungan
social antara lanjut usia dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawat sendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lajut usia untuk
mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi, menonton film,
atau hiburan-hiburan lain.
Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti menonton tv,
mendengar radio, atau membaca majalah dan surat kabar. Dapat disadari bahwa
pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya
pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.
4.
Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang di anutnya, terutamabila klien lanjut usia dalam keadaan
sakit atau mendekati kematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi
kematian, DR. Tony Setyabudhi mengemukakan bahwa maut seringkali menggugah rasa
takut. Rasa takut semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti tidakpastian
akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit / penderitaan yang sering menyertainya,
kegelisahan untuk tidak kumpul lagi dengan keluarga / lingkungan sekitarnya.
6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu
penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa
perlu suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara maksimal ).
penatalaksanaan
masalah
kesehatan,
obat-obatan
yang
sering
Dikaji dengan cara menggunakan IPPA dari ujung kepala sampai ujung kaki.
10) Pengkajian Status Fungsional, kognitif,afektif dan sosial
a Pengkajian Status fungsional
Meliputi aspek :
A. Fisik
a. Pandangan lanjut usia tentang kesehatan.
b. Kegiatan yang mampu di lakukan lanjut usia.
c. Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri.
d. Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pndengaran.
e. Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK.
f. Kebiasaan gerak badan / olahraga /senam lanjut usia.
g. Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.
h. Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam
minum obat.
i. Masalah-masalah seksual yang telah di rasakan.
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksanaan di lakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.
b. Pendekatan yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu :
a) Head to tea
b) Sistem tubuh
B. Psikologis
a) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
b) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
c) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.
d) Bagaimana mengatasi stress yang di alami.
e) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.
f) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.
g) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.
h) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam
perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaikan masalah.
C. Sosial ekonomi
a.Darimana sumber keuangan lanjut usia
b.Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
c. Dengan siapa dia tinggal.
d. Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
e. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
f. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
g Siapa saja yang bisa mengunjungi.
h. Seberapa besar ketergantungannya.
i. Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan fasilitas yang
ada.
D. Spiritual
a. Apakah secara teratur malakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya.
b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir
miskin.
c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa.
d. Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.
PENGKAJIAN DASAR
1. Temperatur
a) Mungkn serendah 95 F(hipotermi) 35C.
b) Lebih teliti di periksa di sublingual.
c) Pulse (denyut nadi)
d) Kecepata, irama, volume.
e) Apikal, radial, pedal.
f) Respirasi (pernapasan)
g) Kecepatan, irama, dan kedalaman.
h) Tidak teratutnya pernapasan.
2. Tekanan darah
a) Saat baring, duduk, berdiri.
b) Hipotensi akibat posisi tubuh.
c) Berat badan perlahan lahan hilang pada tahun-tahun terakhir.
d) Tingkat orientasi.
e) Memori (ingatan).
f) Pola tidur.
g) Penyesuaian psikososial.
3. Sistem persyarafan
1. Kesemetrisan raut wajah
2. Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak
3. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
4. Pupil : kesamaan, dilatasi
5. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :
a) Jangan di tes depan jendela
b) Pergunakan tangan atau gambar
c) Cek kondisi mata
6. Sensory deprivation ( gangguan ssensorik )
7. Ketajaman pendengaran
a) Apakajh menggunakan alat bantu dengar
b) Tinutis
c) Serumen telinga bagian luar, jangan di bersihkan
8.
4. Sistem kardiovaskuler
1. Sirkulasi periper, warna, dan kehangatan
2. Auskultasi denyut nadi apikal
3. Periksa adanya pembengkakan veba jugularis
4. Pusing
5. Sakit
6. Edema
5. Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi
2. Pemasukan diet
3. Anoreksia, tidak di cerna, mual, dan muntah
4. Mengunyah dan menelan
5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
8. Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi
6. Sistem Genitourinarius
1. Warna dan bau urine
2. Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk BAK )
3. Frekwensi, tekanan, desakan
4. Pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Disuria
6. Seksualitas
a). Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks
b). Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual
7. Sistem Kulit / Integumen
1. Kulit
a) Temperatur, tingkat kelembaban
b) Keutuhan luka, luka terbuka, robekan
c) Perubahan pigmen
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
5. Adanya gangguan-gangguan umum
8. Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktur
a). Atrofi otot
b). Mengecilkan tendo
c). Ketidakadekuatannya gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
a)
b)
c)
d)
3. Gerakan sendi
4. paralisis
5. kifosis
8. Psikososial
1. Menjauhkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan
2.
Diagnosa Keperawatan
a. Fisik / Biologi
1. Gangguan nutrisi : kurang / berlebihan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pemasukan yang tidak adekuat.
2. Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan sehubungan dengan
hambatan penerimaan dan pengiriman rangsangan.
3. Kurangnya perawatan diri sehubungan dengan penurunan minat dalam merawat
diri.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
5. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan nafas atau
adanya sekret pada jalan nafas.
b. Psikososial
1.
2.
3.
4.
5.
2. Penolakan
terhadap
proses
penuaan
berhubungan
dengan
ketidaksiapan
menghadapi kematian.
3. Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.
4. Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah
secara tepat.
3. Rencana Keperawatan
Meliputi :
1. Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan.
2. Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.
3. Tentukan prioritas :
Klien mungkin puas dengan situasi demikian.
Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan.
Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan.
4. Cegah timbulnya masalah-masalah.
5. Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan.
6. Tulis semua rencana dan jadwal.
Perencanaan :
Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar,
antara lain :
1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Peningkatan keamanan dan keselamatan.
3. Memelihara kebersihan diri.
4. Memelihara keseimbangan istirahat/tidur.
5. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif.
1. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Penyebab gangguan nutrisi pada lanjut usia :
a)
b)
c)
d)
e)
Gizi berlebihan
Gizi kurang
Kekurangan vitamin
Kelebihan vitamin
penyakit demam.
Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan.
Lemak, tidak dianjukan karena menyebabkan hambatan pencernaan dan terjadi
4.
5.
6.
dibutuhkan.
Vitamin dan mineral sama dengan usia muda kebutuhannya.
Air, 6-8 gelas perhari.
2.
3.
4.
5.
2.
1.
Klien (lansia)
a)
b)
c)
d)
Lingkungan
a)
b)
c)
d)
5.
dilakukan
c)
Menggunakan Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang pada
lansia
d)
Memberikan kesempatan pada lansia untuk menekspresikan atau
tanggap terhadap respond an verbal lansia
e)
Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan
lansia
f)Menghargai pendapat lansia
4. Implementasi Keperawatan
Meliputi :
a)
b)
c)
d)
e)
a)
b)
c)
ditandai dengan :
Berikan perawatan pada alat pencernaan
a)
Ransangan nafsu makan
b)
Berikan makanan porsi sedikit-sedikit tapi sering dan kualitasnya
bergizi
c)
Berikan makanan yang menarik
d)
Bisa minum anggur bila dibolehkan
e)
Sediakan makanan yang hangat-hangat
f)Sediakan makanan jika mungkin yang sesuai dengan pilihannya
g)
Cegah terjadinya gangguan pencernaan
h)
Berikan sikap fowler waktu makan
i) Pertahankan keasamn lmbung
j) Berikan makanan yang tidak membentuk gas
k)
Cukup cairan
l) Cegah konstipasi / sembelit
m)
Jamin kecukupan cairan dalam diet
n)
Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
o)
Fasilitas gerakan usus dalam mencerna
p)
Berikan kebebasan dan posisi tubuh normal
q)
Berikan laksatif atau supositorial , jika hal hal diatas tak efektif
g)Seksualitas
h)Sediakan waktu untuk diskusi atau konsultasi
i) Berikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaanya terhadap keinginan
seksual
j) Berikan dorongan untuk menumbuhkan rasa persahabatan
5. Berikan perawatan kulit
a)Mandi
b)Jelaskan dan berikan dorongan pada klien untuk mandi bersih hanya 2x
seminggu untuk mencegah kekeringan kulit
c)Gunakan sabun superfot atau lotion yang mengandung lemak untuk
menambah kesehatan kulit
d)Potong kuku kaki jika tidak ada kontra indikasi, missal : ada jamur dikuku
atau adanya gangguan medic atau bedah
6. Berikan perawatan muskuluskeletal
a) Bergerak dengan keterbatasan
b) Ganti posisi tiap 2 jam, luruskan dan hati-hati
c) Cegah osteoporosis dari tulang panjang dengan menberikan latihan
d) Lakukan latihan aktif dan pasif misalnya waktu istirahat atau pada waktu
waktu tertentu
e) Berikan arah dan latihan gerak pada sendi 3x.
f) Anjurkan dan berikan dorongan pada keluarga untuk memandirikan klien
contohnya membiarkan klien duduk tanpa dibantu
7. Berikan perawatan psikososial
a) Jelaskan dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas psikososial agar
tercipta suasana normal
b) Bantu dalam memilih dan mengikuti aktivitas
c) Fasilitas pembicaraan
d) Pertahankan sentuhan yang merupakan suatu alat yang sangat berguna dalam
menetapkan atau memelihara kepercayaan.
8. Berikan penghargaan dan rasa empathi
9. Pelihara Keselamatan
a. Berikan penyangga sewaktu berdiri bila diperlukan
b. Klien diberikan pegangan di kamar mandi / WC
c. Tempat tidur dalam posisi rendah
d. Usahakan ada pagar tempat tidur jika tempat tidur dalam posisi tinggi
e. Kamar dan lantai terhindar dari keadaan licin