You are on page 1of 4

FARINGITIS

DIAGNOSIS HOLISTIK
a. Aspek Personal
1. Keluhan dari PMK No. 5 hal 131
Pasien datang dengan keluhan nyeri tenggorokan, sakit jika menelan dan batuk.
Secara garis besar faringitis menunjukkan tanda dan gejala umum seperti lemas,
anorexia, demam, suara serak, kaku dan sakit pada otot leher. Gejala khas
berdasarkan jenisnya, yaitu:
a) Faringitis viral (umumnya oleh Rhinovirus): diawali dengan gejala rhinitis
dan beberapa hari kemudian timbul faringitis. Gejala lain demam disertai
rinorea dan mual.
b) Faringitis bakterial: nyeri kepala hebat, muntah, kadang disertai demam
dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk
c) Faringitis fungal: terutama nyeri tenggorok dan nyeri menelan
d) Faringitis tuberkulosis: nyeri hebat pada faring dan tidak berespon dengan
pengobatan bakterial non spesifik
e) Faringitis kronik hiperplastik: mula-mula tenggorok kering, gatal dan
akhirnya batuk yang berdahak
f) Faringitis kronik atrofi: umumnya tenggorokan kering dan tebal serta
mulut berbau
g) Bila dicurigai faringitis gonorea atau faringitis luetika, ditanyakan riwayat
hubungan seksual
2. Keluhan Utama
: nyeri tenggorokan
3. Keluhan Tambahan
: demam, batuk, mukosa merah, leher bengkak
4. Idea (pemikiran)
: ingin tau sakit apa sehingga datang ke dokter
5. Concern (perhatian)
: sakit mengganggu aktivitas
6. Expectation (harapan) : ingin cepat sembuh
7. Anxiety (kecemasan) : takut sakit bertambah parah
b. Aspek Klinis
1. Diagnosis klinis
Faringitis
2. Diagnosis banding
c. Faktor resiko internal
1. Unmodified
a) Umur
: 15 tahun
b) Jenis kelamin
: laki-laki
c) Ras/suku
:2. Modified
a) Riwayat keluarga hipertensi dan dm
b) Kurang menjaga higienitas mulut
c) Senang minum es
d) Senang makan gorengan
e) Konsumsi makanan yang kurang gizi
f) Iritasi kronik oleh rokok, minum alkohol, makanan, refluks asam lambung,
inhalasi uap yang merangsang mukosa faring
g) Menurunnya daya tahan tubuh

d. Faktor resiko eksternal


1. Paparan udara yang dingin
2. Rumah pasien tidak memenuhi syarat rumah sehat
3. Pasien berasal dari ekonomi menengah ke bawah
4. Ada teman sekolah menderita sakit yang sama
5. Kebiasaan orang di sekitar buruk
e. Aspek skala fungsi sosial
1. Skala 1 : mampu melakukan pekerjaan seperti biasa
2. Skala 2 : mampu melakukan pekerjaan namun sedikit kesulitan dan
mengurangi aktivitas
3. Skala 3 : mampu melakukan perawatan diri dan pekerjaan ringan
4. Skala 4 : sebagian pekerjaan hanya duduk dan berbaring
5. Skala 5 : berbaring pasif, tidak bisa apa-apa

TATALAKSANA KOMPREHENSIF
a. Personal care
1. Initial plan
a) Pemeriksaan darah lengkap.
b) Terinfeksi jamur, menggunakan slide dengan pewarnaan KOH.
c) Pemeriksaan mikroskop dengan pewarnaan gram
d) Kultur resistensi dari swab tenggorok.
e) GABHS rapid antigen detection test bila dicurigai faringitis akibat infeksi
bakteri streptococcus group A
2. Kuratif
a) Medikamentosa
1) Analgesik
2) Untuk faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya
streptococcus group A, diberikan antibiotik Penicillin G Benzatin
50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal bila pasien tidak alergi penisilin,
atau Amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 x/hari selama 10 hari
dan pada dewasa 3 x 500 mg selama 6-10 hari, atau Eritromisin 4 x
500 mg/hari.
3) Untuk infeksi virus, dapat diberikan anti virus metisoprinol
(isoprenosine) dengan dosis 60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6
x/hari pada orang dewasa dan pada anak <5 tahun diberikan 50
mg/kgBB dibagi dalam 4-6 x/hari
4) Jika diperlukan dapat diberikan obat batuk antitusif atau ekspektoran
5) kortikosteroid juga diberikan untuk menekan reaksi inflamasi
sehingga mempercepat perbaikan klinis. Steroid yang diberikan
dapat berupa deksametason 3 x 0,5 mg pada dewasa selama 3 hari
dan pada anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 x/hari selama
3 hari.
b) Nonmedikamentosa
1) Istirahat cukup
2) Minum air putih yang cukup
3) Makan teratur

4)
5)
6)
7)

Jaga higienitas
Jaga daya tahan tubuh
Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas
Berkumur dengan air yang hangat dan berkumur dengan obat kumur
antiseptik untuk menjaga kebersihan mulut
3. KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi)
a) Konseling
1) Obat dikonsumsi teratur
2) Antibiotik dihabiskan
3) Kalau keluhan berlanjut ke Sp. THT
b) Informasi
1) Penyakit disebabkan oleh virus atau bakteri
2) Penyakit akan bertambah berat jika makan makanan pedas,
gorengan dan minum es
3) Meningkatkan higienitas mulut
4) Meningkatkan kebersihan rumah
c) Edukasi
1) Konsumsi makanan bersih dan sehat
2) Hindari makanan pedas, gorengan, dan minum es
3) Kalau batuk ditutup
4) Menciptakan lingkungan bersih dan sehat
5) Makan makanan sehat
4. Promotive dan Preventif
a) Memberikan informasi kepada pasien mengenai pentingnya menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, yaitu antara lain:
1) Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukkan aktifitas dengan
menggunakan sabun
2) Kondisi rumah dan lingkungan dijaga agar tetap bersih
3) Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi dan
olahraga teratur
4) Berhenti merokok
5) Menghindari makan makanan yang dapat mengiritasi tenggorok
6) Selalu menjaga kebersihan mulut
b. Family focused
1. Memberikan informasi kepada keluarga, yaitu antara lain:
a) Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukkan aktifitas dengan
menggunakan sabun
b) Kondisi rumah dan lingkungan dijaga agar tetap bersih
c) Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi dan
olahraga teratur
d) Berhenti merokok bagi anggota keluarga yang merokok
e) Menghindari makan makanan yang dapat mengiritasi tenggorok
f) Selalu menjaga kebersihan mulut
2. Adanya dukungan moral dari keluarga dalam pengendalian penyakit pasien
c. Community focused
1. Memberi pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan diri dan
lingkungan, antara lain:
a) Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukkan aktifitas dengan
menggunakan sabun.

b) Kondisi rumah dan lingkungan dijaga agar tetap bersih


c) Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi dan
olahraga teratur
d) Berhenti merokok bagi anggota keluarga yang merokok
e) Menghindari makan makanan yang dapat mengiritasi tenggorok
f) Selalu menjaga kebersihan mulut
2. Memotivasi komunitas untuk memberikan dukungan psikologis terhadap pasien
mengenai penyakitnya
3. Mengajarkan penderita untuk memilih makanan yang sehat ketika membeli
makanan
4. Penderita diliburkan dari tugas untuk mencegah penulaaran

You might also like