Professional Documents
Culture Documents
c. Manifestasi klinis
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan berkurang
kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin
lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya
timbul luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak
diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, gejala
dehidrasi mulai tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan
ubun-ubun besar cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering.
Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut
jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah
menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan,
diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan
tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).
d. Patofisiologi
Faktor penyebab :
- Infeksi enteral
* Bakteri
* Virus
* Parasit
- Infeksi parenteral
Faktor penyebab :
- Faktor malabsorbsi
- Faktor makanan
- Faktor psikologis
Fecal-oral
GI Tract
Gangguan Villi Usus
OSMOTIK
- Over feeding
- Malabsorbsi
KH bahan
makanan
yang tak
berserat
SEKRESI
- Infeksi interopatogen
- Interotropik
hormon
secreting
faktor
OVERGROWTH
BACTERI
Usus halus
terkontaminasi
ABSORBSI
ABNORMAL
KERUSAKAN
MUKOSA
MOTILITAS
INTESTINAL
ABNORMAL
Inflamatory Bowel
DEsease
- Hipomotility
- Hipermotili -ty
- Short bowel
syndrom
DIARE
DEHIDRASI
Tonisistas
plasma
- Hipotoni
- Isotoni
- HIpertoni
HIPOGLIKEMIA
Derajat
- Ringan
- Sedang
- Berat
- BJ Urine
- Mata
cowong
- Kulit kering/
tidak elastis
GANGGUAN
GIZI
GANGGUAN
SIRKULASI
GANGGUAN
KESEIMBANGAN
ASAMA BASA
Persediaan
glikogen
menurun
Intake
menurun
Kadar glukosa
Menurun
- < 40 mg %
(bayi)
Kelemahan,
Aktivitas
menurun
- < 50 mg%
(anak)
- <100mg%
(Dewasa)
METABOLIC
ASIDOSIS
- Kehilangan Na-bic
bersama faeces
- Ketosis kelaparan
- Produksi metabolisme berisfat asam
- Perpindahan ion Na
dari ekstra sel ke
intra sel
N I LAI
1
Keadaan Umum
Sehat
Turgor
Mata
UUB
Mulut
Denyut Nadi
Normal
Nomral
Normal
Normal
Kuat
< 120
Gelisah cengeng,
apatis, ngantuk
Sedikit, kurang
Sedikit cekung
Sedikit cekung
Kering
Sedang
(120-140)
Mengigau, koma/syok
Sangat kurang
Sangat cekung
Sangat cekung
Kering, sianosis
Lemah
> 140
KETERANGAN :
Skor :
-
: dehidrasi ringan
- 1-2 detik
: dehidrasi sedang
- > 2 detik
: dehidrasi berat
f. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) Ph dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH
dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
g. Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan
vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
h. Penatalaksanaan medik
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa
cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan
kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah
umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l.
Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut
formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:
- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1
ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran
1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis
cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1 %.
Identitas
Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk neonatus >
4 kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendah
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada nak ditinjau
dari pola makan, kebersihan dan perawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk
mengetahui tingkat perlaku kesehatan dan komunikasi dalam pengumpulan data melalui
wawancara atau interview. Alamat berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan
orang) ( Lab. FKUI, 1988).
b.
Keluhan utama
Keluhan yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang
tidak normal/cair lebih banyak dari biasanya (LAN IKA, FKUA, 1984)
c.
Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare
dapat disebabkan oleh karena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.
Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari
dengan atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan,
badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .
Regonal,perut teras mules, anus terasa basah.
Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas seharihari.
Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena infeksi atau
faktor lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare
kronis > 14 hari (Lab IKA FKUA, 1984)
d.
e.
Prenatal
Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester pertama,
penyakti selama kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang
dapat mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
2.
Natal
Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yangdapat mempengaruhi fungsi
dan maturitas organ vital .
3.
Post Natal
Apgar skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia.
BErat badan dan panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan
anak pada usia sekelompoknya. Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan
daya tahan tubuh alami dan imunisasi buatan yang dapat mengurangi pengaruh
infeksi pada tubuh.
lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk output terhadap kehilangan cairan lewat
urine.
3. Pola istirahat
Pada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu karena
frekuensi diare yang berlebihan, sehingga menjadi rewel.
4. Pola aktivitas
Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
I. Pemeriksaan Fisik (Robert Priharjo, 1995).
1. Sistem Neurologi,
Subyektif, klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang.
Inspeksi, Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan
klien. Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit.
Keadaran diamati komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
Palpasi, adakah parese, anestesia,
Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis.
2. Sistem Penginderaan
Subyektif, klien merasa haus, mata berkunang-kunang,
Inspeksi :
Kepala, kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna dan
distibusi rambut serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi ubun-ubun
besar tampak cekung.
Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata dan
pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih
lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.
Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis metabolik
sehingga kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan
mengambil O2,nampak adanya pernafasan cuping hidung.
Sistem Muskuloskletal
Subyektif, lemah
Inspeksi, klien tampak lemah, aktivitas menurun
Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran
urine terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.
Intervensi :
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)
R/ Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan
pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk
memperbaiki defisit.
2. Pantau intake dan out put
R/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk
mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi
glomerulus membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.
3. Timbang BB setiap hari.
R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
4. Penatalaksanaan rehidrasi :
a. Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit atau
pedyalit 10 cc/kg BB/mencret.
R/ Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung
elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan
gelombang udara dan mengurangi distensi.
b. Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit
(penyakit penyerta).
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang
intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line
sebai pengganti cairan yang telah hilang.
5. Kolaborasi :
a. Pemeriksaan serum elektrolit (Na, K dan Ca serta BUN)
R/ Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN
untuk mengetahui faali ginjal (kompensasi).
b. Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik)
R/ Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk
keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal.
Antibiotik
sebagai
antibakteri
berspektrum
luas
untuk
menghambat
endoktoksin.
II.
Dietetik
-
b.
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya
atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan
yang telah hilang.
c.
R/ Vitamin merupakan bagian dari kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh terutama
pada bayi untuk proses pertumbuhan.
III. Risiko injuri kulit (area perianal) berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare
Tujuan : Injuri kulit tidak terjadi
Kriteria :
2.
3.
4.
5.
Referensi :
Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata : EGC
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius.
Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK FK Universitas
Airlangga.
Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Ed. I. Jakarata : EGC.