You are on page 1of 8

2.

Penggolongan obat
berdasarkan mekanisme
kerja obat
a.
b.
c.
d.
e.

dibagi menjadi 5 jenis penggolongan antara lain :


Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau
mikroba, contoh : antibiotik
Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh : vaksin dan
serum.
Obat yang menghilangkan simtomatik atau gejala, meredakan nyeri contoh : analgesik
Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi-fungsi zat yang kurang, contoh :
vitamin dan hormon.
Pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif,
khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit,
contoh : aqua pro injeksi dan tablet placeb

dalam bentuk sediaan obat dibagi menjadi Padat, Gas, Cair, Semi Padat.
- Padat
a. Pulvis/Pulveres/Serbuk
pulvis (serbuk) ialah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan ditujukan
untuk obat dalam atau obat luar. pulveres adalah serbuk yang dibagi-bagi dalam bobot yang
diperkirakan sama, masing-masing dibungkus dengan pengemas yang cocok untuk sediaan
minum.
b. Tablet
tablet ialah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. zat
tambahan pada tablet berfungsi sebagai pengisi, pengembang, pengikat, pelicin, dan pembasah
atau fungsi lain yang cocok. jenis tablet sangat banyak, misalnya tablet salut, tablet effervescent,
tablet sub lingual, tablet lepas lambat dan lozenge.
c. Kapsul
kapsul ialah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. cangkang kapsul terbuat dari gelatin, pati atau bahan lain yang cocok.
d. Suppositoria
supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal,
vagina atau urethal.

e. Kaplet
kaplet adalah tablet berbentuk seperti kapsul yang pembuatannya melalui kempa.
f. Pellet
sediaan tablet kecil, silindris, dan steril yang pemakaiannya ditanam (inflantasi) kedalam
jaringan.
g. Lozenge
sediaan tablet yang rasanya manis dan baunya enak yang penggunaannya dihisap melalui mulut.
- Semi Padat
ada beberapa sediaan seetengah padat, yaitu Unguenta (salep), Cremones (cream), Pasta dan Gel
(jelly)
a. Salep
Salep merupakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
b. Cream
sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang atau sama dengan 60% dan
dimaksudkan untuk obat luar.
c. Pasta
sediaan berupa masa lembek yang digunakan untuk pemakaian luar. dibuat dengan mencampur
serbuk dealam jumlah tidak kurang atau sama dengan 50% bagian dengan vaselin atau parafin
cair atau dengan bahan dasar yang tidak berlemak (gliserol, mucilago atau sabun)
d. Jelli
sediaan suspensi setengah padat dan bahan organik atau anorganik, mengandung air, dan
digunakan pada kulit yang peka atau berlendir (mukosa).
- Cair
a. Larutan
sedian cair yang mengandung bahan kimia terlarut. kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut
digunakan air suling. larutan bersiat homogen atau serba sama.
b. Sirup
sediaan berupa larutan yang mengandung gula sukrosa. kadar gula tidak kurang dari 64% atau
tidak lebih dari 66%. sirup dengan kadar gula kurang lebih 65% disebut sirup simplex yang
digunakan sebagai origen saporis (pemanis).
c. Eliksir
larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, selain obat juga mengandung zat tambahan
seperti gulu, zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet. eliksir digunakan
sebagai obat dalam. pelarut yang digunakan umumnya etanol karena dapat meningkatkan
kelarutan zat aktifnya.

d. Guttae (obat tetes)


suatu sediaan cair berupa larutan, emulsi, atau suspensi digunakan baik untuk obat luar atau obat
dalam. dilengkapi dengan alat penetes berkala, jika disebut obat tetes tanpa keterangan yang
dimaksud adalah obat dalam.
e. Injeksi
sediaan steril dan bebas pirogen yang bebas larutan, emulsi, suspensi, serbuk yang dilarutkan
atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan. penggunaannya dengan menggunakan spuit
kedalam kulit, bawah kulit, otot, atau intravena.
f. Enema
suatu larutan yang penggunaannya melalui rektum (anus), untuk memudahkan buang air besar,
mencegah kejang, atau mengurangi kerja lokal.
g. Gargarisma
sediaan berupa larutan relatif pekat dan harus diencerkan sebelum digunakan (dikumurkan).
umumnya bertujuan untuk pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan.
h. Douce
larutan yang digunakan secara langsung pada lubang tubuh, bermanfaat sebagai antiseptik atau
pembersih.
i. Suspensi
sediaan cair yang mengandung bahan obat berupa partikel yang tidak larut dan terdispersi dalam
cairan pembawa.
j. Emulsi
sediaan yang mengandung bahan obat cair, atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa
dan distabilkan dengan emulgator yang sesuai.
k. Infusa
sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan aair panas selama 15 menit.
- Gas
a. Aerosol
sediaan yang mengandung 1 atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan,
digunakan untuk obat luar atau obat dalam. pemakaiannya disedot melalui hidung atau mulut
atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke saluran pernapasan.
b. Gas
biasanya berupa oksigen, obat anestesi atau zat yang digunakan untuk sterilisasi

Jenis2 obat
Aminofilin adalah jenis teofilin yang berikatan dengan suatu substantial kimia
(etilendiamin) yang membuatnya menjadi lebih larut dengan air. Aminofilin adalah
jenis teofilin yang diberikan dalam bentuk injeksin namun sangat perih dan iritasi
jika diberikan melalui suntikan intramuskular.
Contoh Obat Bebas adalah Paracetamol, Aspirin, Promethazine, Guafenesin,
Bromhexin HCL, Chlorpheniramine maleate (CTM), Dextromethorphan, Zn Sulfate,
Proliver, Tripid, Gasflat, Librozym (penyebutan merk dagang, karena obat tersebut
dalam kombinasi)

Ketika kita membeli obat di apotek pasti dalam kemasan tersebut sebuah lingkaran yang
didalamnya terkadang ada yg berwarna biru, merah,hijau. Masyarakat umum terkadang tidak
mempedulikan tanda tersebut, tapi apa sih sebernanya arti tanda tersebut ? yukk, kita lihat arti
tanda tersebut di bawah ini ?

Obat bebas

Obat bebas sering juga disebut OTC (Over The Counter) adalah obat yang dijual bebas di
pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter . Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas
adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh Obat Bebas adalah Paracetamol, Aspirin, Promethazine, Guafenesin, Bromhexin HCL,
Chlorpheniramine maleate (CTM), Dextromethorphan, Zn Sulfate, Proliver, Tripid, Gasflat,
Librozym (penyebutan merk dagang, karena obat tersebut dalam kombinasi)

Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual
atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada
kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna
hitam. disertai tanda peringatan dalam kemasannya:
Ads by Happy2SaveAd Options

Contoh obat : CTM, Antimo, noza

Obat keras

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus
pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna
hitam.
Contoh : Asam Mefenamat, semua obat antibiotik (ampisilin, tetrasiklin, sefalosporin, penisilin,
dll), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat diabetes, obat penenang, dll)
Obat keras ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.

Obat Psikotropika dan Narkotika

a. Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital, ekstasi, sabu-sabu
Obat psikotropika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.
b. Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
Contoh:Morfin,Petidin
Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan :

Narkotika golongan I

Contohnya : Tanaman Papaver Somniferum L kecuali bijinya, Opium mentah, Opium


masak, candu, jicing, jicingko, Tanaman koka, Daun koka, Kokain mentah, dll

Narkotika golongan II

Contohnya : Alfasetilmetadol, Alfameprodina, Alfametadol, Alfaprodina, dll

Narkotika golongan III

Contohnya : Asetildihidrokodeina, Dekstropropoksifena, Dihidrokodeina, Etilmorfina, dll


Obat narkotika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter

7 Cara Pemberian Obat Secara Benar


1. Pemberian obat secara oral

Adalah obat yang cara pemberiannya melalui oral atau mulut. Untuk cara pemberian obat ini
relatif praktis,aman dan juga ekonomis. Kekurangan dari pemberian obat secara oral adalah efek
yang timbul biasanya lambat, tidak efektif jika pasien sering muntah-muntah, diare, tidak
sabaran, tidak kooperatif, dan tentunya kurang disukai jika rasanya pahit.Apalagi jika pasiennya
adalah anak kecil.
2. Pemberian obat secara sublingual
Adalah pemberian obat yang ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang
ditimbulkan bisa segera karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit.
Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat
dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.
Contoh yang banyak ditemui dalam masyarakat adalah pasien yang mempunyai penyakit
jantung, seringkali memakai obat ini yang dinamakan ISDN / Isosorbid Dinitrat.
3. Pemberian obat secara inhalasi
Adalah obat yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Kelebihan dari pemberian obat
dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol,
terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus / saluran nafas.
Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi
dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan.
Biasanya diberikan pada pasien-pasien yang mengidap penyakit paru seperti Asma
4. Pemberian obat secara rektal
Adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat
kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik. Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bisa
buang air besar. Biasanya dalam lingkup Rumah Sakit pada pasien yang akan Operasi Besar
ataupun sudah lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga harus
diperhatikan.
5. Pemberian obat secara pervaginam
Adalah cara pemberian obat yang melalui vagina. Untuk bentuk tidak jauh beda dengan
pemberian secara rektal. Dan biasanya diberikan pada pasien-pasien yang hamil dan mengalami
pecah ketuban dan diberikan agar merangsang kontraksi.
6. Pemberian obat secara parenteral
Adalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan)
tetapi langsung melalui pembuluh darah. Contohnya adalah sediaan injeksi atau suntikan. Tujuan
pemberian obat dengan melalui parenteral ini adalah agar dapat langsung menuju sasaran dan
efeknya lebih cepat. Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah dan tidak
kooperatif. Akan tetapi cara pemberian obat dengan cara ini kurang aman karena jika sudah
disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan. Maka sebagai

perawat biasanya dalam memberikan ini benar-benar memperhatikan etiket obat serta nama obat
dan cara pemberiannya.
7. Pemberian obat secara topikal atau lokal.
Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan
lain-lain.

You might also like