Professional Documents
Culture Documents
PENYAKIT MENIERE
Pembimbing oleh:
Dr. Budhy Parmono, Sp.THT-KL., M.Kes.
Disusun oleh:
Nadiya / 030 12 182
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
referat yang berjudul PENYAKIT MENIERE ini. Penulisan referat ini dibuat dengan tujuan
untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan Ilmu Telinga, Hidung, dan Tenggorokan di
Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon periode 1 Agustus- 2 September 2016.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Budhy Parmono,
Sp.THT-KL., M.Kes. selaku pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan
selama menjalankan proses kepaniteraan klinik termasuk penyelesaian tugas-tugas. Ucapan
terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang turut serta membantu
penyusunan referat ini yang tidak mungkin diselesaikan tepat waktu jika tidak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak.
Demikian kata pengantar ini penulis buat. Untuk segala kekurangan dalam referat ini,
penulis memohon maaf dan juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
bagi perbaikan referat ini.
Terimakasih.
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.....................................................................................................................1
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................ 5
BAB II. PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
SISTEM VESTIBULARIS............................................................................................6
DEFINISI.......................................................................................................................9
EPIDEMIOLOGI.........................................................................................................10
PATOFISIOLOGI........................................................................................................10
GEJALA KLINIS.........................................................................................................11
DIAGNOSIS................................................................................................................12
TATALAKSANA.........................................................................................................15
PROGNOSIS...............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Prosper Meniere seorang dokter asal Prancis pada tahun 1861, menggambarkan
sebuah kondisi yang sekarang kondisi tersebut diabadikan dengan menggunakan namanya
yaitu penyakit Meniere. Penyakit Meniere adalah kelainan telinga bagian dalam yang
menyebabkan timbulnya episode vertigo (pusing berputar), tinnitus (telinga berdenging),
perasaan penuh dalam telinga, dan gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif. Struktur
anatomi telinga yang terkena adalah seluruh labirin yang meliputi kanalis semisirkularis dan
kokhlea.1
Pendapat ini dibuktikan oleh Hallpike dan Cairn tahun 1938, dengan ditemukannya
hidrops endolimfa setelah melakukan memeriksa tulang temporal pasien dengan dugaan
penyakit Meniere. Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga
dalam. Sebagian besar kasus bersifat unilateral dan sekitar 10-20% kasus bersifat bilateral.
Insiden penyakit ini mencapai 0,5-7,5 : 1000 di Inggris dan Swedia.1
Serangan khas dari Meniere didahului oleh perasaan penuh pada satu telinga.
Gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif dan dapat disertai dengan tinnitus. Sebuah
episode penyakit Meniere umumnya melibatkan vertigo, ketidakseimbangan, mual, dan
muntah. Serangan rata-rata berlangsung selama dua sampai empat jam. Setelah serangan
yang parah, kebanyakan pasien mengeluhkan kelelahan dan harus tidur selama beberapa jam.
Ada beberapa variabilitas dalam durasi gejala. Beberapa pasien mengalami serangan singkat
sedangkan penderita lainnya dapat mengalami ketidakseimbangan konstan.1
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Sistem Vestibularis
Bagian vestibulum telinga dalam dibentuk oleh utrikulus, sakulus, dan kanalis
semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel rambut.
Yang menutupi sel rambut ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia, pada
lapisan gelatinosa terdapat otolit yang mengandung kalsium dan mempunyai berat jenis lebih
besar dari endolimfe. Karena pengaruh gaya gravitasi, maka gaya dari otolit akan
membengkokkan silia sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada reseptor.
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui suatu duktus sempit yang merupakan
saluran menuju sakus endolimfatikus. Makula utrikulus terletak di bidang yang tegak lurus
terhadap makula sakulus. Ketiga kanalis semisirkularis bermuara pada utrikulus, masingmasing kanalis memiliki satu ujung yang melebar yang membentuk ampula dan mengandung
sel-sel rambut krista dan diselubungi oleh lapisan gelatinosa yang disebut kupula. Gerakan
dari endolimfe dalam kanalis semisirkularis akan menggerakkan kupula yang selanjutnya
akan membengkokkan silia sel-sel rambut krista dan merangsang sel reseptor.2
vestibularis
sistem
vestibularis
detektor
perifer yang
sistem
pusat
gerak
dan
sensasi
saraf
vestibularis
kemudian
mengubah
gerakan
akan
tersebut
menjadi
digunakan
sistem
untuk
saraf
pusat
di
menghasilkan refleks
motorik yang
tepat
memfasilitasi
atau
proses kompleks seperti koordinasi kepala, mata, gerakan tubuh, atau memperbharui persepsi
seseorang mengenai dirinya atau orientasinya.3
Sama halnya seperti sistem pendengaran sistem vestibularis, yaitu mengubah
rangsangan fisik menjadi sinyal saraf. Namun, sistem vestibular mendeteksi akselerasi
angular (rotasi) dan linier (garis lurus) daripada suara. Sistem vestibularis terdiri dari dua
bagian struktur yang terletak di dalam tulang temporalis yaitu, kanalis semisirkularis dan
organ otolith (utrikulus dan sakulus). Sistem vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan
gerakan kepala. Seperti pada koklea, semua komponen sistem vestibularis mengandung
endolimfe dan dikelilingi oleh perilimfe. Selain itu, masing-masing aparatus vestibularis
mengandung sel-sel rambut yang berespons terhadap perubahan bentuk mekanis yang
dicetuskan oleh gerakan-gerakan spesifik endolimfe.3
Akselerasi atau deselerasi selama rotasi kepala ke segala arah menyebabkan
pergerakan endolimfe. Ketika kepala mulai bergerak, saluran tulang dan hubungan sel rambut
yang terbenam dalam kupula bergerak mengikuti gerakan kepala. Namun, cairan di dalam
kanalis, mula-mula tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi, tetapi tertinggal di belakang karena
adanya inersia. Ketika endolimfe tertinggal saat kepala mulai berputas, endolimfe yang
terletak sebidang dengan gerakan kepada pada dasarnya bergeser dengan arah yang
berlawanan dengan arah gerakan kepala. Gerakan cairan ini menyebabkan kupula condong ke
arah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala, membengkokkan rambut-rambut sensorik
yang terbenam di dalamnya. Apabila gerakan kepala berlanjut ke arah dan kecepatan yang
sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama kepala, sehingga rambut-rambut
kembali ke posisi tegak mereka. Ketika kepala melambat dan berhanti, keadaan sebaliknya
terjadi. Endolimfe secara singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan rotasi kepala,
sementara kepala melambat untuk berhenti. Akibatya, kupula dan rambut-rambutnya secara
sementara membengkok sesuai dengan arah rotasi semula, yaitu berlawanan dengan arah
mereka membengkok ketika akselerasi. Pada saat endolimfe secara bertahap berhenti,
rambut-rambut kembali tegak. Dengan demikian, kanalis semisirkularis mendeteksi
perubahan kecepatan gerakan rotasi kepala. Kanalis tidak berespons jika kepala tidak
bergerak atau ketika bergerak secara sirkuler dengan kecepatan tetap.3,2
Rambut-rambut pada sel rambut vestibularis terdiri dari 20-50 unit stereosilia, yaitu
mikrovilus yang diperkuat oleh aktin, satu silium, dan kinosilium. Setiap sel rambut
berorientasi sedemikian rupa sehingga sel rambut mengalami depolarisasi ketika
stereosilianya membengkok kearah kinosilium. Pembengkokkan ke arah berlawanan
menyebabkan hiperpolarisasi sel. Sel-sel rambut membentuk sinaps dengan ujung-ujung
7
terminal neuron aferen yang akson-aksonnya menyatu dengan akson struktur vestibularis lain
untuk membentuk saraf vestibularis. Saraf ini akan bersatu dengan saraf auditorius dari
koklea untuk membentuk saraf vestibulokoklearis.3
B. Definisi
Penyakit Meniere adalah suatu sindrom yang terdiri dari serangan vertigo, tinnitus,
berkurangnya pendengaran yang bersifat fluktuatif dan perasaan penuh di telinga. Penyakit
ini
merupakan
salah
satu
penyakit
yang
menyebabkan
manusia
tidak
mampu
mempertahankan posisi dalam berdiri tegak. Hal ini disebabkan oleh adanya hidrops
(pembengkakan) rongga endolimfa pada kokhlea dan vestibulum.
Penyakit ini ditemukan oleh Meniere pada tahun 1861 dan dia yakin bahwa penyakit
itu berada dalam telinga. Namun para ahli saat itu menduga bahwa penyakit itu berada dalam
otak. Pendapat Meniere kemudian dibuktikan oleh Hallpike dan Cairn tahun 1938, dengan
ditemukannya hidrops endolimfa setelah memeriksa tulang temporal pasien dengan dugaan
menderita penyakit Meniere.1
Vertigo berasal dari bahasa Yunani yang berarti memutar. Pengertian vertigo adalah
sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitar dapat disertai gejala lain,
terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin
bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom
yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), gejala otonom seperti pucat, keringat
dingin, mual, muntah, dan pusing.
Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bunyi
namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh
penderita itu sendiri (impuls sendiri). Namun tinnitus hanya merupakan gejala, bukan
penyakit, sehingga harus dicari penyebabnya.
C. Epidemiologi
Penyakit Meniere dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi lebih mungkin terjadi
pada orang dewasa antara 40 dan 60 tahun. Tidak ada perbedaan ras yang dilaporkan, dan
sekitar 50% dari pasien dengan riwayat keluarga. Penyakit ini lebih umum terjadi pada
wanita, dengan 1,1 : 1 rasio perempuan dengan laki-laki. The National Institute on Deafness
and Other Communication Disorders (NIDCD) memperkirakan bahwa sekitar 615.000 orang
di Inggris Amerika saat ini di diagnosis dengan penyakit Mnire dan 45.500 kasus baru
setiap tahun.4
D. Patofisiologi
Penyebab pasti bagaimana mulainya penyakit meniere ini belum diketahui, namun
banyak teori menyebutkan penyebabnya adalah gangguan sirkulasi pada telinga dalam,
infeksi virus, alergi, reaksi autoimun, migrain, dan faktor genetik.
Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa (peningkatan
endolimfa yang menyebabkan labirin membranosa berdilatasi) pada kokhlea dan vestibulum.
Hidrops yang terjadi dan hilang timbul diduga disebabkan oleh meningkatnya tekanan
hidrostatik pada ujung arteri, menurunnya tekanan osmotik dalam kapiler, meningkatnya
tekanan osmotik ruang ekstrakapiler, jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat (akibat
jaringan parut atau karena defek dari sejak lahir).1
Hidrops endolimfa ini lama kelamaan menyebabkan penekanan yang bila mencapai
dilatasi maksimal akan terjadi ruptur labirin membran dan endolimfa akan bercampur dengan
perilimfa. Pencampuran ini menyebabkan potensial aksi di telinga dalam sehingga
menimbulkan gejala vertigo, tinnitus, dan gangguan pendengaran serta rasa penuh di telinga.
Ketika tekanan sudah sama, maka membran akan sembuh dengan sendirinya dan cairan
perilimfe dan endolimfe tidak bercampur kembali namun penyembuhan ini tidak sempurna.1
Penyakit Meniere dapat menimbulkan : 1,5
Kematian sel rambut pada organ korti di telinga tengah
Serangan berulang penyakit Meniere menyebabkan kematian sel rambut organ
korti. Dalam setahun dapat menimbulkan tuli sensorineural unilateral. Sel rambut
vestibuler masih dapat berfungsi, namun dengan tes kalori menunjukkan
kemunduran fungsi.
Perubahan mekanisme telinga
Dimana disebabkan periode pembesaran kemudian penyusutan utrikulus dan
sakulus kronik. Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal ditemukan
10
E. Gejala Klinis
Penyakit Meniere dimulai dengan satu gejala lalu secara progresif gejala lain bertambah.
Gejala-gejala klinis dari penyakit Meniere yang khas sering disebut trias Meniere yaitu
vertigo, tinnitus, dan tuli saraf sensorineural fluktuatif terutama nada rendah. Serangan
pertama dirasakan sangat berat, yaitu vertigo disertai rasa mual dan muntah. Setiap kali
berusaha untuk berdiri, pasien akan merasa berputar, mual dan muntah lagi. Hal ini
berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, kemudian keadaan akan berangsur
membaik. Penyakit ini bisa seembuh tanpa obat dan gejala penyakit ini bisa hilang sama
sekali. Pada serangan kedua dan selanjutnya dirasakan lebih ringan tidak seperti serangan
pertama kali. Pada penyakit Meniere, vertigonya periodik dan makin mereda pada seranganserangan selanjutnya.2
Pada setiap serangan biasanya disertai dengan gangguan pendengaran dan dalam
keadaan tidak ada serangan pendengararn dirasakan baik kembali. Gejala lain yang menyertai
serangan adalah tinnitus yang kadang menetap walaupun diluar serangan. Gejala lain yang
menjadi tanda khusus adalah perasaan penuh pada telinga.2
Vertigo periodik biasanya dirasakan dalam 20 menit sampai beberapa jam atau lebih
dalam periode serangan seminggu atau sebulan yang diselingi periode remisi. Vertigo
menyebabkan nistagmus, mual, dan muntah. Pada setiap serangan biasanya disertai gangguan
pendengaran dan keseimbangan sehingga tidak dapat beraktivitas dan dalam keadaan tidak
ada serangan pendengaran akan pulih kembali. 2
Tinnitus kadang menetap (periode detik hingga menit), meskipun di luar serangan.
Tinnitus sering memburuk sebelum terjadi serangan vertigo. Tinnitus sering didekripsikan
pasien sebagai suara motor, mesin, gemuruh, berdenging, berdengung, dan denging dalam
telinga.1,2
11
Gangguan pendengaran mungkin terasa hanya berkurang sedikit pada awal serangan,
namun seiring dengan berjalannya waktu dapat terjadi kehilangan pendengaran yang tetap.
Penyakit Meniere mungkin melibatkan semua kerusakan saraf di semua frekuensi suara
pendengaran namun paling umum terjadi pada frekuensi yang rendah. Suara yang keras
mungkin menjadi tidak nyaman dan sangat mengganggu pada telinga yang terpengaruh.2
Rasa penuh pada telinga dirasakan seperti saat kita mengalami perubahan tekanan udara
perbedaannya rasa penuh ini tidak hilang dengan perasat valsava dan toynbee.1,2
F. Diagnosis
Kondisi penyakit lain dapat menghasilkan gejala yang serupa seperti penyakit Meniere,
dengan demikian kemungkinan penyakit lain harus disingkirkan dalam rangka menegakkan
diagnosis yang akurat. Evaluasi awal didasarkan pada anamnesi yang sangat hati-hati.
Diagnosis penyakti ini dapat dipermudah dengan kriteria diagnosis :1,2
a.
-
Anamnesis
Vertigo yang hilang timbul disertai dengan tinnitus dan rasa penuh pada telinga
Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural
Menyingkirkan kemungkinan penyebab sentral, misalnya tumor N.VIII
Pada tumor N.VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan semakin lama
makin kuat. Pada sklerosis multipel vertigo periodik dengan intensitas sama pada tiap
serangan. Pada neuritis vestibuler serangan vertigo tidak periodik dan makin lama
menghilang. Pada VPPJ, keluhan vertigo datang akibat perubahan posisi kepala yang
dirasakan sangat berat dan terkadang disertai rasa mual dan muntah namun tidak
berlangsung lama.
b. Pemeriksaan fisik
Diperlukan untuk memperkuat diagnosis. Bila dari hasil pemeriksaan fisik telinga
kemungkinan kelainan telinga luar dan tengah dapat disingkirkan dan dipastikan
kelainan berasal dari telinga dalam misalnya dari anamnesis didapatkan kelainan tuli
saraf fluktuatif dan ternyata dikuatkan dengan hasil pemeriksaan maka kita sudah
dapat mendiagnosis penyakit Meniere, sebab tidak ada tuli saraf yang membaik
kecuali pada penyakit Meniere.
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat mendiagnosis penyakit Meniere adalah: 1,2
- Pemeriksaan audiometri
12
ditandai dengan terdapat satu episode definitif dari vertigo dan tanda dan gejala lain;
4. Possible meniere
terjadi vertigo definitif tanpa disertai penurunan pendengaran atau tuli sensori neural
(fluctuatif atau menetap) dengan disekuilibrium non definitif.6
Tabel 1. Derajat Kepastian Diagnostik Penyakit Meniere
G. Tatalaksana
Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya diberikan
pengobatan yagng bersifat simptomatik, seperti sedatif dan bila perlu bila perlu diberikan
antiemetik. Pengobatan paling baik adalah sesuai dengan penyebabnya. Penatalaksanaan pada
Penyakit Meniere adalah sebagai berikut :1,2,7
a. Diet dan gaya hidup
Diet rendah garam memiliki efek yang kecil terhadap konsentrasi sodium pada
plasma, karena tubuh telah memiliki sistem regulasi dalam ginjal untuk
mempertahankan level sodium dalam plasma. Untuk mempertahankan keseimbangan
14
menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe. Pasien harus diingatkan untuk banyak
makanan yang mengandung kalium seperti pisang, tomat, dan jeruk ketika
menggunakan diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium.
c. Latihan
Rehabilitasi penting dilakukan sebab dengan melakukan latihan sistem vestibuler ini
sangat menolong. Kadang-kadang gejala vertigo dapat diatasi dengan latihan yang
teratur danbaik. Orang-orang yang karena profesinya menderita vertigo dapat diatasi
dengan latihan yang intensif sehingga gejala yang timbul tidak lagi mengganggu
pekerjaan sehari-hari.1,7
Ada beberapa latihan, yaitu : Canalit Reposition Treatment (CRT) / epley manouver
dan brand-darroff exercise. Dari beberapa latihan ini kadang memerlukan seseorang
untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan sendiri.
Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT jika masih
terasa ada sisa baru dilakukan brand-darroff exercise.
d. Pembedahan
Operasi yang direkomendasikan bila serangan vertigo tidak terkontrol antara lain :
Dekompresi sakus endolimfatikus
16
kembali
normalnya
tekanan
terhadap
ujung
saraf
operasi
dimana
menggunakan
antibiotik
(streptomisin
atau
gentamisin dosis kecil) yang dimasukkan ke telinga dalam. Operasi ini bertujuan
mengurangi proses penghancuran saraf keseimbangan dan mempertahankan
17
intramuskular dapat
menyembuhkan serangan
vertigo
dan
H. Prognosis
Penyakit Meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif, tapi tidak fatal dan
banyak pilihan terapi untuk mengobati gejalanya. Penyakit ini berbeda untuk tiap pasien.
Beberapa pasien mengalami remisi spontan dalam jangka waktu hari hingga tahun. Pasien
lain mengalami perburukan gejala secara cepat. Namun ada juga pasien yang perkembangan
penyakitnya lambat.2
Belum ada terapi yang efektif untuk penyakit ini namun berbagai tindakan dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan dan progresivitas penyakit. Sebaiknya pasien
dengan verigo berat disarankan untuk tidak mengendarai mobil, naik tangga dan berenang.2
18
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit meniere merupakan suatu penyakit yang diakibatkan adanya kelainan pada
telinga dalam berupa hirops (pembengkakan) endolimfa pada kokhlea dan vestibulum. Gejala
dari penyakit meniere disebut trias meniere yang terdiri dari vertigo (sakit kepala berputar),
tinnitus, dan gangguan pendengaran berupa tuli sensori neural. Gangguan pendengaran ini
bersifat fluktuatif dimana gangguan pendengaran terjadi saat serangan dan dapat normal
diluar serangan.
Penyakit
Meniere
masa
kini
dianggap
sebagai
keadaan
dimana
terjadi
ketidakseimbangan cairan telinga yang abnormal dan diduga disebabkan oleh terjadinya
malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus. Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab
tersering vertigo pada telinga dalam. Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau
perempuan dewasa banyak ditemukan pada usia 20-50 tahun. Etiologi pasti dari penyakit
meniere ini belum diketahui.
Penegakan diagnosis penyakit meniere adalah dengan menyingkirkan kondisi
penyakit lain yang menghasilkan gejala yang serupa seperti penyakit Meniere. Evaluasi awal
19
DAFTAR PUSTAKA
21