You are on page 1of 2

Jamaah rahimakumullah

Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan
berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam AlQuran dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk
meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Quran dan juga
Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan
dan perbaikan..
Kita mesti tahu bahwa kita hidup dipeng hujung akhir zaman, bila standard akhir
zamannya didasarkan pada sabda Rasulullah atau perkataan para sahabat. Salah satu
contoh hadits tanda-tanda akhir zaman misalnya, orang orang sudah tidak lagi peduli
dengan apa yang dimilikinya, termasuk dengan yang ia makan, apakah dari sumber
yang halal atau sumber yang haram. Rasulullah bersabda:

"Akan datang suatu masa pada manusia, seseorang tidak peduli terhadap
apa yang digenggamnya, apakah dari halal atau dari yang haram" (HR al
Bukhari, kitab al Buyu, bab Man Lam Yubali min Haitsu Kasaba al Mal (4/296)
Termasuk perluasan makna dari "apa yang digenggam" sebagaimana yanag tercantum
di dalam hadits diatas adalah pakaian, rumah, kendaraan mobil dan sederet kebutuhan
hidup pelengkap lainnya. adalah sulit dipugkiri praktik manipulasi dalam kehidupan
sehari-hari akhr-akhir ini makin menggila, korupsi merajalela, praktik pencurian dan
transaksi bathil lainnya juga terus meningkat, semua modus haram diatas tersebut
menunjukkan kepedulian terhadap yang halal sudah menipis, jika di kaitkan dengan
sabda Nabi saw di atas berarti telah memberi informasi kepada kita bahwa saat ini kita
sedang hidup di akhir zaman
Hasil yang didapat dari modus yang haram dihukumi haram juga, dalam istilah fiqh
disebut haram sababiy atau haram karena sebab memperolehnya, meskipun secara
dzatnya halal. Bisa jadi makanan buah segar dihalalkan oleh syareat agama, tetapi oleh

karena sebab memperolehnya dibeli dari hasil uang korupsi, maka makanan buah segar
tadi hakekatnya menurut pandangan agama adalah makanan yang haram.
Keadaan zaman yang carut marut ini diperparah oleh minimnya semangat untuk berpengetahuan agama, padahal secara lengkap termaktub di dalam al Al Quran &
dijelaskan secara rinci oleh Hadits, jangankan arti teks yang dibaca, membacanya saja
jarang. Dahulu kala, bangunan masjid masih sederhana namun menjadi tambatan
tempat yang indah untuk bermunajat kepada Allah, sekarang masjid megah yang
tersisisa hanya kemegahannya saja, jamaahnya sedikit entah kemana. Kondisi
semacam ini sudah pernah di sampaikan oleh Ali bin Abi Tholib dalam sebuah atsarnya,
Ali kw pernah mengatakan

" Akan datang suatu masa di mana Islam tinggal namanya, Al quran
tinggal tulisannya, mereka membangun masjid megah tetapi kosong dari
dzikir kepada Allah ta'ala".
Sekarang apa yang diprediksikan oleh Ali ra makin nyata kebenarannya, Islam lebih
disimbolkan ketimbang diamalkan, al quran dikeramatkan tulisannya, di agungkan
tempat dan tata letaknya dalam rumah, rapi dan tertata tapi jarang dibaca. Seharusnya
al Quran dijadikan sebagai bahan merenung, bukan disimpan sebagai pajangan belaka.
tak jarang sampai berdebu bak jimat mujarab yang tidak boleh di sentuh.
Baru-baru ini berita sangat mengagetkan sekali, di duga ada praktik koruptif pengadaan
al Quran, kitab suci sebagai pedoman ummat untuk memerangi korupsi justru dijadikan
sebagai obyek melangsungkan praktik korupsi. Beruntung kita masih punya Iman kuat,
taat terhadap perintah & patuh menjauhi larangan-Nya. Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan Abu Hurairah dari Az-zuhri, Rasulullah bersabda: "

"sesuatu yang asing di dunia ini ada empat macam;, al quran dihati orang
dzalim, masjid didaerah orang-orang yang tidak shalat di dalamnya, Al
quran di rumah yang tidak dibaca, dan orang shaleh ditengah-tengah
orang yang rusak akhlaknya".

You might also like