You are on page 1of 18

STROKE

I.

PENDAHULUAN
Stroke atau bencana aliran darah di otak, yang juga disebut sebagai
serangan otak ( brain attack ) merupakan penyebab cacat ( disabilitas,
invaliditas ) utama pada kelompok usia diatas 45 tahun. Tujuh puluh tujuh
persen dari semua jenis stroke dan 81 % dari infark otak terjadi pada
kelompok usia di atas usia 65 tahun.
Walaupun pengetahuan kita mengenai patofisiologi stroke meningkat
dengan pesat, namun dibidang terapi kemajuannya lamban. Masih kurang
banyak yang kita lakukan dan mempengaruhi perjalanan serangan stroke bila
sudah terjadi. Pada tahap pengetahuan kita saat ini, prevensi merupakan
andalan utama dalam memerangi stroke. (Prof.Dr.dr Lumbantobing, S.M:
Neurogeriatri Hal 93 FK Universitas Indonesia.)

II. DEFINISI
Stroke adalah kelainan pada pembuluh darah otak yang menyebabkan
kelumpuhan pada ekstremitas superior dan ekstremitas inferior.
Stroke adalah sindrom klinis yang timbulnya mendadak, progresi
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global, berlangsung 24 jam atau
lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak non traumatik. Bila gangguan peredaran darah
otak ini berlangsung sementara, beberapa detik hingga beberapa jam
(kebanyakan 10-20 menit), tapi kurang dari 24 jam, disebut serangan iskemia
otak sepintas (transient ischaemia attack TIA).
Menurut WHO, Stroke is a rapidly developing clinical signs of focal or
global disturbance of cerebral function with symptoms lasting 24 hours or
longer with no apparent cause other than of vascular origin.
( Kapita Selekta Neurologi, Hal FK Universitas Indonesia 2000 edisi ketiga
hal 17 )

-1-

III. KLASIFIKASI
Stroke diklasifikasikan secara klinis yaitu :
1. Stroke ischemik/Stroke non hemorrhagik
Yaitu stroke yang disebabkan pembuntuan/penyumbatan pembuluh darah
otak yang dapat berupa trombus, gumpalan trombosit (karena fibrilasi
atrium), gumpalan kuman (pada endokarditis bakterial), atau gumpalan
darah sehingga terjadi infark otak.
Stroke ischemic dibedakan lagi menjadi 2 (dua), yaitu :
a) Stroke emboli
b) Stroke trombosis

2. Stroke Hemorrhagik/Stroke Bleeding


Yaitu stroke yang disebabkan pecahnya pembuluh darah di otak
(pendarahan intra cranical non traumatik)
Stroke hemorrhagik menurut patogenesanya dibagi menjadi :
a) Pendarahan intracerebral
Yaitu pendarahan di dalam jaringan otak
b) Pendarahan subarachnoid
Yaitu pendarahan di ruang subarachnoid yang disebabkan karena
pecahnya suatu aneurisma atau arteric-venous malformation (AVM).
(Prof.Dr.dr.B Chandra: Neurologi Klinik 1994 Hal 3

-2-

IV. ETIOLOGI/FAKTOR RESIKO


A. ETIOLOGI
Penyebab umum stroke adalah semua keadaan yang bisa
menyumbat atau merobek pembuluh darah arteri otak. Penyebab sumbatan
misalnya trombosis, emboli, tumor otak, spasme arteri. Sedangkan,
penyebab arteri pecah adalah tekanan darah tinggi, kelemahan dinding
arteri, cedera kepala.

1. Etiologi Infark Otak (80%)

Emboli
a. Emboli Cardiogenic
-

Atrial Fibrillation atau aritmia lain

Trombus mural ventrikel kiri

Kelainan/penyakit katup mitral atau aorta

Endokardiris (infeksi atau non infeksi)

b. Emboli paradoksal (Foramen ovale paten, Atrial septal defect)


c. Emboli arkus aorta

-3-

Aterotrombotik (Penyakit pembuluh darah sedang-sedang)


a. Penyakit ekstrakkranial
-

Arteri karolis interna

Arteri vertebralis

b. Penyakit intrakranial
-

Arteri karotis interna

Arteri serebri media

Arteri basilaris

Lakuner (oklusi arteri perforans kecil)

2. Peredaran Intraserebral (15%)


a. Hipertensi
b. Malformasi arteri-vena
c. Angiopati amiloid
3. Pendarahan subarakhnoid (5%)
4. Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau pendarahan)
a. Trombosis sinus dura
b. Diseksi arteri karotis atau vertebralis
c. Vaskulitis sistem saraf pusat
d. Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intrakranial yang
progresif)
e. Migren kondisi hiperkoagulasi
f. Kondisi hiperkoagulasi
g. Penyalahgunaan obat (kokain atau amfetamin)
h. Kelainan hematologis (Enemia sel sabit, polisitemia, dan leukemia)
( Kapita Selekta Neurologi, Hal FK Universitas Indonesia 2000 edisi ketiga
hal 17 )

-4-

B. FAKTOR RESIKO
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke, diantaranya
hereditas, proses alamiah, dan gaya hidup. Faktor resiko stroke dapat
dibagi dalam dua kelompok yaitu :
1. Faktor resiko yang dapat diubah, dikelola ataupun diobati secara
medis, antara lain:
a. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
b. Penyakit-penyakit jantung
c. Jumlah sel darah merah (Hematokrit meningkat)
d. Kadar

kolesterol

dan

lemak

darah

yang

(Hyperkolesterolemia, hiperusicaemia, dislipidemia)


e. Kurang gerak dan kurang berolahraga
f. Obesitas
g. Konsumsi alkohol berlebihan
h. Diabetes
2. Faktor-faktor resiko stroke yang tidak dapat diubah
a. Usia
b. Ras
c. Jenis kelamin
d. Riwayat Transient Ischemic Attacks/TIA
e. Riwayat stroke terdahulu
f. Hereditas / genetik

-5-

meningkat

V. PATOFISIOLOGI
Meskipun berat otak kira-kira 2% dari berat badan , tapi sekitar 18%
volume darah seluruhnya beredar dalam sirkulasi darah dan otak. Otak
juga menggunakan sekitar 20% dari oksigen yang dihirup melalui paru.
Darah mengalir keotak melalui 2 pasang pembuluh darah besar yaitu
sepasang arteri karotis interna dan sepasang arteri vertebralis .Darah vena
mengalir ke sinus-sinus duralis,kembali kejantung melalui vena jugularis.
(dr. M. Saiful Islam,Dss : Neuroanatomi fungsional hal 12 FK Universitas
Airlangga Surabaya 1996).

Pada Stroke Iskemik karena Embolik : Penyumbatan pembuluh darah


otak akibat lepasnya embolus dari intraluminal jantung atau sumber lain.

Pada Stroke Iskemik karens Trombus : Kelainan primer akibat


abnormalitas sirkulasi serebral karena rekanalisasi atau gangguan aliran
kolateral.

Pada Stroke Hemorrhage karena Perdarahan Intraserebral : disebabkan


oleh pecahnya arteri, pembuluh kapiler atau vena di dalam parenkin otak
karena lemahnya pembuluh akibat hipertensi, arteriosklerosis, infiltrasi dr
tumor, diskrasia darah

Pada Stroke Hemorrhage karena Perdarahan Subarachnoid: karena


pecahnya aneurisma, kelainan pembekuan darah, tumor otak. ( Pedoman
Diagnosis Dan terapi UPF saraf RSUD Sidoarjo 2003 halaman 29-39)

-6-

VI.

DIAGNOSA
1. Gejala
1. Perdarahan dan infark otak
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Gejala
Permulaan
Waktu serangan
Peringatan sebelumnya
Nyeri kepala
Muntah
Kejang-kejang
Kesadaran menurun
Bradikardi

9.
10.
11.

Perdarahan di retina
Papiledema
Kaku

12.
13.

Kernig,Brudzinki
Prosis
Lokasi

kuduk,

Perdarahan
Sangat aktif
Aktif
++
++
++
++
+++ (dari hari

Infark
Sub akut
Bangun pagi
++
+/+ (Terjadi pada

pertama)
++
+
++

hari ke-4)
-

++
Subcortical

Cortical/
Subcortical

2. Perdarahan intracerebral dan perdarahan subarachnoid


No
1.
2.
3.

Perdarahan
Intracerebral
++
+
+

Gejala
Nyeri kepala
Kaku kuduk
Kernig/Brudzinki

-7-

Perdarahan
Subarachnoidal
+++
+++
+++

4.
5.
6.
7.

Gangguan N III, IV
Kelumpuhan
Cairan Cerbrospinal

+
+ (Bila besar)
Biasanya

+++
+++
Hemiparesis

Hipertensi

Hemiplegi
Eritrosit>1.000

Eritrosit>25.000

3. Perbedaan gejala antara letak kortikal-subkortikal


No
1.
2.
3.

Gejala
Afasia
Astereognosis
2 point discrimination

Kortikal
++
++
++

Subkortikal
-

4.
5.
6.
7.

terganggu
Graphesthesi terganggu
Extinction phenomenon
Loss of body image
Kelumpuhan lengan dan

++
++
++
++

8.
9.
10.

tangkai tidak sama


Dystonic posture
Gangguan sensibility
Kedua mata melihat ke

++
++
++

hidung
(Prof.Dr.dr.B Chandra: Neurologi Klinik 1994 Hal 34- 37)
B. Pemeriksaan
1. Anamnesis yang menjurus untuk mencari kausa dan sistim
pembuluh darah otak yang terganggu.
2. Pemeriksaan neurologik.
3. Pemeriksaan tambahan .
a. Stroke iskemik karena trombotik

Darah :
-

Terutama ditujukan untuk pemeriksaan haemorgeologik


(hematokrit, faal, hemostasis test aggregasi platelet,
viskositas dan albumin)

Profil lemak darah

Kimia : BSN, 2 jam PP, elektrolit

EKG

-8-

Foto Thoraks

Foto servikal : pada gangguan sistim vertebrobasiler.

Mata : opthal modinamometer

Doppler continous wave

CT scan dan angiografi


Selektif atas indikasi dan dengan persetujuan supervisor
diharapkan untuk dapat menentukan lokalisasi lesi dan
penyebabnya.

b. Stroke iskemik karena emboli :

EKG : Dua dimensi untuk melihat masih ada tidaknya


embolus/mural thrombi di jantung

CT Scan : Dilakukan idealnya 3


-

Pertama : Segera sesudah serangan untuk membedakan


perdarahan atau infark

Kedua kali : Hari ketiga untuk melihat letak, bentuk dan


luasnya infark

Ketiga kali : Hari ke 14 untuk melihat adanya


perubahan komplikasi hemorrhagik infark

c. Stroke hemorrhagic intra serebral:

-9-

CT Scan

d. Stroke hemorrhagic subarachroid

Funduskopi

CT Scan

Lumbal fungsi : Dilakukan bilamana CT Scan tidak dapat


dikerjakan

(Pedoman Diagnosis dan terapi UPF Penyakit Saraf,hal 30-39 RSUD Sidoarjo
2003)

VII.

TERAPI DAN PENCEGAHAN

Pencegahan Stroke, menurut Konsensus Nasional Stroke :


1. Tindakan Promotif :

Sasaran : Individu sehat yang belum mempunyai factor resiko

Tujuan : Mencegah timbulnya factor resiko

Cara : Gaya hidup sehat

2. Prevensi Primer :

Sasaran : Individu yang sudah mempunyai factor resiko

Tujuan : Mencegah timbulnya TIA atau Stroke

Cara : - Gaya hidup sehat


- Mengendalikan factor resiko

- 10 -

Pencegahan Stroke Primer terdiri dari 2 langkah penting :


a. Mengindentifikasi factor resiko Stroke dengan :
-

Pemeriksaan klinis

: anamnesa, pemeriksaan

umum, dan

pemeriksaan neurology.
-

Laboratorium : darah lengkap, gula darah, lipid (kolesterol total,


trigliserida, LDL, dan HDL), Apo B, Lp(a), anti oksidan total,
hemocystein, dll.

EKG dan bila perlu Echo Cardio Graphy

Foto toraks PA
Dipusat kesehatan yang lengkap dapat dilakukan pemeriksaan :
Doppler dan TCD (Trans Cranial Doppler)
CT Scan, MRI dan MR Angigraphy yang dapat melihat pembuluh
darah serebral tanpa kontras (non invasif)
Bila diperlukan tindakan invasive Angigraphy

b. Terapi :
1. Cara Non-Farmakologi : mengubah kebiasaan hidup (lifestyle) :
-

Diet : Jumlah cukup, gizi baik dan seimbang.

Aktivitas fisik dan olah raga sedang dan mempunyai nilai


training effect pada pembuluh darah jantung.

Jiwa sehat : positive thinking

Stop merokok, minum alcohol dan kopi

2. Farmakologi :
-

Hipertensi anti hipertensi

Penyakit jantung anti platelet, anti koagulan, anti aritmia

Diabetes OAD

Hyperlipidemia statin

3. Operasi :
-

Asymptomatik Carotid Stenosis


* Endarterectomy, dengan stenosis > 70 %
* Carotid Stent Angioplasi

- 11 -

AVM Micro surgery, Gamma Knife Radio Surgery

Aneurysma Endovascular Surgery

3. Prevensi Sekunder :

Sasaran : Individu yang sudah pernah menderita TIA atau Stroke

Tujuan : Mencegah terjadinya TIA atau Stroke ulangan

Cara :

Gaya hidup sehat

Mengendalikan factor resiko

Terapi Medikmentosa : anti koagulan atau antiplatelet

Terapi bedah : tromboektomi dan Angioplasty + stenting

(Dr. Purnomo, H , Sp.S,: Primary Prevention Of Stroke, SMF Neurologi FK


UNIBRAW / RSUD Dr.Saiful Anwar Malang.)
Pencegahan Stroke Sekunder :
Sebagian penderita Stroke atau dengan riwayat TIA beresiko untuk
terserang kembali, untuk itu diperlukan upaya berulangnya kejadian vascular
lainnya.
Upaya untuk mencegah serangan ulang Stroke selain dari pengendalian
gaya hidup sehat, juga menghindarkan factor resiko yang dapat dirubah, terapi
farmakologi dan terapi bedah.
Obat Anti-Trombotik untuk prefensi Stroke Sekunder :
1. Antiplatelet :
a. Aspirin :
-

Dosis dan cara pemberian : 50 325 mg per oral, sekali sehari

Mekanisme

kerja

Antiplatelet,

mengehambat

siklooksigenase
-

Efek samping : Iritasi atau perdarahan gastrointestinal

b. Aspirin + Dipiridamol :

- 12 -

jalur

Dosis dan cara pemberian : Aspirin 25 mg + Dipiridamol SR 200


mg, 2 kali sehari

Mekanisme

kerja

Antiplatelet,

mengehambat

jalur

siklooksigenase, fosfodiesterase dan ambilan kembali adenosine


-

Efek samping : Sakit kepala, iritasi gastrointestinal

c. Aspirin + Clopidogrel atau Ticlopidin :


-

Dosis dan cara pemberian : Aspirin 80 325 mg dan Clopidogrel


75 mg atau Ticlopidin 250 mg b.i.d, per oral

Indikasi : pasien yang akan dilakukan Stent : TIA atau post


Iskemike Stroke dengan unstable angina.

Efek samping : Perdarahan lebih besar dibanding ASA

2. Anti koagulan :
Tujuan : Mencegah sekunder Stroke dengan factor resiko fibrilasi atrium,
-

Walfarin .

Dikumarol.

3. Lain-lain :

VIII.

Statin

Ace Inhibitor

PENATALAKSANAAN UMUM PASIEN STROKE DI RUMAH

SAKIT
PELAYANAN
STROKE AKUT 24 JAM PERTAMA
AKTIFITAS
Bed rest/ kursi/ ambulasi dengan bantuan/ katifitas normal
PERAWATAN

Kepala dan tubuh atas dalam posisi 30o dengan bahu pada posisi yang
lemah diganjal bantal

- 13 -

Penilaian tanda vital dan neurologist

Periksa kadar oksigen, bila hipoksia berikan oksigen suplemen

Pemasangan infuse pada sisi yang sehat

Monitor jantung

Pemberian antikoagulan atau stoking kompresi bagi pasien tirah baring

Perawatan kandung kemih

Perubahan posisi dan perawatan kulit

Latihan ruang lingkup sendi

Mobilisasi dilakukan sesegera mungkin setelah hemodinamik stabil.


NUTRISI

Nutrisi eneral secepat mungkin diberikan

Penilaian fungsi menelan

Diit sesuai kondisi

Mulai dengan rumatan melalui pipa lambung


MEDIKASI

Medikasi simtomatik

Medikasi untuk penyakit yang menyertai

Pengobatan lanjutan untuk Stroke


KONSULTASI

Fisioterapi

Terapi wicara

Terapi okipasi
TES DIAGNOSIS

Permintaan tes diagnostic untuk pemastian penyebab stroke

Permintaan tes untuk memonitor perkembangan


INFORMASI

Pemberian informasi ke pasien dan keluarga mengenai penyakit Stroke

serta rencana pengobatan berikutnya


(Kelompok Study Serebrovaskuler, Perdossi : Guidelines Stroke 2004 seri
ketiga hal 73-80.)

- 14 -

IX. PERAWATAN PASCA STROKE


Rehabilitasi setelah stroke harus dimulai sesegera mungkin setelah kondisi
pasien memungkinkan dan tepat waktu,karena resiko kematian tertinggi terutama
dalam bulan pertama dan sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis.
Penggunaan obat-obat penurun tekanan darah pada periode pasca stroke
sangat penting untuk mengurangi peluang kekambuhan stroke.Pasien stroke dapat
dipulangkan dari rumah sakit ke rumah ke fasilitas perawatan residensial atau ke
institusi lain dan pada waktunya mereka dapat dipindahkan dari tempat tersebut.
Peran keluarga sangat penting terutama dorongan,memperlihatkan
kepercayaan diri pasien agar tetap percaya diri untuk melakukan aktivitas mereka
sehari-hari, dan mereka masih dibutuhkan karena tetap menjadi bagian dari
lingkungan social.

X. DAFTAR PUSTAKA
1. Chandra, B , Prof. Dr.dr: Stroke, Diktat Neurologi Klinik Hal 34 37 FK
Universitas Airlangga Surabaya.
2. Purnomo, H , Sp.S, Dr : Primary Prevention Of Stroke, SMF Neurologi
FK UNIBRAW / RSUD Dr.Saiful Anwar Malang.
3. Kelompok Study Serebrovaskuler, Perdossi : Guidelines Stroke 2004 seri
ketiga.

- 15 -

4. Saiful islam, Moh, dr: Neuro Anatomi Fungsional, UPF Ilmu Penyakit
Saraf FK UNAIR / RSUD Dr.Seotomo Surabaya
5. Pedoman Diagnosis dan terapi UPF Penyakit Saraf, RSUD Sidoarjo 2003
6. Lumbantobing, S.M, Prof.Dr.dr : Neurogeriatri Hal 93 FK Universitas
Indonesia.
7. Kapita Selekta Neurologi,Media Aesculapius Hal 17 FK Universitas
Indonesia 2000 edisi ketiga
8. Valery Feigin PhD.Dr: Panduan Bergambar tentang pencegahan dan
pemulihan Stroke 2002, PT.Bhuana ilmu Populer hal 112 , 124, 185

- 16 -

- 17 -

Stroke Bleeding

Stroke Infark

- 18 -

You might also like