Professional Documents
Culture Documents
OLEH KELOMPOK 6 :
MEYLISA IRIYANA
PHOON JING YING
JIHAN SHOFIENNY YUSUF
UMMIE ARFAJAH
ANZELYNASTITI NUR AZIZAH
ASHMAWATI KHAIRUNNISA
EGGA WAHYU ANDINI
ERIKA SEKAR PRAMESTHI
RACHMA NISSA SITHO Q.A
RIZKY LUTHFIANA PUTRI
WIYUNDARI HANANING S
NUR RAZANAH Z.A
(09188)
(09340)
(10242)
(10256)
(10334)
(10336)
(10350)
(10352)
(10386)
(10392)
(10400)
(10408)
IDENTITAS JURNAL
Judul : Patient Perceptions of Professionalism in Dentistry
Penulis :
Mary E. Brosky, D.M.D.;
Oliver A. Keefer, B.S.;
PENDAHULUAN
Profesionalisme diekspresikan dengan berbagai macam cara termasuk dimensi dalam kompetensi,
keterlibatan, martabat, dedikasi penyedia layanan kesehatan untuk menempatkan kebutuhan pasien
di atas kebutuhan sendiri dan kepedulian terhadap kualitas klinis dalam pelayanan klinis.
Antara tiga komponen profesionalisme yang diperkenalkan oleh Walsh yaitu menunjukkan penampilan
yang tepat, perilaku, dan percakapan penting untuk kelancaran hubungan.
Pasien lebih cenderung memilih untuk berobat dengan penyedia layanan kesehatan yang
berpenampilan rapi, yang memiliki nada suara yang meyakinkan serta percaya diri.
Pasien juga lebih cenderung untuk membahas masalah medis dengan penyedia layanan kesehatan
yang mempunyai daya tarik fisik tersebut.
Profesionalisme dalam arti luasnya adalah mencapai hubungan baik dengan pasien. Hubungan ini
akan meningkatkan keyakinan pasien akan kemampuan penyedia pelayanan kesehatan.
HASIL KAJIAN
Penjelasan mengenai data demografis mencangkup distribusi umur pasien dan jarak
yang ditempuh setiap pasien ke tempat pertemuan.
pasien disurvey :
o terbanyak berasal dari kelompok umur 57-59 tahun yaitu 26%
o kelompok umur 44-56 tahun,
o 31-34 tahun,
o 18-30 tahun,
o dan yang paling sedikit dari kelompok umur 70-100 tahun sebayak 13%
HASIL KAJIAN
Untuk jarak yang ditempuh :
presentase tertinggi pada jarak 5-10 mil yaitu 30% dari jumlah pasien
kemudian disusul 0-5 mil,
Hubungan perilaku mahasiswa KG : 80% pasien setuju bahwa mahasiswa KG harus memiliki
manajemen waktu yang efektif, dan dua pertiga pasien sangat setuhu bahwa mahasiswa
sebaiknya menggunakan bahasa yang sesuai/baik saat berkomunikasi.
Persepsi pasien terhadap mahasiswa : Lebih dari separuh pasien yang menjadi responden
setuju bahwa kesan pertama mereka terhadap mahasiswa KG sangat mempengaruhi
kepercayaan mereka tehadap kemampuan mahasiswa KG.
kedokteran gigi.
Karakteristik perilaku : dari 84% pasien setuju bahwa fakultas kedokteran gigi ditampilkan manajemen
waktu yang efektif dan 73% pasien sangat setuju bahwa perilaku anggota fakultas digambarkan
integritas profesional.
Persepsi pasien setelah pengobatan dengan FKG : Hampir 90% pasien setuju (45% sedikit setuju, 44%
sangat setuju) bahwa kesan pertama mereka dari dosen sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan
diri mereka dalam keahlian nya
DISKUSI
Penyedia perawatan gigi sebagai indikator profesional integritas harus mempunyai
kemampuan penyedia layanan kesehatan yang layak dipercayai, memiliki kepedulian
terhadap orang lain dan memiliki komitmen besar untuk pasien.
Menurut survey yang telah dilakukan , kesan pertama dari pasien terhadap penyedia
layanan kesehatan gigi adalah dalam persepsi kompetensi yang mereka miliki serta
harapan memperoleh pelayanan kesehatan di masa depan.
KESIMPULAN
Pasien lebih menyukai penyedia layanan kesehatan untuk menggunakan pakaian
yang lebih formal.
Memakai pakaian formal akan mempengaruhi tingkat kenyamanan dan kegelisahan
pasien.
Kesan pertama dari penampilan penyedia layanan kesehatan harus memberikan efek
yang baik terhadap kepercayaan pasien.
dibandingkan.
TERIMA KASIH
REVIEW JURNAL
Disusun oleh :
Kelompok 6 PDG Genap
(09188)
(09340)
(10242)
(10256)
(10334)
(10336)
(10350)
(10352)
(10386)
(10392)
(10400)
(10408)
Meylisa Iriyana
Phoon Jing Ying
Jihan Shofienny Yusuf
Ummie Arfajah
Anzelynastiti Nur Azizah
Ashmawati Khairunnisa
Egga Wahyu Andini
Erika Sekar Pramesthi
Rachma Nissa Sitho Q A
Rizky Luthfiana Putri
Wiyundari Hananing S
Nur Razanah
BAB I
LATAR BELAKANG
Profesionalisme dinyatakan dalam berbagai cara termasuk dimensi kompetensi, mulai dari
pemahaman dasar prinsip biologi untuk keterampilan klinis; yang meliputi perilaku dan
atribut yang berkaitan untuk empati dan komunikasi; keandalan, yang berkaitan dengan akses
yang tepat terhadap kompetensi; martabat, yang meliputi pengobatan pasien, staf klinis, dan
dedikasi penyedia perawatan kesehatan untuk menempatkan kebutuhan pasien di atas
kebutuhan sendiri; dan kepedulian terhadap kualitas perawatan klinis. Tiga komponen
profesionalisme yang diperkenalkan oleh Walsh, menunjukkan bahwa penampilan yang
tepat, perilaku, dan percakapan penting untuk kelancaran hubungan. Studi ini juga
menemukan bahwa pasien lebih cenderung untuk membahas masalah medis dengan penyedia
layanan kesehatan yang terawat, memiliki intonasi percakapan yang baik, dan ekspresi
percaya diri, untuk mempermudah kita mendefinisikan profesionalisme sebagai hubungan
baik dengan pasien. Hubungan ini akan menjadi salah satu di mana pasien merasa percaya
diri dalam kemampuan penyedia layanan kesehatan.
Literatur yang tersedia baru menunjukkan bahwa pasien cenderung lebih memilih dokter
yang berpakaian biasa dan lebih santai. Seperti dilansir Molloy,
diinginkan untuk dokter laki-laki jas putih dengan celana panjang, kemeja, dan dasi,
sedangkan untuk dokter perempuan yang disukai pakaian termasuk jaket putih, rok, dan wol
gelap kemeja. Meskipun studi tambahan yang dilakukan oleh Mangum et al. dihasilkan
kesimpulan yang sama, yakni betapa pentingnya profesional ini dalam bidang kedokteran
gigi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah cita-cita
citra profesional diamati dalam bidang medis yang berkaitan dengan perawatan gigi
penyedia.
Penelitian ini berfokus pada pentingnya pasien dalam persepsi penyedia perawatan gigi
berdasarkan pada penampilan fisik mereka, pakaian (baju), perilaku, dan keseluruhan tingkat
profesionalisme. Psikolog dan sosiolog telah sering menyatakan pentingnya dari penampilan
fisik dan efeknya dengan pasien. Seperti dilaporkan oleh Kanzler dan Gorsulowsky dan
Gjerdingen dan Simpson, seorang dokter harus berhati-hati dalam berpakaian, memiliki
pengetahuan, dan menjadi individu yang penuh kasih, sedangkan terawat penampilan dapat
menggambarkan sikap peduli terhadap penampilan. Mangum et al. dan Taylor, juga
memeriksa pentingnya kesan pertama. Isyarat nonverbal dapat memainkan peran penting
dalam interaksi antara pasien dan penyedia medis selain mempengaruhi pasien dalam
kenyamanan, kecemasan, dan rasa percaya diri. Proyek penelitian ini dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien saat mengunjungi University of Minnesota
School of Dentistry dalam populasi umum. Dengan memeriksa bagaimana pasien merasakan
pelayanan dari mahasiswa , fakultas, dan staf berdasarkan tingkat profesionalisme, berharap
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari dinamika pasien / hubungan penyedia.
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel bagaimana demografi
seperti jenis kelamin, usia, asuransi, dan jarak yang ditempuh untuk menghadiri janji respon
survei pasien yang terkena.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDAHULUAN
Tiga komponen luas profesionalisme yang diperkenal oleh Walsh yaitu menunjukkan
penampilan yang tepat, perilaku, dan percakapan. Hal-hal tersebut merupakan komponen
penting untuk membangun kesuksesan dalam suatu hubungan. Dari penelitian ini juga
diketahui bahwa pasien lebih cenderung untuk memilih berobat/berkonsultasi dengan
penyedia layanan kesehatan yang berpenampilan rapi, nada suara yang meyakinkan, serta
percaya diri.
Daya tarik fisik ini juga memiliki dampak postif yang berhubungan dengan peningkatan
kesediaan pasien untuk mengungkapkan gejala/tanda-tanda penyakit yang dialaminya.
Sederhananya kita mendefinisikan profesionalismedalam arti luasnya sebagai gambaran
untuk mencapai kesuksesan suatu hubungan dengan pasien. Hubungan ini akan menjadi
satu di mana pasien merasa percaya diri akan kemampuan dari penyedia pelayanan
kesehatan.
Sejumlah besar penelitian terkait dengan image profesional dari penyedia layanan
kesehatan yang telah ada, sebagian besar terfokus pada dokter keluarga atau perawat.
Literatur terbaru telah menunjukkan bahwa pasien cenderung memilih dokter yang
berpakaian tradisional dibandingkan dengan dokter yang berpakaian lebih ke kasual.
Seperti yang dilaporkan oleh Molloy, pakaian untuk dokter laki-laki adalah jas putih
dokter dengan celana panjang, kemeja, dan dasi. Sedangkan untuk dokter perempuan
yaitu jas putih dokter, rok dan atasan dari bahan wool berwarna gelap.
Meskipun studi lain yang dilakukan oleh Mangum menghasilkan kesimpulan yang sama,
pertanyaan mengenai betapa pentingnya image profesional yang dibangun ketika
dikaitkan dengan bidang kedokteran gigi masih belum jelas. Oleh karena itu, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa image profesional tetap diamati dalam
bidang kesehatan berkenaan dengan penyedia pelayanan gigi.
Penelitian kami difokuskan pada pentingnya persepsi pasien terhadap dokter/perawat gigi
mereka berdasarkan penampilan fisik, pakaian, perilaku,dan keseluruhan tingkat
profesionalisme dari dokter/perawat tersebut. Beberapa psikolog dan sosiolog juga sering
menyatakan pentingnya penampilan fisik dan efeknya pada kesan pertama seseorang
terhadap orang lain serta hubungan interpersonal mereka.
Seperti yang dilaporkan oleh Kanzler, Gorsulowsky, Gjerdingen dan Simpson , dokter
yang berpakaian rapi dan sangat hati-hati, menyampaikan kesan sifat yang teliti,
berpengetahuan, dan merupakan individu penuh kasih. Sedangkan penampilan yang
sedikit berantakan meninggalkan kesan sifat yang disorganisasi dan juga kesan
ketidakpedulian.
Mangum Taylor juga meneliti tentang pentingnya kesan pertama yang diberikan, yang
menunjukkan bahwa kesan pertama pasien mempengaruhi ekspektasi perawatan yang
akan diberikan juga baik sebaik opini mereka tentang tingkat kompetensi dokter yang
menanganinya. Cara non-verbal ini dapat memainkan peran penting dalam interaksi
antara pasien dan penyedia pelayanan medis dalam
mempengaruhi kenyamanan,
Penelitian kami ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas perawatan terhadap pasien
yang mengunjungi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Minnesota dan juga masyarakat
umum. Dengan memeriksa bagaimana pasien melihat mahasiswa kedokteran gigi,
fakultas, dan staf berdasarkan tingkat profesionalisme, kami berharap untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang dinamika hubungan antar pasien penyedia layanan.
tujuan kedua kami. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana
variabel-variabel demografis seperti jenis kelamin, usia, asuransi dan jarak yang ditempuh
untuk menghadiri suatu acara mempengaruhi tanggapan pasien yang disurvey.
Kuesioner :
1. Survey, yaitu berupa pertanyaan dimana,pertanyaan pertanyaan diajukan kepada
pasien,mahasiswa dengan jawaban-jawaban.
2. Pernyataan, dengan adanya persepsi dari masyarakat mengenai hal yang perlu di
lakukan dan perlu ditambah
3. Analisa, setelah mendapatkan jawaban dan gambaran mengenai jawaban dan
pernyataan mengenai hal tersebut barulah bisa di hitung frekuensi dengan
perbandingan dari hasil masing-masing variabel.
C. HASIL KAJIAN
Dari 208 pasien yang diminta untuk berpartisipasi, enam diantaranya menolak karena ada
kepentingan pribadi yang mendesak dan dua lagi tidak mengisi kuisioner bagian
demografi. Pasien yang disurvey terdiri dari 51% laki-laki dan 49% perempuan dan dari
keseluruhan 64% nya kurang terkover asuransi dental. Berikut penjelasan tambahan
mengenai data demografis mencangkup distribusi umur pasien dan jarak yang ditempuh
setiap pasien ke tempat pertemuan. Dalam tabel terlihat bahwa dari seluruh pasien
disurvey, yang terbanyak berasal dari kelompok umur 57-59 tahun yaitu 26% kemudian
disusul kelompok umur 44-56 tahun,31-34 tahun, 18-30 tahun, dan yang paling sedikit
dari kelompok umur 70-100 tahun sebayak 13%. Untuk jarak yang ditempuh presentase
tertinggi pada jarak 5-10 mil yaitu 30% dari jumlah pasien, kemudian disusul 0-5 mil, 10-
15 mil,15-20 mil, dan presentase paling sedikit adalah pasien yang menempuh jarak lebih
dari 20 mil yaitu 15%.
Ketika ditanya tentang hubungan perilaku mahasiswa KG, lebih dari 80% pasien
setuju bahwa mahasiswa KG harus memiliki manajemen waktu yang efektif, dan dua
pertiga pasien sangat setuhu bahwa mahasiswa sebaiknya menggunakan bahasa yang
sesuai/baik saat berkomunikasi. Hampir 93% pasien mengindikasi bahwa mahasiswa
KG merupakan potret yang memiliki tingkat profesionalisme yang sama dengan
fakultas.
berkerah dan dasi bersama dengan gaun celana panjang atau rok dan blus yang
pakaian yang sesuai untuk fakultas kedokteran gigi.
Ketika menyelidiki karakteristik perilaku, lebih dari 84% pasien setuju bahwa fakultas
kedokteran gigi ditampilkan manajemen waktu yang efektif (Tabel 6), dan 73%
pasien sangat setuju bahwa perilaku anggota fakultas digambarkan integritas
profesional. Fakultas kedokteran gigi juga menerima tanggapan yang menguntungkan
ketika pasien diminta untuk menilai penggunaan bahasa kedua dengan siswa dan
pasien.
Empat pertanyaan diminta untuk memeriksa persepsi pasien yang dihasilkan setelah
pengobatan dengan anggota fakultas kedokteran gigi (Tabel 7). Hampir 90% pasien
setuju (45% sedikit setuju, 44% sangat setuju) bahwa kesan pertama mereka dari
dosen sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri mereka dalam keahlian nya.
Hanya 3% pasien tidak setuju bahwa pakaian anggota fakultas kedokteran gigi
terinspirasi keyakinan pada kemampuan nya. Hampir 73% pasien setuju (44% sedikit
setuju, 29% sangat setuju) bahwa penampilan / pakaian anggota fakultas kedokteran
gigi ini sangat mempengaruhi tingkat kecemasan mereka, sementara temuan serupa
ditunjukkan ketika pasien diminta tentang tingkat mereka kenyamanan.
Ketika ditanya tentang gaya rambut, makeup, atau pilihan perhiasan pada dental staff
37% pasien juga beranggapan netral. Pasien wanita lebih cenderung setuju bahwa
gaya rambut, makeup, atau perhiasan memainkan peran penting dalam pendapat
mereka mengenai tingkat profesionalisme anggota dental staff. Pasien yang berasal
kurang dari 10 mil untuk menemui janji, mereka punya kecenderungan lebih setuju
dental staff mengenakan pakaian formal (kaos berkerah dan dasi, pakaian celana
panjang, rok dan blus, dll.)
Diskusi
Jadi, penyedia perawatan gigi sebagai indikator profesional integritas harus
mempunyai kemampuan penyedia layanan kesehatan yang layak dipercayai, memiliki
kepedulian terhadap orang lain, dan memiliki komitmen besar untuk pasien. Menurut
survei yang telah dilakukan kesan pertama dari pasien terhadap penyedia layanan
kesehatan gigi adalah dalam persepi kompetensi yang mereka miliki serta harapan
memperoleh pelayanan kesehatan di masa depan. Berkaitan dengan pakaian, pada
awalnya pasien berharap pakaian yang dikenakan dokter dan mahasiswa kedokteran
gigi adalah jas putih akan tetapi setelah dilakukan survei kembali keinginan pasien
tersebut berkurang.
Kesan pertama pasien lebih ditimbulkan oleh perbandingan kompetensi yang dimiliki
oleh mahasiswa kedokteran gigi dan dokter. Namun pakaian bukanlah elemen satusatunya tetapi kemampuan penyedia layanan kesehatan dengan cara lisan
memperlakukan staf mereka, jumlah parfum dipakai, dan keterampilan mendengarkan
mereka mungkin lebih berarti pasien. Maka dari itu akan timbul interaksi yang baik
antara pasien dan dokter sehingga masing-masing dapat memperoleh keuntungan dan
perawatan dapat efisien.
BAB III
KESIMPULAN
Mahasiswa kedokteran gigi, fakultas, dan pegawai Fakultas Kedokteran Gigi Univeresitas
Minnesota mempertimbangkan untuk memiliki penampilan maupun tingkah laku yang
professional.
Pasien lebih menyukai mahasiswa kedokteran gigi dan fakultas unutk menggunakan
pakaian yang lebih formal.
Gaya rambut, make up, dan memakai perhiasan akan memberi sedikit pengaruh terhadap
pendapat pasien kepada mahasiswa kedokteran gigi, fakultas, dan pegawai universitas.
Kesan pertama dari penampilan mahasiswa kedokteran gigi harus memberikan efek yang
baik terhadap kepercayaan pasien dibandingkan kesan pertama yang dimiliki oleh
fakultas.
Pasien sangat menyetujui mahasiswa kedokteran gigi dan anggota fakultas menggunakan
bahasa yang sopan dan menunjukkan sikap yang efektif dalam mengatur waktu selama
membuat perjanjian.
BAB IV
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
A. KELEBIHAN JURNAL
Persepsi pasien terhadap penampilan fisik, pakaian, tingkah laku dan tingkat
profesionalisme pemberi perawatan gigi dijelaskan secara rinci yang terdiri dari
berbagai aspek.
Sampel yang diambil berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda dan sehingga
menghasilkan perspektif yang berbeda-beda pula sehingga dapat dibandingkan.
B. KEKURANGAN JURNAL
Jawaban responden kurang sesuai dengan fakta yang ada dan berbeda dengan
penelitian sebelumnya.
Penelitian tersebut lebih fokus kepada mutu pelayanan kedokteran gigi di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Minnesota daripada mutu pelayanan kedokteran gigi
secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Brosky, M. E., Keefer, O.A., Hodges, J.S., Pesum, I.J., dan Cook, G., 2003, Patient
Perceptions of Professionalism in Dentistry, Journal od Dental Education, 67(8):909915.
August 2003
health care provider who is well groomed, has a professional tone of voice, and a confident expression.
Physician attractiveness also positively relates to increased patient willingness to disclose symptoms.4,5
For simplicity, we define professionalism in its broadest sense as an image that promotes a successful relationship with the patient. This relationship would
be one in which the patient feels confident in the
capabilities of the health care provider.
A substantial amount of research dealing with
the professional image of health care providers has
been produced, largely focused on family physicians
or nurses. The recent available literature has shown
that patients tend to prefer a traditionally dressed
physician in contrast to a more casual appearance.6-8
As reported by Molloy,9 the most desirable outfit for
male physicians was a white coat with slacks, shirt,
and tie, while for female physicians the preferred
909
910
Results
Of the 208 patients asked to participate, six
refused due to personal time constraints, and two did
not completely fill out the questionnaires demographic section. The surveyed patient pool consisted
of 103 males (51 percent) and 97 females (49 percent), with 128 patients (64 percent) lacking dental
insurance coverage. Additional demographic data
including patient age group distribution and the dis-
Distance Traveled
N (percent)
30
42
50
52
26
200
(15)
(21)
(25)
(26)
(13)
(100)
Miles
N (percent)
0-5
5-10
10-15
15-20
20+
43
61
37
32
29
202
(21)
(30)
(18)
(16)
(15)
(100)
Strong
0
5.0
9.5
6.5
5.0
Agree
Slight
Neutral
Slight
Strong
2.5
22.4
12.9
10.0
26.9
4.0
48.8
48.3
27.5
44.3
37.3
11.4
19.4
34.5
16.9
56.2
12.4
10.0
21.5
7.0
Neutral
Slight
Strong
Strong
TThe dental student displayed effective time management along with punctuality.
The dental student used appropriate language (avoided slang) and explained
technical terms effectively.
The dental student maintained adequate infection control measures and kept an
orderly work environment.
In comparison to dental faculty/professors, the dental student portrayed an equal
level of professionalism.
Slight
Agree
1.0
7.0
9.0
35.2
47.8
0.5
3.5
5.0
25.4
65.6
0.5
0.5
5.0
27.9
66.1
0.5
0.5
6.5
30.8
61.7
August 2003
911
Four questions were asked to examine the resulting patient perceptions following treatment with
the faculty member (Table 7). Nearly 90 percent of
patients agreed (45 percent slightly agree, 44 percent strongly agree) that their first impressions of
the faculty member greatly affected their confidence
levels in his or her expertise. Only 3 percent of patients disagreed that the dental faculty members attire inspired confidence in his or her abilities. Nearly
73 percent of patients agreed (44 percent slightly
agree, 29 percent strongly agree) that the dental faculty members appearance/attire greatly affected their
anxiety levels, while similar findings were shown
when patients were asked about their levels of comfort.
Additional Results
Patients were asked three questions pertaining
to the behaviors and physical attributes of the dental
staff (Table 8). Nearly two-thirds of patients strongly
agreed that the staff members appearance and behaviors portrayed professional integrity, and the ma-
Table 4. Survey results for patient perceptions following treatment with student
Disagree
Survey Questions
Strong
Slight
Agree
Neutral
Slight
Strong
1.0
1.5
6.0
36.3
55.2
2.5
2.0
4.0
4.5
3.5
3.5
13.9
18.4
20.9
43.3
25.9
22.8
35.8
50.2
48.8
Agree
Strong
Slight
Neutral
Slight
Strong
1.0
11.9
30.9
56.2
2.5
4.0
15.4
33.3
44.8
Slight
Neutral
Slight
Strong
1.5
0
0
0
13.9
4.0
17.4
9.0
35.8
22.9
29.9
33.8
48.3
73.1
52.7
57.2
Strong
0.5
0
0
0
Agree
912
Table 7. Survey results for patient perceptions following treatment with faculty
Disagree
Survey Questions
Strong
0.5
1.0
3.0
2.0
Agree
Slight
Neutral
Slight
Strong
0.5
2.0
2.5
1.5
10.4
21.9
21.9
15.4
44.8
39.3
44.3
49.3
43.8
35.8
28.5
31.8
Neutral
Slight
Strong
3.5
33.0
63.5
Agree
Strong
Slight
0.5
7.0
54.5
26.5
11.5
3.0
15.8
37.1
34.5
9.6
Discussion
The purpose of this study was to explore patients perceptions of professional attire and behav-
August 2003
ior of dental care providers as indicators of the professional integrity and competence within the University of Minnesota School of Dentistry. For purposes of this discussion, we defined professional
integrity as the ability of the health care provider to
be worthy of trust, have concern for others, and have
a substantial commitment to the patient. Professional
competence is the health care providers ability to
provide adequate dental care. We found both similarities and differences in comparison to the findings of studies of professional image among physicians and nurses. The general patient preference
toward traditional/formal physician dress observed
by Kanzler and Gorsulowsky,6 McNaughton-Filion
et al.,7 and Gjerdingen et al.8 was confirmed by our
data. Over 75 percent of the patients agreed that formal attire was appropriate for faculty members, and
over half agreed that dental students should be required to wear dress slacks, collared shirts, skirts, or
blouses. Despite a recent movement in Western culture toward a more relaxed, casual attire in the general public and within the office setting, it appears
that patients continue to expect a formally dressed
dental health care provider. When asked if casual attire was acceptable for a dental student, 44 percent
of patients were neutral, but 32 percent disagreed,
further emphasizing the patient preference towards
formal attire within the dental setting.
Patient responses in this study were somewhat
different from the findings of several previous studies concerning the traditional patient preference for
physicians to wear a white laboratory coat. When
913
914
Conclusions
The primary conclusions of our study are as
follows.
1. Dental students, faculty, and staff of the University of Minnesota School of Dentistry were all
considered to have a professional appearance as
well as behavior.
2. Patients preferred a more formal dress attire for
both dental students and faculty.
3. For dental students, attire greatly affected both
the comfort and the anxiety levels of the patients.
These results were observed, but to a lesser degree, for faculty.
4. Hairstyle, makeup, and jewelry appeared to have
little effect on the patients opinions of the students, faculty, and staff.
5. First impressions of the dental students appeared
to have a greater effect on confidence levels of
patients than did first impressions of the faculty.
6. Patients strongly agreed that dental students and
faculty members used appropriate language and
displayed effective time management skills during their appointment.
Acknowledgments
The authors wish to thank Dee Blomster, Dr.
Eric Mills, Dr. Rich Nadeau, Dr. Karin Quick, Dr.
Ed Ziegler, and the study participants.
REFERENCES
1. Stevens RA. Themes in the history of medical professionalism. Mt Sinai J Med 2002;69(6):357-62.
2. Barondess JA. Medicine and professionalism. Arch Intern Med 2003;163(2):145-9.
3. Walsh KC. Projecting your best professional image. Imprint 1993;40(5):46-9.
4. Young JW. Symptom disclosure to male and female physicians: effects of sex, physical attractiveness, and symptom type. J Behav Med 1979;2:159-69.
5. Gjerdingen DK, Thorpe W, List-Holt P. The physicians
appearance and professionalism. Res and Staff Phys
1990;36:65-74.
6. Kanzler MH, Gorsulowsky DC. Patients attitudes regarding physical characteristics of medical care providers in
dermatologic practices. Arch Dermatol 2002;138(4):4636.
7. McNaughton-Filion L, Chen JSC, Norton PG. The
physicians appearance. Fam Med 1991;23:208-11.
8. Gjerdingen DK, Simpson DE, Titus SL. Patients and physicians attitudes regarding the physicians professional
appearance. Arch Intern Med 1987;147:1209-12.
August 2003
915