Professional Documents
Culture Documents
I. Latar Belakang
Sejalan dengan amanat UU Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yang
memerintahkan untuk adanya dibentuk sebuah lembaga sebagai bagian dari peran masyarakat
untuk pengembangan jasa konstruksi. Lembaga ini bersifat nasional, independen, mandiri dan
terbuka.
Dalam aturan turunannya sebagaimana dituangkan dalam PP No. 4 tahun 2010, maka
diperlukan adanya Lembaga untuk melaksanakan kegiatan pengembangan jasa konstruksi
sehingga didirikan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi yang selanjutnya dalam
menjalankan tugas dan pembentukannya diatur oleh Peraturan Menteri.
Adapun lembaga tersebut bernamaLembaga Tingkat Nasional yang berada di Ibukota Negara
dan Propinsi berlokasi di Ibukota Propinsi. Pihak-pihak yang berhak menjadi pengurus dalam
kelembagaan tersebut terdiri dari empat kelompo unsuryakni :
a.
b.
c.
d.
Dinyatakan bahwa pengukuhan pengurus Lembaga tingkat nasional dan Lembaga tingkat provinsi
harus dilakukan paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak diundangkannya Peraturan Menteri
ini.Adapun komposisi pengurus lembaga adalah : 16 orang untuk Lembaga Tingkat Nasional dan 8
orang untuk Lembaga Tingkat Propinsi.
II. Tujuan
Membentuk pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Periode 2016-2020 yang
sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 51/PRT/M/2015.
III.
B. TIMELINE
IV. Syarat
Untuk dapat menjadi pengurus Lembaga baik tingkat nasional ataupun propinsi, maka diperlukan
sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap kelompok unsur. Adapun kelompok unsur
yang dapat menjadi anggota pengurus adalah berasal dari :
a. Kelompok Unsur Asosiasi Perusahaan
b. Kelompok Unsur Asosiasi Profesi
c. Kelompok Unsur Pemerintah
d. Kelompok Unsur Pakar/Perguruan Tinggi
1. Penetapan Kelompok Unsur TINGKAT NASIONAL
Agar dapat menjadi pengurus lembaga tingkat Nasional, setiap calon harus memiliki
persyaratan sebagai berikut :
a. Syarat Umum :
Warga Negara Indonesia
Pendidikan minimal D3
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Sehat Jasmani dan Rohani
tidak merangkap sebagai ketua asosiasi yang bergerak dibidang jasa konstruksi; dan
tidak sedang dalam menjalani hukuman pidana
b. Syarat Khusus :
PENGURUS LPJKN
PENGURUS LPJKP
belum
pernah
menjabat
dalam
kepengurusan
Lembaga
tingkat
propinsi lebih dari 72 (tujuh puluh
dua) bulan baik secara berturut-turut
maupun tidak berturut-turut
Sedangkan syarat lain yang harus dipenuhi oleh setiap unsur dalam mendaftar untuk
dapat mengikuti proses selanjutnya dalam tahapan pemilihan pengurus yaitu uji kelayakan
dan kepatutan, adalah harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Bagi :
A. Asosiasi perusahaan jasa pelaksana konstruksi umum yang memiliki cabang
1. memiliki Surat Keterangan Terdaftar di Kementerian Dalam Negeri;
7. dalam rentang waktu 1 (satu) tahun telah melakukan pembinaan kepada anggotanya
dalam bentuk pelatihan, seminar dan lokakarya dan sejenisnya sekurang-kurangnya
3 (tiga) kali; dan
8. jumlah anggota paling sedikit 40 (empat puluh) badan usaha.
D. Asosiasi perusahaan jasa pelaksana konstruksi khusus yang tidak memiliki
cabang
1. memiliki Surat Keterangan Terdaftar di Kementerian Dalam Negeri;
2. anggota asosiasi adalah badan usaha yang:
1) memiliki SBU yang masih berlaku;
2) memiliki kualifikasi besar;
3) bersifat padat modal;
4) bersifat padat alat/teknologi;
5) memiliki inovasi teknologi; dan
6) memiliki kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan terintegrasi.
3. memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan kode etik asosiasi;
4. asosiasi perusahaan memiliki kantor tetap yang berkedudukan di wilayah Negara
Republik Indonesia;
5. melaksanakan Musyawarah Nasional (MUNAS) minimal 2 (dua) kali;
6. sekurang-kurangnya 50% (lima puluh per seratus) dari jumlah anggota asosiasi
memiliki IUJK; dan
7. dalam rentang waktu 1 (satu) tahun telah melakukan pembinaan kepada anggotanya
dalam bentuk pelatihan, seminar dan lokakarya dan sejenisnya sekurang-kurangnya
3 (tiga) kali.
E. Asosiasi perusahaan jasa konsultansi perencana/pengawas konstruksi
1. memiliki Surat Keterangan Terdaftar di Kementerian Dalam Negeri;
2. memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan kode etik asosiasi;
3. asosiasi memiliki kantor tetap yang berkedudukan di wilayah Negara Republik
Indonesia;
4. telah melaksanakan Musyawarah Nasional (MUNAS) minimal 2 (dua) kali;
5. memiliki minimal 17 (tujuh belas) cabang asosiasi yang memenuhi persyaratan:
1)
berkedudukan di wilayah provinsi;
2)
memiliki akta pendirian cabang;
3)
telah melakukan Musyawarah Daerah (MUSDA) minimal 1 (satu) kali; dan
4)
jumlah anggota perusahaan di cabang asosiasi tersebut paling sedikit 15 (lima
belas) badan usaha yang memiliki SBU.
6. sekurang-kurangnya 50% (lima puluh per seratus) dari jumlah anggota asosiasi
memiliki IUJK;
7. anggota memiliki kualifikasi kecil, menengah dan besar; dan
8. dalam rentang waktu 1 (satu) tahun telah melakukan pembinaan kepada anggotanya
dalam bentuk pelatihan, seminar dan lokakarya dan sejenisnya sekurang-kurangnya
3 (tiga) kali;
F. Asosiasi profesi umum yang memiliki cabang
1. memiliki Surat Keterangan Terdaftar di Kementerian Dalam Negeri;
2. memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tanggadan kode etik asosiasi;
3. induk asosiasi memiliki kantor tetap yang berkedudukan di wilayah Negara Republik
Indonesia;
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
Hukum Konstruksi;
Manajemen Konstruksi;
Teknik Kelautan;
Teknik Industri;
Manajemen Industri;
Perminyakan; dan/atau
Pertambangan.
10)
11)
12)
kebijakan pengadaan;
sertifikasi profesi;dan/atau
persaingan usaha.
3)
4)
a)
b)
c)
5)
ii.
C. Asosiasi profesi jasa konstruksi untuk menjadi Kelompok Unsur tingkat provinsi
i.
asosiasi berstatus sebagai cabang asosiasi
1) memiliki paling sedikit 100 (seratus) anggota yang memiliki SKA dan berdomisili di
wilayah provinsi;
2) induk dari cabang asosiasi harus:
a) memiliki Surat Keterangan Terdaftar di Kementerian Dalam Negeri;
b) memiliki akta pendirian;dan
c) memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan kode etik asosiasi.
3) memiliki akta pendirian cabang asosiasi;
4) telah melaksanakan Musyawarah Daerah (MUSDA) minimal 1 (satu) kali;
5) usia cabang asosiasi minimal 3 (tahun);
6) anggota yang ada di cabang asosiasi merupakan tenaga ahli/terampil bersertifikat;
dan
7) dalam rentang waktu 1 (satu) tahun telah melakukan pembinaan kepada
anggotanya dalam bentuk pelatihan, seminar dan lokakarya dan sejenisnya
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali.
ii.
.
F. Pemerintah untuk menjadi Kelompok Unsur tingkat provinsi
a. Pokja Penilai Kelompok Unsur membuat permohonan daftar dinas/lembaga daerah
yang memiliki tugas dan fungsi terkait jasa konstruksi kepada Tim Pembina Jasa
Konstruksi provinsi;
b. Daftar dinas/instansi daerah provinsi yang tugas dan fungsinya terkait dengan:
1) pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
2) pendidikan tinggi;
3) penelitian dan pengembangan;
4) badan usaha milik negara;
5) ketenagakerjaan;
6) perindustrian;
7) perhubungan; dan
8) energi dan sumber daya mineral;
c.Pokja Penilai Kelompok Unsur membuat daftar dinas/lembaga daerah provinsi yang
memenuhi kriteria untuk menjadi Kelompok Unsur tingkat provinsi.
V. Tugas-Tugas PokJa dan Sekretariat
Daam melakukan proses pemilihan pengurus di setiap tahapannya, diperlukan Kelompok kerja
(Keolpomk Kerja) dan Sekretariat yang mempunyai tugas sesuai dengan amanat Permen
51/PRT/M/2015. Pokja ini dibagi menjadi dua yakni Pokja Penilai Kelompok Unsur dan Pokja
Penilai Pengurus.
Pokja penilai Kelompok Unsur berasal dari orang-orang yangn mempunyai kompetensi dan
memahami regulasi di bidang jasa konstruksi.Setiap orang yang dipilih ditetapkan oleh
Keputusan Menteri dalam menjalankan tugasnya. Adapun tugas Pokja adalah :
A. PokJa Penilai Kelompok Unsur
Pokja Penilai Kelompok Unsur adalah Penanggung jawab tahapan penetapan Kelompok
Unsur tingkat nasional dan tingkat provinsi.
Tugas:
a. menetapkan baseline waktu dari data yang akan diverifikasi sebagai pemenuhan
persyaratan (diumumkan)
b. menetapkan Asosiasi yang memenuhi persyaratan
i.
melakukan verifikasi dan validasi data dalam formulir pendaftaran beserta
dokumen pendukung (verifikasi data dengan basis data yang dimiliki oleh
Lembaga dan validasi data dengan memohon klarifikasi kepada asosiasi)
ii.
membuat daftar asosiasi perusahaan dan asosiasi profesi yang memenuhi
persyaratan untuk menjadi Kelompok Unsur tingkat nasional dan tingkat provinsi;
iii.
mengumumkan daftar asosiasi perusahaan dan asosiasi profesi yang memenuhi
persyaratan untuk menjadi Kelompok Unsur tingkat nasional dan tingkat provinsi
di situs web resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
iv.
menerima permohonan sanggahpaling lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal
pengumuman yang memenuhi persyaratan di situs web resmi Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
v.
melakukan verifikasi dan validasi ulang terhadap pemenuhan persyaratan asosiasi
yang mengajukan permohonan sanggah;
vi.
vii.
f.
f.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
E. Sekretariat Provinsi
Dalam menjalankan setiap tahapan proses pemilihan, Seketariat Pusat dibantu sekretariat
provinsi di daerah. Adapun pihak yang berhak untuk masuk dalam anggota kesekretariatan
provinsi adalah Tim Pembina Jasa Konstruksi di Propinsi dan Badan Pelaksana Lembaga.
adapun tugasnya adalah melakukan fasilitasi dan administrasi dari setiap proses tahapan
pemilihan di provinsi dengan rincian sebagai berikut :
Tugas:
a. Berkoordinasi dengan Tim sekretariat pusat dalam setiap proses tahapan pemilihan
pengurus lembaga
b. Memfasilitasi proses pemilihan pengurus lembaga di provinsi
c. Melakukan fasilitasi dan administrasi untuk pemilihan pengurus lembaga tingkat
provinsi
d. Memfasilitasi ketersediaan prasarana dan sarana dalam rangka proses pemilihan
pengurus pada tahapan rapat kelompok unsur perdana di provinsi
e. Memfasilitasi ketersediaan prasarana dan sarana dalam rangka proses pemilihan
pengurus pada tahapan uji kelayakan dan kepatutan di provinsi
f. Memfasilitasi ketersediaan prasarana dan sarana dalam rangka proses pemilihan
pengurus pada tahapan rapat pengurus lembaga perdana di provinsi
g. Memfasilitasi ketersediaan prasarana dan sarana dalam rangka proses pemilihan
pengurus pada tahapan pengukuhan pengurus lembaga di provinsi
h. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Tim Sekretariat
Pusat (DitJen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR dan tembusan Gubernur)
VI. Penetapan Kelompok Unsur
Menteri menerbitkan Surat Keputusan tentang penetapan Kelompok Unsur tingkat nasional dan
tingkat provinsi dengan substansi
a. daftar asosiasi perusahaan dan profesi yang memenuhi persyaratan untuk menjadi
Kelompok UnsurLembaga tingkat nasional dan provinsi serta perguruan tinggi dan/atau
pakar dan pemerintah yang memenuhi kriteria untuk menjadi Kelompok UnsurLembaga
tingkat nasional;
b. pendelegasianwewenang penetapan pakar dan/atau perguruan tinggi dan instansi
pemerintah yang memenuhi kriteria untuk menjadi Kelompok Unsur tingkat provinsi
kepada Kepala Unit Struktural di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang membidangi pembinaan jasa konstruksi nasional.
VII.
(satu) orang perwakilannya yang dibuktikan dengan surat penugasan dari institusi
pengutus.
2. RKU Perdana dipimpin oleh 1 (satu) orang ketua dan 1 (satu) orang sekretaris yang dipillih
secara demokratis;
3. RKU Perdana asosiasi menetapkan nama-nama yang akan menjadi wakil Kelompok Unsur
untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan sekurang-kurangnya 8 (delapan) orang untuk
Lembaga tingkat nasional dan sekurang-kurangnya 4 (empat) orang untuk Lembaga
tingkat provinsi, dan paling banyak sesuai jumlah asosiasi yang memenuhi persyaratan
untuk masuk ke dalam Kelompok Unsur;
4. RKU Perdana Pakar dan/atau Perguruan Tinggi serta Instansi Pemerintah menetapkan
nama-nama yang akan menjadi wakil Kelompok Unsur untuk mengikuti uji kelayakan dan
kepatutan sekurang-kurangnya sekurang-kurangnya 4 (empat) orang dan paling banyak 8
(delapan) orang untuk Lembaga tingkat nasional dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
paling banyak 4 (empat) orang untuk Lembaga tingkat provinsi;
5. Dalam hal RKU Perdana tidak dapat menyepakati nama-nama yang akan mengikuti uji
kelayakan dan kepatutan, maka Pokja Penilai Pengurus memberikan waktu kepada
Kelompok Unsur tersebut paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah pelaksanaan RKU
Perdana;
6. Apabila setelah 3 (tiga) hari kerja, Kelompok Unsur belum menyerahkan nama-nama untuk
mengikuti uji kelayakan dan kepatutan, maka Pokja Penilai Pengurus dapat mengusulkan
nama-nama untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan;
7. Nama-nama yang dapat diusulkan merepresentasikan salah satu anggota Kelompok Unsur
yang dibuktikan dengan kartu keanggotaan asosiasi/perguruan tinggi/kartu pegawai negeri
sipil;dan
8. Dalam hal individu yang ditetapkan RKU Perdana untuk mengikuti uji kelayakan dan
kepatutan, tidak memenuhi persyaratan umum dan khusus, maka Kelompok Unsur yang
bersangkutan tidak dapat mengajukan nama baru untuk mengikuti uji kelayakan dan
kepatutan.
9. Penetapan nama-namadituangkan dalam Berita Acara RKU Perdana yang ditandatangani
oleh seluruh peserta RKU Perdana
10. Substansi dalam berita acara RKU Perdana meliputi:
a) tempat dan waktu pelaksanaan RKU Perdana;
b) nama-nama yang diajukan untuk mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan;dan
c) pengesahan oleh seluruh anggota RKU Perdana.
VIII.
Tahapan ini merupakan proses yang sangat penting untuk menghasilkan calon pengurus dengan
kompetensi yang mumpuni, memliki integritas dan berjiwa kepemimpinan. Uji kelayakan dan
kepatutan diadakan selama 2 hari, untuk menyeleksi calon pengurus Lembaga tingkat Nasional dan
Propinsi. Setiap calon pengurus akan melaui tahapan sebagai berikut :
1. Tahapan uji kelayakan dan kepatutan yakni:
a) asesmen psikologi; dan
b) asesmen substansi.