You are on page 1of 25

Asuhan Keperawatan

Senin, 27 Mei 2013


ASKEP Diare

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan masalah
masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada
anak di negara berkembang.
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya.
Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di RS dapat ditekan menjadi
kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar
60 juta kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah anak
dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh
kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk.
Untuk itu saya tertarik membuat Asuhan Keperawatan Kepada Ny.S umur 23 tahun dengan
Gastroenteritis di Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan Keperawatan
nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny.S dengan
Gastroenteritis atau diare.
1.2.2 Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien Ny.S.
2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.
1.3 Metode pembahasan
1.3.1 Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan kasus nyata pada
klien dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Warukulon Pucuk
Lamongan.
1.3.2 cara mendapatkan data :
1) Wawancara langsung dengan pasien atau keluarga pasien
2) Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fiisik
1.3.3 Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus yang dialami.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
BAB 2 : Tinjauan Pustaka
BAB 3 : Tinjauan Kasus
BAB 4 : Penutupsss
DAFTAR PUSTAKA

Daftar isi
Kata pengantar..................................................................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
3.2 ANALISA DATA
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.4 INTERVENSI
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wangs, 1995)
2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare meliputi :
1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
2) Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll
3) Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia,
trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA),
Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

2.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
1) Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan
tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkan sehingga timbul diare.
2) Gangguan sekresi

Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan,
sehingga timbul diare juga.
2.4 Penggolongan Diare
2.4.1 Diare Akut
Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7
atau 14 hari.
a) Penularan
1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi
2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)
b) Penyebab
1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel mukosa
2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme
c) Manifestasi klinis
Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi dan menyebabkan
pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena kekurangan cairan.
2.4.2 Diare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2 minggu bagi bayi
dan anak.

2.5 Patofisiologi
Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan proses
mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi pertukaran air dan
elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
2.6 Komplikasi

Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut :
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipofolomi
c) Hipokalemi
d) Hipoglikemi
e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)
2.7 Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau
tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain
(gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1) Obat anti sekres
a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare akut
lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA,
faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)

2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan) dan obatobatan.
Pemberian cairan

Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan
umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa cairan yang
berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur
6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering
disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya
air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung pada berat
ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat
badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)

BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
MRS
: 02 Mei 2013
No Ruangan
:5
Pengkajian tanggal : 03 Mei 2013
A.Identitas Pasien
Nama pasien

: Ny. S

Jam : 18.00 WIB


Jam : 16.00 WIB

Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 23 Tahun
Alamat
: Ds.Waru kulon pucuk
Agama
: islam
Pekerjaa
: Swasta
Suku bangsa
: Jawa
Diagnosa medic : Gastroenteritis
Yang bertanggung jawab
Nama
: Tn. F
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Ds. Waru Kulon Pucuk
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Hub. Dengan pasien : Ayah
B. Riwayat Kesehatan
I. Keluhan Utama
Saat MRS

: Demam, diare, disertai muntah

Saat pengkajian

: Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam, disertai

muntah.
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning kehijauan
bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Balai Pengobatan AS
SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
III. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna
kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti yang
di alami klien.
V. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan
ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.
C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

: klien lemah, panas, muntah dan diare

Kesadaran

: composmentis

TTV

: Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt

Pemeriksaan Head to toe


a.
b.

Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih.
Mata
: Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata

cowong.
c.
Mulut
d. Hidung

:
Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
: Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada

polip.
e.
Telinga
f.
Leher

: Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen.


: Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena

jugularis, tidak ada kaku kuduk.


g. Dada
Inspeksi
: dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak
ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi
: Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi
: paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
h. Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi
: Hipertimpan,perut kembung
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri
gerak.
Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemerahan
Anus
: Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
Ekstremitas
: Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.
D. Pengkajian Fungsional Gordon
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka
akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Ny. S tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit diare mau
menghabiskan 1 porsi makan.
Minum : Ny. S minumnya tidak terlalu banyak.
3. Pola Eliminasi
BAK :5x/hari

BAB :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir


4. Pola aktifitas dan latihan
Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan
5. Pola istirahat tidur
Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur
6. Pola persepsi sensoris dan kognitif
Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya
7. Pola hubungan dengan orang lain
Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya
8. Pola reproduksi / seksual
Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia
9. Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin sembuh dengan cepat
10. Pola mekanisme koping
Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan
11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah SWT.
Pemeriksaa Serologi/ Imunologi
Jenis pemeriksaan
Tes widal
-O
-H
-PA
-PB

Hasil Pemeriksaan

Nilai Normal

- (Negatif)
1/80
- (Negatif)
-(Negatif)

Negatif
Negatif
Negatif
Negatif

Therapy :
1. Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2. Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
3. Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
4. Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.

3.2 ANALISA DATA

Nama pasien
Umur

: Ny. S

No. Ruangan

:5

: 23 tahun

Data
Masalah keperawatan
Etiologi
DS : klien mengatan berak Gangguan keseimbangan Output yang berlebihan
kuning

kehijauan cairan

bercampur lendir
DO : Turgor kulit menurun,
mulut kering, malas makan
DS : Pasien mengatakan Gangguan rasa nyaman Hiperperistaltik
bahwa

mengalami

perut (nyeri)

kembung
DO : setelah dilakukan
perkusi

diketahui

distensi,

klien

klien
tampak

menahan kesakitan.
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P : sebelum dan sesudah
BAB
Q : nyeri seperti teremas
R : pada regio epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
DS : klien mengatakan Gangguan pola eliminasi Infeksi bakteri
bahwa klien BAB berkali- BAB
kali
DO :klien tampak lemas,
mata cowong.

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan


2. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik
3. Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri

3.4 INTERVENSI
No
.
Dx
1

Tujuan dan KH
Setelah

Dilakukan
1.

Intervensi
pantau tanda kekurangan
1.

Tindakan Keperawatan cairan


2.
observasi/catat hasil intake
2.
2x24
Jam
dengan
output cairan
Tujuan : volume cairan
3. anjurkan klien untuk banyak
3.
dan elektrolit dalam
4.
minum
tubuh
seimbang
4.
jelaskan pada ibu tanda
5.
(kurangnya cairan dan kekurangan cairan
5. berikan terapi sesuai advis :
elektrolit terpenuhi)
Infus RL 15 tpm
Dengan KH :
Turgor kulit cepat

Rasional
Menentukan
selanjutnya
Mengetahui

intervensi
keseimbangan

cairan
Mengurangi kehilangan cairan
Meningkatkan partisipasi dalam
perawatan
mengganti cairan yang keluar
dan mengatasi diare

kembali.
Mata kembali normal
Membran mukosa

basah
Intake output seimbang
Setelah
dilakukan
1.
tindakan
2x24

Teliti keluhan nyeri, cacat


1. Identifikasi karakteristik nyeri &

keperawatan intensitasnya (dengan skala0- factor


jam

dengan 10).
2.
Anjurkan klien untuk
Tujuan : rasa nyaman
menghindari allergen
terpenuhi,
klien
3.
Lakukan kompres hangat
terbebas dari distensi
pada daerah perut
abdomen dengan KH :4. Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi2.
Klien
tidak
Steroid oral, IV, & inhalasi

yang

berhubungan

merupakan suatu hal yang amat


penting

untuk

memilih

intervensi yang cocok & untuk


mengevaluasi ke efektifan dari
terapi yang diberikan.
Mengurangi bertambah beratnya

menyeringai kesakitan.
Klien mengungkapkan
verbal (-)
Wajah rileks
Skala nyeri 0-3

Analgesik : injeksi novalgin penyakit.


3.
Dengan
3x1 amp (500mg/ml)
Antasida dan ulkus : injeksi distensi

kompres

hangat,

abdomen

akan

ulsikur 3x1 amp (200mg/ mengalami relaksasi, pada kasus


2ml)

peradangan akut/peritonitis akan


menyebabkan
4.

penyebaran

infeksi.
Kortikosteroid untuk mencegah

reaksi alergi.
5. Analgesik untuk mengurangi
3

Setelah

Dilakukan
1.
2.
Tindakan Keperawatan
2x24

Jam

dengan
3.
Konsistensi
4.

Tujuan :

BAB lembek, frekwensi


5.
1 kali perhari dengan
KH :
Tanda

vital

dalam

batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c,


RR : < 40 x/mnt )
Leukosit : 4000

nyeri.
Mengobservasi TTV
1. kehilangan cairan yang aktif
Jelaskan pada pasien tentang
secar terus menerus akan
penyebab dari diarenya
mempengaruhi TTV
Pantau leukosit setiap hari
2
Klien dapat mengetahui
Kaji pola eliminasi klien
penyebab dari diarenya.
setiap hari
3
Berguna untuk mengetahui
Kolaborasi
Konsul ahli gizi untuk penyembuhan infeksi
4
Untuk mengetahui konsistensi
memberikan
diet
sesuai
dan frekuensi BAB
kebutuhan klien.
5 Metode makan dan kebutuhan
Antibiotik: cefotaxime 3x1
kalori
didasarkan
pada
amp (500mg/ml)
kebutuhan.

11.000
Hitung jenis leukosit :
1-3/2-6/50-70/20-80/28

3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Nama pasien
Umur
TGL/
JAM

: Ny. S
: 23 tahun
NO.
Dx

IMPLEMENTASI

No.ruangan

:5

RESPON PS

TTD

Jumat,

1,2,3

03/5/13
16.00

Mengkaji keluhan pasien


DS : Klien mengatakan bahwa
Mengobservasi TTV setiap 8
BAB
berkali-kali, muntah,
jam
dan perut kembung.
DO : Turgor kulit menurun,
mulut kering, mata cowong, dan
menahan kesakitan
TD = 80/50 mmHg, S = 39 0 C,

16.15

N= 112, tampak lemah ,RR

Menentukan

tanda-tanda

22x/mnt

kekurangan cairan
Memasang infus RL 15 tpm
DS : klien mengatakan akan
16.25

minum yang banyak


DO
:Turgor kulit berkurang,

1,2

mukosa

mulut

kering,disertai

Memberikan obat:

21.00

1,2

muntah.
Injeksi Novalgin 1 amp
DS : expesi wajah klien sedikit
Injeksi Ulsikur 1 amp
Injeksi Cefotaxime 1 amp
rileks
Menganjurkan untuk klien DO : keluarga kooperatif,dan

banyak minum

akan memberikan banyak minum


agar klien tidak dehidrasi

Sabtu,04/5/13
06.30

1,3
Menganjurkan klien untuk
istirahat

07.30

08.50

11.30

2,3

1,3

1,2

dan

melakukan

DS : : Ny. S keluarga
kompres hangat pada daerah DO
kooperatif
perut
Mengobservasi TTV
DS : Mengganti infus RL 15 tpm
0
Mengkaji pola eliminasi klien DO : TD = 100/70, S = 38 , N =
100x/mnt, RR = 20x/mnt
Memberikan obat:
Injeksi Novalgin 1 amp
Injeksi Ulsikur 1 amp
Injeksi Cefotaxime 1 amp

DS : DO : Keluarga kooperatif

Observasi/catat

hasil

intake
DS

output cairan
14.00

3,2

Menganjurkan makan dalam

Menyuruh pasien banyak


1,2,3

05/5/13
06.00
06.30

: pasien mengatakan akan

DS : DO
: Ny. S keluarga

Memberikan obat:

08.00

DS

minum sesering mungkin


minum agar tidak dehidrasi
DO
: Ny. S keluarga
Jelaskan pada keluarga tandakooperatif
tanda kekurangan cairan

1,3

makan dalam porsi kecil tapi


sering.
DO : Keluarga kooperatif

porsi sedikit tapi sering.

Minggu,

: Klien mengatakan akan

Injeksi Dexa 1 amp


Injeksi Ulsikur 1 amp
Injeksi Cefotaxime 1 amp

kooperatif

DS : DO : TD = 100/70, S = 370, N =
08.30

Mengopservasi TTV
100x/mnt, RR = 22x/mnt
Mengganti cairan infus + drip

2,3

Neurobio

DS : klien mengatakan akan

Menganjurkan makan dalam


10.00

sering.

porsi dikit tapi sering

makan dalam porsi kecil tapi


DO : keluarga kooperatif
DS : -

Mengopservasi

tanda

dehidrasi

tanda

DO

: Turgor kulis sedikit

membaik , mukusa mulut lembab,


muntah

berkurang,diare

berkurang.
DS
Memberikan obat

Injeksi Ulsikur 1 amp

:pasien mengatakan nyeri

saat disuntik
DO : Obat masuk tidak ada

Injeksi Cefotaxime 1 amp

tanda alergi

DS : Observasi leukosit

DO : Leukosit : 8600/mm3
Hitung jenis leukosit : 1-3/26/50-70/20-80/2-8

3.6 EVALUASI KEPERAWATAN

No
.
Dx

Hari/tgl

Catatan Perkembangan

TTD

1.

Jumat,03/5/201

S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas

O:-

Klien masih tampak lemas

Aktifitas klien masih dibantu keluarganya


A : Masalah belum teratasi
2.

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan


S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit
O:-

Kien tampak menyeringai kesaklitan

Klien terus memegangi perutnya


Skala nyeri 3

3.

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan
S : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah
mulai berkurang 2x/hari, masih merasa mual tapi tidak
sampai muntah.
O : - klien BAB 2x/hari
- Turgor kulit kembali < 1 detik
- Mata tidak cowong
- Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi

1.

Sabtu,04/5/2013

makannya
- Klien tidak muntah
A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan
Kaji intak output cairan setiap 8 jam
Pantau tanda-tanda dehidrasi
S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih sehat
O:-

Klien tampak lebih sehat

Klien lebih mandiri dalam melakukan aktifitasnya


Turgor kulit < 1 detik kembali
Mata tidak cowong
Mukosa mulut tidak kering
A : Masalah teratasi
2.

P : Intervensi dihentikan

S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya sedikit


berkurang

3.

O : Klien menyeringai menahan sakit, skala nyeri 2


A : Masalah tertasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah lembek 1-2/hari


mual sudah berkurang, tidak muntah lagi.
O : - Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit lunak
Klien menghabiskan makanannya
Klien tidak muntah
Turgor kulit kembali < 1 detik
Mata tidak cowong
Mukosa mulut tidak kering
Klien minum 1000cc/hari
A : Masalah teratasi sebagaian
1.

Minggu,
05/5/2013

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan


S: Klien mengatakan bahwa perutnya sudah tidak sakit
O : - Skala nyeri 0
Klien tidak menyeringai kesakitan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak merasa mual dan

2.

muntah, konsistensi BAB lunak.


O : - Klien BAB dengan konsistensi lunak
Klien tidak merasa mual dan muntah
Klien menghabiskan porsi makannya dan minum kurang
lebih 1500cc/hari
Jumlah leukosit normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. S dengan Gastroenteritis didapatkan
kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan
obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang
menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan pengkajian pada Ny. S
didapatkan diagnosa bahwa Ny. S degan Gastroenteritis dengan masalah gangguan
keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit.
Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam
penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah
implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. S menunjukkan suatu kemajuan yaitu frekwensi
BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan integritas kulit yang lebih
parah tidak terjadi.

4.2 Kritik dan Saran


Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan askep
yang akan datang. Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart
Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Jakarta

Diposkan oleh Eva Maria Keljombar di 22.13


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
11 komentar:
1.
Bahar Ayhu20 Mei 2014 19.24
Postingan yang sangat bermutu terima kasih sudah berbagi.
Bagi yang mau mengetahui cara mengobati diare secara alami anda bisa membacanya di
Cara Mudah Mengobati Penyakit Diare Secara Alami
Balas
2.
kang mamat19 Agustus 2014 21.19
tanggapan :
dalam pemberian terapi akan lebih baik bila kita menuliskan berapa mili gram/ gram obat
yang kita berikan. bukan dengan satuan ampul/vial/tablet dsb
Balas
3.
kang mamat19 Agustus 2014 21.25
tanggapan :"Mengobservasi TTV setiap 8 jam" mungkin lebih baik kita tuliskan
"mengukur TTV", saja, karena pada jam kita melakukan implementasi kita hanya
mengukur TTV 1 kali pada jam itu, untuk kata- kata "setiap 8 Jam" akan lebih bijak bila
kita masukan ke dalam perencanaan.
Balas
4.
Blogys Blog21 Mei 2015 21.20

bagus ka isinya mudah saya pahami ,,


silahkan mampir ke blog saya ka smga bisa saling melengkapi,, ditunggu juga
komentarnya,,
http://nursingamazing.blogspot.com/
Balas
5.
PURNAMA8 Juni 2015 19.55
makasih banyak infonya ya mengenai askep diare,salam kenal ya
Balas
6.
Akbar Alimuddin18 Juni 2015 19.35
keren, sangat bermanfaat
hrp mampir di blogq yha, biar bsa berbagi n saling melengkap
Balas
7.
faatulo tafonao23 Oktober 2015 18.19
Very good, sangat bermanfaat harap singgah dblogq weh,, biar bisa berbagi nambah
nambah ilmu....
Balas
8.
Dunia Keperawatan11 Desember 2015 00.43
Salam Kesehatan...
Kunjungi : http://dunia-keperawatan33.blogspot.co.id/

Kumpulan Askep+LP+SAP+SOP+Leaflet+Video+Info Kesehatan Terlengkap.


Balas
9.
Kumpulan Askep26 Maret 2016 02.48
bermanfaat kakak, kiranya link ini bisa melengkapi pengertian askep secara keseluruhan.
http://goo.gl/y3pIkK
Balas
10.
Cecep Tamahaya12 Juni 2016 08.26
butuh informasi Loker dan askep terlengkap kunjungi askep33.com
iunformasi terlengkap dan terakurat..
Balas
11.
zaki taufiqurrohman16 Juli 2016 08.05
sipp
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Visitors
516872

Mengenai Saya

Eva Maria Keljombar


Lihat profil lengkapku

De La Salle Universitty Manado

Beranda

Arsip Blog

2013 (8)
o Mei (6)

ASKEP Keperawatan Jiwa 1-Perilaku Anak dan Remaja

ASKEP Apendisitis

ASKEP Diare

ASKEP Hirschsprung

ASKEP CA Kolon (Kanker Kolon)

ASKEP Konstipasi (Sistem Pencernaan)

o Maret (2)
Menjadi seorang perawat itu kebanggan! Bisa menolong dan menyembuhkan orang-orang
disekitar kita. NURSE are angels on earth.

My Widget

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like