Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan masalah
masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada
anak di negara berkembang.
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya.
Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di RS dapat ditekan menjadi
kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar
60 juta kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah anak
dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh
kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk.
Untuk itu saya tertarik membuat Asuhan Keperawatan Kepada Ny.S umur 23 tahun dengan
Gastroenteritis di Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan Keperawatan
nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny.S dengan
Gastroenteritis atau diare.
1.2.2 Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien Ny.S.
2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.
1.3 Metode pembahasan
1.3.1 Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan kasus nyata pada
klien dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Warukulon Pucuk
Lamongan.
1.3.2 cara mendapatkan data :
1) Wawancara langsung dengan pasien atau keluarga pasien
2) Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fiisik
1.3.3 Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus yang dialami.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
BAB 2 : Tinjauan Pustaka
BAB 3 : Tinjauan Kasus
BAB 4 : Penutupsss
DAFTAR PUSTAKA
Daftar isi
Kata pengantar..................................................................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
3.2 ANALISA DATA
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.4 INTERVENSI
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wangs, 1995)
2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare meliputi :
1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
2) Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll
3) Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia,
trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA),
Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
2.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
1) Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan
tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkan sehingga timbul diare.
2) Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan,
sehingga timbul diare juga.
2.4 Penggolongan Diare
2.4.1 Diare Akut
Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7
atau 14 hari.
a) Penularan
1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi
2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)
b) Penyebab
1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel mukosa
2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme
c) Manifestasi klinis
Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi dan menyebabkan
pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena kekurangan cairan.
2.4.2 Diare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2 minggu bagi bayi
dan anak.
2.5 Patofisiologi
Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan proses
mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi pertukaran air dan
elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
2.6 Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut :
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipofolomi
c) Hipokalemi
d) Hipoglikemi
e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)
2.7 Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau
tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain
(gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1) Obat anti sekres
a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare akut
lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA,
faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan) dan obatobatan.
Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan
umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa cairan yang
berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur
6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering
disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya
air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung pada berat
ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat
badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
MRS
: 02 Mei 2013
No Ruangan
:5
Pengkajian tanggal : 03 Mei 2013
A.Identitas Pasien
Nama pasien
: Ny. S
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 23 Tahun
Alamat
: Ds.Waru kulon pucuk
Agama
: islam
Pekerjaa
: Swasta
Suku bangsa
: Jawa
Diagnosa medic : Gastroenteritis
Yang bertanggung jawab
Nama
: Tn. F
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Ds. Waru Kulon Pucuk
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Hub. Dengan pasien : Ayah
B. Riwayat Kesehatan
I. Keluhan Utama
Saat MRS
Saat pengkajian
muntah.
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning kehijauan
bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Balai Pengobatan AS
SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
III. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna
kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti yang
di alami klien.
V. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan
ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
: composmentis
TTV
Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih.
Mata
: Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata
cowong.
c.
Mulut
d. Hidung
:
Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
: Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip.
e.
Telinga
f.
Leher
Hasil Pemeriksaan
Nilai Normal
- (Negatif)
1/80
- (Negatif)
-(Negatif)
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Therapy :
1. Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2. Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
3. Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
4. Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.
Nama pasien
Umur
: Ny. S
No. Ruangan
:5
: 23 tahun
Data
Masalah keperawatan
Etiologi
DS : klien mengatan berak Gangguan keseimbangan Output yang berlebihan
kuning
kehijauan cairan
bercampur lendir
DO : Turgor kulit menurun,
mulut kering, malas makan
DS : Pasien mengatakan Gangguan rasa nyaman Hiperperistaltik
bahwa
mengalami
perut (nyeri)
kembung
DO : setelah dilakukan
perkusi
diketahui
distensi,
klien
klien
tampak
menahan kesakitan.
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P : sebelum dan sesudah
BAB
Q : nyeri seperti teremas
R : pada regio epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
DS : klien mengatakan Gangguan pola eliminasi Infeksi bakteri
bahwa klien BAB berkali- BAB
kali
DO :klien tampak lemas,
mata cowong.
3.4 INTERVENSI
No
.
Dx
1
Tujuan dan KH
Setelah
Dilakukan
1.
Intervensi
pantau tanda kekurangan
1.
Rasional
Menentukan
selanjutnya
Mengetahui
intervensi
keseimbangan
cairan
Mengurangi kehilangan cairan
Meningkatkan partisipasi dalam
perawatan
mengganti cairan yang keluar
dan mengatasi diare
kembali.
Mata kembali normal
Membran mukosa
basah
Intake output seimbang
Setelah
dilakukan
1.
tindakan
2x24
dengan 10).
2.
Anjurkan klien untuk
Tujuan : rasa nyaman
menghindari allergen
terpenuhi,
klien
3.
Lakukan kompres hangat
terbebas dari distensi
pada daerah perut
abdomen dengan KH :4. Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi2.
Klien
tidak
Steroid oral, IV, & inhalasi
yang
berhubungan
untuk
memilih
menyeringai kesakitan.
Klien mengungkapkan
verbal (-)
Wajah rileks
Skala nyeri 0-3
kompres
hangat,
abdomen
akan
penyebaran
infeksi.
Kortikosteroid untuk mencegah
reaksi alergi.
5. Analgesik untuk mengurangi
3
Setelah
Dilakukan
1.
2.
Tindakan Keperawatan
2x24
Jam
dengan
3.
Konsistensi
4.
Tujuan :
vital
dalam
nyeri.
Mengobservasi TTV
1. kehilangan cairan yang aktif
Jelaskan pada pasien tentang
secar terus menerus akan
penyebab dari diarenya
mempengaruhi TTV
Pantau leukosit setiap hari
2
Klien dapat mengetahui
Kaji pola eliminasi klien
penyebab dari diarenya.
setiap hari
3
Berguna untuk mengetahui
Kolaborasi
Konsul ahli gizi untuk penyembuhan infeksi
4
Untuk mengetahui konsistensi
memberikan
diet
sesuai
dan frekuensi BAB
kebutuhan klien.
5 Metode makan dan kebutuhan
Antibiotik: cefotaxime 3x1
kalori
didasarkan
pada
amp (500mg/ml)
kebutuhan.
11.000
Hitung jenis leukosit :
1-3/2-6/50-70/20-80/28
: Ny. S
: 23 tahun
NO.
Dx
IMPLEMENTASI
No.ruangan
:5
RESPON PS
TTD
Jumat,
1,2,3
03/5/13
16.00
16.15
Menentukan
tanda-tanda
22x/mnt
kekurangan cairan
Memasang infus RL 15 tpm
DS : klien mengatakan akan
16.25
1,2
mukosa
mulut
kering,disertai
Memberikan obat:
21.00
1,2
muntah.
Injeksi Novalgin 1 amp
DS : expesi wajah klien sedikit
Injeksi Ulsikur 1 amp
Injeksi Cefotaxime 1 amp
rileks
Menganjurkan untuk klien DO : keluarga kooperatif,dan
banyak minum
Sabtu,04/5/13
06.30
1,3
Menganjurkan klien untuk
istirahat
07.30
08.50
11.30
2,3
1,3
1,2
dan
melakukan
DS : : Ny. S keluarga
kompres hangat pada daerah DO
kooperatif
perut
Mengobservasi TTV
DS : Mengganti infus RL 15 tpm
0
Mengkaji pola eliminasi klien DO : TD = 100/70, S = 38 , N =
100x/mnt, RR = 20x/mnt
Memberikan obat:
Injeksi Novalgin 1 amp
Injeksi Ulsikur 1 amp
Injeksi Cefotaxime 1 amp
DS : DO : Keluarga kooperatif
Observasi/catat
hasil
intake
DS
output cairan
14.00
3,2
05/5/13
06.00
06.30
DS : DO
: Ny. S keluarga
Memberikan obat:
08.00
DS
1,3
Minggu,
kooperatif
DS : DO : TD = 100/70, S = 370, N =
08.30
Mengopservasi TTV
100x/mnt, RR = 22x/mnt
Mengganti cairan infus + drip
2,3
Neurobio
sering.
Mengopservasi
tanda
dehidrasi
tanda
DO
berkurang,diare
berkurang.
DS
Memberikan obat
saat disuntik
DO : Obat masuk tidak ada
tanda alergi
DS : Observasi leukosit
DO : Leukosit : 8600/mm3
Hitung jenis leukosit : 1-3/26/50-70/20-80/2-8
No
.
Dx
Hari/tgl
Catatan Perkembangan
TTD
1.
Jumat,03/5/201
O:-
3.
1.
Sabtu,04/5/2013
makannya
- Klien tidak muntah
A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan
Kaji intak output cairan setiap 8 jam
Pantau tanda-tanda dehidrasi
S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih sehat
O:-
P : Intervensi dihentikan
3.
Minggu,
05/5/2013
2.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. S dengan Gastroenteritis didapatkan
kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan
obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang
menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan pengkajian pada Ny. S
didapatkan diagnosa bahwa Ny. S degan Gastroenteritis dengan masalah gangguan
keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit.
Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam
penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah
implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. S menunjukkan suatu kemajuan yaitu frekwensi
BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan integritas kulit yang lebih
parah tidak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart
Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Jakarta
Visitors
516872
Mengenai Saya
Beranda
Arsip Blog
2013 (8)
o Mei (6)
ASKEP Apendisitis
ASKEP Diare
ASKEP Hirschsprung
o Maret (2)
Menjadi seorang perawat itu kebanggan! Bisa menolong dan menyembuhkan orang-orang
disekitar kita. NURSE are angels on earth.
My Widget