Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
NISA KURNIAWAN (093244204)
BIOLOGI 2009 B
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
UNSUR-UNSUR MAKRO
1.
a.
mudah rebah dan kurang sekai menghasikan buah; selain itu pemupukan N
yang banyak dapat memperlambat masaknya biji.
Pemberian N yang banyak mempengaruhi juga perkembangan susunan
akar, tetapi tidak sebagai Phosphorus dimana akar menjadi lebih panjang dan
lebih dalam masuk kedalam tanah. Oleh karena dalamnya masuknya susunan
akar kedalam tanah yang tidak sepadan dengan kesuburannya pada bagian atas
tanah, maka tanaman dalam keadaan demikian akan lebih lekas kekeringan.
b. Phosphor (P)
Fosfor diambil oleh akar dalam bentuk H2PO4- dan HPO4= sebagian besar
fosfor didalam tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam
senyawa-senyawa organik dan hanya sebagian kecil terdapat dalam bentuk
anorganik sebagai ion-ion phosphat.
Beberapa bagian tanaman sangat banyak mengandung zat ini, yaitu
bagian-bagain yang bersangkutan dengan pembiakan generatif, seperti daundaun bunga, tangkai sari, kepala sari, butir tepung sari, daun buah dan bakal
biji. Jadi untuk pembentukan bunga dan buah sangat banyak diperlukan unsur
fosfor. Selain itu fosfor berperan juga pada sintesa hijau daun. Fosfor
mendorong pertumbuhan akar-akar muda yang berguna bagi resistensi
terhadap kekeringan.
c. Kalium (K)
Kalium diserap dalam bentuk K+. kalium banyak terkandung pada abu.
Abu daun teh yang muda mengandung sampai 50% K 2O, pucuk tebu yang
muda mengadung 60-70% K2O dan pada tanaman jagung adalah sbb:
Didalam batang dan daun : 52% dan 61%
Didalam tongkol : 21%-45%
Didalam akar : 3%-20%
Kalium terdapat didalam sel-sel yaitu sebagai ion-ion didalam cairan sel
dan sebagai persenyawaan adsorptif didalam zat putih telur dari sitoplasma.
Inti sel tidak mengandung kalium. Sebagai ion didalam cairan sel, Kalium
berperan dalam melaksanakan turgor yang disebabkan oleh tekanan osmotis.
Ion Kalium mempunyai fungsi psikologis pada asimilasi zat arang. Bila
tanaman sama sekali tidak diberi Kalium, maka asimilasi akan terhenti. Oleh
sebab itu pada tanaman yang banyak menghasilkan hasil asimilasi seperti
kentang, ubi kayu, tebu, nanas, akan banyak memerlukan Kalium (K 2O)
didalam tanah.
Kalium berfungsi pula pada pembelahan sel dan pada sintesa putih telur.
Pada saat terjadi pembentukan bunga atau buah maka Kalium akan cepat
ditarik oleh sebab itu Kalium mudah bergerak (mobil).
Fungsi lain dari Kalium adalah pada pembentukan jaringan penguat.
Perkembangan jaringan penguat pada tangkai daun dan buah yang kurang baik
sering menyebabkan lekas jatuhnya daun dan buah itu. Daun-daun pada teh
dan tangkai buah kelapa bila kekurangan Kalium akan terkulai dan buahnya
lekas jatuh.
Tanaman yang kekurangan Kalium akan cepat mengayu atau menggabus,
hal ini disebabkan kadar lengasnya yang lebih rendah. Menurut penyelidikan
mikro, Kalium berpengaruh baik pada pembentukan serat-serat seperti pada
rosela, kapas dan rami.; dinding-dinding sel lebih baik keadaannya dan lebih
baik kandungan airnya, sel-sel ini tumbuh lebih baik, lebih kuat dan lebih
panjang.
d. Calsium (Ca)
Unsur ini diserap dalam Ca++, Kalsium terdapat sebagai kalsium pectinaat
pada lamela-lamela tengah dari dinding-dinding sel, endapan-endapan dari
kalsium oksalat dan kalsium karbonat dan sebagai ion didalam air-sel.
Kebanyakan dari zat kapur ini (CaO) terdapat didalam daun dan batang. Pada biji-
biji relatif kurang mengandung kapur, demikian juga pada akar-akaran. Pada akarakaran banyak terdapat pada ujung-ujungnya dan bulu-bulu akar.
Fungsi ion Kalsium yang penting adalah mengatur permeabilitas dari dinding
sel. Telah diketahui bahwa ion-ion Kalium itu mempertinggi permeabilitas
dinding sel dan ion-ion Kalsium adalah sebaliknya. Hal ini penting bagi
organisme, sebab bertambahnya permeabilitas yang disebabkan ion-ion Kalium
dapat lebih dicegah.
Peranan yang penting dari kapur terdapat pada pertumbuhan ujung-ujung
akar dan pembentukan bulu-bulu akar. Bila kapur ditiadakan maka pertumbuhan
keduanya akan terhenti dan bagian-bagian yang telah terbentuk akan mati dan
berwarna coklat kemerah-merahan.
e. Magnesium (Mg)
Magnesium diserap dalam bentuk Mg++ dan merupakan bagian dari hijau daun
yang tidak dapat digantikan oleh unsur lain, kecuali didalam hijau daun Mg
terdapat pula sebagai ion didalam air-sel.
Walaupun za mineral ini diserap tanaman dalam jumlah yang sedikit jika
dibandingkandengan zat mineral makro lain (diantaranya N,P dan Ca), Mg dalam
bentuk Mg2+ mempunyai peranan penting dalam penyusunan klorofil. Menurut G.
H. Collings (1955) kadar magnesium dari klorofil tanaman adalah 2,7 persen.
f.
Belerang (S)
Belerang diserap dalam bentuk SO 4= , unsur ini terdapat pada zat putih telur.
Selanjutnya belerang terdapat pada glukosida dan sebagai ion sulfat didalam airsel.
a.
Natrium (Na)
Natrium terdapat pada semua abu tanaman, terlebih pada tanaman yang timbuh
pada tanah yang banyak mengandung garam dapur seperti pada tanah asin atau
payau, air laut dsb. Oleh karena itu biasanya pada tanaman demikian (halophyta)
terdapat pula ion-ion klor.
Natrium yang terbentuk sebagai ion mempunyai arti biologis karena turut
serta memelihara keadaan turgor. Unsur ini dapat pula menggantikan Kalium
dalam hal tersebut dan memang sering terjadi, bahwa kadar Natriumnya naik bila
keadaan unsur Kalium sangat kurang.
b.
Klor (Cl)
Klor terdapat sebagai ion didalam air-sel disemua bagian tanaman. Kadarnya
Silicium (Si)
Penting bagi beberapa tanamanyang sel-selnya dibuat dengan asam kersik sebagai
pencegahan terhadap gangguan-gangguan yang memakan daun dan masuknya
bibit penyakit kedalamnya, (batang dan daun-daun rumput, macam-macam kayu)
d.
Alumunium (Al)
Unsur ini selalu terdapat didalam abu tanaman walaupun hanya sedikit. Apakah Al
sangat dibutuhkan atau tidak belum ada persetujuan dari para ahli. Yang penting
dalam hal ini adalah bahwa beberapa tanaman budidaya menunjukan kepekaan
terhadap unsur ini walaupun sedikit sekali. Penyelidikan pada tebu bahwa
penggunaan 17-170 mg/1 Al2O3 bisa membahayakan, pada tembakau 90-180 mg/1
Al2O3 telah berbahaya.
Tanaman padi sangat peka terhadap Al2O3 kira-kira 14 mg/1 Al2O3
merupakan racun pada padi. pada keadaan tanah yang ekstrem (PH tinggi),
tanaman yang ditanam pada tanah demikian akan mati.
Tanaman teh kurang peka terhadap unsur ini.
2.
UNSUR-UNSUR MIKRO
Unsur-unsur mikro yang sangat dibutuhkan adalah Besi, Mangan, Borium, Koper,
Zink, dan Molibdin.
a.
Besi (F)
Besi diserap dalam bentuk Fe++ dan mempunyai fungsi yang tidak dapat
digantikan pada pembentukan hijau daun. Besi juga merupakan salah satu unsur
yang
diperlukan
pada
pembentukan
enzym-enzym
pernapasan
yang
Tembaga (Cu)
Unsur tembaga diserap oleh tanaman dalam bentuk Cu++. Cu diperlukan
pada pembentukan beberapa macam enzym, oleh karena itu sangat diperlukan
walaupun dalam jumlah yang kecil.
e.
Zink (Zn)
Zink diserap dalam bentuk Zn++. Zink dalam kadar rendah memberikan
f.
Molibdin (Mo)
Diserap akar dalam bentuk ion Molibdat (MoO4). Peranannya penting dalam
pengikatan Nitrogen yang bermanfaat pada tanaman Leguminose. Mo juga
penting bagi tanaman jeruk dan sayur-sayuran.
ANTAGONISME
Antagonisme ion merupakan pemasukan ion yg satu mempengaruhi
pemasukan ion-ion yang lain.
Contoh:
- Pemasukan ion Ca2+ meniadakan pengaruh ion Na+ .
- Konsentrasi ion Na+ menghambat peresapan ion-ion
K+ & Ca2+.
Pemasukan ion ke dalam akar ditunjang dengan keadaan banwa di dalam
jaringan akar yg masih muda terdapat timbunan ion-ion & garam. Maka di duga,
timbunan ion-ion & garam inilah yg kemudian menarik ion-ion di dalam tanah.
Proses pertukaran ion oleh sel-sel akar tanaman memerlukan energi.
Energi diperoleh dari proses respirasi sel-sel akar tanaman.
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel manipulasi :
Medium pertumbuhan tanaman Kayu Apu yang meliputi:
20 ml air suling
40 ml KCl 1%
40 ml MgCl2 1%
20 ml KCl 1% + 20 ml MgCl2 1%
Variabel respon :
Alat
Petridisk
6 buah
Gelas ukur
1 buah
Pipet
2.
3 buah
Pisau
Penggaris
1 buah
1 buah
Bahan
Air suling
20 ml air suling
40 ml KCl 1%
40 ml MgCl2 1%
20 ml KCl 1% + 20 ml MgCl2 1%
20 ml KCl 1% + 10 ml MgCl2 1% + 10 ml air suling
10 ml KCl 1% + 20 ml MgCl2 1% + 10 ml air suling
BAB IV
Komposis
i
Warna Daun
Medium
A
Hijau
Hasil Pengamatan
Pertumbuhan
Viabilitas
Akar
Daun
Segar
daun timbul
Segar
bintik kuning
C
Hijau
Segar
Bertambah
Lamina daun
panjang
semakin lebar
Helai daun
Banyak yang
rontok
Bertambah
D
Hijau +
Segar
panjang dan
rimbun
Hijau
Segar
Hijau
Segar
Hijau +
Segar
Bertambah
rimbun
Bertambah
rimbun
Bertambah
panjang
daun timbul
bintik kuning, 1
daun menguning
Hijau +, 2 helai
daun timbul
banyak yang
lepas
Muncul 1 daun
pada setiap
individu
Lamina daun
semakin lebar dan
muncul 1 helai
daun
Helai daun
bertambah 2,1
daun lisis
Helai daun
bertambah 1
Helai daun
bertambah 2,1
daun lisis
Helai daun
Segar
Akar rontok
berkurang 2
karena lisis
Segar
Bertambah
Lamina
daun
bintik kuning
Hijau ++
Segar
Hijau +, 1 helai
E
daun timbul
Segar
bintik kuning
rimbun
bertambah 2 helai
Bertambah
daun
Lamina
rimbun
panjang
bertambah 1 helai
Bertambah
daun
Lamina
Hijau +
Hijau +, 2 helai
daun membusuk
Hijau +, 2 helai
daun ada bercak
Segar
Segar
rimbun
panjang
lebar,bertambah 1
helai daun
yang Lamina
rontok
daun timbul
Segar
bercak coklat
bertambah 2 helai
daun
Bertambah 1 helai
Rontok
daun
yang Helai
daun timbul
Segar
bintik kuning
F
Hijau +, 1 helai
daun menguning
Keterangan:
A : 40 ml air suling
daun
rontok
bertmabah 1, lisis
Semakin
1 daun
Lamina
memanjang
melebar,
daun
bertambah 2 helai
daun
Rimbun tapi Bertambah 1 helai
Hijau +, 2 helai
E
daun
melebar,
coklat
7
dan bertambah
Ada
Segar
daun
ada
A
dan melebar,
rimbun
Bertambah
Segar
daun
Segar
ada
yang daun
rontok
Bertambah
Lamina
rimbun
bertambah lebar.
daun
B : 40 ml KCl 1%
C : 40 ml MgCl2 1%
D : 20 ml KCl 1 % + 20 ml MgCl2 1%
E : 20 ml KCl 1 % + 20 ml air suling
F : 20 ml KCl 1 % + 20 ml MgCl2 1% + 10 ml air suling
4.2 Analisis
Pada perlakun A (kontrol), yakni dengan penambahan air suling pada
medium tumbuh didapat hasil berikut. Keadaan tanaman Kayu Apu pada hari ke-7
warna daun tetap hijau.tetap segar seperti pada hari pertama pengamatan. Berbeda
dengan perlakuan B sampai dengan perlakuan F. Keadaan tanaman Kayu Apu
pada tiap perlakuan tersebut sangat berbeda dengan perlakuan kontrol. Ada
perbedaan panjang tanaman, perbedaan warna dan terjadi kerontokan pada daun
serta viabilitas tanaman. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan larutan
KCl 1% dan MgCl2 1% pada perlakuan B sampai F. Adanya sifat antagonisme
pada masing-masing larutan, yakni K+ dan Mg2+ saling meniadakan peranan antar
kedua ion tersebut.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan analisis sebelumnya diperoleh bahwa ada sifat antagonism
antara ion K+ dan Mg2+. Dari keenam perlakuan, yakni perlakuan dengan
penambahan air suling, KCl, MgCl2, KCl dan MgCl2 1%, KCl 1% + 10 ml MgCl2
1% + 10 ml air suling serta 10 ml KCl 1% + 20 ml MgCl 2 1% + 10 ml air suling
pada tanaman Kayu Apu Untuk perubahan warnanya berturut-turut adalah hijau ,
hijau (+), hijau (+). Sedangkan untuk viabilitas hari ke 3,5,dan 7 tetap segar. Daun
dan akar bertambah banyak dan panjang.
Hasil terebut didapat bahwa penambahan air suling pada medium tumbuh
(sebagai kontrol) merupakan medium terbaik
pengamatan selain terdapat daun yang lisis dan membusuk, juga terjadi
kerontokan akar.
Perlakuan C, yakni penambahan 40 ml MgCl 2 1% merupakan medium
yangbaik untuk tanaman Kayu Apu, karena rata-rata pada setiap pengamatan
selain terdapat daun yang bertambah banyak jumlahnya ,juga bertambah panjang
dan rimbunnya akar.
Hasil yang didapat kurang sesuai dengan teori yang ada, yang mengatakan
bahwa ada sifat antagonisme pada ion K+ dan Mg2+ yang menyebabkan peniadaan
antar kedua ion tersebut. Adanya perbedaan panjang tanaman, yakni makin
pendek mungkin disebabkan oleh adanya pencampuran kedua ion sehingga timbul
adanya perbedaan osmotik antar tanaman dengan lingkungan. Namun, dari segi
warna dan viabilitas hasil yang diperoleh sesuai dengan teori yang ada.
Penambahan ion K+ dan Mg2+ memiliki perbedaan dalam penyerapannya
oleh tumbuhan. Ion K+ yang memiliki valensi 1 lebih mudah diserap
tanaman,tetapi pada tanaman kayu apu terjadi kerusakan pada daun dan akar
karena pemberian KCl . ion Mg2+ yang memiliki valensi 2. Memamng lebih sulit
untuk diserap oleh tanaman, tetapi pada perlakuan terhadap kayu apu, MgCl2
memberikan pengaruh yang baik dengan bertambahnya jumlah daun serta
bertambah panjangnya akar.
Seperti yang telah diketahui, bahwa MgCl2 diserap tanaman dalam bentuk
ion. Ion Mg2+ ini berperan dalam sintesis klorofil, karena merupakan bahan baku
utama dalam pembentukan klorofil tersebut. Adanya penambahan ion K+ pada
medium tumbuh mengganggu peranan Mg2+. Berkurangnya penyerapan Mg2+ oleh
ion K+ ini meyebabkan produksi klorofil pada tumbuhan tidak optimal. Hal ini
menyebabkan proses fotosintesis pada tanaman tidak berjalan dengan optimal,
karena fotosintesis sangat membutuhkan klorofil. Proses fotosintesis yang tidak
optimal menyebabkan produksi pati sebagai sumber ATP sangat sedikit.
Sedikitnya ketersediaan pati akan berdampak pada translokasi pati yang tidak
merata dan optimal. Hal ini membuat ada beberapa dari organ tanaman yang tidak
mendapatkan pasokan pati. Minimnya pasokan pati pada suatu organ tanaman
sudah tentu akan mengganggu pertumbuhan organ tersebut, misalnya pada daun.
Daun pun akan menjadi kunig bahkan kuning kecoklatan dan mengalami
kerontokan.
Air suling bukan merupakan hormon pertumbuhan yang menyebabkan
pengenduran dinding sel sehingga pertambahan panjang jaringan hanya
disebabkan oleh peristiwa osmosis yang akan berhenti jika CIS dan CES dalam
keadaan seimbang dan dinding akan menegang sehingga pertambahan jaringan
rendah batang (koleoptil).
BAB V
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Yuni Sri. 2011. Panduan Praktikum Ilmu Hara. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya Press.
Hartanti, Meirina Fitri. 2009. Pompa Ion dan Mekanisme Transport. Diakses
melalui
http://mei-smart.blogspot.com/2009/10/pompa-ion-danmekanisme-transpot-pada.html pada tanggal 12 Maret 2012
Adam.
2009.
Mineral.
Diakses
melalui
http://www.ad4msan.com/2009/05/mineral.html pada tanggal 12 Maret
2012
melalui