You are on page 1of 19

PENGARUH PEMBERIAN ION K+ DAN Mg+ PADA MEDIUM TUMBUH

TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAYU APU

Oleh:
NISA KURNIAWAN (093244204)
BIOLOGI 2009 B

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan memerlukan unsur-unsur hara dari lingkungan, baik dari tanah,
air maupun udara. Penyerapan unsur-unsur hara, pada dasarnya serupa dengan
penyerapan air, akan tetapi oleh karena pada umumnya unsur-unsur hara tersebut
adalah berupa ion yang bermuatan maka dalam prosesnya sering mengalami
kesulitan, antara lain dengan adanya interaksi antar ion yang bersifat antagonis.
Interaksi antar ion dapat dikatakan sinergis apabila terjadi interaksi antara
dua ion atau lebih yang memiliki efek sama dalam sistem. Sebaliknya interaksi
antar ion dikatakan antagonis apabila efek dari satu ion mengurangi pengaruh ion
lainnya. Dalam antagonisme ini diketahui bahwa semakin besar valensi semakin
kecil kekuatan atagonismenya, dalam arti semakin tinggi valensi suatu ion, maka
semakin kecil kekuatan antagonismenya.
Untuk itulah penulis melakukan percobaan Pengaruh Pemberian Ion K+
dan Mg+ Pada Medium Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kayu Apu ini,
untuk mengetahui sifat antagonisme antara ion K+ dan ion Mg2+ dan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman Kayu Apu.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh pemberian ion K+ dan ion Mg2+ dan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman Kayu Apu.?
1.3 Tujuan
Mengetahui sifat antagonisme antara ion K+ dan ion Mg2+ dan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

MINERAL BAGI TANAMAN


1.

UNSUR-UNSUR MAKRO

1.

Terdapatnya dan fungsi dari unsur-unsur makro yang sangat dibutuhkan.


Antagonisme.

a.

Zat Lemas (N)


Zat lemas diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- dan NH4+ ,
protoplasma yang hidup terdiri dari kira-kira 25% bahan kering dengan
komposisi 50-50% zat-zat putih telur dan 5-10% lipoiden dan persenyawaan
lainnya yang mengandung N. kadar zat lemas dari protoplasma kira-kira
antara 2-2,5%.
Dengan adanya pemungutan hasil tanaman secara besar-besaran maka
banyak sekali zat lemas yang hilang.
Pada perusahan tebu sering kali didapat penghasilan sebanyak 1000-1500
qt/ha tebu. Bila kadar airnya dihitung 70% maka bahan keringnya berjumlah
300-450 qt/ha pada tiap panennya. Untuk padi hasilnya lebih rendah yakni 22
qt/ha gabah atau 20 qt/ha bahan kering dari gabah dan 45 qt/ha bahan kering
dari jeraminya jadi sejumlah 64 qt/ha. Oleh karena itu pemupukan N pada
tanaman tebu harus lebih besar dari pada tanaman padi.
Biarpun ada hubungan yang erat antara pemberian N dengan sejumlah
bahan kering yang dihasilkan, tidak berarti bahwa pemberian zat N itu harus
sebanyak-banyaknya, sebab pemberian zat N yang berlebih akan dapat
membahayakan. Memang benar pemberian N akan menghasilkan banyak
bahan hijau berupa daun dan batang, akan tetapi pada tanaman padi yang
banyak dipupuk dengan pupuk N akan banyak menghasikan daun dan batang,
tetapi karena tumbuhnya sangat subur, maka batangnya lembek sehingga

mudah rebah dan kurang sekai menghasikan buah; selain itu pemupukan N
yang banyak dapat memperlambat masaknya biji.
Pemberian N yang banyak mempengaruhi juga perkembangan susunan
akar, tetapi tidak sebagai Phosphorus dimana akar menjadi lebih panjang dan
lebih dalam masuk kedalam tanah. Oleh karena dalamnya masuknya susunan
akar kedalam tanah yang tidak sepadan dengan kesuburannya pada bagian atas
tanah, maka tanaman dalam keadaan demikian akan lebih lekas kekeringan.
b. Phosphor (P)
Fosfor diambil oleh akar dalam bentuk H2PO4- dan HPO4= sebagian besar
fosfor didalam tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam
senyawa-senyawa organik dan hanya sebagian kecil terdapat dalam bentuk
anorganik sebagai ion-ion phosphat.
Beberapa bagian tanaman sangat banyak mengandung zat ini, yaitu
bagian-bagain yang bersangkutan dengan pembiakan generatif, seperti daundaun bunga, tangkai sari, kepala sari, butir tepung sari, daun buah dan bakal
biji. Jadi untuk pembentukan bunga dan buah sangat banyak diperlukan unsur
fosfor. Selain itu fosfor berperan juga pada sintesa hijau daun. Fosfor
mendorong pertumbuhan akar-akar muda yang berguna bagi resistensi
terhadap kekeringan.
c. Kalium (K)
Kalium diserap dalam bentuk K+. kalium banyak terkandung pada abu.
Abu daun teh yang muda mengandung sampai 50% K 2O, pucuk tebu yang
muda mengadung 60-70% K2O dan pada tanaman jagung adalah sbb:
Didalam batang dan daun : 52% dan 61%
Didalam tongkol : 21%-45%
Didalam akar : 3%-20%

Kalium terdapat didalam sel-sel yaitu sebagai ion-ion didalam cairan sel
dan sebagai persenyawaan adsorptif didalam zat putih telur dari sitoplasma.
Inti sel tidak mengandung kalium. Sebagai ion didalam cairan sel, Kalium
berperan dalam melaksanakan turgor yang disebabkan oleh tekanan osmotis.
Ion Kalium mempunyai fungsi psikologis pada asimilasi zat arang. Bila
tanaman sama sekali tidak diberi Kalium, maka asimilasi akan terhenti. Oleh
sebab itu pada tanaman yang banyak menghasilkan hasil asimilasi seperti
kentang, ubi kayu, tebu, nanas, akan banyak memerlukan Kalium (K 2O)
didalam tanah.
Kalium berfungsi pula pada pembelahan sel dan pada sintesa putih telur.
Pada saat terjadi pembentukan bunga atau buah maka Kalium akan cepat
ditarik oleh sebab itu Kalium mudah bergerak (mobil).
Fungsi lain dari Kalium adalah pada pembentukan jaringan penguat.
Perkembangan jaringan penguat pada tangkai daun dan buah yang kurang baik
sering menyebabkan lekas jatuhnya daun dan buah itu. Daun-daun pada teh
dan tangkai buah kelapa bila kekurangan Kalium akan terkulai dan buahnya
lekas jatuh.
Tanaman yang kekurangan Kalium akan cepat mengayu atau menggabus,
hal ini disebabkan kadar lengasnya yang lebih rendah. Menurut penyelidikan
mikro, Kalium berpengaruh baik pada pembentukan serat-serat seperti pada
rosela, kapas dan rami.; dinding-dinding sel lebih baik keadaannya dan lebih
baik kandungan airnya, sel-sel ini tumbuh lebih baik, lebih kuat dan lebih
panjang.
d. Calsium (Ca)
Unsur ini diserap dalam Ca++, Kalsium terdapat sebagai kalsium pectinaat
pada lamela-lamela tengah dari dinding-dinding sel, endapan-endapan dari
kalsium oksalat dan kalsium karbonat dan sebagai ion didalam air-sel.
Kebanyakan dari zat kapur ini (CaO) terdapat didalam daun dan batang. Pada biji-

biji relatif kurang mengandung kapur, demikian juga pada akar-akaran. Pada akarakaran banyak terdapat pada ujung-ujungnya dan bulu-bulu akar.
Fungsi ion Kalsium yang penting adalah mengatur permeabilitas dari dinding
sel. Telah diketahui bahwa ion-ion Kalium itu mempertinggi permeabilitas
dinding sel dan ion-ion Kalsium adalah sebaliknya. Hal ini penting bagi
organisme, sebab bertambahnya permeabilitas yang disebabkan ion-ion Kalium
dapat lebih dicegah.
Peranan yang penting dari kapur terdapat pada pertumbuhan ujung-ujung
akar dan pembentukan bulu-bulu akar. Bila kapur ditiadakan maka pertumbuhan
keduanya akan terhenti dan bagian-bagian yang telah terbentuk akan mati dan
berwarna coklat kemerah-merahan.
e. Magnesium (Mg)
Magnesium diserap dalam bentuk Mg++ dan merupakan bagian dari hijau daun
yang tidak dapat digantikan oleh unsur lain, kecuali didalam hijau daun Mg
terdapat pula sebagai ion didalam air-sel.
Walaupun za mineral ini diserap tanaman dalam jumlah yang sedikit jika
dibandingkandengan zat mineral makro lain (diantaranya N,P dan Ca), Mg dalam
bentuk Mg2+ mempunyai peranan penting dalam penyusunan klorofil. Menurut G.
H. Collings (1955) kadar magnesium dari klorofil tanaman adalah 2,7 persen.
f.

Belerang (S)
Belerang diserap dalam bentuk SO 4= , unsur ini terdapat pada zat putih telur.

Selanjutnya belerang terdapat pada glukosida dan sebagai ion sulfat didalam airsel.

1.2 Unsur-unsur makro yang dikehendaki

a.

Natrium (Na)

Natrium terdapat pada semua abu tanaman, terlebih pada tanaman yang timbuh
pada tanah yang banyak mengandung garam dapur seperti pada tanah asin atau
payau, air laut dsb. Oleh karena itu biasanya pada tanaman demikian (halophyta)
terdapat pula ion-ion klor.
Natrium yang terbentuk sebagai ion mempunyai arti biologis karena turut
serta memelihara keadaan turgor. Unsur ini dapat pula menggantikan Kalium
dalam hal tersebut dan memang sering terjadi, bahwa kadar Natriumnya naik bila
keadaan unsur Kalium sangat kurang.
b.

Klor (Cl)
Klor terdapat sebagai ion didalam air-sel disemua bagian tanaman. Kadarnya

sangat berbeda-beda, tergantung pada kandungan klorida dari lingkungannya.


Terutama tanaman-tanaman halophyta banyak mengandung klor.
Meskipun ion-ion klor tidak melakukan fungsi psikologis pada prosesproses pertukaran zat, akan tetapi ia mempunyai pengaruh dalam hal itu, dan
pengaruhnya tidak selalu menguntungkan bahkan kadang merugikan.
Pengaruh ion klor yang baik terhadap pertukaran zat sudah tentu hanya
selama konsentrasinya itu terletak dibawah atau pada kondisi optimum, yang
dapat mendorong pembentukan klorofil, dan pengaruhnya pada kandungan
didalam tanaman. Klor dapat mengurangi transpiratie direm sehingga daun-daun
akan menjadi lebih berair.
c.

Silicium (Si)

Penting bagi beberapa tanamanyang sel-selnya dibuat dengan asam kersik sebagai
pencegahan terhadap gangguan-gangguan yang memakan daun dan masuknya
bibit penyakit kedalamnya, (batang dan daun-daun rumput, macam-macam kayu)
d.

Alumunium (Al)

Unsur ini selalu terdapat didalam abu tanaman walaupun hanya sedikit. Apakah Al
sangat dibutuhkan atau tidak belum ada persetujuan dari para ahli. Yang penting
dalam hal ini adalah bahwa beberapa tanaman budidaya menunjukan kepekaan
terhadap unsur ini walaupun sedikit sekali. Penyelidikan pada tebu bahwa
penggunaan 17-170 mg/1 Al2O3 bisa membahayakan, pada tembakau 90-180 mg/1
Al2O3 telah berbahaya.
Tanaman padi sangat peka terhadap Al2O3 kira-kira 14 mg/1 Al2O3
merupakan racun pada padi. pada keadaan tanah yang ekstrem (PH tinggi),
tanaman yang ditanam pada tanah demikian akan mati.
Tanaman teh kurang peka terhadap unsur ini.
2.

UNSUR-UNSUR MIKRO

Unsur-unsur mikro yang sangat dibutuhkan adalah Besi, Mangan, Borium, Koper,
Zink, dan Molibdin.
a.

Besi (F)
Besi diserap dalam bentuk Fe++ dan mempunyai fungsi yang tidak dapat

digantikan pada pembentukan hijau daun. Besi juga merupakan salah satu unsur
yang

diperlukan

pada

pembentukan

enzym-enzym

pernapasan

yang

mengoksidasikan hidrat arang menjadi gas asam arang dan air.


Besi didalam tanaman kurang bergerak, oleh karena itu bila kekurangan besi
maka akan segera tampak gejala-gejala pada bagian tanaman yang masih muda.
b. Mangan (Mn)
Mn diserap oleh tanaman dalam bentuk Mn++, dengan tidak adanya unsur
Mn maka tanaman tidak bisa hidup, bila kekurangan Mn tanaman akan menjadi
klorotis, hijau daun tidak terbentuk.
Mn berpengaruh pula terhadap proses dessimilasi yaitu pernafasan. Enzymenzym yang mengatur proses ini mengandung Mn.

Konsentrasi yang dapat membahayakan terletak pada 10 sampai beberapa


puluh miligram perliternya. Bila terlalu banyak Mn terjadi klorose seperti
kekurangan Fe, juga susunan akar akan mati dan berwarna merah coklat.
Kelebihan Mn dapat diberikan sedikit garam-garam besi yang larut, maka klorose
hilang karena kedua unsur tersebut merupakan antagonis satu sama lainnya.
c. Borium
Borium diserap oleh tanaman dalam bentuk BO8=. Kekurangan unsur ini
dapat menyebabkan kuncup-kuncup dan pucuk daun jadi mati. Pertumbuhan
didalam meristema akan terganggu, yang menyebabkan terjadinya kelainankelainan dalam pembentukan bekas pembuluh, Sehingga pengangkutan makanan
akan terganggu.
d.

Tembaga (Cu)
Unsur tembaga diserap oleh tanaman dalam bentuk Cu++. Cu diperlukan

pada pembentukan beberapa macam enzym, oleh karena itu sangat diperlukan
walaupun dalam jumlah yang kecil.
e.

Zink (Zn)
Zink diserap dalam bentuk Zn++. Zink dalam kadar rendah memberikan

dorongan terhadap pertumbuhan. Sedangkan bila kadar berlebih walau sedikit


akan menjadi racun bagi tanaman.
Persenyawaan-persenyawaan Zn mempunyai fungsi pada pembentukan
hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan psikologis. Gejalagejala
kekurangan Zn ialah daun antara tulang-tulang daun berwarna merah coklat.

f.

Molibdin (Mo)

Diserap akar dalam bentuk ion Molibdat (MoO4). Peranannya penting dalam
pengikatan Nitrogen yang bermanfaat pada tanaman Leguminose. Mo juga
penting bagi tanaman jeruk dan sayur-sayuran.
ANTAGONISME
Antagonisme ion merupakan pemasukan ion yg satu mempengaruhi
pemasukan ion-ion yang lain.
Contoh:
- Pemasukan ion Ca2+ meniadakan pengaruh ion Na+ .
- Konsentrasi ion Na+ menghambat peresapan ion-ion
K+ & Ca2+.
Pemasukan ion ke dalam akar ditunjang dengan keadaan banwa di dalam
jaringan akar yg masih muda terdapat timbunan ion-ion & garam. Maka di duga,
timbunan ion-ion & garam inilah yg kemudian menarik ion-ion di dalam tanah.
Proses pertukaran ion oleh sel-sel akar tanaman memerlukan energi.
Energi diperoleh dari proses respirasi sel-sel akar tanaman.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah eksperimental, karena dilakukan percobaan
untuk menjawab rumusan masalah, dan terdapat variabel-variabel dalam
penelitian yang dilakukan yaitu variabel manipulasi, variabel respon, dan variabel
kontrol.

3.2 Variabel percobaan


Variabel yang digunakan dalam melakukan percobaan ini antara lain :
3.2.1

Variabel manipulasi :
Medium pertumbuhan tanaman Kayu Apu yang meliputi:

20 ml air suling

40 ml KCl 1%

40 ml MgCl2 1%

20 ml KCl 1% + 20 ml MgCl2 1%

20 ml KCl 1% + 10 ml MgCl2 1% + 10 ml air suling

10 ml KCl 1% + 20 ml MgCl2 1% + 10 ml air suling


3.2.2 Variabel kontrol :
Waktu dan tempat perlakuan serta waktu pengamatan
3.2.3

Variabel respon :

Panjang, warna, dan viabilitas tanaman Kayu Apu

3.3 Alat dan Bahan


1.

Alat

Petridisk

6 buah

Gelas ukur

1 buah

Pipet

2.

3 buah

Pisau

Penggaris

1 buah
1 buah

Bahan

Tanaman Kayu Apu

Larutan KCl 1% dan MgCl2 1%

Air suling

3.4 Prosedur Kerja


1. Membuat enam macam medium pertumbuhan dengan komposisi sebagai
berikut:
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.

20 ml air suling
40 ml KCl 1%
40 ml MgCl2 1%
20 ml KCl 1% + 20 ml MgCl2 1%
20 ml KCl 1% + 10 ml MgCl2 1% + 10 ml air suling
10 ml KCl 1% + 20 ml MgCl2 1% + 10 ml air suling

2. Memasukkan masing-masing komposisi medium tersebut ke dalam 6


petridisk yang tersedia dan memberi label
3. Mengukur tanaman Kayu Apu dan memotongnya sepanjang 2 cm
sebanyak 6 potong
4. Memasukkan potongan tanaman Kayu Apu ke dalam masing-masing
medium
5. Melakukan pengamatan mengenai panjang, warna, dan viabilitas dan
pertumbuhan yang mungkin terjadi pada masing-masing kelompok
perlakuan tersebut.
6. Membuat tabel pengamatan pengaruh sifat antagonisme ion dari hasil
pengamatan.

BAB IV

HASIL, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Pengaruh Perbedaan Pemberian Ion K+ dan ion Mg2+ Pada
Media Pertumbuhan Terhadap Pertumbuhan Warna Daun dan Viabilitas
Tanaman Kayu Apu
Hari
Ke-

Komposis
i

Warna Daun

Medium
A

Hijau

Hasil Pengamatan
Pertumbuhan
Viabilitas
Akar
Daun
Segar

Hijau, tapi 2 helai


B

daun timbul

Segar

bintik kuning
C

Hijau

Segar

Bertambah

Lamina daun

panjang

semakin lebar
Helai daun

Banyak yang
rontok

Bertambah
D

Hijau +

Segar

panjang dan
rimbun

Hijau

Segar

Hijau

Segar

Hijau +

Segar

Bertambah
rimbun
Bertambah
rimbun
Bertambah
panjang

Hijau, tapi 4 helai


B

daun timbul
bintik kuning, 1
daun menguning
Hijau +, 2 helai
daun timbul

banyak yang
lepas
Muncul 1 daun
pada setiap
individu
Lamina daun
semakin lebar dan
muncul 1 helai
daun
Helai daun
bertambah 2,1
daun lisis
Helai daun
bertambah 1
Helai daun
bertambah 2,1
daun lisis
Helai daun

Segar

Akar rontok

berkurang 2
karena lisis

Segar

Bertambah

Lamina

panjang dan melebar,

daun

bintik kuning

Hijau ++

Segar

Hijau +, 1 helai
E

daun timbul

Segar

bintik kuning

Hijau +,1 helai


daun menguning

rimbun

bertambah 2 helai

Bertambah

daun
Lamina

rimbun
panjang

bertambah 1 helai

Bertambah

daun
Lamina

Hijau +

Hijau +, 2 helai
daun membusuk
Hijau +, 2 helai
daun ada bercak

Segar

Segar

rimbun
panjang

lebar,bertambah 1
helai daun
yang Lamina

rontok

Hijau ++, 1 helai


D

daun timbul

Segar

bercak coklat

bertambah 2 helai
daun
Bertambah 1 helai

Rontok

daun
yang Helai

daun timbul

Segar

bintik kuning
F

Hijau +, 1 helai
daun menguning

Keterangan:
A : 40 ml air suling

daun

rontok

bertmabah 1, lisis

Semakin

1 daun
Lamina

memanjang

melebar,

daun

bertambah 2 helai
daun
Rimbun tapi Bertambah 1 helai

Hijau +, 2 helai
E

daun

melebar,

coklat
7

jumlah daun tetap


Lamina
daun

dan bertambah

Ada
Segar

daun

panjang dan bertambah lebar,

ada
A

dan melebar,

rimbun
Bertambah
Segar

daun

Segar

ada

yang daun

rontok
Bertambah

Lamina

rimbun

bertambah lebar.

daun

Jumlah daun tetap

B : 40 ml KCl 1%
C : 40 ml MgCl2 1%
D : 20 ml KCl 1 % + 20 ml MgCl2 1%
E : 20 ml KCl 1 % + 20 ml air suling
F : 20 ml KCl 1 % + 20 ml MgCl2 1% + 10 ml air suling
4.2 Analisis
Pada perlakun A (kontrol), yakni dengan penambahan air suling pada
medium tumbuh didapat hasil berikut. Keadaan tanaman Kayu Apu pada hari ke-7
warna daun tetap hijau.tetap segar seperti pada hari pertama pengamatan. Berbeda
dengan perlakuan B sampai dengan perlakuan F. Keadaan tanaman Kayu Apu
pada tiap perlakuan tersebut sangat berbeda dengan perlakuan kontrol. Ada
perbedaan panjang tanaman, perbedaan warna dan terjadi kerontokan pada daun
serta viabilitas tanaman. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan larutan
KCl 1% dan MgCl2 1% pada perlakuan B sampai F. Adanya sifat antagonisme
pada masing-masing larutan, yakni K+ dan Mg2+ saling meniadakan peranan antar
kedua ion tersebut.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan analisis sebelumnya diperoleh bahwa ada sifat antagonism
antara ion K+ dan Mg2+. Dari keenam perlakuan, yakni perlakuan dengan
penambahan air suling, KCl, MgCl2, KCl dan MgCl2 1%, KCl 1% + 10 ml MgCl2
1% + 10 ml air suling serta 10 ml KCl 1% + 20 ml MgCl 2 1% + 10 ml air suling
pada tanaman Kayu Apu Untuk perubahan warnanya berturut-turut adalah hijau ,
hijau (+), hijau (+). Sedangkan untuk viabilitas hari ke 3,5,dan 7 tetap segar. Daun
dan akar bertambah banyak dan panjang.
Hasil terebut didapat bahwa penambahan air suling pada medium tumbuh
(sebagai kontrol) merupakan medium terbaik

bagi tanaman Kayu Apu.

Sedangkan perlakuan B, yakni penambahan 40 ml KCl 1% merupakan medium


yang kurang baik untuk tanaman Kayu Apu, karena rata-rata pada setiap

pengamatan selain terdapat daun yang lisis dan membusuk, juga terjadi
kerontokan akar.
Perlakuan C, yakni penambahan 40 ml MgCl 2 1% merupakan medium
yangbaik untuk tanaman Kayu Apu, karena rata-rata pada setiap pengamatan
selain terdapat daun yang bertambah banyak jumlahnya ,juga bertambah panjang
dan rimbunnya akar.
Hasil yang didapat kurang sesuai dengan teori yang ada, yang mengatakan
bahwa ada sifat antagonisme pada ion K+ dan Mg2+ yang menyebabkan peniadaan
antar kedua ion tersebut. Adanya perbedaan panjang tanaman, yakni makin
pendek mungkin disebabkan oleh adanya pencampuran kedua ion sehingga timbul
adanya perbedaan osmotik antar tanaman dengan lingkungan. Namun, dari segi
warna dan viabilitas hasil yang diperoleh sesuai dengan teori yang ada.
Penambahan ion K+ dan Mg2+ memiliki perbedaan dalam penyerapannya
oleh tumbuhan. Ion K+ yang memiliki valensi 1 lebih mudah diserap
tanaman,tetapi pada tanaman kayu apu terjadi kerusakan pada daun dan akar
karena pemberian KCl . ion Mg2+ yang memiliki valensi 2. Memamng lebih sulit
untuk diserap oleh tanaman, tetapi pada perlakuan terhadap kayu apu, MgCl2
memberikan pengaruh yang baik dengan bertambahnya jumlah daun serta
bertambah panjangnya akar.
Seperti yang telah diketahui, bahwa MgCl2 diserap tanaman dalam bentuk
ion. Ion Mg2+ ini berperan dalam sintesis klorofil, karena merupakan bahan baku
utama dalam pembentukan klorofil tersebut. Adanya penambahan ion K+ pada
medium tumbuh mengganggu peranan Mg2+. Berkurangnya penyerapan Mg2+ oleh
ion K+ ini meyebabkan produksi klorofil pada tumbuhan tidak optimal. Hal ini
menyebabkan proses fotosintesis pada tanaman tidak berjalan dengan optimal,
karena fotosintesis sangat membutuhkan klorofil. Proses fotosintesis yang tidak
optimal menyebabkan produksi pati sebagai sumber ATP sangat sedikit.
Sedikitnya ketersediaan pati akan berdampak pada translokasi pati yang tidak
merata dan optimal. Hal ini membuat ada beberapa dari organ tanaman yang tidak
mendapatkan pasokan pati. Minimnya pasokan pati pada suatu organ tanaman

sudah tentu akan mengganggu pertumbuhan organ tersebut, misalnya pada daun.
Daun pun akan menjadi kunig bahkan kuning kecoklatan dan mengalami
kerontokan.
Air suling bukan merupakan hormon pertumbuhan yang menyebabkan
pengenduran dinding sel sehingga pertambahan panjang jaringan hanya
disebabkan oleh peristiwa osmosis yang akan berhenti jika CIS dan CES dalam
keadaan seimbang dan dinding akan menegang sehingga pertambahan jaringan
rendah batang (koleoptil).

BAB V
SIMPULAN

Dari data hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil beberapa


kesimpulan, antara lain:

Pemberian ion kalium dan ion magnesium pada komposisi medium


memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan warna, viabilitas dan

pertumbuhan tanaman kayu apu.


Ion Kalium dan ion Magnesium bersifat antagonisme (sifat yang saling
meniadakan antar ion), semkain besar valensi ion maka semakin lemah
kekuatan antagonismenya, sehingga ion yang memiliki valensi ion 1 akan
mudah diserap jika dibandingkan dengan ion yang memiliki nilai valensi
2.

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Yuni Sri. 2011. Panduan Praktikum Ilmu Hara. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya Press.
Hartanti, Meirina Fitri. 2009. Pompa Ion dan Mekanisme Transport. Diakses
melalui
http://mei-smart.blogspot.com/2009/10/pompa-ion-danmekanisme-transpot-pada.html pada tanggal 12 Maret 2012

Santoso, Sugih Cipta. 2009. Mineral Bagi Tanamn. Diakses melalui


http://www.sugihciptasantosa.com/MineralBagiTanaman.html
pada
tanggal 12 Maret 2012
San,

Adam.
2009.
Mineral.
Diakses
melalui
http://www.ad4msan.com/2009/05/mineral.html pada tanggal 12 Maret
2012

Kasiono. 2009. Arbsorbsi Air dan Transpirasi. Diakses


www.kasiono.wordpress.com pada tanggal 12 Maret 2012

melalui

You might also like