Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR memiliki kontribusi
yang buruk terhadap morbiditas, mortalitas, serta disabilitas. Faktor risiko yang sering dihubungkan dengan BBLR
adalah usia ibu, usia kehamilan, paritas, jarak kehamilan, dan komplikasi penyakit ibu. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui angka kejadian dan distribusi BBLR pada ibu dengan faktor risiko medikoobstetrik. Jenis penelitian ini
menggunakan rancangan deskriptif dengan mengambil data rekam medik di Departemen Obstetri dan Ginekologi dan
Medikolegal RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Terdapat 557 ibu melahirkan BBLR dari 2921 kelahiran dan
telah ditentukan sampel penelitian sebanyak 339. Dari 339 subjek, BBLR (19,1%), usia 20-35 tahun (70,8%),
primigravida (36,9%), jarak kehamilan 0-2 tahun (43,4%), ibu dengan anemia (62,8%), preeklampsia (30,1%),
preeklampsia pada preterm (62,8%) dan aterm (37,2%), penyakit kronis (13,6%), penyakit kronis pada preterm (73,9%)
dan aterm (26,1%), kehamilan kembar (8,3%), kehamilan kembar pada preterm (60,7%) dan aterm (38,3%). Angka
kejadian bayi BBLR pada ibu dengan faktor risiko medikoobstetrik di RSMH Palembang tahun 2013-2014 (19,1%).
Perlunya sosialisasi, edukasi serta promosi kesehatan untuk mengantisipasi terjadinya BBLR.
Kata Kunci: berat badan lahir rendah, faktor risiko medikoobstetrik, angka kejadian
Abstract
Low birth weight (LBW) infants is birth weight which less than 2500 grams. LBW has a bad contribution to the
morbidity, mortality, and disability. The risk factors are often associated with low birth weight are maternal age,
gestational age, parity, pregnancies range, and maternal with complications. The main of this study is to determine the
incidence and distribution of low birth weight infants in women with medicoobstetrical risk factor. This study uses
descriptive design by taking medical records at the Department of Obstetrics and Gynecology and Medicolegal of Dr.
Mohammad Hoesin Palembang Hospital. There are 557 maternal with LBW infants from 2921 and has been determined
339 as research sample. From 339 subjects, low birth weight (19.1%), aged 20-35 years (70.8%), primigravida
(36.9%), pregnancies range 0-2 years (43.4%), women with anemia (62.8%), preeclampsia (30.1%), preeclampsia in
preterm (62.8%) and at term (37.2%), chronic diseases (13.6%), chronic disease in preterm (73.9%) and at term
(26.1%), twin pregnancies (8.3%), twin pregnancy on preterm (60.7%) and at term (38.3 %). The incidence of LBW
infants in women with medicoobstetric risk factor in RSMH Palembang on 2013-2014 (19.1%). Need more
socialization, education and health promotion to anticipate the occurrence of LBW infants.
Keywords: low birth weight, medicoobstetric risk factor, the incidence
1. Pendahuluan
Angka kejadian atau biasa dikenal dengan istilah
prevalensi adalah jumlah kasus penyakit yang terjadi
dalam populasi pada waktu tertentu, pada suatu titik
waktu tertentu atau selama periode waktu tertentu 1.
Prevalensi digunakan oleh petugas kesehatan untuk
mengetahui berapa banyak penduduk yang terkena
penyakit tertentu sehingga dapat dilakukan suatu
perencanaan kesehatan, seperti melakukan pencegahan
dini pada ibu yang memiliki faktor risiko melahirkan
bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Berat badan lahir
rendah didefinisikan oleh WHO sebagai bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memandang usia gestasi. BBLR mempunyai kontribusi
yang buruk terhadap dampak kesehatan seperti
terjadinya peningkatan morbiditas, mortalitas, dan
disabilitas sehingga akan mengakibatkan dampak
jangka panjang terhadap kehidupan dimasa depan.
Saat ini, angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih
tinggi. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKB di Indonesia
mencapai 32 per 1.000 kelahiran hidup. AKB di
Sumatera Selatan mencapai 29 per 1.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik
kesimpulan belum terjadi penurunan sesuai target
Millenium Development Goals (MDGs) yaitu kurang
dari 23 per 1.000 kelahiran hidup 2. Prevalensi BBLR di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung sebesar
30,9% dengan jumlah 943 dari 3049 persalinan3.
Di Palembang didapatkan 278 bayi BBLR atau sekitar
18,2% dari 1815 kelahiran di RS Muhammadiyah
Palembang, Klinik Bersalin Ananda, dan sebagian bidan
di Kecamatan Seberang Ulu II4. Hasil penelitian terakhir
oleh Annisa pada bulan Januari hingga Juni 2013
didapatkan kelahiran BBLR sebanyak 373 yang berkisar
23,5% dari 1586 persalinan di Departemen Obstetri dan
Ginekologi Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin
(RSMH) Palembang5.
Faktor risiko yang sering dihubungkan dengan kejadian
BBLR adalah usia kehamilan, paritas, jarak kehamilan,
dan ibu dengan usia ekstrim (<20 atau >35 tahun).
Selain itu faktor yang dapat mempengaruhi BBLR
adalah kehamilan ganda, ibu yang menderita anemia,
preeklampsia,
dan
berbagai
penyakit
kronis.
Dilatarbelakangi oleh data di atas, peneliti ingin
mengetahui angka kejadian BBLR berdasarkan faktor
risiko dari ibu yang melahirkan di Departemen Obstetri
dan Ginekologi RSMH Kota Palembang, Provinsi
Sumatera Selatan periode 1 Juli 2013 30 Juni 2014.
2. MetodePenelitian
3. Hasil
Pada penelitian ini didapatkan pasien dengan bayi
BBLR di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSMH
periode 1 Juli 2013 30 Juni 2014 sebanyak 557 orang
dari 2921 orang populasi. Sampel yang telah ditentukan
sebanyak 339 sampel yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi yang kemudian dikelompokkan melalui
variabel yang diambil menurut usia ibu,usia kehamilan,
paritas, jarak kehamilan, anemia, preeklampsia,
penyakit kronis ibu dan kehamilan kembar. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 1. Distribusi Bayi berdasarkan Berat Badan Lahir
(N= 2921)
Berat Badan Lahir
(N)
(%)
BBLR
557
19,1
Tidak BBLR
2364
80,9
Total
2921
100
(N)
29
240
70
339
(%)
8,6
70,8
20,6
100
Usia Kehamilan
Preterm
Aterm
Posterm
Total
(N)
242
97
0
339
(%)
71,4
28,6
0
100
Faktor
P. Kronis
Preterm
(N) Aterm
125 Total
199
15
339
BBLR
(N= 339)
(N)
(N)
75
27
102
(%)
62,8
37,2
100
Frekuensi (N)
Persentase (%)
Tabel 6 didapatkan frekuensi
34
73,9
ibu dengan preeklampsia
(%)
12
26,1
adalah sebanyak 102 orang.
36,9
46
100
Pada
Tabel
7.
telah
58,7
dikelompokkan ibu dengan preeklampsia pada
4,4
kehamilan preterm adalah sebanyak 75 (62,8%) dan
100
(%)
Kehamilan Kembar
Preterm
Aterm
Total
Frekuensi (N)
17
11
28
Persentase (%)
60,7
39,3
100
aterm 27 (37,2%).
1. Anemia
+
Jarak Kehamilan
0-2 tahun
2.Preeklampsia
213
126
(N)
147
62,8
37,2
(%)
43,4
2-5+tahun
>5 -tahun
Total
3. Penyakit Kronis Ibu
+
-
102
118
23774
339
30,1
34,8
69,9
21,8
100
46
293
13,6
86,4
28
311
339
8,3
91,7
100
4.Kehamilan Kembar
+
Total
4. Pembahasan
Dari hasil penelitian ini didapatkan jumlah kasus ibu
melahirkan bayi BBLR periode 1 Juli 2013-30 Juni
2014 sebesar 19,1%. Dari data Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tahun
2013 didapatkan 23,5% ibu melahirkan bayi BBLR 5 hal
ini menunjukkan telah terjadi penurunan angka kejadian
BBLR. Penurunan angka kejadian tersebut dapat
disebabkan oleh edukasi yang berjalan efektik di
masyarakat sehingga masyarakat terutama ibu hamil
mengetahui faktor risiko yang dapat menyebabkan
BBLR serta mengenai pentingnya pemeriksaan
kehamilan secara berkala.
Didapatkan persentase ibu berusia 20-35 tahun memiliki
jumlah terbanyak yang melahirkan BBLR yaitu sebesar
70,8%, usia >35 sebesar 20,6%, dan ibu yang berusia
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap ibu
melahirkan bayi berat badan lahir dengan faktor risiko
medikoobstetrik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang periode 1 Juli 2013-30 Juni 2014
menggunakan data sekunder dapat diambil kesimpulan
bahwa : Didapatkan secara umum jumlah pasien dengan
bayi BBLR adalah sebanyak 19,1% dari 2921 populasi.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap faktor risiko
riwayat kehamilan dan faktor reproduksi ibu didapatkan
angka paling tinggi terdapat pada faktor usia kehamilan
preterm (71,4%), faktor ibu yang berusia 20-35 tahun
(70,8%), status multigravida (58,7%), dan jarak
kehamilan 0-2 tahun (43,4%). Peneltian telah dilakukan
terhadap ibu melahirkan bayi BBLR dengan faktor
komplikasi ibu dan penyakit lainnya, didapatkan ibu
mengalami anemia (62,8%), ibu dengan preeklampsia
(30,1%), ibu dengan penyakit kronis (13,6%), ibu
dengan kehamilan kembar (8,3%). Dari hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa faktor tersering yang
menyebabkan ibu melahirkan bayi BBLR di RSMH
adalah faktor ibu melahirkan di usia 20-35 tahun dan
ibu dengan kehamilan preterm.
Daftar Acuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
%20Kesehatan_2012%20(4%20Sept%202013).pdf)
diakses 18 Juli 2014.
Sari N, Wijayanegara H, Sumarni I. 2013.
Karakteristik Ibu Bersalin Pada Kejadian Berat
Badan Lahir Rendah Di RSUD Kota Bandung Tahun
2010.
Jurnal
Pendidikan
Bidan
.
(http://www.jurnalpendidikanbidan.com/arsip/39mei-2013/114-karakteristik-ibu-bersalin-padakejadian-berat-badan-lahir-rendah-di-rsud-kotabandung-tahun-2010.html) diakses 18 juli 2014.
Makbruri.2009. Faktor-faktor yang Memengaruhi
Berat Badan Lahir Rendah dan Sangat Rendah Di
Kecamatan Seberang Ulu II Kota Palembang Periode
1 Januari-31 Desember 2008. Skripsi. Universitas
Sriwijaya.
Putri, Annisa Nanda. 2014. Faktor Risiko Ibu
Dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah Di
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSMH
Palembang. Skripsi. Universitas Sriwijaya.
Cunningham, F.Gary, dkk. 2005. Obstetric William,
Edisi 21. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Manuaba, I.B.G, dkk. 2007. Kuliah Pengantar
Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
Indonesia.
8.
13.
14.