You are on page 1of 2

2.

1 Efek Obat
2.1.1. Efek terapi atau efek utama ( Main Effect = Principal Effect)
a.Efek ini adalah efek yang diharapkan dari suatu obat. Misalnya:
- Paracetamol dengan dosis 500 mg dapat menurunkan panas tubuh orang dewasa atau pada dosis
yang lebih kecil untuk anak-anak.
- Glibenklamid memberikan efek terapi menurunkan kadar gula pada penderita diabetes.
- Morfin untuk menghilangkan rasa sakit
- Eter untuk menginduksi anastesi
- Diazepam untuk menenangkan (tranquilizer)
- Furosemid (Lasix) untuk diuresis.
b. Satu obat bisa memiliki beberapa khasiatatau efek terapi. Misalnya:
- Parasetamol disamping menurunkan panas badan, juga berefek meredakan rasa nyeri seperti
sakit kepala atau gigi.
- Amlodipin bisa digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan angina.
2.1.2 Efek toksik (efek tambahan)
Toksik berarti racun.Berefek toksik artinya obat bisa menyebabkan keracunan. Dalam dunia
farmasi dan kedokteran, beda antara obat dan racun ada pada dosis. Jika obat digunakan pada
dosis yang melebihi dosis terapinya, obat tersebut akan berefek sebagai racun. Obat bisa
menyebabkan keracunan pada berbagai anggota tubuh terutama anggota tubuh yang banyak
dilewati oleh aliran darah. Efek toksik sering terjadi pada:
a. Ibu hamil dan menyusui (laktasi), hal ini berkaitan dengan ada tidaknya efek teratogenik pada
obat untuk ibu hamil. Karena obat yang sifatnya lipofil dapat menembus plasenta dan
memberikan pengaruh pada bayi. Selain itu, obat juga bisa tersalurkan lewat ASI yang diminum
oleh bayi. Maka, bagi ibu hamil dan menyusui haruslah memperhatikan keterangan obat yang
hendak dikonsumsi, apakah aman atau tidak bagi janin/bayi. Bila perlu, konsultasikan ke dokter
atau apoteker.
b. Pediatri, hal ini berkaitan dengan kondisi sistem organ tubuh anak yang belum sempurna baik
fisik maupun enzim-enzim yang berperan dalam interaksi obat. Maka, dosis anak dan dewasa
seringkali dibedakan.
c. Geriatri, pada pasien geriatri, kondisi tubuh termasuk organ-organnya mengalami penurunan
fungsi akibat usia lanjut. Maka, dosis obatnya pun harus diperhatikan.

d. Pasien dengan gangguan organ tertentu, terutama hati dan ginjal, yang berperan dalam
metabolisme obat dan ekskresi (pembuangan) obat dalam tubuh. Jika organ-organ ini terganggu,
dosis juga harus diperhatikan agar tidak berbahaya.
Contoh efek toksissitas:
a.Ginjal atau nefrotoksisitas oleh obat cefalexin, cisplatin, gentamisin
b. Hati atau hepatotoksisitas,contoh obat parasetamol, isoniazid, clorpromazin, karbon tetraklorida
c. Paru-paru, contoh obat amiodaron, bleomisin
d. System reproduksi, contoh obat kanker bisa menimbulkan infertilitas pada pria.
a. Toksisitas hemopetik
Efek seperti anemia sampai berbagai diskrasia (hiperkoagulabilitas) darah seperti lekopenia,
granulositopenia, agranulositosis, trombositopenia.
Contoh obat
- Kloramfenikol
- Antibiotik neomisin tidak pernah diberikan secara parenteral toksisitasnya pada ginjal.
- Bentuk terasetilasi sulfonamida dapat mengendap pada saluran air kemih jika air kemih bereaksi
asam dan timbul batu ginjal
b. Toksisitas perilaku
Obat reserpin menimbulkan kecenderungan bunuh diri
Amfetamin menyebabkan disorientasi, bingung, dan kesukaran berkonsentrasi
ww

You might also like