You are on page 1of 12

LAPORAN PSIKIATRI

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Nn. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia
: 30 tahun
Agama
: Islam
Alamat
: Jakarta Timur
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pengangguran

II.

RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada
tanggal 16 Maret 2016 pukul 09.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan Jakarta.
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol
karena obat habis.
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang pada tanggal 16 Maret 2016 pukul 09.30 WIB di
Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan Jakarta. Pasien datang berdua
diantar ibunya menggunakan kendaraan umum.
Pasien datang untuk kontrol dan meminta obat lagi karena obat habis.
Pasien mengatakan pasien rutin control setiap bulan, terakhir control pada
bulan Februari 2016. Pasien mengatakan bahwa pasien merasa lebih enak
dengan mengkonsumsi obat yang diberikan dokter.
Pasien mengatakan bahwa 3 tahun terakhir ini pasien sudah tidak
pernah melihat bayangan hitam yang dulu sering pasien lihat sejak 10 tahun
yang lalu. Pasien juga tidak mengeluh mendengar bisikan suara-suara yang
sumber bunyinya tidak ada. Pasien tidak mengeluh ada gangguan tidur.
Menurut pasien, tidur pasien enak setelah mengkonsumsi obat. Pasien
merasa cocok dengan obat yang diberikan dokter. Selain itu saat ini pasien
juga tidak pernah mengompol lagi.
Pasien datang bersama ibunya ke dalam Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan dengan menggunakan pakaian rapih, sopan dan bersih. Pasien
menggunakan kaos berwarna merah muda,menggunakan celana bahan dan
berkerudung. Sejak awal dilakukan tanya jawab sampai akhir dilakukan

tanya jawab, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dokter dan
pasien bersikap kooperatif.
Pasien mengatakan jika pasien datang ke RSUP Persahabatan diantar
ibunya dengan angkutan umum. Hal ini menunjukkan daya ingat jangka
pendek pasien baik atau tidak ada gangguan. Ketika diberi pertanyaan
tentang jenjang pendidikan pasien, pasien mengaku bahwa pendidikan SD
pasien di SDN 06 Jakarta Timur. Hal ini menunjukkan bahwa daya ingat
jangka panjang pasien adalah baik atau tidak ada gangguan.
Pasien dapat mengulang lima nama kota yang disebutkan oleh dokter,
seperti Jakarta, Medan, Bandung, Semarang dan Surabaya dengan
pengulangan sebanyak satu kali. Hal ini menunjukkan bahwa daya ingat
segera pasien baik atau tidak ada gangguan.
Pasien memahami pada saat diberikan pertanyaan mengenai tempat,
waktu, orang dan situasi. Pasien dapat menjawab bahwa pasien sedang
melakukan konsultasi tentang penyakitnya di Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabaran pada pagi hari bersama dokter muda. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat gangguan pada orientasi tempat, orientasi waktu,
orientasi orang dan orientasi situasi.
Pasien dapat menjawab ketika diberikan pertanyaan mengenai
Matematika sederhana yaitu 100 dikurangi 7, pasien dapat menjawab
dengan jawaban yang tepat yaitu 93. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi
kognitif pasien baik.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan umum
oleh dokter, seperti siapa Presiden kita kemudian pasien menjawab Jokowi.
Dan ketika ditanya siapa Gubernur Jakarta sekarang, pasien mengaku tidak
tahu karena pasien jarang menonton berita. Tetapi disini pasien masih dapat
menjawab

pertanyaan

tentang

pengetahuan

umum

dengan

benar

menunjukkan bahwa tingkat intelegensi pasien baik.


Kemudian pasien diberikan contoh kasus seperti, jika mbak
menemukan anak kecil terpisah dengan orang tuanya di Mall, apa yang
mbak lakukan, kemudian pasien menjawab akan mengantar anak itu
untuk ketemu ibunya atau ke satpam, hal ini menunjukkan bahwa uji daya
nilai pasien baik. Lalu diberikan soal tentang makna peribahasa besar
pasak daripada tiang dan air susu dibalas dengan air tuba, pasien dapat
menjawab pertanyaan dengan benar walaupun masih terbalik maknanya.
Hal ini menunjukkan bahwa uji daya abstraksi pasien masih baik.
2

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan seperti yang


dijabarkan diatas dan pasien dapat menjawab dengan benar, sehingga hal
ini dapat menunjukkan bahwa pada pasien ini tidak terdapat Gangguan
Mental Organik atau tidak terdapat gangguan fungsi otak.
Pasien mengatakan pasien tidak merokok. Pasien menyangkal pernah
mengkonsumsi minuman beralkohol. Pasien juga menyangkal pernah
menggunakan obat-obatan terlarang.
Pasien sudah tidak pernah melihat bayangan atau penampakan yang
tidak bisa dilihat oleh orang lain. Pasien juga menyangkal pernah mencium
bau-bauan yang tidak dapat dicium oleh orang normal lain.pasien juga tidak
pernah merasakan sesuatu pada indera pengecap ketika tidak sedang
memasukkan makanan atau minuman ke dalam mulutnya. Pasien juga
menyangkal merasa ada yang meraba atau menjalar pada kulit pasien.
Pasien menyangkal apabila orang-orang disekeliling pasien suka
membicarakannya atau menyindir pasien. Pasien juga tidak merasa ada
yang ingin menjahati pasien atau ingin membunuh pasien. Pasien juga tidak
merasa ada yang bisa membaca pikiran pasien atau ada yang mengontrol
pikiran pasien. Pasien juga tidak merasa bahwa acara di telivisi atau penyiar
televise membicarakan atau menyindir pasien.
Pasien mengatakan tidak merasakan rasa sedih yang mendalam dan
tidak terpikirkan ingin bunuh diri, pasien menyangkal merasakan
kehilangan minat. Pasien juga menyangkal terdapat perasaan gembira yang
berlebihan atau euphoria yang berlebihan. Pasien juga tidak memiliki fobia
atau ketakutan terhadap apapun. Pasien juga tidak sedang merasakan cemas
atau kekhawatiran yang berlebihan.
Pasien lahir normal di bidan. Pasien merupakan anak keempat dari
lima bersaudara, yang terdiri dari dua laki-laki dan tiga perempuan. Pasien
belum menikah. Tetapi kakak-kakak pasien sudah menikah.
Pasien bercerita bahwa ketika sekolah, pasien adalah anak yang
normal. Semasa sekolah, pasien memiliki banyak teman. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien dapat bersosialisasi degan baik.
Saat ini pasien tinggal bersama ibu dan adik laki-laki pasien. Ayah
pasien sudah meninggal sejak 1 bulan yang lalu. Pasien tidak memiliki
pekerjaan. Aktivitas pasien sehari-hari adalah membantu orangtua, seperti
membersihkan rumah, masak, mencuci baju dan pergi ke pasar. Dan pasien
selalu merasa takut apabila tidak bersama ibunya.

Hubungan pasien dengan ibu dan kakak serta adik pasien baik. Pasien
mengatakan bahwa semenjak ayahnya meninggal, pasien selalu takut jika
jauh dari ibunya. Untuk mandi dan tidur pun selalu harus bersama ibunya.
Selain itu hubungan pasien dengan tetangga dan saudara pasien baik.
Pasien menganggap bahwa saat SMA ada laki-laki yang menyukai
pasien tetapi tidak di gubris oleh pasien. Menurut cerita pasien, pasien
merasa di pelet oleh laki-laki tersebut. Pasien mengatakan bahwa keluhan
awalnya dirasakan pada 10 tahun yang lalu yaitu ketika pasien masih duduk
di kelas 3 SMA. Ibu pasien berkata bahwa saat siang hari di sekolah, pasien
tiba-tiba mengamuk tanpa sebab yang jelas. Semua barang dibanting dan
dilempar kesana kemari.
Saat kejadian itu, pasien langsung berobat ke RSJ Duren Sawit dan
sempat dirawat tiga bulan disana, keluhan dirasakan tidak membaik
walaupun dengan obat. Sehingga pasien dirujuk ke Rumah Sakit
Persahabatan. Kemudian pasien juga berobat ke alternative, seperti rukyah
dan sebagainya tetapi tetap tidak ada perbaikan.
Ketika ditanya bagaimana perasaan pasien saat ini, pasien menjawab
bahwa pasien merasa baik-baik saja. Tetapi pasien mengaku semenjak
ayahnya meninggal, pasien merasa takut dan selalu harus bersama ibunya
dalam melakukan aktivitas apapun.
Ketika ditanya mengenai 3 harapan pasien, jawaban pasien adalah
pasien ingin sehat, pasien ingin sembuh dan ingin segera menikah.
c. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri : tidak ada keluhan yang sama sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medis : pasien tidak memiliki riwayat penyakit
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif: pasien tidak pernah mengkonsumsi
zat psikoaktif dan alkohol
4. Riwayat Gangguan Neurologi : pasien tidak ada riwayat cedera pada
kepala
d. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat pranatal : pasien lahir normal di bidan
2. Riwayat masa kanak-kanak awal : pasien tumbuh kembang sesuai
usianya,

tidak

terdapat

masalah

dalam

pertumbuhan

maupun

perkembangan
3. Riwayat masa kanak-kanak pertengahan : pasien dapat bersosialisasi
dengan baik

4. Riwayat masa kanak-kanak akhir : pasien tumbuh baik dan tidak ada
5.
6.
7.
8.
9.

masalah dalam bersosialisasi


Riwayat pendidikan : pendidikan terakhir pasien SMA
Riwayat pekerjaan : pengangguran
Riwayat pernikahan : pasien belum menikah
Riwayat agama : Islam
Aktivitas sosial : pasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap
lingkungannya

e. Riwayat Keluarga
Dalam keluarga pasien tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki
keluhan serupa dengan pasien.
f. Situasi Sekarang
Pasien tinggal di rumah milik keluarga bersama ibu dan adik laki-laki
pasien di daerah Jakarta Timur. Hubungan pasien dengan keluarganya
cukup harmonis. Tetapi pasien belum berumah tangga. Saat ini pasien tidak
memiliki pekerjaan sehingga perekonomiannya berasal dari gaji adik dan
gaji kakak-kakaknya. Pasien berobat menggunakan BPJS.
g. Persepsi Pasien Tentang Dirinya Dan Kehidupannya
Pasien menjawab harapan yang diinginkan pasien adalah ingin sehat,
ingin sembuh dan pasien ingin menikah.
III.

STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan berusia 30 tahun, penampilan sesuai dengan
usianya, warna kulit sawo matang, berpakaian rapih, bersih dan sopan,
berkerudung, serta tidak menggunakan aksesoris yang aneh.
a. Kesadaran Umum : compos mentis
b. Kontak Psikis : dapat dilakukan dengan baik oleh pasien, dapat
berkomunikasi dengan baik
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Cara berpakaian : baik
Aktivitas Psikomotor : pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik,
serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik, serta
tidak terdapat gerakan-gerakan involunter
3. Pembicaraan
Kuantitas : pasien dapat menjawab semua pertanyaan yang
diberikan oleh dokter dan dapat mengungkapkan isi hati pasien
5

Kualitas : baik, bicara spontan, artikulasi jelas, volume pas, isi


pembicaraan dapat dimengerti, tetapi pasien merasa seperti malumalu

4. Sikap terhadap pemeriksa


Pasien kooperatif

b. Keadaan Afektif
1. Mood
2. Afek
3. Keserasian
4. Empati

: biasa-biasa saja
: luas
: sesuai mood
: pemeriksa dapat merasakan apa yang dirasakan pasien

c. Intelektualitas
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA. Pengetahuan umum dan
kecerdasan baik.
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti proses tanya
jawab dari awal hingga selesai. Pasien dapat menjawab pertanyaan
hitung-hitungan seperti 100-7=93 serta dapat mengulang menyebutkan
5 kota yang sebelumnya disebutkan oleh dokter.
3. Orientasi
Orientasi waktu
: baik, mengetahui waktu saat dilakukan tanya

jawab yaitu pada pagi hari


Orientasi tempat : baik, mengetahui tempat saat dilakukan tanya

jawab yaitu di RSUP Persahabtan


Orientasi orang
: baik, dapat mengetahui sedang berbicara

dengan siapa yaitu dengan dokter muda


Orientasi situasi : baik, pasien mengetahui sedang melakukan

konsultasi
4. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang : baik, pasien dapat mengingat jenjang

pendidikan saat SD
Daya ingat jangka pendek :

baik,

pasien

dapat

mengingat

bagaimana pasien ke rumah sakit yaitu dengan menggunakan

angkutan umum
Daya ingat segera

: baik, pasien dapat mengulang 5 kota

yang sebelumnya disebutkan oleh dokter


6

5. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat mengartikan arti pribahasa besar pasak daripada
tiang dan air susu dibalas dengan air tuba
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengurus diri sendiri dengan baik.
d. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik : tidak ada
Halusinasi visual : tidak ada
Halusinasi olfaktori : tidak ada
Halusinasi gustatori : tidak ada
Halusinasi taktil : tidak ada
2. Depersonalisasi dan Derealisasi
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
e. Proses Pikir
1. Arus pikir
Produktivitas : baik, menjawab spontan tentang dirinya
Kontinuitas : baik, pembicaraan sampai pada tujuan
2. Isi pikiran :
Preokupasi : tidak ada
Gangguan pikiran : tidak ada
f. Pengendalian Impuls
Baik, pasien tampak tenang pada saat proses tanya jawab yang
dilakukan dan tidak terdapat gerakan-gerakan involunter.
g. Daya Nilai
1. Nilai sosial : pasien dapat berinteraksi dengan baik
2. Uji daya nilai : baik, saat ditanyakan apa yang akan dilakukan pasien
ketika melihat anak kecil terpisah dengan orang tuanya di Mall, pasien
menjawab akan mengantar anak tersebut ke satpam atau bertemu
dengan orang tuanya
3. Penilaian realitas : tidak terdapat gangguan dalam menilai realitas
h. Persepsi Pemeriksa Tentang Diri dan Kehidupan Pasien
Pasien tidak memiliki gangguan fungsi otak, pasien

tidak

mengkonsumsi obat-obatan psikoaktif ataupun konsumsi alkohol. Pasien


sudah tidak mengalami halusinasi visual sejak tiga tahun lalu. Pasien tidak
mengalami gangguan depresi ataupun gangguan manik. Pasien tidak
7

memiliki gangguan cemas. Pasien memiliki keinginan untuk sembuh


dengan meminum obat secara teratur dan kontrol rutin.
i. Tilikan
Tilikan derajat 4 yaitu pasien menyadari bahwa penyakitnya
disebabkan oleh karena sesuatu yang tidak diketahui didalam dirinya.
j. Taraf Dapat Dipercaya
Pemeriksa mendapat kesan bahwa jawaban yang diberikan pasien
dapat dipercaya karena konsistensi jawaban pasien dari pertanyaanpertanyaan yang diberikan dari awal proses tanya jawab hingga akhir tanya
jawab.
IV.

V.

PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
Keadaan Umum
Tanda Vital
Sistem Kardiovaskular
Sistem Pulmonal
Sistem Endokrin
Sistem Gastrointestinal
Sistem Urogenital
Gangguan Khusus

: baik, compos mentis


: 110/80 mmHg, Nadi: 80 x/menit
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: tidak ada

b. Status Neurologis
Saraf kranial
Saraf motorik
Sensibilitas
Susunan Saraf Vegetatif
Fungsi Luhur
Gangguan Khusus

: dalam batas normal


: dalam batas normal
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: tidak ada

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


a. Pasien seorang perempuan berusia 30 tahun datang untuk kontrol karena
obat habis
b. Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsi kognitif
fan orientasi pada pasien ini baik
c. Pasien mengingat riwayat sekolah pasien dengan pendidikan SD di SDN 06
Jakarta Timur dan pasien menyelesaikan SMA dengan sistem kejar Paket C,
sehingga menunjukkan bahwa ingatan jangka panjang pasien baik.
d. Ketika diberi pertanyaan apabila pasien melihat anak kecil terpisah dengan
orang tuanya di Mall, pasien menjawab akan mengantar anak tersebut ke
satpam atau bertemu dengan orang tuanya
8

e. Pasien menyangkal penah atau mengkonsumsi obat-obatan terlarang


ataupun alkohol.
f. Pasien tidak merasa orang di sekitar pasien membicarakan dirinya, tidak
merasa ada yang ingin menjahatinya, tidak merasa ada yang memata-matai
pasien.
g. Pasien tidak merasakan senang atau sedih yang berlebihan. Pasien tidak
merasakan rasa sedih yang medalam, keinginan untuk bunuh diri dan
kehilangan minat.
h. Pasien sering merasa takut sejak ayahnya meninggal, sehingga selalu
didampingi ibunya saat melakukan aktivitas apapun
i. Tumbuh kembang pasien baik, pasien dapat bersosialisasi dengan baik
sehingga tidak terdapat gangguan kepribadian
j. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa
k. Pasien lahir normal di bidan. Masa kanak-kanak dan remaja memiliki
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.

kemampuan bersosialisasi dengan baik.


Pasien dapat menyelesaikan pendidikan SMA dengan paket C
Pasien tidak memliki riwayat penyakit apapun
Pasien belum menikah
Pasien tidak bekerja.
Sumber perekonomian pasien berasal gaji adik atau kakanya
Mood pasien euthym, tenang dan afek luas.
Pada pasien ini ditemukan gejala minimal, bersifat sementara, dapat diatasi,
dan tidak terdapat disabilitas.

VI.

FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada
pasien, terdapat gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna
sehingga menimbulkan penderitaan (distress)

dan yang berkaitan dengan

terganggunya fungsi (disfungsi). Berdasarkan hasil tersebut, maka pasien


dikatakan menderita gangguan jiwa.
a. Diagnosis Aksis I
1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak terdapat gangguan
fisik yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat
kesadaran, daya ingat atau daya konsentrasi, orientasi yang masih baik,
sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Mental Organik (F.0)
2. Berdasarkan anamnesis tidak ada riwayat penggunaan zat-zat psikoaktif
(NAPZA) sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Mental
dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif atau Alkohol (F.1)
3. Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita yang
ditandai dengan adanya halusinasi visual, maka pasien ini penderita

Gangguan Psikotik (F.2). Gangguan halusinasi ini sudah berlangsung


selama kurang lebih 10 tahun, sehingga pasien ini adalah penderita
Skizofrenia (F.20). Tetapi keluhan ini sudah hilang sejak 3 tahun yang
lalu atau sejak berobat ke RS Persahabatan. Sehingga pasien ini
dikatakan menderita Skizofrenia Paranoid (F20.0) dalam remisi.
b. Diagnosis Aksis II
Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa
secara normal. Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang
lain sebagaimana orang normal lainnya tidak menderita gangguan
kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai tamat SMA
dengan kejar Paket C dan fungsi kognitif baik, sehingga pasien

tidak

terdapat gangguan retardasi mental. Karena tidak terdapat gangguan


kepribadian dan tidak terdapat gangguan retardasi mental, maka diagnosis
pasien pada axis II adalah tidak ada diagnosis.
c. Diagnosis Aksis III
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan adanya kelainan kulit
pada kaki pasien.
d. Diagnosis Aksis IV
Pasien perempuan usia 30 tahun. Pasien tidak bekerja dan tinggal dengan
ibu dan adik laki-lakinya di rumah orangtuanya. Pasien belum menikah.
Pasien tidak bekerja. Perekonomian pasien berasal dari gaji adik dan kakak
pasien.
e. Diagnosis Aksis V
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan
menggunakan Global Asessment of functioning (GAF). Pada pasien ini tidak
terdapat gejala minimal, terdapat fungsi yang baik disegala bidang, dapat
melibatkan diri dalam berbagai aktivitas, kehidupan social dan tidak ada
masalah yang terjadi setiap hari. Maka pada axis V didapatkan GAF Scale
90-81.
VII.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia Paranoid dalam remisi
Aksis II : Tidak ada diagnosis

10

Aksis III : Kelainan kulit


Aksis IV: Tidak bekerja dan belum menikah
Aksis V : GAF Scale 90-81
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ada
Psikologis
: Halusinasi visual
Sosioekonomi : Perekonomian mengandalkan gaji adik dan kakak
Keluarga
: Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
IX.

PROGNOSIS
a. Prognosis ke arah baik
Pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya
Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh
Tidak terdapat riwayat keluarga yang memiliki keluhan seperti pasien

(tidak genetik)
Respon terapi baik

b. Prognosis ke arah buruk


Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama, kurang lebih 10 tahun
Ada kemungkinan kambuh jika obat dihentikan
Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan prognosis pasien ini adalah :
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad functionam
: dubia ad bonam
Ad sanationam
: dubia
X.

TERAPI
Psikofarmaka
Risperidone 2x20 mg
Psikoterapi
Berusaha untuk melakukan kegiatan yang positif seperti berolahraga
Minum obat teratur dan rutin kontrol jika obat habis
Semakin mendekatkan diri untuk beribadah dan tidak ada rasa takut karena

ayahnya yang sudah meninggal


Edukasi ke keluarga pasien untuk menemani pasien saat kontrol rutin

DAFTAR PUSTAKA

11

1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
Pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT.
Nuh Jaya. Jakarta. 2007.
3. Elvira. Sylvia. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri. Edisi Kedua. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2013.

12

You might also like