You are on page 1of 11

A.

PERSEBARAN EPIDEMIOLOGI
Penyebaran penyakit PES yang mematikan sudah dimulai abad ke 14 sampai
kini. Diawali perang antara pasukan tartar dengan pedagang dari Genoa yang ada di
kota Caffa, semenanjung krim. Pasukan tartar berhenti menyerang dengan batu
kemudian menggantinya dengan melemparkan mayat-mayat tentara mereka sendiri
yang meninggal karena pes.
Akibatnya seluruh kota Caffa terinfeksi. Orang Genoa yang masih hidup segera
kembali ke kapal dan berlayar lagi. Banyak di antara mereka meninggal di kapal,
tetapi sisanya mendarat di Konstatinopel, Genoa, Venesia, dan kota-kota pelabuhan,
dan disana menulari keluarga dan kawannya. Dengan demikian wabah pes tiba di
Eropa. Penyakit ini menyebar dari kota- kota pelabuhan Laut Tengah ke pedalaman
utara dan barat, dari Italia dan Yunani ke Perancis, Spanyol, dan Inggris.
Pada tahun 1348 dua pertiga penduduk Eropa telah terkena. Selama delapan
tahun wabah raya berkecamuk dan sekurang-kurangnya separuh dari jumlah
penderita meninggal. Jumlah korbannya 25 juta orang. Pada waktu itu tak ada tempat
untuk bersembunyi. Mereka yang melarikan diri ke laut pun menemukan penyakit
pes sebagai penumpang gelap di atas kapal.

Wabah raya penyakit pes yang pertama, yakni pes Justinius pada Abad ke-6,
berkecamuk waktu perdagangan internasional meningkat. Setelah menyapu Eropa
pada Abada ke-14, penyakit pes tetap membara selam 300 tahun, sekali-kali meledak
bila orang rentan tinggal berdesak-desakan di suatu tempat. Lama-kelamaan
penyakit ini menjadi penyakit kota, terutama pelabuhan dan pusat perdagangan yang
kerap terserang.
Wabah-wabah ini mencapai puncaknya di London dalam wabah raya tahun 1665.
Pada bulan September tahun itu, daftar kematian mingguan kota London
menunjukkan bahwa lebih dari 30.000 orang meninggal dunia. Di London, semua
perdagangan dan lalu lintas sempat terhenti. Orang takut dekat-mendekati anatar satu
sama lain. Dokter-dokter terkemuka pada zaman itu pun tak dapat menghentikan
penyakit pes itu. Bubo atau pembengkakan kelenjar, yang memberikan nama pada
penyakit ini (pes bubonic), umumnya timbul di ketiak atau di selangkangan. Dokter

menggunakan tapal panas, bahan tajama yang dapat membakar kulit, dan pisau
dalam usaha mereka memecahkan pembengkakan serta mengeluarkan cairannya,
dengan keyakinan bahwa bila ini terjadi, orang sakit akan tertolong. Akhirnya pada
musim gugur tahun 1666, penyakit pes mulai menghilang dari London. Setelah tahun
1720 penyakit pes lenyap pula dari Eropa Barat.
Dari awal mula penyebaran penyakit PES tersebut bisa disimpulkan bahwa sudah
sejak dahulu kala sampai kini, infeksi mikroba merupakan ancaman utama terhadap
kesehatan manusia. Di masa kini, penyakit ini Pes(sampar) merupakan penyakit
yang terdaftar dalam Karantina International dan juga disebut remerging disease dan
masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa
ataupun wabah. Pes masuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1910 melalui
pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, kemudian tahun 1916 melalui pelabuhan
Tanjung Mas, semarang, tahun 1923 melalui pelabuhan cirebon dan tahun 1927
melalui pelabuhan Tegal. Korban yang diakibatkan karena penyakit pes dari tahun
1910 sampai deng tahun 1960 tercatat 245.375 orang dengan angka kematian
tertinggi yaitu 23.275 orang yang terjadi pada tahun 1934.
B. PENGERTIAN/RUANG LNGKUP
Plague, disebut juga penyakit pes, adalah infeksi yang disebabkan bakteri
Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis.
Yersinia pestis penyebab pes berbentuk batang pendek, gemuk dengan ujung
membulat dengan badan mencembung, berukuran 1,5 5,7 dan bersifat Gram
positif. Kuman ini serirtutung menunjukkan pleomorfisme. Pada pewarnaan tampak
bipolar, mirip peniti tertutup. Kuman tidak bergerak, tidak membentuk dari spora
dan diselubu Selain jenis kutu tersebut, penyakit ini juga ditularkan oleh kutu jenis
lain.
Penyakit pes dibawa oleh hewan pengerat (terutama tikus). Wabah penyakit ini
banyak terjadi dalam sejarah, dan telah menimbulkan korban jiwa yang besar.
Selama abad ke-14, pedagang dari kota-kota pelabuhan Laut Tengah dan Laut Hitam
mengadakan perjalanan ke Cina, dan sepulangnya, membawa kembali sutera serta
kulit binatang yang berharga. Ketika kembali dari perjalanan seperti ini pada tahun
1343, sekelompok pedagang dari Genoa menurut laporang lari ketakutan karena
adanya pasukan orang Tartar, dan berlindung di balik tembok kota perdagangan
Caffa di Semenanjung Krim.
Sejak dahulu kala sampai kini, infeksi mikroba merupakan ancaman utama
terhadap kesehatan manusia beradab. Penyakit pes lebih dari pada penyakit-

penyakit seperti misalnya kolera, cacar, demam kuning dan influenza-tetap


merupakan contoh utama mengenai siatu penyakit infeksi yang datang dari luar
negeri dan menyerang orang Filistin melalui pelabuhan laut mereka. Wabah raya
penyakit pes yang pertama, yakni pes Justinius pada Abad ke-6, berkecamuk waktu
perdagangan internasional meningkat.

Bakteri Yersinia pestis


Di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara kutu carrier plague adalah
Xenophylla astia. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran
binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi.
Kutu yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan2 lamanya. Selain
itu pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari percikan air liur penderita
yang terbawa oleh udara.Kutu menyebarkan penyakit ketika mengisap darah tikus
atau manusia. Tetapi bakteri wabah pes belum terbasmi tuntas.
Di Bolivia dan Brazil, misalnya, terdapat lebih dari 100 laporan kasus pes per
sejuta penduduk. Wabah pes dikenal dengan black death karena menyebabkan tiga
jenis wabah, yaitu bubonik, pneumonik dan septikemik. Ketiganya menyerang
system limfe tubuh, menyebabkan pembesaran kelenjar, panas tinggi, sakit kepala,
muntah dan nyeri pada persendian. Wabah pneumonik juga menyebabkan batuk
lendir berdarah, wabah septikemik menyebabkan warna kulit berubah menjadi merah
lembayung.
Ada 3 jenis penyakit plague yaitu:
1. Bubonic plague: Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening yang
dekat dengan tempat gigitan binatang/kutu yang terinfeksi akan membengkak
berisi cairan (disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan. Pembengkakan akan
terjadi. Gejalanya mirip flu, demam, pusing, menggigil, lemah, benjolan lunak
berisi cairan di tonsil/adenoid (amandel), limpa dan thymus. Bubonic plague
jarang menular pada orang lain.

2. Septicemic plague: Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit pada


perut, shock, pendarahan di bawah kulit atau organ2 tubuh lainnya, pembekuan
darah pada saluran darah, tekanan darah rendah, mual, muntah, organ tubuh tidak
bekerja dg baik. Tidak terdapat benjolan pada penderita. Septicemic plague jarang
menular pada orang lain. Septicemic plague dapat juga disebabkan Bubonic
plague dan Pneumonic plague yang tidak diobati dengan benar.

3. Pneumonic plague: Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang


paru2), napas pendek, sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah penyakit
plague yang paling berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Pneumonic plague
menular lewat udara, bisa juga merupakan infeksi sekunder akibat Bubonic
plague dan Septicemic plague yang tidak diobati dengan benar.

C. PENYEBAB PENYAKIT PES


Penyakit ini disebabkan den bakteri Yersinia pestis atau Patereurella pestis Oleh
karena itu, penyakit ini juga dikenal sebagai Yersiniosis atau Pasteurellosis.
Pasteurellosis pada sapi, domba, dan kelinci, yang menuniukkan gejala penyakit
pneumonia kadang-kadang jugs disebut pneumotic pateureliosis.

Pada dasarnya penyakit pes pada ternak baik unggas, maupun hewan-hewan lain
disebabkan oleh bakteri yang berbeda-beda. Akan tetapi, hewan-hewan tersebut
menunjukkan gejala yang hampir sama. Penyakit pes memang dapat menjangkiii
hampir semua hewan, namun hewan utama pembawa penyakit ini yaitu hewanhewan pengerat seperti kelinci, tupai, dan hamster terutama sekali tikus. Anjing
maupun kucing yang biasanya dijadikan hewan peliharaan maupun hewan
kesayangan dapat Pula menutarkan pes ke manusia.

Pinjal salah satu penyebab pes


Penularan dan penyebaran pes dari tikus ke manusia yang utama melalui gigitan
pinjal (flea) pada rambut-rambut tikus. Oleh karena itu pinjal disebut sebagai vektor
penyakit pes.
D. PENULARAN PENYAKT PES
Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent.Kumankuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan ke hewan lain
atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung
kuman pes tadi,dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke hewan tikus lain
atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan. Penularan pes secara
eksidental dapat terjadi pada orang orang yang bila digigit oleh pinjal tikus hutan
yang infektif.Ini dapat terjadi pada pekerja-pekerja di hutan,ataupun pada orangorang yang mengadakan rekreasi/camping di hutan.

tikus merupakan faktor utama penyebaran pes

Penularan pes ini dapat terjadi pada para yang berhubungan erat dengan tikus
hutan, misalnya para Biologi yang sedang mengadakan penelitian di hutan,
dimana ianya terkena darah atau organ tikus yang mengandung kuman pes. Kasus
yang umum terjadi dimana penularan pes pada orang karena digigit oleh pinjal
infeksi setelah menggigit tikus domestik/komersial yang mengandung kuman pes.
Penularan pes dari tikus hutan komersial melalui pinjal; pinjalyang efektif
kemudian menggigit manusia. Penularan pes dari orang ke orang dapat pula
terjadi melalui gigitan pinjal manusia Culex Irritans (Human flea). Penularan pes
dari orang yang menderita pes paru-paru kepada orang lain melalui percikan
ludah atau pernapasan.

E. RIWAYAT ALAMIAH PES


1. MASA PRA KESAKITAN Sebelum Manusia Sakit ( pre patogenesis )
Pada tahap ini agen penyakitnya yersinia pestis, sedangkan inang atau
penjamu (host) adalah manusia. Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu
(manusia) dengan agen atau bibit penyakit (bakteri yersinia pestis), tetapi
interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar
tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh setelah berinteraksi dengan
hewan yang terjangkit (interaksi penyebab, penjamu dan lingkungan terhadap
stimulus).
2. MASA KESAKITAN ( patogenesis )
1) Masa Inkubasi
Pada penyakit pes berkisar 1-3 sampai 6 hari dimulai dari kontak dengan
bibit penyakit sehingga dapat terjadi proses penularan dalam masa ini.
2) Kesakitan Dini
Timbul papula (benjolan kecil pada kulit, Pustula (benjolan permukaan kulit
bernanah), Karbunkel (bisul, bisul besar, radan pd folikel rambut &
sekitarnya mjd satu/ tdk menunjukkan reaksi jar setempat), Penyebaran
daerah kulit menjadi petekie (bintik merak akibat perdarahan intra dermel/
submukosa, vaskulitis (radang pembuluh darah) & perdarahan krn
trombositopenia (jml trombosit < normal)
a. Kesakitan Dini Yang Mulai Nampak
Berdasar Aspek klinis, dibedakan beberapa type :

a) Type Bubonik
- Panas (> 41oC)
- Bubo (pembesaran, radang suparatif kelenjar limfe) daerah
inguinal

(lipat

paha)/

femoral

(kaitan

femur)/

aksila

(ketiak)/servical (leher)
Takikardi (denyut jantung cepat > 100/mnt
b) Type Pneumonik (Radang Paru)
- Lemah Badan
- Sakit Kepala
- Vomitus (muntah)
c) Type Septikemik
- Pucat
- Lemah
3) Kesakitan Lanjut
a) Type 1. Bubonik
- Konvulsi ( kejang)sampai koma
- Konstipasi/ diare
- Koaglasi (proses pembekuan)intra vascular
b) Type 2. Pneumonik
- Febris (demam) & frustasi
- Batuk, Sesak nafas
- Muntah desertai sputum produktif & cair
- Ganguan Kesadaran
c) Type 3. Septikemik
- Delirium (keadaan eksitasi mental & motoris pada kesadaran
-

menurun) atau stupor (kesadaran menurun) sampai koma.


- Gejala febris (demam)
- Kenaikan suhu badan terjadi ringan
3. Tahap Akhir Penyakit Pes Pada Manusia
1) Type 1. Bubonik
- Kegagalan faal jantung
- Kematian
2) Type 2. peneumonik
- Meninggal pada hari ke 4 dan 5
3) Type 3. Septikemik
- meninggal hari pertama
Jika kita melihat secara umum dari penyakit pes ini jika telah terinfeksi namun
tidak secepatnya dilakukan pengobatan maka akibatnya akan fatal / berakhir dengan
kematian. Kematian ini dapat terjadi pada saat gejala klinik tidak jelas, klinik berat +
komplikasi. Penyakit ini dapat sembuh jika ditangani sejak dini baik mulai dari gejala
klinik tampak atau tidak tampak, dengan pemakaian obat yang teraturseperti
pemberian Streptomycyn dosis tinggi terbukti lebih efektif mengobati plague.
Penicilin tidak efektif untuk penyakit plague. Diazepam diberikan untuk mengurangi
rasa lelah. Heparin biasanya diberikan apabila terdapat gejala pembekuan

darah.Walaupun didiagnosa sembuh namun, tidak menutup kemungkinam orang tadi


menjadi carier yang dapat menularkan kepada orang lain.
F. UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT PES
Mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian ada, langkahlangkah
didasarkan pada data/ keterangan bersumber hasil analisis/ pengamatan/ penelitian
epidemiologi.
5 (Five Level Of Prevention) :
1. Health promotion(Upaya promosi Kesehatan)
1) Menghindari kemunculan dari/ adanya faktor resiko masa pra kesakitan.
UPAYA PROMOSI KESEHATAN :
a. Penyuluan penduduk untuk meningkatkan kesadaran terhadap
kesehatan lingkungan
b. Perbaikn rumah penduduk supaya tidak mudah menjadi sarang tikus
c. Pengendlian terhadap tikus dan pinjal
2) Pengendalian terhadap tikus
a. mengatur waktu tanam
b. perbaikan sanitasi lingkungan
c. menggunakan rodentisida
d. alat perekat
e. Insektisida
3) Pengendalian terhadap pejamu
a. Meningkatkan kekebalan.
b. Hygene individu
c. Gizi
4) Pengendalian terhadap lingkungan
a. Perbaikan sanitasi lingkungan
b. bersihkan semak semak
c. perbaiki bangunan rumah sehingga tidak menjadi sarang tikus
2. Specific protection(Upaya proteksi Kesehatan )
Upaya Proteksi Kesehatan Bertujuan untuk mengurangi / menurunkan
pengaruh penyebab serendah mungkin misalnya : Vaksinasi penduduk daerah
endemik, petugas laboratorium dan perawat kesehatan dan Pengendalian
sumber-sumber pencemaran, Sanitasi Lingkungandan hygene perorangan,
diberikan pengobatan pada petugas kesehatan untuk mencegah adanya
penularan.
3. Early diagnosis and promt treatment(Upaya diagnosis dini & tindakan
segera)
a. Ditujukan pada penderita/ dianggap menderia (suspect)/ terancam akan
menderita
b. Penemuan Kasus segera lapor kepada Dinas Kesehatan setempat dalam
waktu 24 jam sejak diketahui

c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit


menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat
segera diberikan pengobatan.
d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus
4. Disability limitation(Upaya pemberantasan akibat buruk)
Mencegah meluasnya penyakit/ timbulnya wabah & proses penyakit
lebih lanjut.
a. Isolasi bagi yang diduga terbukti menderita sampai yang bersangkutan
dinyatakan sembuh/ Isolasi setelah 2 4 hari mendapat antibiotika
b. Pengobatan dengan antibiotik
a) Streptomisin 30 mg/ kg BB/ hari secara intramuscular 2 4 x sehari.Untuk
anakanak 20 30 mg/ kg BB / hari
b) Tetrasiklin diberikan pada hari ke 4 selama 10 14 hari, Dosis loading 15
mg/ kg BB/ hari dlm 4 x pemberian sampai hari pengobatan 10 14
c) Kloramfenikol dosis 50 75 mg/ kg BB/hari intravena 4 x pemberian
selama 10 hari
d) Trimetoprim sulfametoksazol
e) Sulfadiazin 12 g/ hari selama 4 7 hari dosis awal 4 gdilanjutkan 2 g tiap
jam sampai tercapai suhu badan normal, diteruskan 500 mg tiap 4 jam
sampaihari 710.
f) Penggunaan Sulfadiazuin disertai pemberian Sodium Bikarbonat
5. Rehabilitation(Upaya pemulihan Kesehatan) / (rehabilitasi)
Usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping daripenyembuhan
penyakit & pengembalian fungsi fisik, psikologik dan sosial.
a. Pemberian makanan yang cukup gizi
b. Sesuai dengan Type
Contoh :
1. Type Pneumonik untukl latihan pernafasan, Type Meningeal dengan
therapi pekerjaan.
2. Mengembangkan

lembaga-lembaga

rehabilitasi

dengan

mengikutsertakan masyarakat.
3. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan
untuk bertahan.
4. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap
penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
5. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan
seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
Affin.

2011. Riwayat Alamiah Penyakit PES. Di Unduh http://affinaffin.blogspot.co.id/2011/04/riwayat-alamiah-penyakit-pes.html. Akses 5 Mei 2016

Endah. Penyakit PES (BLACK DEATH) belum terbasmi tuntas. 2013. Di Unduh
http://bidanendah.blogspot.co.id/2013/05/penyakit-pes-black-death-belumterbasmi.html. Akses 5 Mei 2016
Febby

Waode.
2015.
Epidemiologi
Penyakit
PES.
Di
Unduh
http://www.slideshare.net/febbywadoe/epidemiologi-penyakitpes. Akses 5 Mei
2016

Josh Peterson. 2013. Penyakit Sampar (Pes), di dalam Ilmu Kesehatan/ Pestilence disease
(Pes),
in
the
Health
Sciences.
Di
Unduh
http://contohmakalah4.blogspot.co.id/2013/06/penyakit-sampar-pes-di-dalamilmu.html. Akses 5 Mei 2016
Svensons.
2015.
Makalah
Epidemiologi
PES.
Di
http://dokumen.tips/documents/makalah-pes.html. Akses 5 Mei 2016

TUGAS INDIVIDU

Unduh

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR


PENYAKIT PES

OLEH

IRMAYANTI
J1A1 14 022

KELAS A

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

You might also like