Professional Documents
Culture Documents
Arsitektur
Klasik
A.
Arsitektur
YunaniBudaya:
polis,
filosofis,
demokratis
Nilai:
rasionalisme
Preseden:
megaron
(rumah
vernakular
Yunani)
- Contoh: Athens Parthenon, Yunani; Nashville Parthenon, Amerika Serikat
Unit:
stoa
(kolom)
- Warisan: kanonik: golden section, greek order, geometri, harmoni,
proporsi, tektonik, enteleki; struktur:post linthel; tipologi: agora (public
space), bouleuterion (balai dewan), gymnasium (sekolah), megaron (rumah),
pastanium
(kantor walikota), pantheon (kuil), stadion, & teather
- Keprofesian: belum ada, bersifat seniman, penyeimbang masyarakat,
spiritualis,
institusi
kemasyarakatan
Yunani memiliki tioplogi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku,
kemudia suku-suku tersebut mulai terorganisir dan membentuk suatu polis
(negara kota) dan menjalankan pemerintahan dengan cara demokrasi.
Beberapa polis terkenal seperti Aegea, Athena, Doria, Ionia, Myconos,
Olimpia, Sparta, dll. Selain itu tipologi berbukit itu juga menjadikan Yunani
kaya akan batu, sehingga banyak material bangunan yang menggunakan
batu
Arsitektur klasik Yunani selain partheon adalah agora (public space, selasar
tempat masyarakat bernteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai
dewan) gymnasium (sekolah), pastanium (kantor walikota), stadion, &
teather. Bangunan-bangunan di Yunani menggunakan prinsip post
linthel yang merupakan penemuan struktural pertama yakni dua kolom yang
dapat mendukung unsur horizontal. Stoa(kolom) merupakan elemen
arsitektural estetis yang ditonjolkan sehingga kedepannya di beberapa polis
setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri seperti, doric (dari Doria), ionic
(dari Ionia), dan corintian (dari Corintia). Kolom-kolom tersebut dibangun
Gambar detail stoa menurut greek order (dari kiri ke kanan, doric, ionic, corintian)
Gambar Athens Parthenon yang menggunakan rasio golden section dalam setiap pertimbangan
desainnya
Ilustrasi kolom pada Athens Parthenon yang digembungkan sebagai ilusi mata untuk memperlihatkan
kolom yang lurus jika bangunan tinggi tersebut dilihat dari depan, hal ini menunjukan hebatnya rasio
peradaban ini
Arsitektur
Budaya:
imperium,
etruska,
nasionalis
Nilai:
Romawi
helenisme
Preseden:
Contoh:
Warisan:
Rome
kanonik: roman
arsitektur
Pantheon,
order,
geometri,
Italia;
harmoni,
yunani
Maison
proporsi,
Carre,
tektonik,
enteleki;
Prancis
tipologi:
rumah, pantheon (kuil), benteng, aquaduct, kuil, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian
servis
pemandian), apodyterium(pemandian
Keprofesian:
sedikit,
air
hangat);
bersifat
air
insinyur,
arsitek
terkenal
material:
Marcus
batu
Vitruvius
air
bata
Pollio
Romawi adalah bangsa yang bertetanggaan dengan Yunani. Kelak Yunani akan jatuh dan menjadi
bagian dari Romawi ketika satu per satu wilayah Yunani dipindahtangankan oleh Romawi dan Kuda
Trojan adalah saksi sejarah leburnya Yunani. Kelak Romawi dengan semangat helenismenya dalam
menyebarkan kekuasaan akan membentuknya menjadi imperium (negara multimasional), etruska
(negara
multietnis),
dan
membina
masyarakatnya
berjiwa
nasionalis
dan
patriotik.
Romawi kedepannya banyak membawa nilai-nilai Yunani dari segi pemerintahannya, kepercayaannya,
bahkan arsitekturnya. Romawi menjadi negara imperium dengan bentang yang lebar persatuan dari
banyak polis di bawahnya. Memilki kepercayaan resmi pagan politheisme hasil adopsi dari
kepercayaan Yunani (dewa langit, laut, dan bawah tanah) dengan nama yang berbeda, Zeus menjadi
Jupiter, Poseidon menjadi Neptunus, dan Hades menjadi Pluto, meski kedepannya berubah menjadi
Kristen
iman
Paulus.
sebuah
budaya
metropolis,
adikuasa,
serta
mutahir
dalam
segi
teknologi.
Helenisme Romawi sedikit mengurasi nilai rasionalisme Yunani. Budaya disebarluaskan begitu saja
tanpa adanya pendalaman logika sehingga penerapannya dalam arsitektur fungsi-fungsinya lebih
profan, urban, dan dengan estetika yang lebih ekletik dan merdeka.
Gambar Rudolf von Alt - Das Pantheon und die Piazza della Rotonda in Rom,
menggambarkan
dalam
arsitektur.
Arsitektur
klasik
Romawi
berupa basilika (pengembangan parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi denah lingkaran),
benteng, aquaduct,
kuburan,
stadion,
pemandian),apodyterium (pemandian
theater,
air
servis
air
Gambar denah Rome Pantheon dan denah-denah pantheon lain pengembangan dari denah parthenon
Yunani
Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis pemandian karena dalam budayanya bath (pemandian)
adalah tempat berinteraksinya masyarakat, seperti agora bagi masyarakat Yunani sebelumnya. Dalam
pengembangannya, arsitektur klasik Romawi mengembangkan roman order (dari greek order), tipologi
baru berupa parthenon (partheon dengan tipologi denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai
dasarnya ditinggikan), teknik konstruksi baru seperti arch, vault, dome yang semua kebanyakan
diterapkan dari arsitektur mesopotamia, serta penemuan material baru batu bata, karena arsitektur
klasik Romawi masih mengadopsi arsitektur Yunani namun bukan lagi menggunakan batu sebagai
materialnya (karena kekayaan SDA yang berbeda).
Gambar detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order)