Professional Documents
Culture Documents
manusia primitif, tetapi manusia pada umumnya, baik dari segi aneka warna fisiknya, masyarakatnya, adat-istiadatnya serta
kebudayaannya.
Fase keempat antropologi mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan akademik : mencapai pengertian tentang makhluk
manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakat dan kebudayaannya. Sedangkan tujuan
praktisnya mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku-suku bangsa guna membangun masyarakat suku-suku
bangsa tersebut.
2. Ilmu-ilmu bagian dari Antropologi
Secara garis besar ada lima ilmu bagian antropologi, khususnya di universitas-universitas di Amerika, dengan kajian
masalah :
(a) Sejarah asal dan perkembangan manusia (evolusinya) secara biologis. Disebut juga Paleo-antropologi yaitu ilmu
yang mempelajari asal usul dan evolusi manusia dengan mempergunakan bahan penelitian sisa tubuh/fosil di dalam
lapisan bumi.
(b) Sejarah terjadinya anekawarna makhluk manusia, dipandang dari bentuk ciri-ciri tubuhnya. Antropologi Pisik yaitu
mempelajari sejarah terjadinya anekawarna manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya, baik secara fenotip (warna kulit,
warna dan bentuk rambut, warna mata, bentuk muka, tinggi, bentuk tubuh, hidung) maupun genotip (golongan
darah).
(c) Sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka warna bahasa yang diucapkan manusia di seluruh dunia, atau
Etnolinguistik, yaitu ilmu yang mempelajari daftar kata-kata dan pelukisan ciri dan tata bahasa dari berbagai macam
suku-suku bangsa.
(d) Perkembangan, penyebaran
dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia di dunia, atau Prehistori yaitu
mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia sebelum mengenal huruf.
(e) Mengenai azas-azas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di
dunia, atau Etnologi yaitu mempelajari pengertian azas-azas manusia atau mempelajari kebudayaan-kebudayaan
dalam kehidupan masyarakat.
Skema ringkas Ilmu Antropologi :
ANTROPOLOGI : 1. Antropologi-Biologi : a. Paleo-antropologi
b.Antropologi-pisik
2. Antropologi-Budaya : - Prehistori
- Etnolinguistik
- Etnologi (Antropologi Sosial)
- Etnopskilogi
- Antropologi Terapan
- Antropologi Spesialisasi
-
Antropologi Ekonomi
Antropologi Politik
Antropologi Kependudukan
Antropologi Kesehatan
Antropologi Perkotaan
Antropologi Pendidikan
Antropologi Ekologi
Dan lain-lain
(1) complete observer, peneliti/pengamat dalam posisi tidak ada hubungan emosi
dengan pelaku, (2) observer as participant, peneliti mengidentifikasi sebagai pengamat meskipun ia berinteraksi dalam proses
sosial yang diamati, (3) participant as observer, pengamat secara penuh berpartisipasi (mengikuti pedoman dan perilaku)
dengan pelaku, meski ia menunjukkan diri sebagai pengamat, (4) complete participant, pengamat menjadi bagian dari pelaku
yang diamati (partisipan) dengan tidak menunjukkan diri sebagai pengamat.
Teknik wawancara biasanya menggunakan alat yaitu kuisioner (tertutup, terbuka, terstruktur, tidak terstruktur)
pedoman wawancara dan lain-lain. Sedangkan catatan lapangan, memuat dua hal, yaitu bagian deskriptif berisi gambaran
tentang latar pengamatan, orang, tindakan dan pembicaraan, bagian kedua berisi kerangka berpikir dan pendapat peneliti.
MASYARAKAT
1. Organisasi politik, Kesukuan dan Sistem Kekerabatan
Organisasi politik : Sarana mengatur secara intern memelihara tata tertib dan secara ekstern mengatur urusan dengan
masyarakat lain di luar kelompoknya. Organisasi seperti ini secara relatif terdesentralisasi dan bersifat informal, seperti yang
terdapat pada gerombolan (band) dan suku bangsa atau tersentralisasi dan bersifat formal, seperti dalam masyarakat yang
dipimpin oleh kepala suku atau dalam negara.
Organisasi Gerombolan (Band) : kelompok kecil orang-orang yang berhubungan keluarga dan tinggal di sebuah wilayah.
Organisasi kesukuan : kelompok yang mempersatukan band atau unit-unit social lain atau seluruh suku karena factor budaya
dan bahasa yang sama.
Organisasi kekerabatan : masyarakat kesukuan yang memegang kekuasaan adalah klen, yaitu asosiasi orang-orang yang
menganggap dirinya keturunan dari leluhur yang sama. Kepala/sesepuh yang bertanggungjawab dan mengurusi anggotanya dan
mewakili suku dalam berhubungan dengan pihak luar.
Fungsi Organisasi :
1.
Intern : adanya kepercayaan yang tertanam pada setiap orang, sehingga setiap orang secara pribadi bertanggungjawab
atas kebaikan perilakunya. Pengendalian diri secara individu bersandar pada alat pencegah seperti malu, atau takut
akan hukuman yang bersifat supernatural.
2.
Ekstern : lahirnya lembaga-lembaga untuk mendorong agar orang menyesuaikan diri dengan norma social yang
berlaku dan jika melanggar dikenakan sanksi. Sanksi ini di dasarkan pada tindakan yang diambil oleh anggota
masyarakat lain terhadap perilaku yang secara khusus disetujui atau tidak disetujui, sedangkan sanksi negatif
membuat orang takut melakukan tindakan yang tidak disetujui. Sanksi yang berbentuk formal dan dilaksanakan oleh
badan politik yang berwenang disebut hukum. Konsekuensinya adalah semua hukum dapat disebut sanksi, tetapi
tidak semua sanksi adalah hukum. Demikian juga , masyarakat tidak memelihara tata tertib hanya dengan hukum
saja.
Kelompok tidak menetap, disebut gerombolan atau band. Ini karakteristik masyarakat pemburu dan peramu dan
beberapa kelompok pengembara lainnya, adalah kelompok otonom kecil, berupa keluarga atau kerabat yang bersatu
dan tinggal bersama di suatu daerah.
2.
Suku terdiri dari gerombolan yang terpisah-pisah atau unit-unit sosial lain yang diersatukan oleh faktor pemersatu
seperti keturunan, golongan umur, atau kepentingan bersama. Sistem ekonominya biasanya berbentuk pertanian atau
pengembalaan, dengan unit keluarga bersifat otonom dan egaliter.
3.
Pada banyak masyarakat kesukuan, kekuasaan politik berada di tingkat klen, yaitu asosiasi orang-orang yang
menganggap dirinya sebagai keturunan leluhur yang sama.
4.
Organisasi politik yang paling formal adalah negara. Negara mempunyai kekuasaan pusat yang secara sah dapat
menggunakan kekerasan untuk melaksanakan peraturan hukum yang ketat dan memelihara ketertiban, bahkan di luar
batas-batasnya.
Kelompok Keturunan
Kelompok keturunan (descent group) : semacam kelompok kekerabatan yang kreteria keanggotanya adalah keturunan dari
nenek moyang tertentu yang sungguh-sungguh ada (secara genealogi) atau yang hanya ada dalam mitologi. Keturunan secara
genealogi adalah keturunan berdasarkan darah, sedangkan keturunan secara mitologi adalah keturunan berdasarkan pengakuan
saja.
Keturunan Unilineal (unilineal descent) : kelompok keturunan yang keanggotaannya ditetapkan melulu berdasarkan garis
ibu atau garis ayah saja. Kelompok keturunan unilineal adalah bentuk yang paling lazim. Pada waktu lahir orang ditentukan
keanggotaannya dalam kelompok keturunan tertentu, yang dapat ditelusuri malalui keturunan matrilineal menurut garis
perempuan, atau melalui keturunan patrilineal (disebut juga keturunan agnatik) menurut garis laki-laki.
Double descent (keturunan ganda) : sisten yang menghitung keturunan untuk beberapa keperluan menurut garis matrilineal
dan untuk keperluan lain menurut garis keturunan patrilineal. Misalnya pada orang Yako di Negeria Timur.
Keturunan ambilineal : keturunan dimana orang dapat memilih menggabungkan diri dengan kelompok keturunan ibu atau
ayah.
FUNGSI KELOMPOK KETURUNAN :
1.
2.
3.
4.
Teori
Proses evolusi biologi makhluk manusia :
Primat
Prosimii
Tarsii formes
Antropoid
Ceboid
Lorisifromes
Tupaioid
Cercopithecoid
Hominoid
Pongidae
Ramapithecus
Hominidae
Pithecanthropus
Neandertal
Homosapiens
Konsepsi
Zygote
Sel telur
Proses Evolusi :
1.
2.
3.
Mutasi
Seleksi adaptasi
Hilangnya gen secara kebetulan
Akal
2.
Bahasa
3.
Simbol
Ciri lahir (Fenotipe): warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk tubuh, warna mata dsb.
RAS : Kelompok orang yang menampilkan ciri khas dengan presentasi tertinggi dari kelompok tersebut.
CIRI-CIRI RAS :
1.
Bentuk tubuh
2.
Faktor geografis
3.
4.
1.
2.
MONGOLID
3.
4.
5.
CAUCASOID
-
NEGROID
-
Melanesian (Irian,Melanesia)
RAS-RAS KHUSUS
-
2.
3.
4.
2.
BENTUK-BENTUK KELUARGA :
1.
Keluarga Inti (Nuclear Family) : Unit keluarga terdiri atas suami, istri dan anak-anaknya yang masih tergantung
padanya.
2.
Keluarga Sedarah (Consanguine Family) : keluarga yang terdiri dari atas sejumlah perempuan, saudara laki-laki
mereka dan anak-anak para perempuan tersebut.
3.
Keluarga Luas (Extended Family) : Kumpulan keluarga inti yang aling berhubungan karena sedarah dan hidup
bersama.
PERKAWINAN
Perkawinan : transaksi dan kontrak yang sah dan resmi antara seorang perempuan dan pria yang mengkukuhkan hak mereka
untuk tetap berhubungan seks dan menegaskan bahwa perempuannya memenuhi syarat untuk melahirkan anak.
Ada 2 perkawinan :
1.
2.
2.
Poligami :
a.
b.
Bentuk-bentuk Perkawinan :
1.
Group marriage : perkawinan beberapa pria dan beberapa perempuan dapat berhubungan seks.
2.
Serial marriage : bentuk perkawinan seorang pria atau perempuan kawin atau hidup bersama dengan sejumlah orang
berturut-turut.
3.
Levirat : kebiasaan perkawinan, janda kawin dengan saudara laki-laki suaminya yang telah meninggal.
4.
Sororat : kebiasaan perkawinan, duda kawin dengan saudara perempuan istrinya yang telah meninggal.
KEBUDAYAAN
Pengertian Kebudayaan
Ada beberapa konsep kebudayaan, seperti Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Sedangkan Spradley dan Mc.Curdy (1987); Dougherty (1985); Quinn (1987); Ahimsa (1994) mengartikan kebudayaan sebagai
seperangkat pengetahuan manusia yang berisikan sistem nilai-nilai, resep-resep, blue-print, dan norma-norma serta aturanaturan yang terdapat dalam kepala manusia sebagai pengetahuan kebudayaan, yang diperoleh melalui belajar dalam
kehidupan sosialnya dan digunakan untuk memahami, memanipulasi dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan
hidupnya.
Pranata-pranata kebudayaan saling terkait dan paling sedikit :
1.
2.
Pranata kekerabatan dan sistem organisasi sosial (sistem kekerabatan, sistem perkawinan dan pewarisan,
pembagian kerja, jender, status dan peranan, hak dan kewajiban)
3.
Pranata hukum (land tenure,konflik dan sengketa, penyelesaian sengketa, ganjaran dan sanksi)
4.
Pranata politik (pola kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, kesadaran teritorial, pengaruh sistem
politik dari luar)
5.
Pranata pendidikan ilmu dan pengetahuan (enkulturasi, sosialisasi, harapan masa depan dalam kaitannya
iptek)
6.
Pranata agama dan kepercayaan (tabu dan magi, upacara, sistem kosmologi, sistem kepemimpinan dalam
keagamaan, ecological wisdom)
7.
Pranata hubungan sosial (jaringan resiprokal, mediasi, patron-klien, kelembagaan) dan pranata lainnya.
Wujud Kebudayaan
Talcott Parson dan AL. Kroeber menganjurkan untuk membedakan secara tajam antara wujud kebudayaan sebagai suatu sistem
dari ide-ide/gagasan dan wujud kebudayaan sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Menurut
Koentjaraningrat ada 3 (tiga) wujud kebudayaan, yaitu : (1) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya, (2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat, (3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat dilihat, diraba, adanya di kepala setiap individu
pendukung suatu kebudayaan. Ide-ide dan gagasan hidup bersama dalam suatu masyarakat, memberi jiwa kepada masyarakat,
dan saling berkaitan menjadi suatu sistem. Para ahli menyebutnya dengan Sistem Budaya (cultural system).
Wujud kedua disebut juga dengan Sistem Sosial (Social System) mengenai tindakan berpola dari manusia. Sebagai rangkain
tindakan dalam bermasyarakat, maka sistem sosial ini bersifat konkrit, bisa dilihat, diobservasi.
Wujud ketiga disebut kebudayaan fisik, merupakan benda-benda budaya yang merupakan hasil karya manusia.
Unsur-unsur Kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan atau cultural universals. Ada 7 unsur kebudayaan secara umum, yaitu :
1. Bahasa
Setiap kebudayaan/masyarakat memiliki keunikan akan bahasanya yang merupakan alat komunikasi untuk
melahirkan pikiran dan perasaan. Bahasa merupakan simbol yang dapat dimengerti oleh manusia lain, hal ini tidak terjadi pada
binatang.
2. Sistem pengetahuan
Oleh karena keterbatasan kemampuannya , maka manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mempertahankan
keberadaannya serta beradaptasi dengan alam sekitarnya. Setiap kebudayaan/masyarakat memiliki sistem pengetahuan yang
dipengaruhi oleh berbagai pengalamannya, aktivitasnya, lingkungan fisik dan sosialnya.
3. Organisasi sosial
Organisasi sosial sebagai sarana mengatur secara intern memilihara tata tertib dan secara ekstern mengatur urusannya
dengan anggota masyarakat lainnya. Ada beberapa organisasi sosial, seperti :
Organisasi gerombolan (band) yaitu kelompok kecil orang-orang yang berhubungan keluarga dan tinggal di sebuah wilayah.
Organisasi Kesukuan : yaitu organisasi yang mempersatukan sejumlah band/unit sosial lain atau seluruh suku karena faktor
budaya dan bahasa yang sama.
Organisasi Kekerabatan : yaitu masyarakat kesukuan yang memegang kekuasaan adalah Klen, yaitu asosiasi orang-orang yang
menganggap dirinya keturunan dari leluhur yang sama. Kepala/sesepuh yang bertanggungjawab dan mengurusi anggotanya dan
mewakili suku dalam berhubungan dengan pihak luar.
Kelompok keturunan (descent group) : semacam kelompok kekerabatan yang anggotanya dari nenek moyang tertentu secara
genelogis atau mitologi.
Keturunan Unilineal : keturunan yang keanggotaannya ditentukan berdasarkan garis ibu (matrilineal) atau ayah (patrilineal).
Bentuk-bentuk kelompok keturuna antara lain :
Lineage : kelompok keturunan sebagai badan hukum resmi yang para anggotanya dari leluhur yang sama dan secara gealogis.
Fratri : kelompok keturunan unilineal yang terdiri atas dua klen atau lebih yang mengaku berhubungan sebagai kerabat.
Paruh (Moiety) : setiap pembagian hasil pembagian masyarakat menjadi dua bagian atas dasar keturunan.
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologi erat kaitannya dengan sistem pengetahuan, karena sebagai upaya manusia
mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya. Setiap kebudayaan memiliki dan menguasai peralatan hidup dan
teknologi.
5. Sistem mata pencaharian hidup
Secara singkat sistem mata pencaharian hidup manusia dapat di bagi dalam beberapa stadium, sesuai dengan
perkembangannya :
Stadium : 1. Food gathering, hunting dan Fishing
2. Kebudayaan nomadik (mengembala)
3. Kebudayaan agraris
4. Kebudayaan industri
5. Kebudayaan urban
6. Cyber society
6. Sistem religi
Setiap masyarakat/kebudayaan memiliki sistem religi sebagai alat untuk komunikasi dengan kekuatan-kekuatan
supernatural (gaib). Komponen yang penting dalam religi : emosi keagamaan, sistem keyakinan, sistem ritus dan upacara,
Peralatan ritus dan upacara, serta umat, sebagai pendukung kepercayaan.
7. Kesenian
Hal-hal yang bersangkutan dengan rasa seni dan keindahan.
Fungsi Kebudayaan
Ada 3 fungsi kebudayaan yaitu : (1) perantara antara manusia dan lingkungan, (2) Alat transformasi manusia dengan
lingkungannya, (3) pemenuhan kebutuhan hidup.
Perubahan Kebudayaan
Suatu kebudayaan dengan semua pranatanya dapat saja berubah bahkan selalu berubah secara dinamis. Karena tidak
ada kebudayaan yang sifatnya statis dan tertutup. Perubahan kebudayaan dapat terjadi karena adanya faktor dari dalam
kebudayaan itu sendiri, dalam arti pendukungnya merasa bahwa pranata kebudayaannya harus dirubah dan disesuaikan dengan
perkembangan objektif yang terdapat dalam kehidupan sosialnya. Perubahan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya
kontak-kontak kebudayaan dengan dengan pendukung kebudayaan lain.
Perubahan kebudayaan menurut Budhisantoso (1995) dapat terjadi karena adanya beberapa alasan, antara lain
sebagai berikut : (1) apabila pranata-pranata kebudayaannya bukanlah pranata kebudayaan yang dianggap sebagai inti
kebudayaan atau yang menjadi pusat orientasi dari seluruh pranata kebudayaan lainnya, atau setidak-tidaknya tidak
bertentangan dengan pranata kebudayaan yang dianggap sebagai inti. (2) Perubahan kebudayaan tersebut dirasakan manfaatnya
dan memberi keuntungan bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya khususnya yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
dasarnya. (3) Warga pendukung perubahan kebudayaan lebih kuat, terutama memiliki kekuatan politik dibandingkan dengan
yang menentang, demikian sebaliknya, warga yang menentang suatu perubahan mempunyai kekuatan untuk menolak suatu
pembaharuan. (4) Perubahan kebudayaan karena interaksi sosial.
Menurut Havilland (1988) semua kebudayaan pada suatu waktu berubah karena bermacam-macam sebab. Anatara
lain perubahan lingkungan yang dapat menuntut perubahan kebudayaan yang bersifat adaptif. Sebab lain bahwa, melulu
karena bersifat kebetulan, atau karena suatu sebab lain suatu bangsa mungkin mengubah pandangannya tentang lingkungannya
dan tentang tempatnya sendiri di dalamnya. Atau, kontak dengan bangsa lain sehingga menyebabkan diterimanya gagasan
asing sehingga menyebabkan perubahan dalam nilai-nilai dan tata kelakuan yang ada. Bahkan dapat terjadi dengan adanya
masuknya secara besar-besaran tatacara asing melalui penaklukkan dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain.
ADAT-ISTIADAT
Adat dan Hukum Adat
Norma berupa aturan-aturan untuk bertindak yang bersifat khusus, rumusannya jelas, tegas, terperinci. Norma itu mengatur
tindakan individu mengenai bagaimana suatu tindakan itu sebaiknya dilakukan. Norma khusus itu dapat digolongkan menurut
pranata-pranata masyarakat yang ada. Norma yang mengatur dan menata tindakan bersama itu tidak sama beratnya. Ada norma
yang sangat berat, sehingga jika dilanggar akan berakibat panjang (morres). Ada norma yang kurang berat, jika dilanggar
sanksinya hanya ditertawain, ejekan, diguncingkan saja (folkways).
INDIVIDU
PIKIR
BERPERILAKU
Dilakukan berulang-ulang
KEBIASAAN
Diterima, ditiru dan di dukung
Oleh masyarakat
ADAT
Dipertahankan dalam msy.
Melalui kewenangan/authority
HUKUM ADAT
2.
Unsur psikologis, adanya keyakinan bahwa hukum adat mempunyai kekuatan hukum.
Adanya pengaruh yang menentukan dalam sistem sosial (masyarakat dipengaruhi oleh faktor kekerabatan dan ikatan
tempat tinggal).
2.
Berfungsi untuk menyerasikan hak dan kewajiban pribadi dengan hak dan kewajiban umum.
3.
4.
Tidak tertulis
5.
6.
7.
Bersifat induktif.
8.
Radcliffe-Brown : tidak ada aktifitas hukum dalam masyarakat yang tidak bernegara, seperti masyarakat berburu,
meramu dan peladang.
2.
Malinowsky, Ter Haar dan L. Pospisil : ada aktifitas hukum dalam masyarakat, seperti masyarakat berburu, meramu
dan peladang. Menurut Malinowsky : The principle of reciprocity. Ter Haar : Ada orang yang diberi kewenangan atau
Authority. Sedangkan L. Pospisil, meneliti suku Kapauku di Papua, dan mencatat ada 121 aturan adat, selama hidup
orang Kapauku terjadi 176 kasus adat dan hanya 87 kasus yang diselesaikan secara adat. Hukum adalah aktivitas di
dalam rangka kebudayaan yang mempunyai fungsi pengawasan sosial. Ada 4 ciri hukum :
1.
Attributes of Authority
2.
3.
Attributes of obligation
4.
Attributes of sanction
ETNOGRAFI
Deskripsi mengenai kebudayaan suku bangsa.
Prinsip-prinsip dari deskripsi etnogrfai (menurut R. Naroll disempurnakan oleh JA. Clifton) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kerangka Etnografi :
1.
2.
3.
Bahasa
4.
Sistem teknologi
5.
Sistem matapencaharian
6.
Organisasi sosial
7.
Sistem pengetahuan
8.
Sistem religi
9.
Sistem kesenian.
RELIGI
Konsep Religi
Tylor : konsepsi manusia ttg jiwa atau energi hidup sesudah mati
Frazer : hal-hal yang berada di luar batas akal manusia
Durkheim : Religi adalah suatu system berkaitan adanya keyakinan dan upacara keramat yang berorientasi kepada suatu
komunitas moral.
Gejala religi :
1.
2.
Evolusi Religi
1.
Animisme, adanya kekuatan sakti meluas menjadi keyakinan bahwa segala benda, tumbuhan, binatang dianggap
berjiwa dan dapat berpikir sama halnya manusia. Timbul nama dewa-dewa yg mempunyai watak dualistis, memberi
kebahagiaan sekaligus bencana (cultural hero). Kekuatan roh.
2.
Dinamisme (mana)
3.
4.
b.
c.
2.
Teori yang berorientasi kepada sikap manusia terhadap Hal yang Gaib
3.
b.
Konsep Preuzs
c.
Komponen Religi :
1.
Emosi keagamaan, getaran yang menggerakan jiwa manusia. Emosi keagamaan merupakan komponen utama dari
gejala religi dan yang membedakan suatu sistem religi dari semua sistem sosial budaya yang lain.
2.
Sistem keyakinan. Wujudnya adalah pikiran dan gagasan manusia menyangkut keyakinan dan konsepsi manusia
tentang sifat Tuhan, wujud dari alam gaib, terjadinya alam, akhirat, wujud dari kekuatan sakti, dsb. Sistem
keyakinan menyangkut sistem nilai, norma keagamaan, ajaran kesusilaan, ajaran doktrin religi lainnya yang mengatur
tingkah laku manusia. Sistem keyakinan terkandung dalam kitab suci.
3.
Sistem ritus dan upacara. Berwujud aktifitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap
Tuhan, yang dilakukan secara berulang-ulang baik setiap hari, musim atau kadang-kadang saja. Bentuknya seperti
berdoa, bersujud, bersaji, berkorban, menari dan menyanyi, berpuasa, bersemedi dll.
4.
Peralatan ritus dan upacara. Wujudnya seperti tempat pemujaan (masjid, gereja, pura dll), patung dewa, patung orang
suci, alat bunyi-bunyian dan pakaian tertentu.
5.
Umat. Kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan dan melaksanakan sistem ritus serta upacara.
antara
BAPAK DAN ANAK BUAH : Suatu kasus khusus dlm ikatan dyadic yg menyangkut suatu
persahabatan , seorang individu dg status social ekonomi yg lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruhnya dan sumber yg
dimiliki utk memberikan perlindungan dan atau keuntungan terhadap seseorang yg statusnya lebih rendah (client) yg
sebaliknya membalas dg memberikan dukungan dan bantuan scr umum.
SYARAT : 1. INTERAKSI INTENSIF
2. PERLINDUNGAN
3. PERTEMANAN
KONDISI PENYEBAB MUNCULNYA PCR (James Scott) :
1.
2.
3.
CLUSTER PCR
Sekumpulan orang yg terdiri dari satu patron dengan sejumlah client yg mempunyai ikatan langsung dengannya.
2.
PIRAMIDA
Sekumpulan orang yg terdiri dari satu patron yg terikat langsung dengan sejumlah clientnya ditambah dg sejumlah
client ditambah dg sejumlah orang yg menjadi client dari client tingkat pertama.
ANTROPOLOGI KESEHATAN