You are on page 1of 15

RANGKUMAN BAHAN AJAR

MATAKULIAH ANTROPOLOGI SOSIAL BUDAYA

A. Ruang Lingkup Antropologi


1. Fase-fase perkembangan Antropologi
Fase-fase perkembangan Antropologi ini sebagai dasar untuk membatasi sejarah perkembangan dan kajian manusia
hingga menjadi ilmu Antropologi. Menurut Koentjaranngrat (edisi 3:1981) ada 4 fase perkembangan ilmu antropologi, yaitu :
Fase Pertama : (Sebelum 1800).
Pada fase pertama ini dimulai ketika orang Eropa Barat mengalami perubahan kemasyarakatan dari masyarakat
agraris menuju industrialis. Adanya perubahan ini, sekitar akhir abad 15 dan permulaan abad 16 mereka melakukan ekspansi ke
Benua Afrika, Asia dan Amerika. Hal ini berlangsung selama kira-kira 4 abad, sehingga berbagai daerah di muka bumi mulai
terpengaruh oleh negara-negara Eropa Barat.
Dalam ekspansi ini terkumpul suatu catatan-catatan dan buku-buku tulisan tentang kisah perjalanan, laporan-laporan
mengenai deskripsi aneka warna suku-suku bangsa yang ditemui mengenai adat-istiadat, bahasa, ciri-ciri fisiknya, susunan
kemasyarakatannya dan lain-lainnya. Catatan dan laporan ini belum didasarkan pada kajian ilmiah, hanya persepsi orang Eropa
Barat terhadap suku-suku bangsa yang ditemui. Ada tiga pandangan sikap Orang Eropa Barat terhadap suku-suku bangsa yang
ditemui, baik di Asia, Afrika, maupun suku asli di Amerika, yaitu : (a) suku bangsa itu bukan manusia sebenarnya, sebagai
manusia liar dan keturunan iblis, manusia primitif. (b) Ada juga yang berpandangan, bahwa suku bangsa itu merupakan contoh
masyarakat yang masih murni, belum terpengaruh oleh peradaban bangsa Eropa Barat pada umumnya. (c) Sebagian lain
tertarik akan adat-istiadat dan mengumpulkan benda-benda sebagai hasil budaya dari suku-suku bangsa yang dihimpun
menjadi satu, untuk museum.
Fase Kedua : (sekitar pertengahan abad ke-19).
Pada fase kedua ini mulai muncul karangan yang menyusun etnografi berdasarkan pemikiran adanya evolusi
masyarakat. Bahwa masyarakat dan kebudayaan telah mengalami evolusi secara lambat dengan jangka waktu yang lama, dari
tingkat paling rendah, beberapa tingkatan, hingga tingkatan paling tinggi seperti halnya kebudayaan orang Eropa Barat.
Disamping itu, muncul karangan-karangan mengeni sejarah penyebaran kebudayaan manusia. Fase kedua ini
mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat
kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Fase Ketiga : (permulaan abad-20)
Pada masa ini sebagian besar negara Eropa telah berhasil memantapkan kekuasaannya di beberapa negara lain
sebagai daerah jajahannya. Untuk keperluan negara penjajah, antropologi mempelajari suku bangsa di luar Eropa untuk
kepentingan mereka sendiri. Fase ketiga ini antropologi : mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar
Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapatkan suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang
kompleks.
Fase Keempat : (sesudah sekitar 1930)
Ilmu Antropologi mengalami perkembangan yang sangat luas, bertambahnya bahan pengetahuan yang lebih teliti
maupun ketajaman metode ilmiahnya. Fase-fase sebelumnya dijadikan dasar perkembangan antropologi, kajiannya tidak lagi

manusia primitif, tetapi manusia pada umumnya, baik dari segi aneka warna fisiknya, masyarakatnya, adat-istiadatnya serta
kebudayaannya.
Fase keempat antropologi mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan akademik : mencapai pengertian tentang makhluk
manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakat dan kebudayaannya. Sedangkan tujuan
praktisnya mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku-suku bangsa guna membangun masyarakat suku-suku
bangsa tersebut.
2. Ilmu-ilmu bagian dari Antropologi
Secara garis besar ada lima ilmu bagian antropologi, khususnya di universitas-universitas di Amerika, dengan kajian
masalah :
(a) Sejarah asal dan perkembangan manusia (evolusinya) secara biologis. Disebut juga Paleo-antropologi yaitu ilmu
yang mempelajari asal usul dan evolusi manusia dengan mempergunakan bahan penelitian sisa tubuh/fosil di dalam
lapisan bumi.
(b) Sejarah terjadinya anekawarna makhluk manusia, dipandang dari bentuk ciri-ciri tubuhnya. Antropologi Pisik yaitu
mempelajari sejarah terjadinya anekawarna manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya, baik secara fenotip (warna kulit,
warna dan bentuk rambut, warna mata, bentuk muka, tinggi, bentuk tubuh, hidung) maupun genotip (golongan
darah).
(c) Sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka warna bahasa yang diucapkan manusia di seluruh dunia, atau
Etnolinguistik, yaitu ilmu yang mempelajari daftar kata-kata dan pelukisan ciri dan tata bahasa dari berbagai macam
suku-suku bangsa.
(d) Perkembangan, penyebaran

dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia di dunia, atau Prehistori yaitu

mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia sebelum mengenal huruf.
(e) Mengenai azas-azas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di
dunia, atau Etnologi yaitu mempelajari pengertian azas-azas manusia atau mempelajari kebudayaan-kebudayaan
dalam kehidupan masyarakat.
Skema ringkas Ilmu Antropologi :
ANTROPOLOGI : 1. Antropologi-Biologi : a. Paleo-antropologi
b.Antropologi-pisik
2. Antropologi-Budaya : - Prehistori
- Etnolinguistik
- Etnologi (Antropologi Sosial)
- Etnopskilogi
- Antropologi Terapan
- Antropologi Spesialisasi
-

Antropologi Ekonomi

Antropologi Politik

Antropologi Kependudukan

Antropologi Kesehatan

Antropologi Perkotaan

Antropologi Pendidikan

Antropologi Ekologi

Dan lain-lain

B. Konsep Dasar Antropologi


1. Pengertian Antropologi
Secara umum pengertian Antropologi adalah ilmu tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari
anekawarna bentuk fisiknya, masyarakat serta kebudayaannya. Secara khusus yang dipelajari Antropologi adalah adat-istiadat,
aturan-aturan, norma-norma, nilai-nilai dalam suatu masyarakat atau kebudayaan.
2. Metode Penelitian Antropologi
Penelitian antropologi seringnya penelitian kualitatif, baik Diakronik maupun Sinkronik. Penelitian diakronik, yaitu
penelitian yang dilakukan secara berturut-turut dalam waktu lama. Sedangkan sinkronik yaitu penelitian yang dilakukan dalam
satu waktu dalam suatu masalah tetapi tempatnya/lokasinya yang berbeda. Penelitian etnografi misalnya, melihat suatu
masyarakat atau kebudayaan berdasarkan sistem pengetahuan dari warga masyarakat sebagai pendukung suatu kebudayaan.
Fokusnya adalah pranata-pranata kebudayaan sebagai kompleks pengetahuan yang khusus. Metode penelitian antropologi
prosesnya sama dengan metode penelitian ilmiah lainnya, yaitu pengumpulan fakta, penentuan ciri-ciri umum dan sistem
(proses berpikir secara induktif dari peristiwa, fakta-kakta konkrit ke arah konsep yang abstrak), dan verifikasi (pengujian).
Dalam pengumpulan fakta, penelitian antropologi cenderung melakukan penelitian di lapangan dan juga penelitian dalam
perpustakaan. Pengumpulan data dalam penelitian di lapangan menggunakan teknik (1) pengamatan, (2) wawancara, dan (3)
catatan lapangan.
. Pendekatan pengamatan dapat

(1) complete observer, peneliti/pengamat dalam posisi tidak ada hubungan emosi

dengan pelaku, (2) observer as participant, peneliti mengidentifikasi sebagai pengamat meskipun ia berinteraksi dalam proses
sosial yang diamati, (3) participant as observer, pengamat secara penuh berpartisipasi (mengikuti pedoman dan perilaku)
dengan pelaku, meski ia menunjukkan diri sebagai pengamat, (4) complete participant, pengamat menjadi bagian dari pelaku
yang diamati (partisipan) dengan tidak menunjukkan diri sebagai pengamat.
Teknik wawancara biasanya menggunakan alat yaitu kuisioner (tertutup, terbuka, terstruktur, tidak terstruktur)
pedoman wawancara dan lain-lain. Sedangkan catatan lapangan, memuat dua hal, yaitu bagian deskriptif berisi gambaran
tentang latar pengamatan, orang, tindakan dan pembicaraan, bagian kedua berisi kerangka berpikir dan pendapat peneliti.
MASYARAKAT
1. Organisasi politik, Kesukuan dan Sistem Kekerabatan
Organisasi politik : Sarana mengatur secara intern memelihara tata tertib dan secara ekstern mengatur urusan dengan
masyarakat lain di luar kelompoknya. Organisasi seperti ini secara relatif terdesentralisasi dan bersifat informal, seperti yang
terdapat pada gerombolan (band) dan suku bangsa atau tersentralisasi dan bersifat formal, seperti dalam masyarakat yang
dipimpin oleh kepala suku atau dalam negara.
Organisasi Gerombolan (Band) : kelompok kecil orang-orang yang berhubungan keluarga dan tinggal di sebuah wilayah.
Organisasi kesukuan : kelompok yang mempersatukan band atau unit-unit social lain atau seluruh suku karena factor budaya
dan bahasa yang sama.
Organisasi kekerabatan : masyarakat kesukuan yang memegang kekuasaan adalah klen, yaitu asosiasi orang-orang yang
menganggap dirinya keturunan dari leluhur yang sama. Kepala/sesepuh yang bertanggungjawab dan mengurusi anggotanya dan
mewakili suku dalam berhubungan dengan pihak luar.
Fungsi Organisasi :

1.

Intern : adanya kepercayaan yang tertanam pada setiap orang, sehingga setiap orang secara pribadi bertanggungjawab
atas kebaikan perilakunya. Pengendalian diri secara individu bersandar pada alat pencegah seperti malu, atau takut
akan hukuman yang bersifat supernatural.

2.

Ekstern : lahirnya lembaga-lembaga untuk mendorong agar orang menyesuaikan diri dengan norma social yang
berlaku dan jika melanggar dikenakan sanksi. Sanksi ini di dasarkan pada tindakan yang diambil oleh anggota
masyarakat lain terhadap perilaku yang secara khusus disetujui atau tidak disetujui, sedangkan sanksi negatif
membuat orang takut melakukan tindakan yang tidak disetujui. Sanksi yang berbentuk formal dan dilaksanakan oleh
badan politik yang berwenang disebut hukum. Konsekuensinya adalah semua hukum dapat disebut sanksi, tetapi
tidak semua sanksi adalah hukum. Demikian juga , masyarakat tidak memelihara tata tertib hanya dengan hukum
saja.

Ada 4 sistem organisasi politik :


1.

Kelompok tidak menetap, disebut gerombolan atau band. Ini karakteristik masyarakat pemburu dan peramu dan
beberapa kelompok pengembara lainnya, adalah kelompok otonom kecil, berupa keluarga atau kerabat yang bersatu
dan tinggal bersama di suatu daerah.

2.

Suku terdiri dari gerombolan yang terpisah-pisah atau unit-unit sosial lain yang diersatukan oleh faktor pemersatu
seperti keturunan, golongan umur, atau kepentingan bersama. Sistem ekonominya biasanya berbentuk pertanian atau
pengembalaan, dengan unit keluarga bersifat otonom dan egaliter.

3.

Pada banyak masyarakat kesukuan, kekuasaan politik berada di tingkat klen, yaitu asosiasi orang-orang yang
menganggap dirinya sebagai keturunan leluhur yang sama.

4.

Organisasi politik yang paling formal adalah negara. Negara mempunyai kekuasaan pusat yang secara sah dapat
menggunakan kekerasan untuk melaksanakan peraturan hukum yang ketat dan memelihara ketertiban, bahkan di luar
batas-batasnya.

Kelompok Keturunan
Kelompok keturunan (descent group) : semacam kelompok kekerabatan yang kreteria keanggotanya adalah keturunan dari
nenek moyang tertentu yang sungguh-sungguh ada (secara genealogi) atau yang hanya ada dalam mitologi. Keturunan secara
genealogi adalah keturunan berdasarkan darah, sedangkan keturunan secara mitologi adalah keturunan berdasarkan pengakuan
saja.
Keturunan Unilineal (unilineal descent) : kelompok keturunan yang keanggotaannya ditetapkan melulu berdasarkan garis
ibu atau garis ayah saja. Kelompok keturunan unilineal adalah bentuk yang paling lazim. Pada waktu lahir orang ditentukan
keanggotaannya dalam kelompok keturunan tertentu, yang dapat ditelusuri malalui keturunan matrilineal menurut garis
perempuan, atau melalui keturunan patrilineal (disebut juga keturunan agnatik) menurut garis laki-laki.
Double descent (keturunan ganda) : sisten yang menghitung keturunan untuk beberapa keperluan menurut garis matrilineal
dan untuk keperluan lain menurut garis keturunan patrilineal. Misalnya pada orang Yako di Negeria Timur.
Keturunan ambilineal : keturunan dimana orang dapat memilih menggabungkan diri dengan kelompok keturunan ibu atau
ayah.
FUNGSI KELOMPOK KETURUNAN :
1.

Mempertahankan keutuhan sumbrdaya yang tidak dapat dibagi

2.

Kebutuhan penyediaan tenaga kerja

3.

Perlindungan dari kelompok lain

4.

Menyimpan tradisi keagamaan

BENTUK-BENTUK KELOMPOK KETURUNAN :


Lineage : kelompok keturunan yang merupakan badan resmi, yang para anggotanya mengaku sebagai keturunan leluhur
bersama dan dapat menelusuri hubungan genealogi dengan leluhur tersebut.
Klen : kelompok keturunan bukan badan resmi, yang tiap-tiap anggotamya mengaku keturunan dari seorang leluhur bersama
tanpa mengetahui sungguh-sungguh hubungan genalogi dengan leluhur tersebut.
Fratri : kelompok keturunan unilineal yang terdiri atas dua klen atau lebih yang mengakui berhubungan sebagai kerabat.
Paruh (moiety) : setiap kelompok hasil pembagian masyarakat menjadi dua bagian atas dasar keturunan.
Ada 6 (enam) sistem terminologi kekerabatan :
SISTEM ESKIMO (sisten lineal) : sisten terminologi kekerabatan yang mengutamakan keluarga inti yang khusus memberi
identifikasi kepada ibu, ayah, saudara laki-laki dan perempuan, sedang semua saudara lainnya dicampur menjadi satu.
SISTEM HAWAII : Cara mengelompokan kerabat dimana semua keluarga dari seks dan generasi yang sama disebut dengan
istilah yang sama.
SISTEM IROQOIS : sistem terminologi kekerabatan, ayah ego dan saudara laki-laki ayah ego diberi istilah yang sama,
begitu juga ibu ego dan saudara ibu ego, tetapi saudara perempuan ayah dan saudara laki-laki ibu diberi nama lain-lain.
SISTEM OHAMA : Cara mengklasifikasi kerabat, berhubungan dengan keturunan patrilineal, dimana satu garis saudara
patrilineal ibu dari semua generasi disamakan istilahnya.
SISTEM CROW : Sistem kekerabatan, ibu ego dan saudara perempuan ibu ego disebut dengan satu nama, sedang ayah ego
dan saudara laki-laki ayah diklasifikasikan di bawah istilah lain, dan saudara perempuan ayah ego dan anak perempuan dari
saudara perempuan ayah dikelompokkan di bawah istilah ketiga.
SISTEM DESKRIPTIF : sistem terminologi kekerabatan, dimana ayah ego, saudara laki-laki ayah dan ibu dibedakan yang
satu dari yang lain, seperti juga ibu dan ayah. Saudara sepupu juga dibedakan yng satu dari yang lain, dan juga dari saudara
sekandung.
MANUSIA
Proses Evolusi Manusia (teori dan genetika)
1.

Teori
Proses evolusi biologi makhluk manusia :
Primat
Prosimii
Tarsii formes

Antropoid
Ceboid
Lorisifromes

Tupaioid

Cercopithecoid
Hominoid

Pongidae

Ramapithecus
Hominidae

Pithecanthropus
Neandertal
Homosapiens

b. Genetik : Perbedaan ciri-ciri


Proses MITOSIS :
Sperma
Gen

Konsepsi

Zygote
Sel telur

Proses Evolusi :
1.
2.
3.

Mutasi
Seleksi adaptasi
Hilangnya gen secara kebetulan

Aneka warna manusia :


Beda manusia dengan binatang dapat dilihat dari :
1.

Akal

2.

Bahasa

3.

Simbol

Ciri lahir (Fenotipe): warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk tubuh, warna mata dsb.
RAS : Kelompok orang yang menampilkan ciri khas dengan presentasi tertinggi dari kelompok tersebut.
CIRI-CIRI RAS :
1.

Bentuk tubuh

2.

Faktor geografis

3.

Pengharuh adaptasi iklim

4.

Perbedaan sifat perilaku dalam ras

Klasifikasi penggolongan ras-ras terpenting di dunia menurut AL. Kroeber :

1.

AUSTRALOID (penduduk asli Australia)

2.

MONGOLID

3.

4.

5.

Asiatic mongolid (Asia Utara, Tengah dan Timur)

Malayan mongolid (Asia Tenggara,Kep.Indonesia,Malaysia, Philipina dan penduduk asli Taiwan)

American mongolid (penduduk asli benua Amerika Utara, Selatan, Eskimo)

CAUCASOID
-

Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)

Alpine (Eropa Tengah dan Timur)

Mrditerranean (penduduk sekitar Laut Tengah,Afrika Utara, Armenia,Arab, Iran)

Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka)

NEGROID
-

African Negroid (Benua Afrika)

Negrito (Afrika Tengah,Semenanjung Melayu, Philipina)

Melanesian (Irian,Melanesia)

RAS-RAS KHUSUS
-

Bushman (Gurun Kalahari-Afrika Selatan)

Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan)

Polynesian (Kepulauan Mikronesia, Polinesia)

Ainu (Pulau.Karafuto, Hokaido di Jepang Utara)

KELUARGA DAN PERKAWINAN


Pengertian Keluarga secara universal : suatu kelompok terdiri atas seorang perempuan, anak-anak yang masih tergantung
kepadanya, dan setidak-tidaknya seorang pria dewasa yang diikat dalam perkawinan atau hubungan darah.
SECARA UNIVERSAL KELUARGA MERUPAKAN WADAH :
1.

Memenuhi kebutuhan memberi makan anak

2.

Memberi model peranan seks yang sama pada anak

3.

Kebutuhan kerjasama antar jenis kelamin

4.

Pengendalian kegiatan seksual

FUNGSI KELUARGA (universal) :


1.

Pemeliharaan anak (Makan, per;indungan, peranan)

2.

Pengendalian hubungan seksual.

BENTUK-BENTUK KELUARGA :
1.

Keluarga Inti (Nuclear Family) : Unit keluarga terdiri atas suami, istri dan anak-anaknya yang masih tergantung
padanya.

2.

Keluarga Sedarah (Consanguine Family) : keluarga yang terdiri dari atas sejumlah perempuan, saudara laki-laki
mereka dan anak-anak para perempuan tersebut.

3.

Keluarga Luas (Extended Family) : Kumpulan keluarga inti yang aling berhubungan karena sedarah dan hidup
bersama.

PERKAWINAN
Perkawinan : transaksi dan kontrak yang sah dan resmi antara seorang perempuan dan pria yang mengkukuhkan hak mereka
untuk tetap berhubungan seks dan menegaskan bahwa perempuannya memenuhi syarat untuk melahirkan anak.
Ada 2 perkawinan :
1.

ENDOGAMI : perkawinan dalam kelompok

2.

EKSOGAMI : perkawinan dengan orang dari luar kelompok

Ada 2 macam Perkawinan :


1.

Monogami : perkawinan satu suami/istri

2.

Poligami :
a.

Poligini : suami memiliki istri lebih dari satu.

b.

Poliandri : istri memiliki suami lebih dari satu.

Bentuk-bentuk Perkawinan :
1.

Group marriage : perkawinan beberapa pria dan beberapa perempuan dapat berhubungan seks.

2.

Serial marriage : bentuk perkawinan seorang pria atau perempuan kawin atau hidup bersama dengan sejumlah orang
berturut-turut.

3.

Levirat : kebiasaan perkawinan, janda kawin dengan saudara laki-laki suaminya yang telah meninggal.

4.

Sororat : kebiasaan perkawinan, duda kawin dengan saudara perempuan istrinya yang telah meninggal.

KEBUDAYAAN
Pengertian Kebudayaan
Ada beberapa konsep kebudayaan, seperti Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Sedangkan Spradley dan Mc.Curdy (1987); Dougherty (1985); Quinn (1987); Ahimsa (1994) mengartikan kebudayaan sebagai
seperangkat pengetahuan manusia yang berisikan sistem nilai-nilai, resep-resep, blue-print, dan norma-norma serta aturanaturan yang terdapat dalam kepala manusia sebagai pengetahuan kebudayaan, yang diperoleh melalui belajar dalam
kehidupan sosialnya dan digunakan untuk memahami, memanipulasi dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan
hidupnya.
Pranata-pranata kebudayaan saling terkait dan paling sedikit :

1.

Pranata ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi);

2.

Pranata kekerabatan dan sistem organisasi sosial (sistem kekerabatan, sistem perkawinan dan pewarisan,
pembagian kerja, jender, status dan peranan, hak dan kewajiban)

3.

Pranata hukum (land tenure,konflik dan sengketa, penyelesaian sengketa, ganjaran dan sanksi)

4.

Pranata politik (pola kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, kesadaran teritorial, pengaruh sistem
politik dari luar)

5.

Pranata pendidikan ilmu dan pengetahuan (enkulturasi, sosialisasi, harapan masa depan dalam kaitannya
iptek)

6.

Pranata agama dan kepercayaan (tabu dan magi, upacara, sistem kosmologi, sistem kepemimpinan dalam
keagamaan, ecological wisdom)

7.

Pranata hubungan sosial (jaringan resiprokal, mediasi, patron-klien, kelembagaan) dan pranata lainnya.

Wujud Kebudayaan
Talcott Parson dan AL. Kroeber menganjurkan untuk membedakan secara tajam antara wujud kebudayaan sebagai suatu sistem
dari ide-ide/gagasan dan wujud kebudayaan sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Menurut
Koentjaraningrat ada 3 (tiga) wujud kebudayaan, yaitu : (1) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya, (2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat, (3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat dilihat, diraba, adanya di kepala setiap individu
pendukung suatu kebudayaan. Ide-ide dan gagasan hidup bersama dalam suatu masyarakat, memberi jiwa kepada masyarakat,
dan saling berkaitan menjadi suatu sistem. Para ahli menyebutnya dengan Sistem Budaya (cultural system).
Wujud kedua disebut juga dengan Sistem Sosial (Social System) mengenai tindakan berpola dari manusia. Sebagai rangkain
tindakan dalam bermasyarakat, maka sistem sosial ini bersifat konkrit, bisa dilihat, diobservasi.
Wujud ketiga disebut kebudayaan fisik, merupakan benda-benda budaya yang merupakan hasil karya manusia.

Unsur-unsur Kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan atau cultural universals. Ada 7 unsur kebudayaan secara umum, yaitu :
1. Bahasa
Setiap kebudayaan/masyarakat memiliki keunikan akan bahasanya yang merupakan alat komunikasi untuk
melahirkan pikiran dan perasaan. Bahasa merupakan simbol yang dapat dimengerti oleh manusia lain, hal ini tidak terjadi pada
binatang.
2. Sistem pengetahuan
Oleh karena keterbatasan kemampuannya , maka manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mempertahankan
keberadaannya serta beradaptasi dengan alam sekitarnya. Setiap kebudayaan/masyarakat memiliki sistem pengetahuan yang
dipengaruhi oleh berbagai pengalamannya, aktivitasnya, lingkungan fisik dan sosialnya.
3. Organisasi sosial
Organisasi sosial sebagai sarana mengatur secara intern memilihara tata tertib dan secara ekstern mengatur urusannya
dengan anggota masyarakat lainnya. Ada beberapa organisasi sosial, seperti :

Organisasi gerombolan (band) yaitu kelompok kecil orang-orang yang berhubungan keluarga dan tinggal di sebuah wilayah.
Organisasi Kesukuan : yaitu organisasi yang mempersatukan sejumlah band/unit sosial lain atau seluruh suku karena faktor
budaya dan bahasa yang sama.
Organisasi Kekerabatan : yaitu masyarakat kesukuan yang memegang kekuasaan adalah Klen, yaitu asosiasi orang-orang yang
menganggap dirinya keturunan dari leluhur yang sama. Kepala/sesepuh yang bertanggungjawab dan mengurusi anggotanya dan
mewakili suku dalam berhubungan dengan pihak luar.
Kelompok keturunan (descent group) : semacam kelompok kekerabatan yang anggotanya dari nenek moyang tertentu secara
genelogis atau mitologi.
Keturunan Unilineal : keturunan yang keanggotaannya ditentukan berdasarkan garis ibu (matrilineal) atau ayah (patrilineal).
Bentuk-bentuk kelompok keturuna antara lain :
Lineage : kelompok keturunan sebagai badan hukum resmi yang para anggotanya dari leluhur yang sama dan secara gealogis.
Fratri : kelompok keturunan unilineal yang terdiri atas dua klen atau lebih yang mengaku berhubungan sebagai kerabat.
Paruh (Moiety) : setiap pembagian hasil pembagian masyarakat menjadi dua bagian atas dasar keturunan.
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologi erat kaitannya dengan sistem pengetahuan, karena sebagai upaya manusia
mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya. Setiap kebudayaan memiliki dan menguasai peralatan hidup dan
teknologi.
5. Sistem mata pencaharian hidup
Secara singkat sistem mata pencaharian hidup manusia dapat di bagi dalam beberapa stadium, sesuai dengan
perkembangannya :
Stadium : 1. Food gathering, hunting dan Fishing
2. Kebudayaan nomadik (mengembala)
3. Kebudayaan agraris
4. Kebudayaan industri
5. Kebudayaan urban
6. Cyber society
6. Sistem religi
Setiap masyarakat/kebudayaan memiliki sistem religi sebagai alat untuk komunikasi dengan kekuatan-kekuatan
supernatural (gaib). Komponen yang penting dalam religi : emosi keagamaan, sistem keyakinan, sistem ritus dan upacara,
Peralatan ritus dan upacara, serta umat, sebagai pendukung kepercayaan.
7. Kesenian
Hal-hal yang bersangkutan dengan rasa seni dan keindahan.

Fungsi Kebudayaan
Ada 3 fungsi kebudayaan yaitu : (1) perantara antara manusia dan lingkungan, (2) Alat transformasi manusia dengan
lingkungannya, (3) pemenuhan kebutuhan hidup.

Perubahan Kebudayaan
Suatu kebudayaan dengan semua pranatanya dapat saja berubah bahkan selalu berubah secara dinamis. Karena tidak
ada kebudayaan yang sifatnya statis dan tertutup. Perubahan kebudayaan dapat terjadi karena adanya faktor dari dalam
kebudayaan itu sendiri, dalam arti pendukungnya merasa bahwa pranata kebudayaannya harus dirubah dan disesuaikan dengan
perkembangan objektif yang terdapat dalam kehidupan sosialnya. Perubahan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya
kontak-kontak kebudayaan dengan dengan pendukung kebudayaan lain.
Perubahan kebudayaan menurut Budhisantoso (1995) dapat terjadi karena adanya beberapa alasan, antara lain
sebagai berikut : (1) apabila pranata-pranata kebudayaannya bukanlah pranata kebudayaan yang dianggap sebagai inti
kebudayaan atau yang menjadi pusat orientasi dari seluruh pranata kebudayaan lainnya, atau setidak-tidaknya tidak
bertentangan dengan pranata kebudayaan yang dianggap sebagai inti. (2) Perubahan kebudayaan tersebut dirasakan manfaatnya
dan memberi keuntungan bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya khususnya yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
dasarnya. (3) Warga pendukung perubahan kebudayaan lebih kuat, terutama memiliki kekuatan politik dibandingkan dengan
yang menentang, demikian sebaliknya, warga yang menentang suatu perubahan mempunyai kekuatan untuk menolak suatu
pembaharuan. (4) Perubahan kebudayaan karena interaksi sosial.
Menurut Havilland (1988) semua kebudayaan pada suatu waktu berubah karena bermacam-macam sebab. Anatara
lain perubahan lingkungan yang dapat menuntut perubahan kebudayaan yang bersifat adaptif. Sebab lain bahwa, melulu
karena bersifat kebetulan, atau karena suatu sebab lain suatu bangsa mungkin mengubah pandangannya tentang lingkungannya
dan tentang tempatnya sendiri di dalamnya. Atau, kontak dengan bangsa lain sehingga menyebabkan diterimanya gagasan
asing sehingga menyebabkan perubahan dalam nilai-nilai dan tata kelakuan yang ada. Bahkan dapat terjadi dengan adanya
masuknya secara besar-besaran tatacara asing melalui penaklukkan dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain.

Mekanisme perubahan kebudayaan adalah


(1) penemuan (invention), Penemuan terjadi apabila seseorang dalam masyarakat mendapatkan sesuatu yang baru,
yang kemudian diterima oleh warga masyarakat lainnya. Penemuan primer : penemuan prinsip baru, Sekunder : perbaikanuntuk menerapkan prinsip yang telah diketahui
(2) Difusi adalah penyebaran adat atau kebiasaan dari kebudayaan yang satu ke kebudayaan yang lain.
(3) Alkuturasi adalah perubahan besar-besaran yang terjadi karena kontak langsung dan intensif antar kebudayaan
yang berlangsung lama, mekanisme perubahannya melalui : asimilasi (terjadi jika dua kebudayaan kehilangan identitas menjadi
satu kebudayaan), Inkorporasi (terjadi jika kebudayaan kehilangan otonominya, tetapi memiliki identitas sebagai subkultur,
seperti sistem kasta) dan ekstinksi (terjadi jika anggota kebudayaan mati atau bergabung dengan kebudayaan lain).
(4) Hilangnya unsur kebudayaan (masuk baru - lama hilang).
(5) Perubahan paksa (kolonialisme dan revolusi)

ADAT-ISTIADAT
Adat dan Hukum Adat
Norma berupa aturan-aturan untuk bertindak yang bersifat khusus, rumusannya jelas, tegas, terperinci. Norma itu mengatur
tindakan individu mengenai bagaimana suatu tindakan itu sebaiknya dilakukan. Norma khusus itu dapat digolongkan menurut
pranata-pranata masyarakat yang ada. Norma yang mengatur dan menata tindakan bersama itu tidak sama beratnya. Ada norma

yang sangat berat, sehingga jika dilanggar akan berakibat panjang (morres). Ada norma yang kurang berat, jika dilanggar
sanksinya hanya ditertawain, ejekan, diguncingkan saja (folkways).
INDIVIDU

PIKIR

BERPERILAKU
Dilakukan berulang-ulang
KEBIASAAN
Diterima, ditiru dan di dukung
Oleh masyarakat
ADAT
Dipertahankan dalam msy.
Melalui kewenangan/authority
HUKUM ADAT

Hukum Adat memiliki 2 unsur pokok :


1.

Unsur kenyataan, bahwa hukum adat selalu ditaati oleh warganya.

2.

Unsur psikologis, adanya keyakinan bahwa hukum adat mempunyai kekuatan hukum.

Aspek-aspek Hukum Adat :


1.

Adanya pengaruh yang menentukan dalam sistem sosial (masyarakat dipengaruhi oleh faktor kekerabatan dan ikatan
tempat tinggal).

2.

Berfungsi untuk menyerasikan hak dan kewajiban pribadi dengan hak dan kewajiban umum.

3.

Refleksi konkrit harapan masyarakat.

4.

Tidak tertulis

5.

Membentuk harmoni internal dan eksternal dengan adanya sanksi.

6.

Orientasinya pada kedudukan seseorang

7.

Bersifat induktif.

8.

Manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang utuh.

Hukum dan hukum adat :


1.

Radcliffe-Brown : tidak ada aktifitas hukum dalam masyarakat yang tidak bernegara, seperti masyarakat berburu,
meramu dan peladang.

2.

Malinowsky, Ter Haar dan L. Pospisil : ada aktifitas hukum dalam masyarakat, seperti masyarakat berburu, meramu
dan peladang. Menurut Malinowsky : The principle of reciprocity. Ter Haar : Ada orang yang diberi kewenangan atau
Authority. Sedangkan L. Pospisil, meneliti suku Kapauku di Papua, dan mencatat ada 121 aturan adat, selama hidup
orang Kapauku terjadi 176 kasus adat dan hanya 87 kasus yang diselesaikan secara adat. Hukum adalah aktivitas di
dalam rangka kebudayaan yang mempunyai fungsi pengawasan sosial. Ada 4 ciri hukum :

1.

Attributes of Authority

2.

Attributes of intention of universal application

3.

Attributes of obligation

4.

Attributes of sanction

ETNOGRAFI
Deskripsi mengenai kebudayaan suku bangsa.
Prinsip-prinsip dari deskripsi etnogrfai (menurut R. Naroll disempurnakan oleh JA. Clifton) :
1.

Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh desa

2.

Kesatuan masyarakat yang penduduknya mengucapkan bahasa yang sama.

3.

Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh daerah political administratif.

4.

Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh identitas penduduk.

5.

Kesatuan masyarakat mempunyai wilayah geografi sebagai kesatuan fisik.

6.

Kesatuan masyarakat kesatuan ekologi.

7.

Kesatuan masyarakat yang memiliki pengalaman sejarah yang sama

8.

Kesatuan masyarakat, frekuensi interaksinya intensif.

9.

Kesatuan masyarakat memiliki susunan sosial yang seragam.

Kerangka Etnografi :
1.

Lokasi, Lingkungan alam dan demografi.

2.

Asal mula dan sejarah suku bangsa

3.

Bahasa

4.

Sistem teknologi

5.

Sistem matapencaharian

6.

Organisasi sosial

7.

Sistem pengetahuan

8.

Sistem religi

9.

Sistem kesenian.

RELIGI
Konsep Religi
Tylor : konsepsi manusia ttg jiwa atau energi hidup sesudah mati
Frazer : hal-hal yang berada di luar batas akal manusia
Durkheim : Religi adalah suatu system berkaitan adanya keyakinan dan upacara keramat yang berorientasi kepada suatu
komunitas moral.
Gejala religi :
1.

Sikap manusia terhadap dunia gaib, dan upacara

2.

Keyakinan adanya kekuatan sakti

Evolusi Religi
1.

Animisme, adanya kekuatan sakti meluas menjadi keyakinan bahwa segala benda, tumbuhan, binatang dianggap
berjiwa dan dapat berpikir sama halnya manusia. Timbul nama dewa-dewa yg mempunyai watak dualistis, memberi
kebahagiaan sekaligus bencana (cultural hero). Kekuatan roh.

2.

Dinamisme (mana)

3.

Politheisme (Tuhan banyak)

4.

Monotheisme : (Theis dan dies)

Tiga Pendekatan masalah azas Religi


1.

Teori dengan pendekatan pada berorientasi kepada keyakinan religi


a.

Teori Lang tentang Dewa Tertinggi

b.

Teori Marret tentang Kekuatan Luar Biasa

c.

Konsep Kruyt tentang Animisme dan Dinamisme

2.

Teori yang berorientasi kepada sikap manusia terhadap Hal yang Gaib

3.

Teori yang berorientasi pada Upacara-upacara Religi


a.

Teori WR. Smith tentang Upacara religi

b.

Konsep Preuzs

c.

Analisa Hertz tentang Upacara Kematian

Komponen Religi :
1.

Emosi keagamaan, getaran yang menggerakan jiwa manusia. Emosi keagamaan merupakan komponen utama dari
gejala religi dan yang membedakan suatu sistem religi dari semua sistem sosial budaya yang lain.

2.

Sistem keyakinan. Wujudnya adalah pikiran dan gagasan manusia menyangkut keyakinan dan konsepsi manusia
tentang sifat Tuhan, wujud dari alam gaib, terjadinya alam, akhirat, wujud dari kekuatan sakti, dsb. Sistem
keyakinan menyangkut sistem nilai, norma keagamaan, ajaran kesusilaan, ajaran doktrin religi lainnya yang mengatur
tingkah laku manusia. Sistem keyakinan terkandung dalam kitab suci.

3.

Sistem ritus dan upacara. Berwujud aktifitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap
Tuhan, yang dilakukan secara berulang-ulang baik setiap hari, musim atau kadang-kadang saja. Bentuknya seperti
berdoa, bersujud, bersaji, berkorban, menari dan menyanyi, berpuasa, bersemedi dll.

4.

Peralatan ritus dan upacara. Wujudnya seperti tempat pemujaan (masjid, gereja, pura dll), patung dewa, patung orang
suci, alat bunyi-bunyian dan pakaian tertentu.

5.

Umat. Kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan dan melaksanakan sistem ritus serta upacara.

PATRON CLIENT RELATIONSHIP


Hubungan

antara

BAPAK DAN ANAK BUAH : Suatu kasus khusus dlm ikatan dyadic yg menyangkut suatu

persahabatan , seorang individu dg status social ekonomi yg lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruhnya dan sumber yg
dimiliki utk memberikan perlindungan dan atau keuntungan terhadap seseorang yg statusnya lebih rendah (client) yg
sebaliknya membalas dg memberikan dukungan dan bantuan scr umum.
SYARAT : 1. INTERAKSI INTENSIF
2. PERLINDUNGAN
3. PERTEMANAN
KONDISI PENYEBAB MUNCULNYA PCR (James Scott) :

1.

TIDAK MAMPUNYA UNIT-UNIT KEKERABATAN MENJAGA KEAMANAN DAN KESEJAHTERAAN


PRIBADI.

2.

TIDAK ADANYA PRANATA YANG MENJAMIN STATUS, KEKAYAAN, KEAMANAN SEJUMLAH


ANGGOTA MASYARAKAT.

3.

ADANYA GAP PENGUASAAN KEKAYAAN, STATUS DAN KEKUATAN.

BENTUK PATRON CLIENT RELATIONSHIP :


1.

CLUSTER PCR
Sekumpulan orang yg terdiri dari satu patron dengan sejumlah client yg mempunyai ikatan langsung dengannya.

2.

PIRAMIDA
Sekumpulan orang yg terdiri dari satu patron yg terikat langsung dengan sejumlah clientnya ditambah dg sejumlah
client ditambah dg sejumlah orang yg menjadi client dari client tingkat pertama.

ANTROPOLOGI KESEHATAN

You might also like