Professional Documents
Culture Documents
1.
DEFINISI
Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan
"Heart Failure atau Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat
medis dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung seseorang setiap
menitnya
{curah
jantung
(cardiac
output)}
tidak
mampu
memenuhi
akhir
otot
hipertensi
jantung. Sejumlah
perkembangan
dan
metabolic
misalnya
anemia
atrial,
keparahan
membutuhkan
dari
;demam,
suatu
dan
penyakit
inflamasi
faktor
sistemik
dapat
gagal
koma,
peningkatan
jantung.
curah
menunjang
Peningkatan
tiroktoksikosis),
jantung
hipoksia
untuk
atau
laju
dan
memenuhi
jantung
adalah
suatu
kegagalan
pemompaan
(di
mana
mendasar
tentang
kontraktilitas
gagal
jantung
jantung
yang
termasuk
berkurang
dan
kerusakan
vetrikel
sifat
tidak
mampu
memompa keluar darah sebanyak yang masuk selama diastole. Hal ini
menyebabkan
volume
diastolic
bertambah.
Halyang terjadi
jantung ini
adalah jantung
akhir
sebagai
tidak
ventrikel
akibat
dapat
secara
akhir
mencukupi
progresif
dari
gangguan
kebutuhan
oksigen
2. EPIDEMIOLOGI
Insiden penyakit gagal jantung semakin meningkat sesuai dengan
meningkatnya usia harapan hidup, salah satunya gagal jantung kronis
sebagai penyakit utama kematian di negara industri dan negara-negara
berkembang.
Penyakit
gagal
jantung
meningkat
sesuai
dengan
usia,
berkisar kurang dari l % pada usia kurang dari 50 tahun hingga 5% pada
usia 50-70 Tahun dan 10% pada usia 70 tahun ke atas. Penyakit gagal
jantung sangatlah buruk jika penyebab yang mendasarinya tidak segera
ditangani, hampir 50% penderita gagal jantung meninggal dalam kurun
waktu 4 Tahun. 50% penderita stadium akhir meninggal dalam kurun waktu
1 Tahun, di Indonesia prevalensi gagal jantung secara nasional belum
ada sebagai gambaran di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta, pada
tahun 2006 diruang rawat jalan dan inap didapat 3,23% kasus gagal
jantung dari total 11,711 pasien, sedangkan di Amerika pada tahun 1999
terdapat
871.000
kenaikan
kasus
gagal
pasien. Gagal
kardiovaskuler,
dan
jantung
jantung
kondisi
dari
577.000
merupakan
seperti
ini
juga
pasien
menjadi
penyebab
kematian
menurunkan
kualitas
hidup, karena itu peburukan akut pada gagal jantung kronik harus di
cegah secara dini, pada lansia diperkirakan 10% pasien di atas 75
Tahun
menderita
gagal
jantung,
angka
kematian
pada
gagal
jantung
kronik mencapai 50% dalam 5 tahun setelah pertama kali penyakit itu
terdiagnosis, (Kompas, 9 juni 2007).
3. ETIOLOGI
Penyebab
peningkatan
gagal
volume
jantung
plasma
mencakup
sampai
derajat
apapun
yang
tertentu
menyebabkan
sehingga
volume
diastolic
akhir
meregangkan
serat-serat
ventrikel
melebihi
panjang
memulai
siklus
kegagalan
dengan
mengurangi
kekuatan
kontraksi
volume
darah
di
ventrikel.
Penyebab
gagal
jantung
yang
overload)
menyebabkan
hambatan
pada
pengosongan
yang
(diastolic
akhir
berlebihan
overload)
diastolic
akan
dalam
dan
melampaui
menyebabkan
ventrikel
kapasitas
volum
dan
meninggi.
ventrikel
tekanan
Prinsip
pada
Frank
metabolic-peningkatan
berlebihan
kebutuhan
(demand
yang
overload)
mendasari
penyebab
kelainan
fungsi
otot
mencakup
k. Mengakibatkan
darah
ke
disfungsi
otot
jantung.
miokardium
Terjadi
karena
hipoksia
terganggunya
dan
asidosis
aliran
(akibat
pada
merusak
serabut
jantung,
menyebabkan
gilirannya
ini
secara
kontraktilitas
menurun.
p. Penyakit jantung
q. Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade
perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.
r. Faktor sistemik
s. Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan
peningkatan
sistemik.
curah
Hipoksia
jantung
atau
untuk
anemia
memenuhi
juga
kebutuhan
dapat
oksigen
menurunkan
suplai
elektrolit juga
4. Patofisiologi
Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh aterosklerosis
koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau
inflamasi.
miokardium
Aterosklerosis
karena
Terjadi
hipoksia
Infark
Miokardium
koroner
terganggunya
dan
asidosis
biasanya
aliran
(akibat
mendahului
mengakibatkan
darah
ke
penumpukan
terjadinya
disfungsi
otot
jantung.
asam
laktat).
gagal
jantung.
otot
dianggap
jantung.
sebagai
Efek
mekanisme
tersebut
(hipertrofi
kompensasi
karena
miokard)
akan
dapat
meningkatkan
dan
penyakit
miokarium
degeneratif
berhubungan
kanan
Gagal
dan
ventrikel
kiri
dapat
kiri
mengalami
paling
sering
kegagalan
secara
mendahului
gagal
akut.
kegagalan
Karena
salah
curah
satu
ventrikel
ventrikel
berpasangan/
dapat
sinkron,
mengakibatkan
maka
penurunan
perfusi jaringan.
Gagal jantung dapat dimulai dari sisi kiri atau kanan jantung.
Sebagai contoh, hipertensi sitemik yang kronis akan menyebabkan
ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan melemah. Hipertensi
paru
dan
melemah.
Letak
suatu
infark
miokardium
akan
dan
atrium kanan, maka jelaslah bahwa gagal jantung kiri akhirnya akan
menyebabkan gagal jantung kanan. Pada kenyataanya, penyebab utama
gagal jantung kanan adalah gagal jantung kiri. Karena tidak dipompa
secara optimum keluar dari sisi kanan jantung, maka darah mulai
terkumpul di sistem vena perifer. Hasil akhirnya adalah semakin
berkurangnya volume darah dalam sirkulasi
darah serta perburukan siklus gagal jantung.
5. KLASIFIKASI
Menurut derajat sakitnya:
a. Derajat 1: Tanpa keluhan - Anda masih bisa melakukan aktivitas
fisik sehari-hari tanpa disertai kelelahan ataupun sesak napas
b. Derajat 2: Ringan - aktivitas fisik sedang menyebabkan kelelahan
atau sesak napas, tetapi jika aktivitas ini dihentikan maka
keluhan pun hilang
c. Derajat
3:
Sedang
aktivitas
fisik
ringan
menyebabkan
bahkan pada
semakin
berat
saat istirahat
jika
melakukan
pun keluhan
tetap ada
aktivitas walaupun
dan
aktivitas
ringan.
Menurut lokasi terjadinya :
1.
paru
menonjol
pada
gagal
ventrikel
kiri,
karena
ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru.
Peningkatan
terdorong
meliputi
tekanan
dalam
kejaringan
dispnea,
sirkulasi
paru.
batuk,
paru
Manifestasi
mudah
lelah,
menyebabkan
klinis
cairan
yang
takikardi
terjadi
dengan
bunyi
ventrikel
kanan
gagal,
yang
menonjol
adalah
kongesti
visera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan
jantung
tidak
mampu
mengosongkan
volume
darah
dengan
adekuat
dari
sirkulasi
vena.
Manifestasi
klinis
yang
tampak
vena
leher,
asites
(penimbunan
cairan
didalam
rongga
6.
Manifestasi
klinis
8.
Pemeriksaan Fisik
a. Auskultasi nadi apikal, biasanya terjadi takikardi (walaupun dalam
keadaan berustirahat)
b. Bunyi jantung, S1 dan
S2
mungkin
lemah
karena
menurunnya
kerja
pompa. Irama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah
ke atrium yang distensi. Murmur dapat menunjukkan inkompetensi /
stenosis katup.
c. Palpasi nadi perifer, nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur
untuk dipalpasi dan pulsus alternan (denyut kuat lain dengan denyut
lemah) mungkin ada.
d. Tekanan darah
e. Pemeriksaan kulit : kulit pucat (karena penurunan perfusi perifer
sekunder) dan sianosis (terjadi sebagai refraktori Gagal Jantung
Kronis).
Area
yang
sakit
sering
berwarna
biru/belang
karena
9.
Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. EKG (elektrokardiogram): untuk mengukur kecepatan dan keteraturan
denyut jantung
EKG
Hipertrofi
iskemia
san
atrial
takhikardi,
kerusakan
fibrilasi
atau
pola
atrial.
ventrikuler,
mungkin
penyimpangan
terlihat.
Kenaikan
segmen
Disritmia
ST/T
aksis,
mis
persisten
dada:
untuk
mengetahui
adanya
pembesaran
jantung,
fungsi/struktur
ventricular.
f. Skan jantung
katub
Tindakan
pergerakan dinding.
g. Kateterisasi jantung
atau
are
penyuntikan
Tekanan
penurunan
fraksi
bnormal
dan
merupakan
kontraktilitas
memperkirakan
indikasi
dan
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan
stenosi
kororner.
katup
Zat
atau
insufisiensi,
kontras
disuntikkan
Juga
mengkaji
kedalam
potensi
ventrikel
arteri
menunjukkan
10.
Therapy
a. Diuretik: Untuk mengurangi penimbunan cairan dan pembengkakan
b. Penghambat ACE (ACE inhibitors): untuk menurunkan tekanan darah dan
mengurangi beban kerja jantung
c. Penyekat beta (beta blockers): Untuk mengurangi denyut jantung dan
menurunkan tekanan darah agar beban jantung berkuran
vasodilatasi
meningkatkan
kekuatan
kontraksi,
peningkatan
efisiensi
dan
jantung.
Saat
curah
adrenergik.
Efek
beta
meningkatkan
kekuatan
kontraksi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gagal jantung kongestif dengan sasaran :
1. Untuk menurunkan kerja jantung
2. Untuk meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard
3. Untuk menurunkan retensi garam dan air.
a. Tirah baring
Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan
jantung dan menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume intra
vaskuler melalui induksi diuresis berbaring.
b. Oksigen
Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
c. Diet
Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal.
Selain itu pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur,
atau mengurangi edema
d. Revaskularisasi korone
e. Transplantasi jantung
f. Kardoimioplasti
12.
Pencegahan
Kunci
untuk
mencegah
gagal
jantung
adalah
mengurangi
faktor-faktor
koroner,
misalnya
dengan
melakukan
perubahan
gaya
hidup
Tidak merokok
13.
Pada sebagian kecil pasien, gagal jantung yang berat terjadi pada
hari/ minggu-minggu pertama pasca lahir, misalnya sindrom hipoplasia
jantung kiri, atresia aorta, koarktasio aorta atau anomali total
drainase vena pulmonalis dengan obstruksi. Terhadap mereka, terapi
medikmentosa saja sulit memberikan hasil, tindakan invasif diperlukan
segera setelah pasien stabil. Kegagalan untuk melakukan operasi pada
golongan pasien ini hampir selalu akan berakhir dengan kematian. (1,3)
Pada gagal jantung akibat PJB yang kurang berat, pendekatan awal
adalah dengan terapi medis adekuat, bila ini terlihat menolong maka
dapat diteruskan sambil menunggu saat yang bik untuk koreksi bedah.
(1,4)
Pada pasien penyakit jantung rematik yang berat yang disertai gagal
jantung, obat-obat gagal jantung terus diberikan sementara pasien
memperoleh profilaksis sekunder, pengobatan dengan profilaksis
sekunder mungkin dapat memperbaiki keadaan jantung. (1)
Pengkajian
Gagal serambi kiri/kanan dari jantung mengakibtkan ketidakmampuan
memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan
menyebabkan
diagnostik
terjadinya
dan
kongesti
teraupetik
pulmonal
berlnjut
dan
GJK
sistemik
selanjutnya
Karenanya
dihubungkan
nyeri
dada
terus
dengan
menerus
aktivitas,
sepanjang
dispnea
hari,
pada
istirahat.
b. Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi,
vital berubah pad aktivitas.
2. Sirkulasi
a. Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut,
episode
GJK
saat
tanda
sebelumnya,
kuatir
dan
takut.
penyakit/keperihatinan
perawatan medis)
b. Tanda
: Berbagai
manifestasi
Stres
finansial
perilaku,
yang
berhubungan
(pekerjaan/biaya
mis
ansietas,
4. Eliminasi
Gejala
5. Makanan/cairan
a. Gejala
berat
badan
Kehilangan
signifikan,
nafsu
makan,
pembengkakan
mual/muntah,
pada
penambhan
ekstremitas
bawah,
Perawatan diri.
Tanda
7. Neurosensori
Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
Tanda : Letargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan
atas dan sakit pada otot.
Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus
menyempit danperilaku
melindungi diri.
9. Pernapasan
Gejala
otot.
11.
Interaksi sosial
Pembelajaran/pengajaran
Gejala
menggunakan/lupa
menggunakan
obat-obat
jantung,
B.
Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3.
4.
5.
6.
berhubungan
dengan
penurunan
Rencana keperawatan
No.
1.
Diagnosa keperawatan
dengan
dan
hasil
curah Setelah
Penurunan
jantung
Tujuan
criteria Intervensi
diberikan
1.
berhubungan asuhan
Rasional
Auskultasi
keperawatan apical,
kontraktilitas
miokardial/perubahan
diterima
inotropik.
nadi1.
Biasanya
observasi (meskipun
irama untuk
pada
saat
istira
mengkompensasi
penur
2.
bunyi menurunnya
gallop
jantung.
dihasilkan
Kriteria hasil:
ke
Melaporkan
penurunan
episode
umum
dalam
3.
yang
3.
pompa.
(S3
sebagai
serambi
dan
aliran
yang
dapat
diste
menunju
kerja
Murmur
dispnea, angina.
takik
kontraktilitas ventrikuler.
(disritmia
Catat
terjadi
menurunnya
jantung
hilang
atau
dipalpasi,
(denyut
tidak
dan
kuat
teratur
pulsus
lain
alte
dengan
de
Pada
GJK
kronis,
TD
dini,
dapat
sedang
menin
4.
Pantau TD
Pucat
menunjukkan
menuru
Kaji kulit
tidak
adekuatnya
vasokontriksi,
sianosis.
Sianosis
curah
jant
dan
dapat
ane
terjadi
seb
refraktori GJK.
6.
Menurunkan
stasis
vena
Tinggikan kaki,
hindari tekanan pada
bawah lutut.
Meningkatkan
untuk
kebutuhan
melawan
7.
Berikan oksigen
efek
sediaan
oks
miokard
hypoxia
iskemia.
Bersihan
jalan
tidak
nafas Setelah
diberikan
efektif diharapkan
dengan jalan
penurunan
secret.
sesuai indikasi.
Auskultasi bunyi
1.
kepatenan nafas.
berhubungan
batuk,
askep
1.
nafas
pasien bunyi
Catat
nafas,
Irama
nafas
batas normal
dalam
Pergerakan
sputum
Bebas
dari
nafas tambahan
inspirasi
ekspirasi.
3.
Diskusikan
dengan
pasien
posisi
yang
pada
tidur,
duduk
sandaran
tempat
tidur.
4.
4.
Dorong/bantu
latihan
nafas
misal peninggian
tempat
3.
atau bibir.
5.
5.
Memberikan
hangat.
3.
Kerusakan
gas
pertukaran Setelah
diberikan
1.
berhubungan asuhan
Kaji
1.
keperawatan frekuensi,kedalaman
diharapkan
pasien pernafasan
dapatMempertahankan
tingkat
oksigen
Tinggikan
untuk tempat
keperluan
dalam
derajat
st
pernapasan/kronisnya
pr
tubuh. pasien
kepala
2.
Pengiriman
tidur,bantu diperbaiki
untuk
Kriteria hasil :
SaO2
tidan
95
dank
mengalami
Tanda-tanda
kolaps
perlahan
dengan
sesak kebutuhan/toleransi
individu.
vital
3.
lien sesuai
napas.
o
secara
posisi
bernafas.dorong
oksigen
dengan
eval
penyakit.
yang
2.
adekuat
Berguna
3.
Kaji/awasi
rutin
kulit
dan
Sianosis
mu
secara perifer(terlihat
warna kuku)/sentral(sekitar
telinga).
sianosis.
sianosis
bibir/
Keabu-abuan
sentral
mengindikas
beratnya hipoksemia.
4.
Auskultasi
nafas,catat
penurunan
bunyi
4.
Awasi
munkin
aliran
Penurunan
tingkat diduga
kesadaran/status
mental.selidiki
nafas
Bunyi
ada
getaran
pengumpulan
vib
ca
perubahan.
6.
Awasi
6.
tanda
Takikardi,disritmia,dan
vital perubahan
efek
TD
dapat
hipoksemia
menunj
sistemik
fungsi jantung.
Kolaborasi
7.
7.
Awasi
seri
PaCO2 biasanya
/gambarkan meningkat(bronchitis,emfisema)
GDA
dan
oksimetri.
hipoksia
umum
terjadi
menurun,sehi
dengan
lebih
der
kecil/l
besar.catatan:PaCO2normal/men
kat
menandakan
pernafasan
yang
kegag
akan
da
selama asmatik.
8.
Terjadinya/kegagalan
Berikan
tambahan
dengan
GDA
yang
sesuai
indikasi
hasil
dan
toleransi
Monitor
kedalaman
1.
pasien.
3.
Gangguan
pola
nafas Setelah
diberikan
1.
Mengetahui
pergerakan
berhubungan
asuhan
keperawatan
diharapkanPola
pernafasan,
frekuensi, simetris
dada
Catat
termasuk
2.
otot
sime
3.
terjad
Bantu mengindikasikan
bahwa
su
O2 tidak adekuat.
Auskultasi
nafas
dan
ada
bunyi
3.
catat
bunyi
nafas
tamb
bila menunjukkan
4.
Kolaborasi
pemberian
Bunyi
nafas
tambahan
4.
tidak
nafas pernafasan
tidak.perger
mengindikasikan
atau
Oksigen
dan adekuat.GDA
px GDA
oksigen
untuk
menget
Tanda
vital
menunj
darah,
nadi,
frekuensi, pernafasan).
4.
Penurunan
jaringan
perfusi Setelah
behubungan asuhan
jaringan
diberikan
1.
Pantau
keperawatan adanya
perfusi sistolik
berkurang
/ menerus
TD,
catat
1.
dengan
gangguan
meningkat
maka
pernafasan
perlu
dilak
tindakan segera.
Vasokontriksi sistemik
tidak
meluas
selama nadi
dilakukan
kriteria hasil:
atau
Tak sianosis
Gambaran
EKG
tak
3.
catat
Tacikardia tiba/berlanjut.
bentuk
Disritmia
3.
Pantau
perluasan meliputi
lainnya.
infark
tak
Pantau
perifer Bradikardi,
hangat
2.
jantung,
Daerah
menunjukan
tindakan berat.
perawatan di RS dengan
2.
yang
Normalnya autoregulasi
iramanya.
RR 16-24 x/ menit
terdapat
finger
kapiler
clubbing
refill
serebral lokal/menyebar.
4.
Catat
neurologis
teratur
dan
dengan
normalnya
5.
Nyeri
dengan
1.
nyeri abdomen.
1.
karakteristik nyeri,
dengan KH:
respon hemodinamik
(meringis, menangis,
mendemonstrasikan
gelisah, berkeringat,
penggunaan teknik
mencengkeram dada,
relaksasi.
napas cepat,
Pasien mampu
Pasien
menurunnya
rileks
tegangan, berubah).
dan
mudah
bergerak.
Ambil gambaran
lengkap terhadap nyeri 3.
(dangkal/menyebar), dan
penyebarannya.
3.
Observasi ulang
perikarditis.
4.
riwayat angina
menghambat peredaran
sebelumnya, nyeri
nyeri/memerlukan peningkatan
riwayat keluarga.
Anjurkan pasien
Menurunkan rangsang
eksternal dimana ansietas dan
regangan jantung serta
keterbatasan kemampuan koping
Berikan lingkungan
yang tenang, aktivitas
perlahan, dan tindakan 7.
Hipotensi/depresi pernapa
kering/tak terlipat,
gosokan punggung).
Pendekatan pasien
6.
ventrikel.
dengan percaya.
Kolaborasi
Bantu melakukan
8.
7.
obat
Nitrat berguna untuk
napas dalam/perlahan,
perilaku distraksi,
visualisasi, bimbingan
imajinasi.
obat narkotik.
Antiangina,
seperti nitrogliserin
(Nitro-Bid, Nitrostat,
Nitro-Dur).
dikontraindikasikan bila
Penyekat-B,
seperti atenolol
(tenormin); pindolol
kerja miokard.
(visken); propanolol
(inderal).
Analgesik, seperti
morfin, meperidin
(demerol)
Penyekat saluran
kalsium, seperti
verapamil (calan);
diltiazem (prokardia).
6,
Kelebihan
cairan
dengan
filtrasi volume
glomerulus,
cairan
dipertahankan
dan
natrium/air.
retensi keperawatan
warna
saat
selama
tindakan
selama
di
RS
Kriteria
Pantau pengeluaran
1.
menurunnya diharapkanKeseimbangan
laju
1.
2.
2.
hasil:
Pantau/hitung
keseimbangan
pemaukan
3.
Untuk mengetahui
keseimbangan cairan.
Posisi tersebut
Mempertahankan
keseimbangan
dan
pengeluaran
cairan 24 jam.
darah
normal,
meningkatkan diuresis.
dalam
tak
4.
ada 3.
Pertahakan
dan
paru
tirah
edema dengan
bersih semifowler
fase jantung.
5.
4.
(bila ada)
5.
Kolaborasi
pemberian
sepert
(lasix,
(bumex).
diuretic
furosemid
bumetanide
7.
Gangguan
nutrisi, Setelah
diberikan 1.
Observasi
1.
Pasien
akut
tubuh
pola
dispnea,
dengan
mual.
berhubungan diharapkan
anoreksia
& efektif
dilakukan
keperawatan
selam
distres
sering
anoreksia
produksi
obat.
Selain
PPOM
mempunyai
buruk,
pernap
ka
sputum,
itu,
banyak
pa
kebiasaan
meskipun
kegag
RS,
pernapasan
RR Normal
Tak
ada
bunyii
nafas
pasien
otot
st
tambahan
Penggunaan
membuat
bantu
sering
beberapa
pernafasan.
masuk
derajat
Orang
yang
serig
kurus
RS
de
malnutr
mengalami
emfi
dengan
perot
atau
hipoa
kurang.
2.
Auskultasi bunyi
usus
2.
Penurunan
gaster
(komplikasi
berhubungan
dan
konsti
umum)
dengan
pembat
Berikan perawatan
penurunan
aktifitas
hipoksemia.
3.
Rasa
tak
enak,
bau
terhadap
nafsu
membuat
mual,
4.
Berikan makanan
Hindari makanan
makan
dan
muntah
Membantu
de
menuru
memberikan
minuman karbonat.
meningkatkan
kesempatan
masukan
ka
total.
5.
6.
menghasilkan
dist
abdomen
yang
abdomen
dan
sangat dingin.
7.
Hindari makanan
Dapat
Timbang berat
6.
mengganggu
gerakan
Suhu
diafra
ekstrem
mencetuskan / meningkatkan sp
batuk.
7.
Berguna
untuk
menent
badan
dan
eval
Intoleran
berhubungan
fatigue
aktivitas Setelah
dengan asuhan
diharapkan
peningkatan
diberikan
1.
Kaji
keperawatan pasien
Terjadi aktifitas,
toleransi frekuensi
respon
1.
Menyebutkan
terhadap membantu
perhatikan fisiologi
nadi
dalam
param
mengkaji
terhadap
re
pada
klien
setelah dari
dilaksanakan
keperawatan
kali
tindakan diatas
selama
TD
Kriteria hasil
jantung
permenit indikator
frekuensi yang
dari
berkaitan
kelebihan
dengan
tin
menghemat
en
RS
frekuensi
20
yang
nyata
sesudah
selama/
aktifitas
60- (tekanan
sistolik
100 x/ menit
TD 120-80 mmHg
tekanan
diastolik
2.
meningkat
20
mmHg)
dispnea
atau
; mengurangi
yang
berlebihan;
diaforesis;
3.
Instruksikan
tentang
penghematan
mis;
Kemajuan
mencegah
tehnik jantung
energi, bantuan
menggunakan
aktivitas
bert
peningkatan
tiba-tiba.
hanya
sebatas
rambut
menyikat
melakukan
atau
gigi,
aktifitas
dengan perlahan.
3.
Berikan dorongan
untuk
Meber
kebut
ene
kelemahan
pasien
penggunaan
dada;keletihan
2.
Teknik
melakukan
aktivitas/
diri
perawatan
bertahap
dapat
ditoleransi,
berikan
9.
Sindrom
diri
1.
jika
bantuan
sesuai
kebutuhan
Observasi
kemampuan
1.
untuk
Membantu dalam
mengantisipasi/merencanakan
diharapkan terdapat
melakukan kebutuhan
perilaku peningkatan
sehari-hari
individual.
dalam pemenuhan
2.
klien tampak
Pertahankan
dukungan,sikap yang
Klien dapat
memenuhi kebutuhan
klien
dapat
kebutuhan
mengerjakan tugasnya.
Berikan umpan
4.
sesuai toleransi
dilakukan atau
keberhasilannya.
alat-alat tersebut.
6.
4.
Berikan pispot di
samping
tempat tidur
Letakkan alat-alat
makan dan alat-alat
mandi dekat pasien.
6.
Bantu pasien
melakukan perawatan
dirinya apabila
10.
Kerusakan integritas
kulit
Setelah
berhubungan asuhan
diperlukan.
diberikan
1.
Ubah posisi
keperawatan ditempat
diharapkan
kerusakan bantu
integritas
kulit
Kriteria hasil:
klien
tidur/
latihan
sering
1.
kursi, menurunkan
Berikan
2.
meminimalkan
perilaku/teknik
kelembaban/ ekskresi.
kerusakan
3.
satu
area
kering
kulit
dan
atau
le
memperc
sering, kerusakan.
Mendemonstrasikan
mencegah
Terlalu
perawatan merusak
dapat kulit
waktu
sirkul
2.
Memperbaiki
dengan
Periksa
kulit.
kesempitan/
Mempertahankan
ubah
integritas kulit,
kebutuhan.
3.
Edema
dependent
sepatu menyebabkan
sandal
sesuai
dan sempit,
sepatu
ter
meningkatkan
ri
4.
Menurunkan
tulang, sirkulasi.
dapat
tekanan
memperb
adanya
edema,
area
sirkulasinya
terganggu/pigmentasi
atau kegemukan/kurus.
5.
Pijat
kemerahan
5.
Kulit
area gangguan
atau
yang imobilisasi
memutih
dengan
1.
asites.
dan
peri
gang
nutr
aliran
da
Identifikasi dan 1.
diharapkan pasien
terhadap
menyatakan penurunan
ancaman/situasi. Dorong
pasien mengekspresikan
perasaan marah,
mengenal
perasaannya
fisik
ka
Cemas
sirkulasi
status
Meningkatkan
11.
beresiko
yang mempengaruhinya
secara tepat.
pemecahan
2.
2.
Mendemonstrasikan
Catat adanya
kegelisahan, menolak,
Penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara
derajat/ekspresi marah atau
positif.
IM.
menolak mengikuti
program medis).
3.
3.
Mempertahankan
cemas/ketidaktenangan anggota
Observasi tanda
verbal/non verbal
kecemasan pasien.
pasien menunjukkan
perilaku merusak.
5.
Terima penolakan
Menyangkal dapat
diberi penguatan
terhadap penggunaan
penolakan. Hindari
konfrontasi.
Orientasi pasien
memperlambat penyembuhan.
6.
pasien.
diharapkan. Tingkatkan
partisipasi bila
7.
mungkin.
7.
Jawab semua
pertanyaan secara
nyata. Berikan
informasi konsisten;
8.
8.
dengan seseorang,
masalah.
.
9.
9.
Kolaborasi
Membantu pasien/orang
Berikan
anticemas/hipnotik
fluarazepam
(dalmane);
lorazepam (ativan).