You are on page 1of 9

Asuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia

Anak
Askep Anak dengan Hiperbillirubinemia, Riwayat Penyakit, Cara Pengkajian, Diagnosa
Keperawatan yang mungkin muncul, Intervensi Keperawatan
Beranda Revenuehits Asuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia Anak BerandaASKEP
ANAKASKEP DALAMAsuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia Anak

Asuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia Anak


kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia Anak - ASKEP
ANAK. Postingan ini lanjutan dan tidak dapat dipisahkan dari posting sebelumnya tentang
Hiperbilirubinemia

Asuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia


Untuk memberikan keperawatan yang paripurna, digunakan proses keperawatan yang meliputi
Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi.

I. Pengkajian Asuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia


1. Riwayat orang tua :
Ketidakseimbangan golongan darah ibu dan anak seperti Rh, ABO, Polisitemia, Infeksi,
Hematoma, Obstruksi Pencernaan dan ASI.

2. Pemeriksaan Fisik :
Kuning, Pallor Konvulsi, Letargi, Hipotonik, menangis melengking, refleks menyusui
yang lemah, Iritabilitas.
3. Pengkajian Psikososial :
Dampak sakit anak pada hubungan dengan orang tua, apakah orang tua merasa bersalah,
masalah Bonding, perpisahan dengan anak.
4. Pengetahuan Keluarga meliputi :
Penyebab penyakit dan pengobatan, perawatan lebih lanjut, apakah mengenal keluarga
lain yang memiliki yang sama, tingkat pendidikan, kemampuan mempelajari
Hiperbilirubinemia
II. Diagnosa Keperawatan, Tujuan dan Intervensi Asuhan Keperawatan
Hiperbilirubinemia
Berdasarkan pengkajian di atas dapat diidentifikasikan masalah yang memberi gambaran
keadaan kesehatan klien dan memungkinkan menyusun perencanaan asuhan keperawatan.
Masalah yang diidentifikasi ditetapkan sebagai diagnosa keperawatan melalui analisa dan
interpretasi data yang diperoleh.
1. Diagnosa Keperawatan : Kurangnya volume cairan sehubungan dengan tidak
adekuatnya intake cairan, fototherapi, dan diare.
1. Tujuan : Cairan tubuh neonatus adekuat
2. Intervensi :
1. Catat jumlah dan kualitas feses
2. Pantau turgor kulit
3. Pantau intake output
4. Beri air diantara menyusui atau memberi botol.
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan suhu tubuh (hipertermi) sehubungan dengan efek
fototerapi
1. Tujuan : Kestabilan suhu tubuh bayi dapat dipertahankan
2. Intervensi :
1. Beri suhu lingkungan yang netral
2. Pertahankan suhu antara 35,5 - 37 C

3. Cek tanda-tanda vital tiap 2 jam.


3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan integritas kulit sehubungan dengan
hiperbilirubinemia dan diare
1. Tujuan : Keutuhan kulit bayi dapat dipertahankan
2. Intervensi :
1. Kaji warna kulit tiap 8 jam
2. Pantau bilirubin direk dan indirek
3. Rubah posisi setiap 2 jam
4. Masase daerah yang menonjol
5. Jaga kebersihan kulit dan kelembabannya.
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan parenting sehubungan dengan pemisahan
1. Tujuan :Orang tua dan bayi menunjukan tingkah laku Attachment , orang tua
dapat mengekspresikan ketidak mengertian proses Bounding.
2. Intervensi :
1. Bawa bayi ke ibu untuk disusui
2. Buka tutup mata saat disusui
3. Untuk stimulasi sosial dengan ibu, anjurkan orangtua untuk mengajak
bicara anaknya
4. Libatkan orang tua dalam perawatan bila memungkinkan, dorong orang
tua mengekspresikan perasaannya.
5. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan meningkat sehubungan dengan therapi yang
diberikan pada bayi.
1. Tujuan: Orang tua mengerti tentang perawatan, dapat mengidentifikasi gejalagejala untuk menyampaikan pada tim kesehatan
2. Intervensi:
1. Kaji pengetahuan keluarga klien

2. Beri pendidikan kesehatan penyebab dari kuning, proses terapi dan


perawatannya.
3. Beri pendidikan kesehatan mengenai cara perawatan bayi dirumah.
6. Diagnosa Keperawatan: Potensial trauma sehubungan dengan efek fototherapi
1. Tujuan: Neonatus akan berkembang tanpa disertai tanda-tanda gangguan akibat
fototherapi
2. Intervensi:
1. Tempatkan neonatus pada jarak 45 cm dari sumber cahaya
2. Biarkan neonatus dalam keadaan telanjang kecuali mata dan daerah
genetal serta bokong ditutup dengan kain yang dapat memantulkan
cahaya; usahakan agar penutup mata tidak menutupi hidung dan bibir;
matikan lampu, buka penutup mata untuk mengkaji adanya konjungtivitis
tiap 8 jam
3. Buka penutup mata setiap akan disusukan
4. Ajak bicara dan beri sentuhan setiap memberikan perawatan.
7. Diagnosa Keperawatan : Potensial trauma sehubungan dengan tranfusi tukar
1. Tujuan: Tranfusi tukar dapat dilakukan tanpa komplikasi
2. Intervensi:
1. Catat kondisi umbilikal jika vena umbilikal yang digunakan
2. Basahi umbilikal dengan NaCl selama 30 menit sebelum melakukan
tindakan, neonatus puasa 4 jam sebelum tindakan
3. Pertahankan suhu tubuh bayi
4. Catat jenis darah ibu dan Rhesus serta darah yang akan ditranfusikan
adalah darah segar
5. Pantau tanda-tanda vital; selama dan sesudah tranfusi
6. Siapkan suction bila diperlukan
7. Amati adanya gangguan cairan dan elektrolit; apnoe, bradikardi, kejang

8. Monitor pemeriksaan laboratorium sesuai program.


III. Aplikasi Discharge Planing.
Pertumbuhan dan perkembangan serta perubahan kebutuhan bayi dengan hiperbilirubin (seperti
rangsangan, latihan, dan kontak sosial) selalu menjadi tanggung jawab orang tua dalam
memenuhinya dengan mengikuti aturan dan gambaran yang diberikan selama perawatan di
Rumah Sakit dan perawatan lanjutan dirumah.
Faktor yang harus disampaikan agar ibu dapat melakukan tindakan yang terbaik dalam
perawatan bayi hiperbilirubinimea (warley &Wong, 1994):
1. Anjurkan ibu mengungkapkan/melaporkan bila bayi mengalami gangguan-gangguan
kesadaran seperti : kejang-kejang, gelisah, apatis, nafsu menyusui menurun.
2. Anjurkan ibu untuk menggunakan alat pompa susu selama beberapa hari untuk
mempertahankan kelancaran air susu.
3. Memberikan penjelasan tentang prosedur fototherapi pengganti untuk menurunkan kadar
bilirubin bayi.
4. Menasehatkan pada ibu untuk mempertimbangkan pemberhentian ASI dalam hal
mencegah peningkatan bilirubin.
5. Mengajarkan tentang perawatan kulit :
1. Memandikan dengan sabun yang lembut dan air hangat.
2. Siapkan alat untuk membersihkan mata, mulut, daerah perineal dan daerah sekitar
kulit yang rusak.
3. Gunakan pelembab kulit setelah dibersihkan untuk mempertahankan kelembaban
kulit.
4. Hindari pakaian bayi yang menggunakan perekat di kulit.
5. Hindari penggunaan bedak pada lipatan paha dan tubuh karena dapat
mengakibatkan lecet karena gesekan
6. Melihat faktor resiko yang dapat menyebabkan kerusakan kulit seperti penekanan
yang lama, garukan .
7. Bebaskan kulit dari alat tenun yang basah seperti: popok yang basah karena bab
dan bak.

8. Melakukan pengkajian yang ketat tentang status gizi bayi seperti : turgor kulit,
capilari reffil.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah :
1. Cara memandikan bayi dengan air hangat (37 -38 celsius)
2. Perawatan tali pusat / umbilikus
3. Mengganti popok dan pakaian bayi
4. Menangis merupakan suatu komunikasi jika bayi tidak nyaman, bosan, kontak dengan
sesuatu yang baru
5. Temperatur / suhu
6. Pernapasan
7. Cara menyusui
8. Eliminasi
9. Perawatan sirkumsisi
10. Imunisasi
11. Tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya :
1. Letargi ( bayi sulit dibangunkan )
2. Demam ( suhu > 37 celsius)
3. Muntah (sebagian besar atau seluruh makanan sebanyak 2 x)
4. Diare ( lebih dari 3 x)
5. Tidak ada nafsu makan.
12. Keamanan
1. Mencegah bayi dari trauma seperti; kejatuhan benda tajam (pisau, gunting) yang
mudah dijangkau oleh bayi / balita.
2. Mencegah benda panas, listrik, dan lainnya

3. Menjaga keamanan bayi selama perjalanan dengan menggunakan mobil atau


sarana lainnya.
4. Pengawasan yang ketat terhadap bayi oleh saudara - saudaranya.
Daftar Pustaka
1. Bobak and Jansen (1984), Etential of Nursing. St. Louis : The CV Mosby Company
2. Hawkins, J.W. and Gorsine, B. (1985), Post Partum Nursing, New York: Springen
3. Nelson J.P. and May, K.A.(1986), Comprehensive Maternity Nursing. Philadelphia : J.B.
Lippincot Company.
4. Reeder,S.J. et al.(1983), Maternity Nursing, Philadelphia : J.B. Lippincot Company.
Posting ini berlanjut ke Rencana Pemulangan Post Partum (DISCHARGE PLANNING) dan
Adaptasi Fisiologis pada Masa Post Partum / Nifas
Semoga ada manfaatnya...
FacebookTweetGoogle+
Related Post : Asuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia Anak

Askep Asuhan Keperawatan Atresia Ani

kapukonline.com | Up-date Askep Asuhan Keperawatan Atresia Ani - ASKEP ANAK.


Posting berkaitan erat dengan ( Baca : Askep / Asuhan Keperawatan Malform

Askep Hiperbilirubinemia Anak

kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia - ASKEP


ANAK. Postingan kali ini karena terlalu panjang, maka akan kapukonline

Askep Asuhan Keperawatan Aspirasi Mekonium Anak

kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Aspirasi Mekonium Anak ASKEP ANAK ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN ASPIRASI MEKONIUM
PENGERTIAN ASPIRAS

Askep Bayi Lahir Prematur

kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Bayi Lahir Prematur - ASKEP


ANAK. Ini adalah kelanjutan posting sebelumnya ( Baca : Askep BBL (Ba

Askep Asuhan Keperawatan Asma Bronchial Anak

kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Asma Bronchial Anak - ASKEP


ANAK. Posting berkaitan erat dengan ( Baca : Askep / Asuhan Keperawat
Newer PostHomeOlder Post

Askep

ASKEP ANAK

ASKEP BEDAH

ASKEP DALAM

ASKEP GADAR (Gawat Darurat)

ASKEP GERONTIK

ASKEP JIWA

ASKEP KOMUNITAS

ASKEP MATA

ASKEP MATERNITAS

Askep Paru

ASKEP SARAF

ASKEP THT

ASKEP TULANG

BIOKIMIA PERAWAT

CPNS

CPNS 2014

DOENGES

GAME

INFO

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)

Kebutuhan Dasar Manusia KDM

LEAFLET

MAKALAH KEPERAWATAN

MAKALAH KESEHATAN

PENYULUHAN

PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN

RUU Keperawatan

Site Map

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Tips Blogspot

TIPS KESEHATAN

TOKOH PERAWAT

Tutorial Blogspot

Undang Undang

Undang Undang Keperawatan

Undang Undang Kesehatan

Hak Cipta KapukOnline.com. Didukung Oleh Kang Kapuk. Template Oleh Askep ID
Privacy Police - Desclaimer - Asuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia Anak

You might also like