Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat kelarutan obat rendah dalam air: obat yang lebih larut lemak akan lebih
mudah melewati stratum korneum.
b.
Memiliki Log P 1-3: obat yang bersifat terlalu hidrofil ataupun terlalu lipofil
akan sulit untuk mencapai sirkulasi sistemik.
c.
Bobot molekulnya kurang dari 500 Dalton: bobot molekul obat yang lebih dari
500 Dalton akan sulit menembus stratum korneum.
(Patel, 2009)
lapisan membran. Lapisan membran dapat berpori atau tidak berpori. Obat bisa dalam
bentuk larutan, suspensi, gel atau tersebar dalam matrik polimer padat. Polimer
hipoalergenik adesif dapat diterapkan sebagai permukaan luar membran polimer yang
kompatibel dengan obat. Sistem ini mengikuti kinetika orde ke nol (Rani et al.,
2011).
Sistem Matrik
Sistem matrik pada patch transdermal terdiri dari 2 komponen utama, yaitu
backing layer dan matrik. Pada sistem ini, obat di dalam eksipien seperti polimer,
plasticizer, permeation enhancer dan perekat diformulasikan menjadi satu, yang
kemudian dibiarkan mengering hingga membentuk matrik. Selanjutnya, matrik
ditempelkan pada backing layer. Keuntungan dari sistem matrik yaitu akan
membentuk suatu patch yang tipis sehingga nyaman untuk digunakan (Venkartraman
et al., 2002).
lembar kaca, plastik, atau logam. Metode ini mampu mengidentifikasi sampel yang
belum dipisahkan sebelumnya dengan bantuan pereaksi semprot (Tesso, 2005).
Adsorben yang digunakan memiliki ukuran 0,25 mm untuk tujuan analitik, dan
ukuran 0,75-2 mm untuk tujuan preparatif. Jenis adsorben yang sering digunakan
adalah silika gel (Sherma, 2008). Selain itu dapat juga digunakan selulosa, poliamida,
RP-2, RP-12 dan RP 18 (Hahn-Deinsotrop, 2007; Sherma, 2008).
Fase gerak untuk kromatografi lapis tipis harus bersifat inert, berbeda
kepolarannya dengan adsorben dan terdiri dari 1 jenis pelarut atau campuran dari
lebih 1 jenis pelarut (Budhiraja, 2004; Hahn-Deinsotrop, 2007). Pemilihan fase gerak
dilakukan berdasarkan perkiraan nilai Rf yang akan dimiliki oleh komponen hasil
pemisahan sampel tersebut. Rf adalah nilai hasil pembagian jarak tempuh komponen
berbanding dengan jarak tempuh fase gerak (Gibbons, 2006).
dimensi berupa segitiga sama sisi (model special cubic) dengan 3 sudut. Pada
masing-masing sudut segitiga sama sisi menunjukkan komponen tunggal dengan nilai
proporsi sama dengan 1. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketiga sisi segitiga harus
mempunyai skala yang sama (Bolton, 1997). Pada model optimasi ini jumlah total
dari bahan yang digunakan harus konstan, misalnya dalam formulasi sirup diketahui
persentase bahan aktif dan pelarut adalah 90 % dari total volume akhir, sisa 10 % dari
formulasi terdiri dari pengawet, pewarna dan surfaktan. Kita menginginkan membuat
formula yang optimal yang tergantung dengan konsentrasi pengawet, pewarna dan
surfaktan yang relatif dengan tetap menjaga bahwa konsentrasinya konstan 10 %
(Bolton, 1997). Desain dan interpretasi multi faktor eksperimen kombinasi proporsi
dengan metode simplex lattice design dapat menggunakan bantuan software Design
Expert versi 7. Software ini menawarkan berbagai macam desain, termasuk faktorial,
faktorial fraksional dan desain gabungan. Design Expert memiliki beberapa kelebihan
yaitu:
1) Dapat digunakan untuk kedua variabel proses dan variabel campuran
2) Menghasilkan desain yang optimal untuk desain standar yang tidak applicable
3) Dapat meningkatkan desain yang sudah ada
(Buxton, 2007)
kelompok
trihidroksilakton
dengan
rumus
molekul
C20H30O5.
Andrografolida mudah larut dalam methanol, ethanol, pyridine, asam asetat, dan
aseton. Memiliki titik leleh 228-230oC, spectrum ultraviolet dalam metanol dengan
maksimal 223 nm (Ratnani dkk., 2012). Herba sambiloto memiliki efek menurunkan
kadar glukosa darah dan menurunkan kadar LDL dan trigliserida (Nugroho dkk.,
2012).
Herba
hepatoprotetektif,
sambiloto
juga
antitrombotik,
memiliki
aktivitas
antiinflamasi,
farmakologi
imunostimulan,
antimalaria,
sebagai
Metilselulosa berwarna putih, bubuk berserat atau butiran, tidak berbau dan
berasa. Metilselulosa praktis tidak larut dalam aseton, metanol, kloroform, etanol
(95%), eter, larutan garam jenuh, toluena, dan air panas.
glasial dan campuran etanol dan kloroform. Dalam air dingin, metilselulosa
membengkak dan terdispersi perlahan untuk membentuk opalescent, kental, dan
dispersi koloid. Metilselulosa digunakan sebagai coating agent, emulsifying agent,
suspending agent, disintegrant, bahan pengikat tablet, agen peningkat viskositas.
Metilselulosa tidak kompatibel dengan aminakrin hidroklorida, chlorocresol, klorida
merkuri, fenol, resorsinol, tannic acid, perak nitrat, klorida setilpiridinium, phidroksibenzoat asam, paminobenzoic acid, metilparaben,
butilparaben. Garam asam mineral (terutama asam polibasa), fenol, dan tanin akan
mengental dalam metilselulosa, meskipun hal ini dapat dicegah dengan penambahan
etanol (95%) atau glikol diasetat. Konsentrasi tinggi dari elektrolit dapat
meningkatkan viskositas. Metilselulosa juga tidak kompatibel dengan oksidator kuat
(Rowe et al., 2009).
2.4.3. Propilenglikol
kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air, larut pada 6 bagian eter, tidak larut dalam
minyak mineral tetapi akan larut dalam beberapa minyak esensial. Pengawet
antimikroba, desinfektan, humektan, plasticizer, pelarut, agen penstabil, watermiscible cosolvent. Propilenglikol tidak kompatibel dengan reagen pengoksidasi
seperti kalium permanganate (Rowe et al., 2009).
2.4.4. Mentol
disimpan dalam wadah yang tertutup pada temperatur tidak melebihi 25C, karena
mudah tersublimasi.
Mentol banyak digunakan dalam obat-obatan dan produk perlengkapan mandi
sebagai agen penambah rasa atau penambah aroma. Mentol juga memiliki
karakteristik peppermint, l-mentol, yang terjadi secara alami memberikan rasa dingin
atau sensasi menyegarkan yang dimanfaatkan dalam berbagai sediaan topikal.
Saat digunakan untuk penambah rasa pada tablet, mentol umumnya dilarutkan
dalam etanol (95%) dan disemprotkan ke granul tablet dan tidak digunakan sebagai
eksipien padat. Mentol telah diteliti dapat meningkatkan penetrasi di kulit dan juga
digunakan dalam parfum, produk tembakau, permen karet dan sebagai agen
terapeutik. Bila diaplikasikan pada kulit, mentol melebarkan pembuluh darah,
menyebabkan sensasi dingin diikuti oleh efek analgesik. Mentol dapat mengurangi
gatal dan digunakan dalam krim, lotion, dan salep. Ketika diberikan secara oral dalam
dosis kecil mentol berguna sebagai karminatif (Rowe et al., 2009).
10