You are on page 1of 2

Menurut Musaiger & Al-Hazzaa (2012), asupan serat yang cukup pada

WUS dapat menurunkan Indeks Massa Tubuh (IMT), berat badan, lingkar
pinggang, dan rasio lingkar pinggang dan pinggul dengan menurunkan
akumulasi lemak tubuh. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan nilai yang
mengindikasikan status gizi seseorang berdasarkan data antropometri yaitu
dengan membandingkan antara berat badan dan kuadrat tinggi badan, sehingga
diketahui berat badan yang ideal untuk tinggi badan tertentu. Dalam dua studi
cross-sectional dan empat studi kohort menunjukkan adanya hubungan negatif
yang kuat antara asupan serat dan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang berkaitan
dengan obesitas. Studi tersebut menjelaskan bahwa konsumsi tinggi serat
mengurangi risiko peningkatan IMT atau timbulnya obesitas sebanyak sekitar
30%. Pemberian suplementasi serat juga terbukti dapat menurunkan berat
badan, dalam suatu studi randomized control trial pada kelompok intervensi
yang diberi suplementasi serat 2,5 gram tiga kali sehari dan pada kelompok
kontrol yang diberi placebo (Mohammad & Madanijah 2015).
Wanita Usia Subur dengan nilai IMT tinggi, dapat mengindikasikan adanya
kelebihan berat badan (overweight) atau obesitas. Kondisi tersebut akan
berdampak pada siklus reproduksi wanita, yaitu menimbulkan infertilitas pada
wanita akibat anovulasi, siklus menstruasi yang tidak teratur, Polycystic Ovary
Syndrome (PCOS), meningkatknya risiko keguguran, bahkan kematian janin
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2013). Wanita Usia Subur dengan IMT
kurang dari normal juga dapat memberikan dampak negatif bagi anak yang
dilahirkan, yaitu rawan terhadap kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) serta
berpengaruh pada perkembangan dan status kesehatan bayi yang dilahirkan
(Supariasa 2008). Oleh karena itu, penting untuk mempertahankan Indeks Massa
Tubuh WUS dalam batas normal karena WUS berada dalam masa prekonsepsi,
yaitu periode kritis yang berpengaruh pada anak atau keturunan saat dilahirkan
maupun di kehidupan setelahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar,
Mohammad, A. & Madanijah, S., 2015. Konsumsi buah dan sayur anak usia
sekolah dasar di bogor. Jurnal Gizi Pangan, 10(1), pp.7176.
Musaiger, A.O. & Al-Hazzaa, H.M., 2012. Prevalence and risk factors associated
with nutrition-related noncommunicable diseases in the Eastern
Mediterranean region. International Journal of General Medicine, 5, pp.199
217.

Supariasa, I.N., 2008. Penilaian Status Gizi 8th ed., Yogyakarta: Bentang Pustaka.

You might also like