You are on page 1of 7

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Glomerulonefritis merupakan penyakit pada ginjal yang disertai dengan
suatu inflamasi dan proliferasi sel glomerulus. Penyebab utama peradangan
tersebut adalah adanya mekanisme imunologis yang menimbulkan kelainan
patologis pada glomerulus (Maniur, 2003). Umumnya penyakit ini ditemukan
pada anjing, kucing, ruminansia, kuda dan babi. Berdasarkan prinsipnya
glomerulonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu glomerulonefritis akut dan
glomerulonefritis kronis. Salah satu jenis dari glomerulonefritis akut adalah
Glomerulonefritis Akut Paska Streptokokal (GNAPS) (Lau and Wyatt, 2005).
Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokal (GNAPS) adalah salah satu
jenis glomerulonefritis yang sering terjadi pada hewan terutama anjing dan
kucing. Glomerulonefritis akut pasca streptokokal merupakan suatu bentuk
peradangan pada glomerulus karena adanya reaksi antara antigen dan antibodi
yang terjadi dan mengendap di glomerulus (reaksi hipersensitivitas tipe III)
(Subowo, 2010). Secara histopatologi GNAPS memperlihatkan adanya proliferasi
dan inflamasi pada glomerulus dengan didahului adanya infeksi oleh bakteri
Group A -Hemolytic Streptococci (GABHS) tipe nefritogenik dan kemudian
ditandai dengan gejala nefritik seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang
terjadi secara akut (Rauf, dkk. 2012). Terdapat sejumlah faktor dari bakteri
tersebut yang memiliki peran dalam patomekanisme glomerulonefritis, antara lain
adalah konsituen somatik, dan produk ekstraselular. Streptokinase merupakan

salah satu produk ekstraselular yang diketahui memiliki peranan penting dalam
patogenesis GNAPS (Rachmadi, 2010).
Glomerulonefritis akut pasca streptokokal akan menyebabkan gangguan
fungsi ginjal terutama pada fungsi filtrasi glomerulus dimana hal tersebut
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (Glomerulo Filtration Rate) serta
penurunan filtrasi Blood Urea Nitrogen (BUN) dan Kreatinin. Jika terdapat
kerusakan pada ginjal akan menyebabkan peningkatan kadar BUN dan kreatinin
dalam darah (Bijanti, dkk. 2010). Oleh karena itu salah satu cara untuk
mendiagnosa GNAPS adalah dengan melakukan pemeriksaan serum darah
meliputi Blood Urea Nitrogen (BUN) dan Kreatinin.
Prinsip dari terapi yang diberikan untuk glomerulonefritis adalah dengan
mengontrol inflamasi beserta gejala-gejala yang tampak serta mencegah
terjadinya fibrosis. Beberapa pengobatan terhadap glomerulonefritis akut pasca
streptokokal pada hewan yang seringkali dilakukan terhadap GNAPS memiliki
berbagai kendala yang harus dihadapi seperti biaya pengobatan yang tinggi, serta
fasilitas pengobatan yang kurang memadai yang menyebabkan banyak penderita
atau pasien tidak tertangani dengan baik. Hal tersebut mendorong dilakukannya
penelitian-penelitian pengobatan alternatif untuk GNAPS yang lebih mudah dan
murah, salah satunya adalah dengan obat herbal dari tanaman.
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tanaman
yang telah diteliti memiliki kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan. Bagian
tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah daun, dan buahnya. Buah
mahkota dewa mengandung senyawa-senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, resin,

tanin, fenol dan sebagainya yang berkhasiat sebagai antiinflamasi, antibakteri,


antioksidan, antihistamin dan lain lain. Di antara kandungan bioaktif tersebut
yang memiliki peranan sebagai antiinflamasi, antibakteri, dan antioksidan adalah
flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin (Hudaya, dkk. 2013).
Untuk mendapatkan kandungan-kandungan tersebut dari buah mahkota
dewa diperlukan ektraksi dengan menggunakan larutan etanol. Etanol merupakan
pelarut yang paling aman digunakan karena tidak beracun dibanding pelarut
organik lainnya. Etanol digunakan sebagai pelarut karena dapat bersifat polar
sehingga dapat menarik senyawa fenol, flavonoid, tanin, dan saponin. Selain itu
etanol dengan kadar diatas 20% dapat menghambat pertumbuhan kapang dan
bakteri (Nuryanto, 2014).
Mencit digunakan sebagai hewan coba dalam penelitian ini, dengan
kriteria jenis kelamin jantan, dimana mencit jantan memiliki kondisi hormonal
yang lebih stabil jika dibandingkan dengan mencit betina, karena pada mencit
jantan tidak memiliki hormon esterogen seperti yang dimiliki mencit betina,
jikalaupun ada hanya dalam jumlah yang relatif sedikit. Mencit betina juga
mengalami perubahan hormonal pada masa-masa tertentu seperti pada masa siklus
estrus, masa kehamilan dan menyusui dimana kondisi tersebut dapat
mempengaruhi kondisi psikologis hewan uji tersebut. Selain itu tingkat stress
pada mencit betina lebih tinggi dibandingkan dengan mencit jantan yang mungkin
dapat mengganggu pada saat pengujian (Muhtadi, dkk. 2014).
Berdasarkan data-data tersebut penelitian ini perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah dengan pemberian ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria

macrocarpa) dapat meningkatkan fungsi ginjal mencit (Mus musculus) model


glomerulonefritis akut hasil induksi streptokinase diamati dari kadar Blood Urea
Nitrogen dan Kreatinin dalam darah.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diselesaikan
adalah :
Apakah dengan pemberian terapi ekstrak daging buah mahkota dewa
(Phaleria macrocarpa) pada mencit jantan model Glomerulonefritis Akut Paska
Streptokokal (GNAPS) hasil induksi streptokinase mengalami peningkatan fungsi
fisiologis ginjal yang diamati dari penurunan kadar BUN dan Kreatinin dalam
darah?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini dibatasi
pada :
1. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Mus
musculus) jantan. Mencit yang digunakan berusia 6-8 minggu dengan
berat badan antara 20-25 gram (Murwani, dkk. 2014). Mencit berjumlah
20 ekor, didapatkan Fakultas SAINTEK Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang. Penggunaan hewan coba dalam
penelitian ini sedang mendapatkan sertifikat laik etik dari komisi etik
(No: 547 KEP UB) penelitian Universitas Brawijaya.
2. Induksi glomerulonefritis dilakukan dengan injeksi Streptokinase secara
intramuskular dengan dosis 2500 IU/ekor mencit. Streptokinase

diinduksikan sebanyak dua kali dengan rentang waktu empat hari yaitu
diberikan pada hari keenam dan kesepuluh (Murwani, dkk. 2014).
3. Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) yang dipergunakan
didapatkan dari pasar tradisional Kedung Kandang Malang dan telah
mendapatkan keterangan determinasi dari Balai Materia Medika Batu,
Malang.
4. Dosis ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) yaitu
dosis bertingkat 750 mg/Kg BB, 1.500 mg/Kg BB, 3.000 mg/Kg BB yang
diberikan secara peroral (PO) berdasarkan kelompok perlakuan selama 14
hari.
5. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah kadar BUN dan kadar
Kreatinin dalam darah. Pengukuran kadar BUN diukur dengan metode
Urease Salisilat, sedangkan Kreatinin diukur dengan metode Jaffe (1886),
kedua

pengukuran

tersebut

dilakukan

dengan

mengunakan

alat

Autoanalyzer Biosystem.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol buah mahkota dewa
(Phaleria macrocarpa) terhadap kondisi fisiologis ginjal mencit model
glomerulonefritis akut hasil induksi streptokinase.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi ekstrak etanol buah
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap kondisi fisiologis
glomerulus

mencit

jantan

model

Gromerulonefritis

Akut

Paska

Streptokokal (GNAPS) hasil induksi streptokinase yang diamati dari


penurunan kadar BUN.
2. Untuk mengetahui efek pemberian terapi ekstrak etanol buah mahkota
dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap kondisi fisiologis glomerulus
mencit jantan model Gromerulonefritis Akut Paska Streptokokal (GNAPS)
hasil induksi streptokinase yang diamati dari penurunan kadar kreatinin
dalam darah.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat memberikan
informasi mengenai pemberian ekstrak etanol daging buah mahkota dewa
terhadap penyakit glomerulonefritis akut pada hewan model mencit (Mus
musculus) berdasarkan perubahan kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) dan
kreatinin pada darah, serta dapat digunakan sebagai referensi atau acuan dalam
penelitian selanjutnya terhadap perkembangan pengobatan glomerulonefritis akut
paska streptokokal.

1.5.2

Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di bidang

kedokteran atau medis khususnya kedokteran hewan (veteriner) bahwa ekstrak


daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) memiliki efek antiinflamasi,
antibakteri, dan antioksidan serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
aplikasi ekstrak etanol daging buah mahkota dewa sebagai pencegahan dan
pengobatan bagi penderita glomerulonefritis akut paska streptokokal pada hewan.

You might also like