You are on page 1of 15

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


KANKER LIDAH
Dosen Pengampu : M. Imron Rosyidi, S.Kep, Ns, M.Kep.

Disusun oleh :
Dewi Erna Wati
010114A023
Keperawatan A / Smt 5

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah yang membahas tentang Asuhan keperawatan pada klien Kanker
Lidah. Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal.
Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bisa berguna untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
Teknologi Kesehatan bagi kita semua.

Ungaran, 6 September 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karsinoma lidah merupakan keganasan jenis karsinoma yang mengenai lidah dan
hampir 95% berupa karsinoma sel skuamosa.1 Karsinoma lidah terletak sebagian besar
pada dua pertiga anterior lidah, umumnya pada tepi lateral dan bawah lidah yaitu sekitar
40-75%. Keganasan ini menempati insiden 1% dari seluruh karsinoma tubuh dan
merupakan keganasan rongga mulut yang paling sering ditemukan yaitu sekitar 25-45%.
Insiden karsinoma lidah di Indonesia masih belum diketahui dengan pasti tetapi
bila dibandingkan dengan hasil penelitian di luar negeri dapat dikatakan bahwa
insidennya masih jarang.3 Insiden pada penderita laki-laki di Perancis adalah 8 per
100.000 orang sedangkan di India adalah 6 per 100.000 orang. Pada tahun 2009 di
Amerika ditemukan 10.520 kasus baru karsinoma lidah dan diperkirakan terjadi 1900
kematian. Karsinoma lidah lebih sering terjadi pada laki-laki dengan perbandingan lakilaki dan wanita adalah 2 : 1 serta lebih sering ditemukan pada usia lanjut daripada usia
muda. Faktor utama yang berperan terhadap timbulnya karsinoma lidah adalah
penggunaan tembakau dan alkohol dalam jangka waktu lama. Faktor lain adalah infeksi
virus papiloma dan faktor gigi serta mulut.
B. TUJUAN PENULISAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadangkadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (van de
velde, 1999).
Kanker lidah adalah suatu neoplasma malignat yang timbul dari jaringan
epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel
gepeng berlapis) dan terjadi akibat ransangan menahun, juga beberapa penyakitpenyakit tertentu (premalignant). Kanker ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah
sekitarnya, di samping itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan
hematogen.
Kanker lidah adalah suatu neoplasma malignant yang timbul dari jaringan
epitel mukosa lidah dengan sel yang berbentuk squamous cell carcinoma (sel
epitel gepeng berlapis).
2. ETIOLOGI
Penyebab kanker lidah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi ada
beberapa faktor yang diduga menjadi pemicunya, antara lain:
a.Merokok (terutama yang lebih dari 2 pak sehari)
b.
Alkohol
c.Infeksi kronis
d.
Trauma kronis pada gigi yang tajam sehingga menimbulkan trauma pada
lidah.
Selain itu ada juga factor-faktor lain yang menyebabkan ca lidah terjadi
a. Faktor heriditer
b. Faktor non heriditer
Factor-faktor non heriditer karsinoma lidan terdiri dari :
1. Faktor fisik (sinar ultraviolet)
2. Faktor biologis (virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami
istri, hepatitis, parasit, bakteri)
3. PATOFISIOLOGI
Dasar lidah memainkan peran penting dalam berbicara dan menelan.
Selama fase faring menelan, makanan dan cairan yang mendorong ke arah

oropharing dari rongga mulut oleh lidah dan otot-otot pengunyahan. Laring
terangkat, efektif menekan katup tenggorok dan memaksa makanan, cair, dan air
liur ke dalam kerongkongan hypopharynx dan leher rahim.
Meskipun laring menghasilkan suara, lidah dan faring adalah organ utama
yang membentuk suara. Kerugian jaringan dari dasar daerah lidah mencegah
penutupan

yang

kedap

air

dengan

laring

selama

tindakan

menelan.

Ketidaksesuaian ini memungkinkan makanan dan cairan untuk melarikan diri ke


dalam faring dan laring, koreografer dengan hati-hati mengubah refleks menelan
dan sering mengakibatkan aspirasi. Baik neurologis penurunan dan perubahan
dalam tindakan terkoordinasi menelan dari penyakit berbahaya di daerah ini dapat
merusak mempengaruhi pada kemampuan berbicara dan menelan.
Squamous sel carcinoma pada lidah sering timbul pada daerah epithelium yang
tidak normal, tetapi selain keadaan tersebut dan mudahnya dilakukan pemeriksaan
mulut, lesi sering tumbuh menjadi lesi yang besar sebelum pasien akhirnya datang
ke dokter gigi. Secara histologis tumor terdiri dari lapisan atau kelompok sel-sel
eosinopilik yang sering disertai dengan kumparan keratinasi. Menurut tanda
histology, tumor termasuk dalam derajat I IV (Broder). Lesi yang agak jinak
adalah kelompok pertama yang disebut carcinoma verukcus oleh Ackerman. Pada
kelompok ini, sel tumor masuk, membentuk massa papileferus pada permukaan.
Tumor bersifat pasif pada daerah permukaannya, tetapi jarang meluas ke tulang
dan tidak mempunyai anak sebar. Lidah mempunyai susunan pembuluh limfe
yang kaya, hal ini akan mempercepat metastase kelenjar getah bening dan
dimungkinkan oleh susunan pembuluh limfe yang saling berhubungan kanan dan
kiri.
Tumor yang agak jinak cenderung membentuk massa papiliferus dengan
penyebaran ringan kejaringan didekatnya. Tumor paling ganas menyebar cukup
dalam serta cepat ke jaringan didekatnya dengan penyebaran permukaan yang
kecil, terlihat sebagai ulser nekrotik yang dalam. Sebagian besar lesi yang terlihat
terletak diantara kedua batas tersebut dengan daerah nekrose yang dangkal pada
bagian tengah lesi tepi yang terlipat serta sedikit menonjol. Walaupun terdapat

penyebaran lokal yang besar, tetapi anak sebar tetap berjalan. Metastase
haematogenus terjadi pada tahap selanjutnya.
4. MANIFESTASI KLINIK
1. Keluhan yang paling sering nyeri yang tak terasa sakit atau massa yang tidak
dapat sembuh.
2. Lesi tipikal adalah ulkus indurasi yang sangat nyeri dengan peningkatan
sudut.
3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan,
kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu
darah atau terjadi perbesaran nodus limfe servikal.(Baughman Diane C., 2000,
4.
5.
6.
7.
8.
9.

hal: 295)
Awal keganasan ditandai dengan ulkus.
Timbul massa yang tidak terasa sakit
Tepi lidah bergulung.
Lidah berbintil
Mengelupas
Inflamasi terus menerus

5. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan karsinoma lidah meliputi pembedahan, radioterapi,kemoterapi
dan kombinasi.
Pembedahan
Tindakan pembedahan karsinoma lidah pada bagian anteriorlidah dilakukan
dengan pendekatan transoral berupa eksisi luas,hemiglosektomi atau glosektomi
subtotal.Eksisi luas merupakan teknik pengambilan jaringan lidah kurang dari
separuh lidah). Hemiglosektomi adalah pengambilan separuh jaringan lidah.
Glosektomi subtotal adalah pengambilan jaringan lidah lebih dari separuh tetapi
tidak sampai seluruh lidah terambil
Radioterapi
Karsinoma lidah dapat dilakukan dengan terapi radiasi eksternal maupun radiasi
internal. Sebelum radioterapi harus diperhatikan higiene rongga mulut yang baik
dengan membersihkan atau mencabut gigi yang karies, mencegah dan
mengeliminasi sumber infeksi dari dental.2 Pada tumor primer T1 dengan lokasi
dimana saja pada lidah dapat dilakukan radioterapi dengan menggunakan
brakiterapi implan jarum Ir-192. Pada tumor primer T2 dan T3 yang eksofitik atau
dengan infiltrasi minimal diberikan radioterapi eksternal menggunakan radiasi

sinar X, Co-60 dengan dosis 40-60 Gy selama 4-6 minggu selanjutnya diberikan
radiasi internal implan interstisial. Pada penderita yang tidak dapat dilakukan
tindakan pembedahan diberikan radiasi ekternal paliatif dengan dosis total 70
Gy/7 minggu. Dosis yang diterima medula spinal dibatasi kurang dari 40 Gy
untuk mencegah mielitis radiasi.
Kemoterapi
Kemoterapi digunakan pada karsinoma stadium lanjut dan sebagai terapi paling
aktif pada tumor rekuren untuk mengurangi rasa nyeri. Regimen yang digunakan
adalah cisplatin dan 5-fluorouracil. 2 Adapun regimen lain yang biasa digunakan
adalah docetaxel yang mana merupakan agen efektif dan memiliki tingkat respon
yang lebih baik pada pasien-pasien dengan stadium lanjut, rekuren, ataupun
metastasis. Docetaxel berbeda dalam mekanisme kerjanya dengan cisplatin dan 5fluorouracil sehingga dapat dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pengobatan
yang lebih baik. Kemoterapi kombinasi ini menghasilkan tingkat respons 90-93%.
Efek samping yang dapat terjadi pada pemberian kombinasi terapi ini yaitu
leukopenia, neutropenia, thrombositopenia, alopesia, dan diare.
6. KOMPLIKASI
Komplikasi-komplikasi yang bisa timbul termasuk :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Sulit menelan
Nyeri tenggorok
Perdarahan
Sumbatan jalan nafas
Gangguan fonasi suara
Glossitis
Mulut kering
Penurunan berat badan akibat kurangnya nafsu makan
Kekambuhan

7. PATHWAY
Factor luar dan dalam
tumor

tumbuh terus menerus

jinak/ganas

sel mengalami nekrosis


pertumbuhan sel mulai

merusak sel
normal
gangguan

meluas
Pengobatan

Kurang
penget
ahuan

metabolisme

pertumbuhan

penurunan neurologi dan

asam laktat

Sel terganggu
Dan suplai
Nutrisi terganggu

kemampuan menelan

meningkat
dan PH
menurun

Ansie
tas

Demam

nyer
i

Perubah
an
nutrisi
kurang
dari
kebutuh
an
tubuh

Kerusakan
komunika
si verbal

Mempengaruhi
imuosupesior

Resiko
tinggi
infeksi
Hipertermi
a

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, agama, bangsa, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh
2. Riwayat penyakit sekarang: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar
yang megakibatkan nyeri lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula.
3. Riwayat penyakit dahulu
a. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok
adalah 5-9 kali lebih besar dibandingkan bukan perokok.
b. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan
efeknya sinergis dengan merokok.
c. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV)
khususnya HPV 16 dan HPV 18.
d. Oral hygiene yang jelek.
c. Pemeriksaan fisik
a) B1 (Breathing)
Sesak napas, RR meningkat, penggunaan otot bantu pernafasaan.
b) B2 (Blood)
Takikardia, Hipertensi (nyeri hebat).
c) B3 (Brain)

Gangguan saraf IX & X (penurunan reflek menelan), saraf XII


(gerakan lidah terganggu).
d) B4 (Bladder)
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi
urine, perubahan bising usus, distensi abdomen.
e) B5 (Bowel)
Anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri telan, perubahan berat badan.
f) B6 (Bone)
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a.

Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit

b.Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit

c.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan menelan makanan
d.Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan neurology dan
kemampuan menelan.

e.Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis


f. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
a. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan : Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi
KH : skala nyeri 0
Klien mengatakan nyeri berkurang
Nadi 60 90 x / menit
Klien nyaman, tenang, rileks
Intervensi
a. Kaji karakteritas dan letak nyeri.
Rasional : untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri.
c. Observasi nyeri berkurang atau tidak.

Rasional : Mengetahui skala nyeri saat ini.


d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi (teknik penggurang rasa
nyeri non farmakologi).
Rasional : Mengurangi rasa nyeri.
e. Diskusikan dengan keluarga tentang nyeri yang dialami klien.
Rasional : Keluarga berpartisipasi dalam pengobatan
f. Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik
Rasional : untuk memblok syaraf yang menimbulkan nyeri
b. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit
Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal.
KH : suhu tubuh dalam batas normal, badan tidak terasa panas
Intervensi :
a. Kaji suhu dan tanda- tanda vital, keadaan klien.
Rasional : Memantau perubahan suhu tubuh
b. Pantau suhu klien, perhatikan menggigil.
Rasional : Suhu 38,-41,1C menunjukan proses penyakit infeksius.
c. Berikan kompres mandi hangat
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam.
d. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
Rasional : Mempertahankan intake.
e. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis dan menyerap
keringat.
Rasional : Menurunkan suhu tubuh
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan
Tujuan

: nutrisi terpenuhi

KH

: BB sesuai usia
Nafsu makan meningkat
Tidak mual / muntah

Intervensi :
a. Timbang BB tiap hari.
Rasional : untuk mengetahui terjadinya penurunan BB dan
mengetahui tingkat perubahan
b. Berdiit makanan yang tidak merangsang (lunak / bubur).
Rasional : untuk membantu perbaikan absorbsi usus.
c. Anjurkan klien untuk makan dalam keadaan hangat.
Rasional : keadaan hangat dapat meningkatkan nafsu makan.
d. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
Rasional : untuk memenuhi asupan makanan.
e. Berikan diit tinggi kalori, protein dan mineral serta rendah zat sisa.
Rasional : untuk memenuh gizi yang cukup.
f. Kolaborasi pemberian obat antipiretik.
Rasional : untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa mual dan
muntah

d. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan neurology


dan kemampuan menelan.
Tujuan : tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal.
Kriteria hasil : komunikasi lancar.
Intervensi :
a. Kaji kemampuan komunikasi klien.
Rasional : Mengetahui kemampuan komunikasi klien.
b. Sediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku
jika klien
e. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
Tujuan

: Tidak terjadi infeksi.

KH

: Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, color, dolor, tumor


TTV normal terutama suhu (36-37 oC)

Intervensi :
a. Monitor TTV.
Rasional : Suhu yang meningkat dapat menunjukkan terjadi infeksi
(color).
b. Kaji luka pada abdomen dan balutan.
Rasional : Mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya
pus.
c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan pasien, teknik
rawat luka dengan antisep dan antiseptic.
Rasional : Mencegah kontaminasi silang / penyebaran organisme
infeksius.
f. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan
Tujuan

: keluarga dapat menyatakan pemahaman proses penyakit

KH

: menyatakan pemahaman proses penyakit

Intervensi :
a. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang
menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor
pendukung.
Rasional : Mengetahui sejauh mana keluarga memahami penyakit
tersebut.
b. Tentukan persepsi tentang proses penyakit.
Rasional : Menyamakan pola pikir.
c. Jelaskan tentang penyakit yang diderita klien.
Rasional : Memberikan informasi.
d. Diskusikan kembali dengan keluarga
Rasional : Mengetahui sejauhmana informasi yang diterima
keluarga

4. EVALUASI

Untuk mengetahui apakah tujuan dan kriteria hasil yang kita inginkan sudah
tercapai sehingga masalah yang ada dapat diatasi, dan menilai apakah
implementasi yang kita lakukan sudah ideal, atau perlu menuju tahap lanjut.

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadangkadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (van
de velde, 1999).
Kanker lidah adalah suatu neoplasma malignat yang timbul dari jaringan
epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell
epitel gepeng berlapis) dan terjadi akibat ransangan menahun, juga beberapa
penyakit-penyakit

tertentu

(premalignant).

Kanker

ganas

ini

dapat

menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping itu dapat melakukan metastase


secara limfogen dan hematogen.
Diagnose dan tindakan yang muncul tidak sama pada setiap klien tergantung
dari situasi dan keadaan individu saat kasus tersebut ditemukan.
Asuhan keperawatan yang dilakukan di poliklinik kandungan sangat terbatas
waktu dan kualitasnya, sehingga diperlukan suatu teknik pendekatan skala
prioritas agar masalah pokok bisa diatasi tanpa melupakan masalah yang lain

B. SARAN
Pemberian asuhan keperawatan keperawatan harus memperhatikan sumber
daya dan kesiapan mental yang dimiliki oleh klien untuk mencegah
timbulnya masalah yang yang tidak diinginkan.
Diperlukan peran petugas kesehatan khususnya perawat dalam memberikan
informasi

yang

sejelas-jelasnya

kepada

mengenai

penyebab,prosedur

perawatan dan pengobatan serta prognosa penyakitnya kepada klien karena


hampir se-mua klien yang terdiagnosa kanker sangat takut & cemas,dengan
mendapat informasi yang jelas & tepat diharapkan tidak mencari kesumber
yang salah seperti dukun,orang pintar atau orang yang tidak berkompeten
untuk mem-berikan informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner &Suddart.2002.Keperawatan Medikal Bedah Ed.8 Volume 2. Jakarta:EGC


Herdman, T. Heather. 2012. NANDA International : Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue. Dkk. 2012. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 5. USA :
Elsevier
Bulechek, Gloria M. 2012. Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi 6. USA :
Elsevier

You might also like