Professional Documents
Culture Documents
Peluang usaha Budidaya Ikan Patin dapat dilakukan dalam dua bidang kegiatan yaitu
kegiatan pembenihan dan kegiatan pembesaran ikan patin sebagai ikan konsumsi. Nah, kali
ini akan dibahas cara budidaya dan pembesaran ikan patin dengan didukung aplikasi produk
pupuk khusus perikanan dan nutrisi atau suplemen organik dari PT. Natural Nusantara.
Produk PT. Natural Nusantara dibuat dari bahan-bahan organik yang kaya manfaat dan
sudah banyak terbukti mampu meningkatkan produksi dan mempercepat budidaya perikanan,
khususnya budidaya ikan patin.
Budidaya ikan patin dalam kategori pembesaran biasanya dilakukan saat bibit ikan patin
memiliki berat 8-12 gram/ekor. Dan setelah umur 6 bulan dapat mencapai 600-700
gram/ekor. Dengan aplikasi produk Nasa berupa VITERNA, POC NASA, HORMONIK,
dan TON sejak dari awal budidaya hingga panen, terbukti mampu mempercepat masa
budidaya ikan patin tersebut dan meningkatkan kualitas hasil panennya.
Persyaratan Budidaya Ikan Patin
Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal
bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :
Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis
tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang
besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka
lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara
2628 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan
heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin
ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan
produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami
sebanyak-banyaknya. Pemakaian Produk Nasa berupa TON ditambah 50% pupuk
kimia dasar yang biasa di gunakan.
TON di tebarkan di saat proses pengeringan air kolam, lalu setelah 3-5 hari masukkan
air setinggi 5 10 cm, kemudian endapkan selama 1 minggu.
2. Pemberian Pakan
Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia
makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan
patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan.
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan ditambahkan Produk
Nasa yang berupa VITERNA + POC NASA + HORMONIK. Untuk pemberian
Pakan + Produk Nasa disaat pagi hari saja. Jumlah makanan yang diberikan per hari
sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan.
Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan
ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang
diambil dari ikan yang dipelihara (sampel).
Pakan yang diberikan adalah pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya
seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami
yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat
biaya pemeliharaan.
Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada
pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang
antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung.
Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu
penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar
lampu.
Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi
adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen.
Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya
timbul karena gangguan organisme patogen.
Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budidaya ikan patin. Meski terlihat
sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak
mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budidaya ikan patin
sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah.
Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen,
karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini.