You are on page 1of 3

PELAKSANAAN DIABETES MELITUS

SOP

No. Dokumen

:440/SOP.RPU.003/418.48.3.80/2016

No. Revisi

: 00

TanggalTerbit :2 Mei 2016


Halaman

:1 / 3

UPTD
PUSKESMAS
SEMEN

1. Pengertian

RiniHidayat
NIP. 19760628
201101 2 006

Kumpulan gejala yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja
insulin (resistensi insulin) dan sekresi insulin atau kedua-duanya.

2. Tujuan

Prosedur ini sebagai acuan dalam pelaksanaan diabetes melitus di UPTD


Puskesmas Semen

3. Kebijakan

Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Semen No :


800/SK.A.I.001/418.48.3.80/2016 tentang Pedoman Pelayanan Ruangan
Pemeriksaan Umum

4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di

5. Alat dan

fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama


1. Alat :

bahan

Alat pengukur berat dan tinggi badan anak serta dewasa


Monofilamen test
Laboratorium untuk pemeriksaan gula darah, darah rutin, urin rutin,
ureum, kreatinin

6. Prosedur

2. Bahan : 1. Petugas kesehatan melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit


sekarang, apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa
poliuria (sering kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi (sering
lapar), serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, atau
juga bisa disertai keluhan tidak khas meliputi lemah, kesemutan, gatal,
mata kabur, luka yang sulit sembuh, pruritus vulva pada wanita, dan
disfungsi ereksi pada pria.
2.

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan fisik, adakah penurunan


berat badan, atau adakah prurirus atau gangren.

3.

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan GDA, atau GDP dan


GD2JPP bila pasien berpuasa, serta pemeriksaan HbA1C

4.

Petugas kesehatan menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus bila:


4.1.1 Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa darah
sewatu 200 mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.2 Gejala klasik DM + Glukosa darah puasa 126 mg/dl (darah
kapiler). ATAU
4.1.3 Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa terganggu
(TTGO) > 200 mg/Dl. ATAU
4.1.4 Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS 200 mg/dl atau GDP ulang
126 mg/dl (darah kapiler). ATAU

1/3

4.1.5 HbA1C 6.5 %, pemeriksaan HbA1C dilakukan hanya apabila


pasien menyetujui.
5.

Petugas kesehatan melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM,


evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan

6.

Petugas kesehatan memberikan pengobatan DM:


6.1.1 Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal
2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.2 Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis
maksimal 15 mg/hr diberikan 15 30 menit sebelum mkan, 1-2
kali/hari.
6.1.3 Golongan Inhibitor glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg dosis
maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.4 Insulin : short acting atau long acting

7.

Petugas kesehatan memberi edukasi sesuai dengan terapi non


farmakologi dan efek samping obat

Petugas kesehatan melakukan anamnesa

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan fisik, adakah


penurunan berat badan, atau adakah prurirus atau gangren.

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan GDA, atau


7. Bagan Alir

GDP dan GD2JPP bila pasien berpuasa, serta pemeriksaan


HbA1C

Petugas kesehatan menegakkan diagnosa Diabetes

Petugas kesehatan melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit


DM, evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan

Petugas kesehatan memberikan pengobatan DM

Petugas kesehatan memberikan pengobatan DM

Petugas kesehatan memberi edukasi sesuai


dengan terapi non farmakologi dan efek samping
obat

8. Hal-hal yang

perlu

2/3

diperhatikan
9. Unit terkait

Ruangan Pemeriksaan Umum

10. Dokumen

- Rekam medis

terkait
11. Rekaman
Historis
Perubahan

No

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggalmulai
diberlakukan

3/3

You might also like