You are on page 1of 7

A.

1.

Ansietas
B. Harga Diri Rendah Situasional
Pengertian
1.
Pengertian
Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir, atau tidak nyaman
Harga diri rendah situasional adalah perasaan dri/ evaluasi diri negatif yang
seakan-akan
terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai
berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
Berduka Antisipasi
D. Ketidakberdayaan
ancaman
seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005).
1.
Pengertian
1.
Pengertian
2.
Tanda dan Gejala
Pengertian
Respons intelektual dan emosional serta perilaku oleh individu,
Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
Respons fisik yang mungkin ditemukan:
keluarga dan komunitas yang merupakan proses modifikasi dari
mempengaruhi hasil secara bermakna ; suatu keadaan dimana individu
a.
Sering napas pendek
Keputusaasan merupakan keadaan subyektif seorang individu yang melihat
konsep diri yang didasari oleh persepsi potensial kehilangan
kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru
b.
Nadi dan tekanan darah naik
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
(Nanda, 2005).
dirasakan (NANDA, 2005).
c.
Mulut kering
memobilisasi energi yang dimikinya (NANDA, 2005).
2.
Tanda dan Gejala
d.
Anoreksia
a.
Marah
2.
Tanda dan Gejala
e.
Diare/konstipasi
1.
Tanda dan Gejala
b.
Menolak potensial kehilangan
a.
Data Subyektif
f.
Gelisah
a.
Ungkapan
klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa (Saya
c.
Menolak kehilangan yang signifikan
1) Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai
g.
Berkeringat
tidak
dapat
melakukan sesuatu)
d.
Mengekspresikan distress dari potensial kehilangan
kemampuan mengendalikan atau mempengaruhi situasi.
h.
Tremor
b.
Sering
mengeluh
dan nampak murung
e.
Rasa bersalah
2) Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu
i.
Sakit kepala
c.
Nampak
kurang
bicara
atau tidak mau berbicara sama sekali
f.
Perubahan kebiasaan, makan, pola, tidur, pola mimpi
3)
Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap
j.
Sulit tidur
d. Menunjukkan kesedihan, afek datar atau tumpul.
g.
Perubahan tingkat aktivitas
ketidakmampuan
untuk melakukan tugas atau aktivitas
Respons Kognitif
e. Menarik diri dari lingkungan
h.
Perubahan pola komunikasi
sebelumnya.
a.
Lapang persepsi menyempit
f. Kontak mata kurang
i.
Perubahan libido
4) Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran.
b.
Tidak mampu menerima rangsang luar
g. Mengangkat bahu tanda masa bodoh
j.
Tawar menawar
5) Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri
c.
Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
h. Nampak selalu murung atau blue mood
k.
Kesulitan mengatakan yang baru atau peran yang berbeda
b.
Data Obyektif
Respons Perilaku dan Emosi
i. Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takipneu)
l.
Potensial kehilangan objek yang signifikan (misal orang, hak
1) Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan.
a.
Gerakan tersentak-sentak
j.
Menurun
atau
tidak adanya selera makan
milik, pekerjaan, status, rumah, bagian dan proses tubuh)
2) Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
b.
Bicara berlebihan dan cepat
k.
Peningkatan
waktu
tidur
m. Berduka cita
kesempatan
c.
Perasaan tidak aman
l.
Penurunan
keterlibatan
dalam perawatan
3.
Intervensi Generalis
3) Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
3.
Intervensi Generalis
m.
Bersikap pasif dalam menerima perawatan
a.
Tujuan Umum
4)
Ketergantungan
terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan
Individu
n. Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna
Klien dapat mengatasi rasa berduka yang dialaminya
iritabilitas, ketidaksukaan, marah dan rasa bersalah.
a. Tujuan
2.
Tanda dan Gejala
b.
Tujuan Khusus
5) Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan
1) Pasien mampu mengenal ansietas
a.
Data Subyektif
1) Klien mampu mengenal kehilangan yang dialaminya
orang lain ketika mendapat perlawanan
2) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik
1)
Mengungkapkan
rasa malu/ bersalah
2) Klien mampu mengatasi rasa kehilangan atau berduka
6) Apatis dan pasif
relaksasi
2) Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri
yang dialami
7) Ekspresi muka murung
3) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan
3) Mengungkapkan hal-hal yang negatif tentang diri (misalnya,
c.
Intervensi Keperawatan
8) Bicara dan gerakan lambat
tehnik relaksasi untuk mengatasi ansietas
ketidakberdayaan
dan ketidakbergunaan)
1) Kaji pengalaman masa lalu klien terhadap kehilangan,
9)
Tidur berlebihan
b. Tindakan Keperawatan
b.
Data
Obyektif
keberadaan support system dan kegiatan berduka yang
10) Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
1) Bina hubungan saling percaya
1) Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap permasalahan hidup
biasa dilakukan
11) Menghindari orang lain
Dalam membina hubungan saling percaya perlu
yang
sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif
2) Jelaskan karaktersistik yang normal dan abnormal dari
4.
Intervensi Generalis
dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan
2)
Mengevaluasi
diri
seperti
tidak
mampu
untuk
mengatasi
berduka
a.
Tujuan
Umum
nyaman saat berinteraksi.
permasalahan/situasi
3) Diskusikan perbedaan pola individu terhadap berduka
Klien mampu mengatasi rasa ketidakberdayaan yang dialaminya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina
3) Kesulitan dalam membuat keputusan
(misalnya antara laki-laki dan perempuan)
b.
Tujuan Khusus : Klien dapat:
hubungan saling percaya adalah:
3.
Intervensi
Generalis
4) Dukung klien untuk memverbalisasi ketakuan dan
1) membina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik
a.
Tujuan Umum
berkonsentrasi pada potensial kehilangan, termasuk
2) mengenali dan mengekspresikan emosinya.
b) Berjabat tangan
Klien mampu mencapai kembali harga diri terdahulu yang positif.
konflik dalam keluarga
3) memodifikasi pola kognitif yang negatif
c) Menjelaskan tujuan interaksi
b.
Tujuan
Khusus
5) Bantu klien unutk sharing rasa takut, rencana dan
4) berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat
1)
Klien
dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
harapan terhadap anggota keluarga yang lain.
dengan perawatannya sendiri.
setiap kali bertemu pasien
diri
dan
pemecahan masalah yang efektif
6) Pada klien anak bantu untuk mengklarifikasi konsep
5) Termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis.
2) Bantu pasien mengenal ansietas:
2)
Klien
dapat
melakukan ketrampilan perawatan diri untuk meningkatkan
yang salah tentang kematian atau kehilangan
c. Intervensi Keperawatan
a)
Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan
harga diri
7) Grieve Work Fasilitation
1)
Lakukan
pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan
menguraikan perasaannya.
3) Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik
a) Identifikasi tentang kehilangan klien
respons
emosional
dan menerima pasien apa adanya.
b)
Bantu pasien menjelaskan situasi
yang efektif
b) Jelaskan tentang tahapan proses berduka dan beri
2) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri
yang menimbulkan ansietas
4)
Klien
dapat
menyadari
hubungan
yang positif antara harga diri dan
dukungan
perawat sendiri ( mis; rasa marah, frustasi dan simpati )
c)
Bantu
pasien
mengenal
kesehatan fisik
c) Dukung klien untuk mengidentifikasi kehilangan
3) Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang
penyebab ansietas
c. Intervensi Keperawatan
objek atau orang
sifatnya
supportif, beri waktu klien untuk berespons
d)
Bantu klien menyadari perilaku
1)
Tingkatkan
kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan
d) Beri dukungan untuk mengekspresikan perasaan
4) Gunakan tehnik komunikasi terapeutuk terbuka, eksplorasi dan
akibat ansietas
pemecahan
masalah
yang
efektif dengan cara:
terhadap kehilangan
klarifikasi
3) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
a)
Bantu
pasien
untuk
mengidentifikasi
perubahan perasaan diri
e) Beri dukungan untuk mengidentifikasi ketakutan
5) Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi
meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri:
b) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi
yang besar yang menyertai kehilangan
area-area
situasi
kehidupannya
yang tidak berada dalam
a) Pengalihan situasi
diri yang positif yang terdahulu
f)
Beri dukungan klien untuk mengimplementasikan
kemampuannya untuk mengontrol.
b) Latihan relaksasi:
c) Eksplorasi bersama pasien lingkngan organisasi pekerjaan (kestabilan
budaya, religius dan sosial dan kehilangan
6) Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
(1)
Tarik napas dalam
organisasi, konflik interpersonal, ancaman terhadap pekerjaan saat ini)
g) Gunakan kata-kata yang jelas seperti kematian
berpengaruh terhadap ketidak berdayaannya
(2)
Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
d)
Bantu pasien mengkaji pilihan yang realistik terhadap diri di dalam
atau meninggal dari euphemisme (peristilahan)
7)
Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien
tanpa
c) Hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
organisasi yang telah ada dan kemungkinan kesempatan kerja lain,
h) Pada klien anak : beri dukungan untuk
memintanya untuk menyimpulkan
4) Motivasi pasien melakukan tehnik relaksasi
dalam jangka panjang atau jangka pendek.
mengekspresikan rasa nyaman seperti menulis,
8) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan
setiap kali ansietas muncul
e) Ikutsertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidentifikasi
menggambar atau bermain
melalui interupsi atau subtitusi
Keluarga
tujuan yang meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk
8) Anticipatory Guidance
9) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
a. Tujuan
memenuhi tujuan)
a) Latih teknik koping untuk perkembangan atau
10) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat
1) Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada 2) Berikan
dorongan pada ketrampilan perawatan diri untuk meningkatkan
situasi krisis dengan klien
pasien
anggota keluarganya
harga diri dengan cara :
b) Lengkapi dengan informasi yang realistis yang
11)
Identifikasi
persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan
2) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah
a) Bersama pasien meninjau kelompok masyarakat yang dapat
berhubungan dengan perilaku klien
pendapatnya
yang tidak rasional.
ansietas
membantu dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan
c) Beri buku dan literatur untuk dibaca klien sebagai
12) Kurangi penilaian pasien yang negatif terhadap dirinya.
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
b)
Tawarkan
pasien
bahan-bahan bacaan yang mungkin membantu
dukungan
13) Bantu pasien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau
mengalami ansietas
dalam pemecahan masalah
d) Lengkapi klien dengan nomor telepon yang bisa
perilakunya dan perubahan yang terjadi.
4) Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien
c) Ajarkan klien akibat negatif membicarakan hal-hal yang negatif
dihubungi untuk memberikan dukungan, jika klien
14) Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang
dengan ansietas
d)
Ajarkan
keterampilan resolusi konflik
mengalami kesulitan
ingin dicapai. Motivasi klien untuk membuat jadwal aktifitas
5) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang
e) Ajarkan pasien pertahanan melawan serangan orang lain
e) Buat jadwal follow up untuk mengevaluasi
perawatan dirinya.
mengalami ansietas
f)
Rujuk sumber-sumber yang tersedia dalam mengidentifikasi
keberhasilan klien atau untuk kebutuhan
15) Berikan klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan.
b. Tindakan Keperawatan
kesempatan
untuk bekerja
reinforcement
16) Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan
1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
3) Bentuk lingkungan yang emberikan dukungan berdasarkan realitas untuk
9) Kolaborasi
jika
klien
berhasil melakukan kegiatan atau penampilan yang
merawat pasien
pemecahan masalah dan umpan balik yang efektif
a) Rujuk pada sumber daya yang sesuai seperti
bagus.
Motivasi
untuk mempertahankan penampilan/kegiatan
2) Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta
a) Bantu pasien dalam menggambarkan tingkat penampilan kerja saat ini
keompok pendukung, dukungan legal, dukungan
tersebut.
tanda dan gejala
dan
dampaknya
terhadap
aspek lain dalam kehidupan shari-hari
keuangan, pekerjaan sosial, grief counselor,
17) Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawatan ,
3) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
b) Bantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan yang lalu,
genetic counselor, dll.
berikan penjelasan untuk pilihan ini. Bantu klien untuk
4) Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas
kekuatan, keterbatasan serta potensi yang dimiliki
b) Identifikasi sumber daya pendukung di komunitas
menetapkan tujuan yang realistis. Fokuskan kegiatan pada saat ini
dengan cara mengajarkan tehnik relaksasi :
c)
Tawarkan
harapan bahwa situasi akan dapat diatasi dengan
10) Tindakan untuk Keluarga :
bukan pada kegiatan masa lalu.
a) Mengalihka situasi
menggambarkan
orang lain yang mempunyai masalah yang sama
a) Kaji pengalaman masa lalu keluarga terhadap
18) Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang
b) Latihan relaksasi : napas dalam, mengerutkan
d)
Sarankan
pasien
untuk selalu menyimpan bacaan agar dapat
kehilangan, keberadaan support system dan
dapat dikontrolnya. Dukung kekuatan kekuatan diri yang dapat
dan mengendurkan otot
membantu dalam pemecahan masalah dan mendapatkan umpan balik
kegiatan berduka yang biasa dilakukan
di
identifikasi
oleh
klien
c) Menghipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
e) Berikan dukungan terhadap upaya pembuatan keputusan
b) Jelaskan karakteristik yang normal dan abnormal
19) Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh klien. Dorong untuk
5) Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang
4) Tingkatkan kesadaran tentang hubungan yang positif antara harga diri dan
dari berduka
berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan
perlu dirujuk dan bagaimana merujuk pasien
kesehatan fisik
c) Jelaskan tentang tahapan proses berduka dan beri
penguatan positif untuk partisipasi dan pencapaiannya.
6) Terapi Aktivitas Kelompok
a)
Kaji
status kesehatan fisik dan perasaan positif terhadap diri
dukungan
20) Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien
4.
Intervensi Spesialis
b) Ajarkan pasien tentang hubungan antara kesehatan fisik dengan
d) Anjurkan keluarga unutk memberi dukungan dan
menurunkan perasaan tidakberdaya.
a.
Terapi individu: Deep breathing, relaksasi progresif,
perasaan positif tentang diri
membantu klien melalui tahapan berduka
21) Dorong kemandirian , tetapi bantu klien jika tidak dapat
meditasi, visualisasi, penghentian pikiran
c)
Bantu
pasien dalam mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan
e) Beri reinforement pada peran keluarga yang positif
melakukan.
b.
Terapi Keluarga : triangle terapi, terapi komunikasi
kesehatan dan ketenangan
terhadap klien
22) Libatkan klien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas
c.
Terapi kelompok : Logoterapi, terapi supportif
d) Berikan penghargaan terhadap praktek peningkatan kesehatan seperti
4.
Intervensi Spesialis
keperawatan. Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan
d.
Terapi komunitas : Psikoedukasi
latihan relaksasi, aktivitas diversional
a.
Terapi Individu: Terapi Kognitif
perawatan kepada klien
b.
Terapi Kelompok: Logo Terapi, Terapi Suportif
23) Adakan suatu konfrensi multidisiplin untuk mendiskusikan dan
4.
Intervensi Spesialis
c.
Terapi Keluarga: Terapi Sistem Keluarga, Terapi Komunikasi,
mengembangkan perawatan rutin klien.
b.
Terapi individu dapat dilakukan : terapi kognitif. terapi aktivitas
Triangle
5.
Intervensi Spesialis
c.
Terapi keluarga : Terapi komunikasi, Famili psikoedukasi
a. Terapi individu dapat dilakukan : terapi kognitif
d. Terapi Komunitas
d.
Terapi Kelompok : Supportif terapi
b.
Terapi keluarga : Terapi komunikasi, Famili psikoedukasi
e.
Terapi Komunitas : Multisistemik terapi
c.
Terapi Kelompok : Supportif terapi
d.
Terapi Komunitas : Multisistemik terapi

. Koping Keluarga Tidak Efektif


1.

Pengertian
Perilaku orang terdekat bagi pasien (anggota keluarga atau orang
terdekat lainnya) yang membuat ketidakmampuan kapasitas
mereka dan kapasitas klien untuk secara efektif melaksanakan
tugas yang esensial, baik untuk adaptasi pasien terhadap masalah
kesehatan (Nanda, 2005).

2.

Tanda dan Gejala


a.
Subyektif
1) Depresi
2) Mengingkari masalah yang dihadapi oleh pasien
b.
Obyektif
1) Bermusuhan
2) Agitasi/ sering mondar-mandir
3) Melakukan rutinitas yang tidak biasa
4) Tidak menghargai kebutuhan klien
5) Berkembangnya ketidakberdayaan pasien
6) Penurunan kemandirian
7) Keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh keluarga
yang mengganggu ekonomi atau kesejahteraan sosial
8) Intoleransi
9) Mengabaikan perawatan terhadap pasien menyangkut
kebutuhan dasar manusia dan atau perawatan terhadap
penyakit
10) Pengabaian hubungan dengan anggota keluarga yang
lain
11) Perhatian
berlebih
terhadap
klien
secara
berkepanjangan
12) Gejala psikosomatis
13) Penolakan
14) Mengikuti tanda-tanda penyakit klien
Intervensi Generalis
a. Tujuan Umum: Keluarga memahami cara mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarga.

3.

. Koping Keluarga Tidak Efektif


4.

Pengertian
Perilaku orang terdekat bagi pasien (anggota keluarga atau orang terdekat
lainnya) yang membuat ketidakmampuan kapasitas mereka dan kapasitas
klien untuk secara efektif melaksanakan tugas yang esensial, baik untuk
adaptasi pasien terhadap masalah kesehatan (Nanda, 2005).

5.

Tanda dan Gejala


c.
Subyektif
3) Depresi
4) Mengingkari masalah yang dihadapi oleh pasien
d.
Obyektif
15) Bermusuhan
16) Agitasi/ sering mondar-mandir
17) Melakukan rutinitas yang tidak biasa
18) Tidak menghargai kebutuhan klien
19) Berkembangnya ketidakberdayaan pasien
20) Penurunan kemandirian
21) Keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh keluarga yang
mengganggu ekonomi atau kesejahteraan sosial
22) Intoleransi
23) Mengabaikan perawatan terhadap pasien menyangkut
kebutuhan dasar manusia dan atau perawatan terhadap
penyakit
24) Pengabaian hubungan dengan anggota keluarga yang lain
25) Perhatian berlebih terhadap klien secara berkepanjangan
26) Gejala psikosomatis
27) Penolakan
28) Mengikuti tanda-tanda penyakit klien
Intervensi Generalis
a.
Tujuan Umum: Keluarga memahami cara mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarga.

6.

b. Tujuan Khusus:Keluarga mampu :


3)

b. Tujuan Khusus:Keluarga mampu :


1)

Mengenal masalah yang terjadi dalam keluarga


2) Melakukan cara penyelesaian masalah
dalam keluarga

1)

Mengenal masalah yang terjadi didalam keluarga: isi


masalah, waktu terjadinya masalah, frekuensi
masalah, sumber masalah, dan perasaan yang
dirasakan anggota keluarga dengan adanya masalah
2) Mengidentifikasi cara menyelesaikan masalah yang
sudah dilakukan
3) Memilih alternatif pemecahan masalah secara sehat
4) Melatih ketrampilan keluarga dalam menyelesaikan
masalah: dengan
cara 1: manajemen konflik
5) Melatih ketrampilan keluarga dalam menyelesaikan
masalah dengan
cara 2: komunikasi terbuka
6) Melatih ketrampilan keluarga dalam menyelesaikan
masalah dengan
cara 3: memenuhi kebutuhan
anggota keluarga
4. Intervensi Spesialis
Individu
Kelompok
Keluarga
Komunitas

c. Tindakan
1)

c. Tindakan

a.
b.
c.
d.

Mengenal masalah yang terjadi dalam keluarga


4) Melakukan cara penyelesaian masalah dalam
keluarga

:: Terapi Suportif
: Psikoedukasi keluarga
: ACT

Mengenal masalah yang terjadi didalam keluarga: isi masalah,


waktu terjadinya masalah, frekuensi masalah, sumber masalah,
dan perasaan yang dirasakan anggota keluarga dengan adanya
masalah
2) Mengidentifikasi cara menyelesaikan masalah yang sudah
dilakukan
3) Memilih alternatif pemecahan masalah secara sehat
4) Melatih ketrampilan keluarga dalam menyelesaikan masalah:
dengan
cara 1: manajemen konflik
5) Melatih ketrampilan keluarga dalam menyelesaikan masalah
dengan
cara 2: komunikasi terbuka
6) Melatih ketrampilan keluarga dalam menyelesaikan masalah
dengan cara 3: memenuhi kebutuhan anggota keluarga
4. Intervensi Spesialis
e.
f.
g.
h.

Individu
Kelompok
Keluarga
Komunitas

:: Terapi Suportif
: Psikoedukasi keluarga
: ACT

G.

Gangguan Citra Tubuh


1.
Pengertian
Citra tubuh merupakan komponen dari konsep diri yang dipengaruhi oleh
pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Citra tubuh adalah kumpulan
dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya,
termaksud persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran,
fungsi, penampilan dan potensi. Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak
puas terhadap perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak
sesuai dengan yang diinginkan.
2.

Sindrom Post Trauma


1.
Pengertian
Respon maladaptif yang terus menerus akibat perisiwa traumatis
secara berlebihan (Nanda, 2005).
2.

Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang dapat diobservasi pada gangguan citra tubuh adalah:
a.
Hilangnya bagian tubuh
b.
Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi
c.
Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu
d.
Menolak melihat bagian tubuh
e.
Menolak menyentuh bagian tubuh
f.
Aktifitas sosial menurun

b.

Data yang bisa didapatkan saat wawancara adalah pasien :


a.
Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan
hasil operasi
b.
Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
c.
Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga, keputusasaan.
d.
Menolak berinteraksi dengan orang lain.
e.
Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh
yang terganggu.
f.
Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
g.
Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
3.

3.

b. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini,
perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya
saat ini.
2)
Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
3)
Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang
terganggu.
4)
Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a) Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera
mungkin, gunakan pakaian yang baru
b) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara
bertahap.
c) Bantu pasien menyentuh bagian tersebut.
d) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
5) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
a) Susun jadual kegiatan sehari-hari
b) Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas
dalam keluarga dan sosial
c) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran penting baginya.
d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi

b.

4.

Tujuan Khusus: Klien Mampu:


1) Pasien dapat mengurangi perilaku kekerasan pada diri
sendiri
2) Pasien dapat mengerti tentang keselamatan psikologis
dan fisik
3) Pasien mampu menentukan tindakan untuk mengatur
stressor yang membebani individu
4) Pasien mampu mengendalikan diri dan sifat yang
selalu mengikuti dorongan dalam diri yang berupa
pikiran dan perbuatan
5) Pasien mampu menahan diri terhadap sakit yang
disebabkan oleh tindakan diri yang disengaja
6) Pasien mampu mengurangi atau mereduksi perasaan
ketidakmampuan atau tanda yang menggerkan melalui
kemampuan identifikasi sumber
7) Pasien
mampu
mengembangkan
kemampuan
mengungkapkan perasaan dengan orang lain.

c. Tindakan
1) Membantu klien mengurangi melakukan perasaan diri
atau perilaku kekerasan pada diri sendiri
2) Meningkatkan
pengertian
pasien
terhadap
keselamamatan fisik dan psikologi ancaman yang
mengganggu penyesuaian tuntutan dan tugas hidup
3) Menggunakan proses bantuan interaksi dalam
memfokuskan pada kebutuhan, masalah atau perasaan
klien dan membedakan dengan yang lain untuk
meningkatkan dorongan koping, pemecahan masalah
dan hubungan interpersonal.
4) Membantu pasien memfasilitasi tingkah laku impulsive
melalui aplikasi strategi pemecahan masalah, situasi
sosial dan interpersonal
5) Memfasilitasi dan mendorong klien berhubungan
dengan keluarga, teman dan masyarakat
6) Membantu klien/individu untuk mengamankan dan
mengatur keungan untuk menyesuaikan kebutuhan
perawatan kesehatan
7)

Keluarga
Tujuan:

Keluarga membantu menjaga lingkungan sekitar


pasien yang berisiko untuk menimbulkan
kerusakan diri dan orang lain

Keluarga
membantu
mengidentifikasi
kemampuan pasien dan sumber daya yang ada
untuk meningkatkan koping pasien

Keluarga mampu menjadi support sistem utama


pada saat pasien mengungkapkan perasaan

Keluarga mampu menilai perkembangan


perubahan pasien

Tindakan Keperawatan
1) Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang
terjadi pada pasien
2) Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra
tubuh.
3) Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :
a) menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien
dirumah
b) memfasilitasi interaksi dirumah
c) melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial.
d) memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan
pasien
4) Ajarkan kepada keluarga untuk mengevaluasi perkembangan
kemampuan pasien seperti pasien mampu menyentuh dan melihat
anggota tubuh yang terganggu, melakukan aktifitas dirumah dan
dimasyarakat tanpa hambatan
5) Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga
6) TAK : stimulasi persepsi HDR

Intervensi Spesialis
a.
Terapi Individu : terapi CBT, terapi kognitif
b.
Terapi Keluarga : family system therapy, terapi komunikasi
c.
Terapi kelompok : Logoterapi, terapi supportif
d.
Terapi komunitas : Psikoedukasi

Obyektif
Agresi, mengasingkan diri, menyatakan kurang mood,
cemas, pengindraan, tingkah laku kompulsif, denial,
depresif, tidak mudah terpengaruh, kesulitan berkonsentrasi,
enuresis (pada anak-anak), respon yang berlebihan pada
suatu kejadian yang mengagetkan, iritabilitas lambung,
berduka cita, tidak mempunyai harapan, ketakutan,
hypergilant,meracau, iritabilitas, iritabilitas neurosesnsory,
mimpi buruk, serangan panik, amnesia psikogenik, tertekan,
ketergantungan zat.

Intervensi Generalis
a.
Tujuan Umum
Klien memahami cara mengatasi rasa trauma yang dialami.
b.

Intervensi Generalis
Individu
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya
2) Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya
3) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
4) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
5) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu

Keluarga
a.
Tujuan
1) Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh
2) Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra
tubuh
3) Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh
4) Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan
memberikan pujian atas keberhasilannnya.

Tanda dan Gejala


a.
Subyektif
Marah atau gusar, ketakutan, mengalami flashback, rasa
bersalah,sakit kepala, pikiran-pikiran yang mengganggu,
tegang, berdebar-debar, malu.

Tindakan:

Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga


dalam menghadapi pasien

Jelaskan kepada keluarga tentang syndrom post


trauma yang dialami pasien

Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang dapat


membahayakan diri pasien atau orang lain
apabila syndrom post trauma ada

Diskusikan dengan keluarga tentang kemampuan


dan sumber daya yang dapat meningkatkan
secara aktif ungkapan perasaan kemampuan

Beri pujian atas kemampuan pasien


4.

Intervensi Spesialis
a.
Terapi Individu: Terapi Kognitif, Terapi Perilaku
b.
Terapi Kelompok: Logo Therapy, Terapi Supportif
c.
Terapi Kelompok Terapeutik: Teori Perkembangan Deviasi
d.
Teori Keluarga: Triangle Therapy, Psikoedukasi, Terapi
Komunikasi
e.
Teori Komunitas: Assertive Community Therapy

Gangguan Penyesuaian
1.
Pengertian
Gangguan penyesuaian adalah suatu ketidakmampuan
untuk memodifikasi perilaku/ gaya hidup dalam sebuah
pola yang konsisten dengan adanya perubahan dalam status
kesehatan. (NANDA, 2005).
2.

Tanda dan Gejala


a.
Cognitif
1) Sulit konsentrasi
2) Ide untuk bunuh diri
3) Ketidakmampuan untuk membuat rencana
kedepan
b.
Psikologis
1) sedih
2) ketidakberdayaan
3) Kurang nyaman
4) Menangis
5) Gugup
6) Cemas
7) Gelisah
8) Sulit tidur
9) Keputusasaan/kehilangan harapan
c.
Perilaku
1) Menangis
2) Sakit kepela dan nyeri lambung
3) Membolos
4) Merusak
5) Mengemudi ugal-ugalan
6) Melamun
d.
Sosial
1) Menghindari keluarga dan teman
2) Menarik diri
3) Masalah dalam sekolah
4) Ketidakmampuan
untuk
bekerja
atau
melaksanakan
aktifitas
sehari-hari
5) Menghindari aktivitas dalam masyarakat.

3.

Intervensi Generalis
Individu
a. Tujuan
1) Klien dapat mengungkapkan secara verbal
stressor/konflik yang terjadi
2) Klien dapat mendemonstrasikan tidak adanya
perilaku yang merusak diri
3) Klien dapat mengungkapkan secara verbal tentang
pencegahan terhadap stress
4) Klien dapat mendemonstrasikan ketrampilan
untuk menurunkan stress
5)
Klien dapat dukungan keluarga untuk
menurunkan stres.
b. Tindakan Keperawatan
1) Identifikasi klien stressor atau peristiwa yang
menimbulkan stress sebagai faktor pencetus
perilaku maladaptif dan bantu untuk mengatasi
permasalahan
2) Beri kesempatan klien untuk mengekspresikan
perasaan sehubungan dengan perubahan status
kesehatan atau kehilangannya
3) Diskusikan tentang perasaan dan emosi (marah,
takut, sedih, rasa bersalah) dengan klien sesuai
dengan tahap perkembangan.
4) Sediakan fasilitas fisik untuk mengungkapkan
perasaan marah, cemas secara sehat (memukul
bantal, berlari, jogging, latihan tarik nafas
dalam)
5) Identifikasi bersama klien untuk mendiskusikan
gaya hidup sebelum terjadi perubahan status
kesehatan termaksud metoda koping yang
digunakan selama ini
6) Identifikasi dan tingkatkan perilaku yang mandiri,
peran dan gaya hidup pada klien sebelum
mengalami gangguan penyesuaian
7) Bantu klien untuk mengungkapkan semua aspek
dalam hidup yang dapat dipertahankan
8) Diskusikan beberapa alternatif dari segi positif
dan negatif.
9) Prioritaskan alternatif koping yang sesuai dengan
usia dan perkembangan klien
10)Berikan harapan yang realistik terhadap koping
yang adaptif dan solusi yang telah dipilih
11)Latih alternatif koping yang telah dipilih oleh
klien
12)Ajarkan klien/keluarga tentang respon fisik,
psikologis dan emosional terhadap suatau
stressor atau peristiwa yang menimbulkan
stressor.
13)Ajarkan klien/keluarga untuk menggunakan
sumber-sumber dikomunitas saat mengalami
krisis, perubahan status kesehatan
14)Terapi Aktivitas Kelompok

4.

Intervensi Spesialis
a.
Terapi Individu : terapi CBT, terapi kognitif , terapi
perilaku, relaksasi progresif, deep breathing exercise.
b.
Terapi Keluarga : family system therapy, terapi
komunikasi
c.
Terapi kelompok : Logoterapi, terapi supportif
d.
Terapi komunitas : Psikoedukasi , multi systemic
therapy.

Keputusasaan
1.

2.

Pengertian
Keputusaasan merupakan keadaan subyektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi
yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energi yang dimikinya (NANDA, 2005).
Tanda dan Gejala
a. Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa (Saya tidak dapat melakukan sesuatu)
b. Sering mengeluh dan nampak murung
c. Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
d.Menunjukkan kesedihan, afek datar atau tumpul.
e. Menarik diri dari lingkungan

f. Kontak mata kurang


g. Mengangkat bahu tanda masa bodoh
h. Nampak selalu murung atau blue mood
i. Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takipneu)
j. Menurun atau tidak adanya selera makan
k. Peningkatan waktu tidur
l. Penurunan keterlibatan dalam perawatan
m.
Bersikap pasif dalam menerima perawatan
n. Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna
3.

Intervensi Generalis
a. Tujuan Umum: klien memiliki kembali harapan terhadap kemampuan mengatasi masalahnya.
b. Tujuan Khusus: Klien mampu:
1) membina hubungan saling percaya
2) mengenal masalah keputusasaannya
3) berpartisipasi dalam aktivitas
4) menggunakan keluarga sebagai sistem pendukung
c. Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
a) Ucapkan salam.
b) Perkenalkan diri : sebutkan nama dan panggilan yang disukai.
c) Tanyakan nama klien dan panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Dengarkan klien dengan penuh perhatian
f)
Bantu klien penuhi kebutuhan dasarnya.
Klien mengenal masalah keputusasaannya
a) Beri kesempatan bagi klien untuk mengungkapkan perasaan sedih/ kesendirian/ keputusasaannya.
b) Tetapkan adanya perbedaan antara cara pandang klien terhadap kondisinya dengan cara pandang perawat terhadap
kondisi klien.
c) Bantu klien mengidentifikasi tingkah laku yang mendukung putus asa : pembicaraan abnormal/ negatif, menghindari
interaksi dengan kurangnya partisipasi dalam aktivitas.
d) Diskusikan dengan klien cara yang biasa dilakukan untuk atasi masalah, tanyakan manfaat dari cara yang digunakan.
e) Dukung klien untuk menggunakan koping efektif yang selama ini digunakan oleh klien.
f)
Beri alternatif penyelesaian masalah atau solusi.
g) Bantu klien identifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap alternatif
h) Identifikasi kemungkinan klien untuk bunuh diri (putus asa adalah faktor risiko terbesar dalam ide untuk bunuh diri) :
tanyakan tentang rencana, metode, dan cara bunuh diri.
Klien berpartisipasi dalam aktivitas
a) Identifikasi aspek positif dari dunia klien ("keluarga anda menelpon RS setiap hari untuk menanyakan keadaanmu).
b) Dorong klien untuk berpikir yang menyenangkan dan melawan rasa putus asa.
c) Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman yang mendukung pikiran dan perasaan positif.
d) Berikan penghargaan yang sungguh-sungguh terhadap usaha klien dalam mencapai tujuan, memulai perawatan diri,
dan berpartisipasi dalam aktivitas.
Klien menggunakan keluarga sebagai sistem pendukung
a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
(1) Ucapkan salam
(2) Perkenalkan diri : sebutkan nama dan panggilan yang disukai.
(3) Tanyakan nama keluarga, panggilan yang disukai, hub. dg klien.
(4) Jelaskan tujuan pertemuan
(5) Buat kontrak pertemuan.
b) Identifikasi masalah yang dialami keluarga terkait kondisi putus asa klien.
c) Diskusikan upaya yang telah dilakukan keluarga untuk membantu klien atasi masalah dan bagaimana hasilnya.
d) Tanyakan harapan keluarga untuk membantu klien atasi masalahnya.
e) Diskusikan dengan keluarga tentang keputusasaan :

Arti, penyebab, tanda-tanda, akibat lanjut bila tidak diatasi

Psikofarmaka yang diperoleh klien: manfaat, dosis, efek samping,akibat bila tidak patuh minum obat.

Cara keluarga merawat klien.

Akses bantuan bila keluarga tidak dapat mengatasi kondisi klien (Puskesmas, RS).

2)

3)

4)

4.

Intervensi Spesialis
a.
Terapi Individu: Cognitive-behavioral therapy (CBT), Terapi nafas dalam, Terapi Penghentian pikiran, Terapi latihan relaksasi,
Terapi meditasi, Rational Emotif Therapy
b.
Terapi Kelompok: Terapi kelompok Suportif
c.
Terapi Keluarga: Terapi Sistem Keluarga, Terapi edukasi keluarga
d.
Terapi Komunitas: ACT

K. Penampilan Peran Tidak Efektif


1.

Pengertian
Pola perilaku dan ekspresi diri tidak sesuai dengan konteks lingkungan, norma dan harapan (Nanda, 2005).

2.

Tanda dan Gejala


a.
Perubahan persepsi mengenai peran
b.
Penolakan peran
c.
Perubahan pola tanggung jawab
d.
Diskriminasi
e.
Ketegangan peran
f.
Pesimis
g.
Motivasi dan percaya diri tidak adekuat
h.
Konflik peran
i.
Kebingunan peran
j.
Cemas
k.
Pengetahuan tidak adekuat
l.
Kompetensi peran dan ketrampilan tidak adekuat
m. Peran berlebih
n.
Ketidakpuasan peran

3.

Intervensi Generalis
a. Tujuan Umum
Klien memahami perilaku dan ekspresi diri sesuai dengan perannya.
b. Tujuan Khusus: Klien mampu :
1) melakukan komunikasi antara anggota keluarga secara langsung dan jelas
2) melakukan perubahan peran
c. Tindakan
1) Mengenal peran: peran dalam hidup, peran dalam keluarga, periode transisi peran dalam kehidupan, perasaan terhadap peran
yang dilakukan
2) Mengenal perubahan peran: perilaku yang diperlukan terhadap perubahan peran, perubahan peran saat sakit
3) Melatih klien untuk melakukan strategi manajemen perubahan peran
4) Melatih klien cara adaptasi terhadap perubahan peran

4.

Intervensi Spesialis
a.
Individu
b.
Kelompok
c.
Keluarga
d.
Komunitas

: Terapi perilaku
: Terapi Suportif
: Psikoedukasi keluarga
: ACT

You might also like