You are on page 1of 12
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insidensi Tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada ddekade terakbir ini di scluruh dunia termasuk juga di Indonesia, Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada nogara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TBC) merupakan peayakit infoksi penyebab Kematian dengan urvtan atas atau angka kematian (nortalitas) inggi, angka kejadian penyakit (morbidita), diagnosis dan terapi yang cukup lama. Penyakit TBC dapat menyehabkan kematian terutama menyerang pada usia produktif (15-S0 tahun) dan anak-anak. Dan dari satu literature disebutkan $0 % penderita TIBC akan meninggal setelah $ tahun bila tidak di obat. Di Indonesia TBC merupakan penyebab Kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan tiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia, Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini sotiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit moncul satu pendcrita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat rmenit sokali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Mengingat besamyamasalah TBC serta Iuasnya masalah semoga tulisan ini dapat bermanfaat. 1.2 Tujuan, 12.1 Tujuan Umum Untuk memahami asuhan keperawatan anak dengan Tuberkulosis aru, 1.2.2. Tujuan Khusus 1. Mengetabui definisi dari Tuberkulosis paru 2. Mengetahui penyebab terjadinya Tuberkulosis para 3. Mengotabui tanda dan gejala terjadinya Tuberkulosis paru 4, Mengetabui komplikasi yang dapat timbul saat_mengalami ‘Tuberkulosis para 5. Mengetahui tindakan yang dilakukan dalam menangani pasion yang mengalami Tuberkulosis part 1.3 Manfaat 1, Bagi penulis adalah agar dapat memperoleh pengetahuan yang. lebih mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system peruafasan khususnya TB par 2. Bagi mahasiswa agar pengetabuan dapat dikembangkan _ketika ‘mempelajari Keperawatan Anak. BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian 1) Tuberkulosis (TBC) adalah _—penyakit —akibat —kuman Mycobakterium tuberkculosis sistemis schingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokesi terbanyak di pary par yang biasanya ‘merupakan lokasiinfeksi primer (Arif Mansjoer, 2000). 2) Tuberkulosis paru adalah penyakit infoksius yang terutama menyerang parenkim paru, Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubub Jainnya, erutama meningen, ginjal, tulang, dan nodus lime (Suzanne dan Brenda, 2001) 3) Tuberkulosis paru adalah penyakitinfeksius, yang tervtama menyerang parcnkim paru (Smeltzer, 2001), 4) Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggelkan adalah TBC) adalah suatu penyaki yang disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium tuberculosis (id wikipedia org), Berdasarkan beberapa definisi mengenai tuberkulosis diatas, maka dapat dirumuskan bahwa tuberculosis (TB) paru adalah suatu penyakit infeksius yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. yang _menyerang parenkim paru, bersifatsistemis schingga dapat mengenai organ tubu lain, ‘erutama meningen, tulang, dan nodus lime, 2.2 Btiologi ‘Agens infeksius utama, mycobakterium tuberkulosis adalah batang aerobik taban asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas an sinar ulta violet, dengan ukuran panjang 1-4 /um dan tcbal 0.3 ~ 0,6/um. Yang tergolong kuman mycobakterium tuberkulosis kempleks adalah: + Mycobakterium tuberculosis + Varian asian + Varian african I + Varian asfrican IT + Mycobakterium bovis, Kelompok Kuman mycobakterium tuberkulosis dan mycobakterial cthetan Th (mott, atipyeal) adalah + Mycobacterium eansasti + Mycobacterium avium + Mycobacterium intra cetulase + Mycobacterium serofulaceum + Mycobacterium malma eerse + Mycobacterium xenopi 2.3 Klasifikasi a. Pembagian secara patologis + Tuberkulosis primer ( Child hood tuberculosis ) + Tuberkulosis post primer ( Adult tuberculosis ) . Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu + Tuberkulosis Paru BTA positif. + Tuberkulosis Paru BTA negative c. Pembagian secara aktfitas radiologis + Tuberkulosis paru ( Koch pulmonal ) aktif. + Tuberkulosis non aktif + Tuberkulosis quiesent ( batuk aktif yang mulai sembuh ) 4. Pembagian secara radiologis ( Luas lesi) + Tuberculosis minimal, yaitu terdapatnya sebagian kecil infitrat non Kapitas pada satu paru maupun kedua para, tapi jumlabnya tidak ‘melebihi satu lobus paru. + Moderateli advanced tuberculosis, yaitu, adanya kapitas dengan diameter tidak lebih dari 4 cm, jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu bagian paru. Bila bayangannya kasar tidak lebih dari satu pertiga bagian satu paru. + For advanced tuberculosis, yaitu terdapatnya infiltrat dan kapitas yang ‘melebihi keadaan pada moderateli advanced tuberculosis. c. Berdasarkan aspek Kesehatan masyarakat pada tahun 1974 American Thorasic Society memberikan klasifikasi baru: + Karegori O, yaitu tidak pernah terp 1 dan tidak terinfeksi, iwayat kontak tidak pemah, tes tuberculin negatf. + Kategori I, yaitu terpajan tuberculosis tetapi tidak tebukti adanya infoksi sini riwayat kontak positif, tes tuberkulin negatif. + Kategori Il, yatu terinfeksi tuberculosis tapi tidak sabit + Kategori Il, yatu terinfeksi tuberculosis dan sakit. £ Berdasarkan terapi WHO membagi tuberculosis menjadi 4 Kategori + Kategori I: ditujukan terhadap kasus baru dengan sputum positif dan asus baru dengan batuk TT berat + Kategori Il + ditujukan terhadap kasus kamb uh dan kasus gagal dengan sputum BTA posit. + Kategori II ditujukan terhadap Kesus BTA negatif dengan Kelainan para yang tidak Iuas dan kasus TB ekstra para selain dari yang disebut dalam kategori L + Kategori IV : ditujukan terhadap TB kronik. 24 Patofisiologi Ponularan tuberculosis para terjadi Karena kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini apat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap Kuman dapat taban selama bethari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partixel infeksi ini tethisap oleh orang sehat akan rmencmpel pada jalan nafas atau paru-paru, Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya kurang dari $ mikromiimeter Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon invunitas perantara sel, Sel efektomya adalah makrofag sedangkan limfosit (biasanya sel T ) adalah imunoresponsifnya, Tipe inmunitas seperti ini basanya Iokal, molibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limposit dan limfokinnya. Raspon ini desebut sebagai reaksi hipersensitfitas (Iambat). Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diiehalasi sebagai unit yang tendiri dari 1-3 basil, Gumpalan basil yang besar cendrung tertahan dihidung dan cabang bronkus dan tidak menyobabkan penyakit ( Dannenberg 1981 ). Sotelah berada diruang alveolus biasanya dibagian bawah Jobus tas paruparu atau dibagian atas lobus bawab, basil tberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Loukosit polimorfonuklear tampak Gidacrah terscbut dan memfagosit baktcria namun tidak -membunuh organisme ini. Sesudah hari-hari pertama leukesit akan digantikan oleh makrofag . Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejsla pneumonia akut, Peumonia seluler akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa atau proses akan berjalan terus dan bakteri akan terus Gifagosit atau berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar melalui getah boning menvju kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infitrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu schingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limposit. Reaksi ini buruh waktu 10-20 hari Nokrosis pada bagian sentral menimbulkan gambangan seperti keju yang biasa disebut neisosis kaseosa, Daerah yang tetjadi nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast menimbulkan respon yang berbeda Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang akhimya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuber. Lesi primer paru dinamakn fokus ghon dan gabungan terserangnya xelenjar getah bening regional dan lesi primer dinamakan Kompleks ghon. Respon lain yang dapat terjadi didaerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan eair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan Kavitas, Materi tuberkel yang dilepaskan dari dinding Kavitas akan masuk kedalan percabangan trakeobronkbial, Proses ini dapat terulang lagi Kebagian para lain atau terbawa kebagian laring, telinga tengah atau usus Kavitas yang kecil dapat menutup sckalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen brokus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapt dekat dengan perbatasan bronkus rongga. Bahan perkejuan dapat mengental schingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan dan lesi mirip dengan lesi kapsul yang terlepas. Keadaan ini dapat dengan tanpa gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan brokus schingge menjadi peradangan aktif. Penyakit dapat menychar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang lolos dari Kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah alam jumlah kecil, kadang dapat menimbulkan lesi pada oragan lain. Jenis penyeban ini disebut limfohematogen yang biasabya sembuh sendiri Penyebaran hematogen biasanya merupakan fenomena akut yang dapat menyebabkan tuberkulosis milier Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingea banyak organisme yang masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar keorgan-organ Ininnya, 2.8 Pathway Mycobacterium tuberculosis 4 Masuk trakwus respiratorius \ Tinggal d alveoli 4 Mk Resco Pertahar mer ing inf ae “~ cthsiintizmasi Ly respon og Gangguan eum ‘ | sputum dan | igertermi Galan 1 ce 1 nafas tidak efektif MK J 4 MK : Gangguan pertukaran gas 4 4 t Pelepasan medi Reopen tubuh kimia seperti histamin, menurun bradikinin dan prostaglandin J Ba sfeks muntah MK: Nyer 1 Obstruksi Anoreksia 1 MK : Gangguan keseimbangan nutris 2.6 Manifestasi Klinis Gojala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala Xhusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat, Gambaran secara Klinis tidak terlalu Khas terutama pada kasus baru, sehingga eukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara Klinik. 4. Gojala sistemik/umum, antara lain scbagai berikut + Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakanmalam hari disertai_keringat_malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul + Penurunan nafsu makan dan berat badan + Batuk-batuk sclama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), + Perasaan tidak enak (malaise), lemab. b. Gojata kbusus, antara lain sebagai berikut + Tergantung dari organ tubub mana yang terkena, bila terjai sumbatan sebagian bronkus (Saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “meng”, suara nafas melemah yang disertai sesak + Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluban sakit dada + Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infoksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada elit di atasnya, pada mara ini akan Keluar cairan nanah, + Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. 2.7 Komplikasi Menurut Depkes RI (2002), merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada penderita tuberculosis paru stadium lanjut yaitu 10 Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian Karena syok hipovolemik atau Karena tersumbatnya jalan napas. Atelektasis (paru_mengembang kurang sempumna) atau kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial. Bronkicktasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis (pembentukan, Jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru Penycbaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, dan sinjal 2.8 Pemeriksaan penunjang » 2 3) 4) 3) 6 7) 8) Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit Ziebl Nelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) positif untuk basil asam cepat ‘Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi posit (area durasi 10 mm) terjadi 48 — 72 jam setolah injeksi intra dermal. Antigen ‘menunjukan infeksi masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara Klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat dituronkan atau infoksi disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV, Foto thorax ; dapat menunjukan infiltisi lesi awal pada area parv ats, simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan :menunjukan Iebih Iuas TB dapat masuk rongga arca fibrosa. Histologi atau Kultur jaringan (termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan serebrospinal, biopsi kelit ) positif untuk mycobakterium tubrerkalosis. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa menunjukan nekrosis. Elektrolit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex :Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada ‘TB paru luas. a GDA dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada par, 9) Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan peourunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis 1uas) 2.9 Penatalaksanaan Dalam pengobatan TTB paru dibagi 2 bagian 1. Jangka pendek. Dengan tata cara pengobatan: setiap hari dengan jangka wakta 13 bulan + Sweptomisin inj 750 mg + Pas 10mg + Ethambutol 1000 mg + Isoniazid 400 mg Kemudian difanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah setiap 2 x seminggu, selama 13 — 18 bulan, tetapi setelah petkembangan pengobatan ditemukan terapi. Therapi TB par dapat dilakukan dengan minum obat saa, obat yang diberikan dengan jenis + INH. + Rifampicin + Ethambutol Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan 2. Dengan menggunakan obat program TB pari kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan sputum BTA (+ ) dengan kombinasi chat © Rifampicin Isoniazid (INH), ‘+ Ethambutel 2

You might also like