You are on page 1of 3

MODUL 5 PEMERIKSAAN MATA MIOPI DAN HIPERMETROPI

Ahmad Nurianto ( 081411731025 )


Kelompok V
Dosen : Fadli Ama S.T., M.T.,
Tanggal Percobaan : 1/12/2015
Fisika Medis
Laboratorium Tekno, Fak. Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Abstrak

I.

Pada percobaan ini mencari besar derajat lensa negatif pada miopi dan lensa positif pada
hipermetropi. Praktikan diharapkan dapat menentukan derajat lensa tersebut untuk kepentingan
diri sendiri maupun dalam pengaplikasian pada orang lain. Menggunakan peralatan set lensa
coba dan bingkai percobaan , dengan lensa yang membantu praktikan membaca hingga jelas dan
tidak pusing sesuai prosedur yang ditentukan.
Kata kunci : miopi, hipermetropi, lensa positif-negatif.
meningkatkan terjadinya miopi( Sehat
Pendahuluan
2006 ).
Mata merupakan salah satu panca indera
yang sangat penting bagi kehidupan manusia
dan penglihatan merupakan hal yang sangat
penting dalam menentukan kualitas hidup
manusia.
Di Indonesia terutama anak anak
remaja yang keluarganya golongan ekonomi
menengah keatas mempunyai angka
kejadian miopi yang semakin meningkat.
Banyak faktor yang menyebabkan miopi
salah satu faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan miopi adalah aktivitas
penglihatan yang secara dekat.
Hampir seluruh murid di sekolah
manapun di Indonesia rata rata
mempunyai telivisi , video game, dan
komputer. Tingginya akses terhadap media
visual ini apabila tidak diimbangi dengan
pengawasan yang baik dari orang tuanya
akan menimbulkan perilaku yang buruk
seperti jarak lihat yang terlalu dekat serta
kurangnya istirahat mata, tentunya dapat

II. Dasar Teori


Miopi ( Rabun jauh )disebabkan jarak
titik api lensa mata terlalu pendek atau lensa
mata terlalu cembung. Titik api adalah pusat
pertemuan sinar yang sudah dipecah oleh
lensa.Jadi, sinar yang masuk jatuh di
depan retina sehingga mata tidak dapat
melihat
benda
jauh.
Untuk menolong penderita miopi (rabun
jauh) harus menggunakan kacamata dengan
lensa cekung (negatif). Lensa cekung ini
akan menempatkan bayangan tepat pada
retina.
Hipermetropi ( Rabun dekat )
disebabkan oleh keadaan fisik lensa mata
yang terlalu pipih atau tidak dapat
mencembung dengan optimal. Titik api
lensa
berada
di
belakang
retina
sehingga mata tidak dapat melihat bendabenda yang dekat. Penderita hipermetropi
dapat
dibantu
menggunakan kacamata
berlensa
cembung.
Dengan
lensa

cembung, sinar yang jatuh di belakang retina


akan dikembalikan tepat pada retina.
III. Metodologi
3.1 Alat dan bahan
1. Bingkai percobaan
2. Seperangkat set lensa coba
3. Kartu Snellen
4. Gagang lensa coba
3.2 Prosedur kerja
Praktikan
mata
normal,
miopi,dan
hipermetropi memposisikan duduk sejauh 6
m, mengenakan gagang lensa coba dengan
bergantian menutup mata kanan-kiri dengan
penutup mata.

Praktikan harus membaca huruf pada


bingkai percobaan hingga batas normal (6/6>100%). Mata miopi membutuhkan bantuan
lensa
negatif
dan
hipermetropi
membutuhkan bantuan lensa positif, dengan
derajat lensa yang sesuai.

Diperoleh data besar derajat lensa untuk


setiap praktikan baik pada mata kanan dan
mata kiri.
IV. Hasil dan Analisis
Tabel miopi
N
S
Kiri
O (dioptri)
1
Amin
-0.25
2
3
4
5

Ahmad
Bilawal
Ryan
Ferry

-2
-0.5

Kana
n
-0.75
-2
-

Keteranga
n
Silinder
0.75 Kiri
Normal
Normal
-

Tabel hipermetropi
N
S
Kir
O
(dioptri)
i
1
Amin
2
Ahmad
3
Bilawal
4
Ryan
5
Ferry
-

Kana
n
-

Keteranga
n
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

Tabel diatas berisi data kondisi mata


setiap praktikan dan besar derajat lensa yang
dibutuhkan untuk setiap praktikan.
Dari tabel diketahui beberapa
praktikan merupakan penderita cacat mata,
yaitu Amin, Ahmad dan Ferry penderita
mata miopi dengan masing masing individu
Amin mata sebelah kiri besar derajat lensa
negatif 0.25 dan mata sebelah kanan 0.75
dengan keterangan penderita silinder mata
kiri, Ahmad mata kanan dan kiri derajat
lensa negatif 2 dan Ferry derajat mata kiri
0.5..
Besar
derajat
lensa
tersebut
menyatakan kebutuhan praktikan untuk
menggeser jatuhnya letak bayangan agar
tepat pada retina sehingga saat membaca
pada jarak 6 m dapat membca dengan jelas
dan tidak pusing hingga batas normal. Untuk
bagian hipermetropi dikarenakan para
praktikan termasuk golongan individu
dengan rentan usia muda maka belom ada
yang menampakkan tanda tanda akan
adanya cacat mata hipermetropi. Beberapa
faktor yang menyebabkan cacat mata adalah
usia, asupan vitamin serta pola serta
kebiasaan seseorang dalam memperlakukan
mata mereka.
V. KESIMPULAN
Miopi dapat terjadi karena bola mata
yang
terlalu panjang atau
karena
kelengkungan kornea yang terlalu besar
sehingga cahaya yang masuk tidak
difokuskan secara baik dan objek jauh
tampak buram. Penderita penyakit ini tidak
dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong

dengan menggunakan kacamata negatif


(cekung).
Rabun
dekat
atau hipermetropi merupakan cacat mata
yang terjadi karena lensa mata tidak dapat
mencembung atau tidak dapat berakomodasi
sebagaimana mestinya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Ama, Fadli, S.T., M.T., Akif Rahmatillah,
S.T., MT. 2014.Pedoman Praktikum Fisika

Medis.Surabaya. Universitas Airlangga :


Departemen Fisika Fakultas Sains dan
Teknologi
http://rizkigaluhway.blogspot.co.id/p/makala
h-ipa-dasar-miopi-dan-hipermetropi.html
http://allaboutoptics14.blogspot.co.id/2013/0
3/kelainan-cacat-pada-mata.html

You might also like